Share

Bab 240

Heru berkata sambil terkekeh, "Benar, tapi Bu Rania lebih baik memperhatikan identitasmu. Sama seperti sopirku, dia bahkan nggak memasuki pintu ini. Hanya dengan menjaga jarak, bawahan baru bisa menghormatimu. Tindakanmu ini sangat mudah membuat mereka memiliki pikiran buruk dan melewati batas."

"Kamu nggak perlu khawatir tentang hal itu," jawab Rania.

Setelah memikirkan kata-kata Heru, Surya merasa ada benarnya, tapi dia tidak begitu menyetujuinya.

Pada saat ini, pintu dibuka oleh seorang pelayan. Kemudian, seorang pria paruh baya berkepala botak dan perut buncit berjalan masuk dengan perlahan.

Heru segera berdiri dan memperkenalkan kepada semua orang. "Semuanya, ini pamanku, Ifan Haryanto."

Risa segera berdiri, berlari mendekat, lalu menjabat tangan Ifan sambil berkata, "Aduh, akhirnya hari ini aku bisa bertemu dengan Pak Ifan. Kamu sangat sibuk, tapi masih meluangkan waktu untuk bertemu kami. Kami benar-benar beruntung."

Ifan terkekeh. Kemudian, dia menjabat tangan dengan Risa denga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status