Melihat hal ini, Risa segera menjelaskan, "Dia adalah sopirnya Rania. Dia datang jauh-jauh, jadi kami mengajak dia makan bersama.""Oh." Heru mengangguk pelan, lalu duduk di hadapan Surya dan Rania. Kemudian, dia melemparkan tasnya ke atas meja."Pelayan, sajikan makanannya," teriak Risa dengan cepat.Namun, saat ini Heru berkata sambil melambaikan tangannya, "Nggak perlu terburu-buru.""Oke, oke." Risa segera menghentikan pelayan.Heru tersenyum, lalu berkata sambil memandang Rania, "Kamu Bu Rania, 'kan?""Nggak perlu sungkan. Aku hanya seorang karyawan," kata Rania dengan tenang.Heru kembali bertanya, "Aku dengar kamu baru saja diangkat menjadi manajer umum Lintang Harapan?""Ya."Heru berkata sambil terkekeh, "Lintang Harapan adalah perusahaan besar, nggak seperti kota kecil seperti ini. Pencapaian perusahaanku sudah seperti ini, nggak bisa berkembang lagi.""Pak Heru juga merupakan pemuda yang memiliki talenta," kata Rania.Heru tersenyum tipis. Kemudian, dia menatap Surya sambil
Heru berkata sambil terkekeh, "Benar, tapi Bu Rania lebih baik memperhatikan identitasmu. Sama seperti sopirku, dia bahkan nggak memasuki pintu ini. Hanya dengan menjaga jarak, bawahan baru bisa menghormatimu. Tindakanmu ini sangat mudah membuat mereka memiliki pikiran buruk dan melewati batas.""Kamu nggak perlu khawatir tentang hal itu," jawab Rania.Setelah memikirkan kata-kata Heru, Surya merasa ada benarnya, tapi dia tidak begitu menyetujuinya.Pada saat ini, pintu dibuka oleh seorang pelayan. Kemudian, seorang pria paruh baya berkepala botak dan perut buncit berjalan masuk dengan perlahan.Heru segera berdiri dan memperkenalkan kepada semua orang. "Semuanya, ini pamanku, Ifan Haryanto."Risa segera berdiri, berlari mendekat, lalu menjabat tangan Ifan sambil berkata, "Aduh, akhirnya hari ini aku bisa bertemu dengan Pak Ifan. Kamu sangat sibuk, tapi masih meluangkan waktu untuk bertemu kami. Kami benar-benar beruntung."Ifan terkekeh. Kemudian, dia menjabat tangan dengan Risa denga
Mendengar ini, amarah Ifan mereda. Namun, dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Ini pertama kalinya kita bertemu. Ini juga merupakan peristiwa yang membahagiakan bagi kedua anak kita. Demi Rania, aku nggak mempermasalahkan hal ini. Tapi, aku harap nggak ada lain kali.""Maaf, lain kali nggak akan lagi." Risa meminta maaf berulang kali, kemudian dia kembali berkata, "Heru, terakhir kali aku memberitahumu tentang masalah putraku memasuki kota. Sekarang, pamanmu ada di sini. Bisakah kamu memutuskannya sekarang?"Setelah Risa selesai berbicara, dia memandang mereka dengan penuh harap.Surya tiba-tiba memahami kenapa Risa begitu mengkhawatirkan masalah Rania, ternyata demi masa depan putranya.Memikirkan hal ini, Surya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.Ketika Risa melihatnya, dia langsung berteriak, "Apa maksudmu?""Nggak apa-apa." Di depan Rania, Surya tidak ingin menghina keluarganya, jadi dia menahannya.Risa merasa seakan telah dihina. Dia berkata sambil me
Heru memandang Surya dan Rania sambil berkata dengan perlahan, "Nggak ada seorang pun berani bersikap nggak sopan padaku. Keluarga Sukmaja akan membayar konsekuensi atas tindakanmu hari ini.""Apa yang ingin kamu lakukan?" kata Rania dengan marah.Heru berkata sambil mendengus dingin, "Apa yang aku lakukan? Kamu akan tahu nanti. Sekarang, suruh anak ini berlutut dan mengakui kesalahannya. Aku masih bisa memaafkan kalian. Semuanya masih belum terlambat.""Angan-anganmu terlalu tinggi, Pak Heru," kata Surya dengan tenang.Ekspresi Heru menjadi masam. Saat ini, Ifan berkata sambil melambaikan tangannya, "Oke, apa maksudmu?"Ketika Heru mendengar ini, dia duduk dengan marah sambil menatap Surya."Bukannya aku mau membicarakanmu." Ifan berkata sambil mengerutkan keningnya, "Masalah menjadi seperti ini. Kelak, bagaimana aku keluar menemui orang-orang? Apakah aku masih seorang pemimpin?""Maaf, Pak Ifan. Anak ini yang menyebabkan masalah. Sebenarnya, Rania nggak ada hubungannya dengannya. Dia
Sebagai seorang tokoh di kota, bagaimana mungkin Heru bisa menanggung penghinaan seperti itu?Setelah itu, dia pasti akan melakukan sesuatu.Surya berencana menaklukkan Heru untuk memberitahunya betapa kuatnya dia. Dengan demikian, kelak Heru tidak mencari masalah kepada orang tuanya Rania.Adapun hal yang ingin dilakukan Heru, Surya tidak mempermasalahkannya.Surya akan memikirkan rencana untuk menghadapi masalah yang menimpanya. Bagaimana mungkin dia tidak bisa menghadapi Heru?Saat ini, bibi kedua, Risa merasa kesal hingga hampir gila. Dia melihat Surya dengan tatapan ingin menelannya hidup-hidup.Namun, saat ini mereka sudah membongkar keburukan Risa. Jadi, Surya tidak ingin memperhatikannya sama sekali.Hanya orang tua Rania yang terlihat sedih dan menghela napas.Saat ini, Heru berjalan masuk dan duduk dengan tidak sungkan. Risa ingin meminta maaf, tapi Heru malah berkata sambil melambaikan tangannya, "Kamu nggak perlu mengatakan apa-apa."Seketika, Risa langsung terdiam di sana.
"Kamu pikirkan caranya. Bagaimanapun, kamu nggak boleh berkelahi. Aku tahu kamu bisa mengalahkan mereka. Kalau seseorang terbunuh, kamu bukan hanya akan tertimpa masalah, orang tuaku juga nggak bisa tinggal di sini lagi," kata Rania dengan ekspresi memohon.Surya berkata sambil menghela napas, "Aku akan mencoba yang terbaik."Pada saat ini, Heru berjalan juga keluar dari Ruang VIP. Kemudian, dia memandang Surya dan Rania yang berdiri di aula sambil tertawa terbahak-bahak."Kenapa kalian nggak pergi? Ayo pergi," teriak Heru.Orang tua Rania dan Risa juga berjalan keluar. Saat melihat situasinya, mereka semua terlihat cemas. Masalah besar akan terjadi.Ketika belasan pria pengangguran melihat bosnya berjalan keluar, mereka semua menyapa sambil berteriak ke pintu. Mereka menunggu Heru memberi perintah.Wajah Heru menunjukkan senyum bangga.Di Kota Fajar, tidak ada hal yang tidak berani mereka lakukan, apalagi takut pada seseorang.Pada saat ini, dua mobil Audi perlahan berhenti di depan p
Surya bahkan mengenal Diki?Dia adalah penanggung jawab Badan Pengawas Obat dan Makanan Provinsi. Posisi Diki sangat tinggi sehingga membuat orang-orang takut padanya. Bagaimana Surya bisa mengenalnya?Hal yang lebih mengerikan lagi adalah Diki justru menyapa Surya terlebih dahulu dan berjabat tangan dengannya. Surya bahkan tidak mendekati Diki. Apa maksudnya ini?Meskipun posisi Ifan tidak tinggi, dia juga merupakan seorang anggota departemen. Jadi, dia memahami situasi itu.Untuk sesaat, Ifan terlihat ketakutan hingga betisnya menjadi lemas. Dia bahkan merasa pandangannya menjadi gelap.Heru juga menujukkan ekspresi ngeri. Dia adalah orang yang berpengalaman. Setelah melihat tanda pangkat Diki, dia sudah mengetahui betapa menakutkannya pangkat orang ini.Meskipun Heru terbiasa mendominasi di Kota Fajar, di depan level ini, dia bukanlah siapa-siapa. Bahkan pamannya pun tidak ada apa-apanya.Meskipun orang tua Rania dan Risa tidak mengetahui identitas Diki.Namun, melihat sikap Ifan ya
Diki tertawa. Kemudian, dia menuangkan teh untuk Surya sambil bertanya, "Kenapa kamu datang kemari? Raka nggak bersamamu?""Kampung halamanku di sini, aku kembali mengunjungi makam kakekku. Raka punya urusan, biasanya kami nggak banyak berhubungan." Surya sengaja mengesampingkan hubungannya dengan Raka. Bagaimanapun, identitasnya dan Raka cukup istimewa.Diki berdeham dengan ekspresi terkejut. Kemudian, dia berkata, "Ternyata begitu, kalau ada waktu lebih baik kembali untuk melihat-lihat.""Ngomong-ngomong, aku dengar ada pabrik makanan di sini, apakah kamu akan pergi?" tanya Surya.Saat Diki mendengar ini, dia menjawab sambil terkekeh, "Aku datang khusus untuk memeriksa pabrik itu. Aku memeriksa kondisi kesehatan sekitar di pagi hari, lalu pergi ke Pabrik Makanan Cemara sore hari ini."Tubuh Ifan hampir terjatuh. Kemudian, dia berusaha sekuat tenaga untuk berpegangan pada kursi agar tubuhnya tidak terjatuh.Wajah Heru menjadi pucat. Dia hampir pingsan di tempat.Keduanya memahami bahw
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di