‘Hallo, Sayang. Ada apa? Kangen, ya? Hm?’Ratih tersenyum sembari menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.“Enggak perlu aku jawab, kan?”Dito terkekeh di seberang sana. Nyatanya, walau Ratih bukan istrinya, tetapi Dito bisa menjamah alam raganya dengan leluasa. Tak perlu dipaksa, bahkan Ratih dengan sukarela mempersilakan sang mantan pacar menyalurkan rasa.‘Eh, tumben nelepon? Suami kamu udah berangkat ngojek emang?’“Dia udah kuusir dari rumah.”‘Hah? Serius?’“Hm, hm. Kami sudah bercerai.”Dito menganga tak percaya. ‘Cerai? K-kamu enggak lagi bercanda, kan, Yang?’“Untuk apa aku bercanda, Sayang? Si miskin itu udah tahu jejak-jejak cinta yang kamu tinggalkan di badan aku,” jawab Ratih santai. “Yaudah, sih, sekalian aja aku ngaku kalau dia udah enggak ada lagi di hati aku.”‘Terus, terus?’“Ya terus si Wildan jatuhin talak, deh.”Dito terdiam.“Sekarang kita bebas mau ngapain aja, Sayang. Enggak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Aku akan cepat urus surat cerai biar secepatnya kita
Last Updated : 2024-01-12 Read more