Beranda / Pernikahan / Crazy Marriage / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Crazy Marriage: Bab 1 - Bab 10

70 Bab

Bab 1. Menolak Perjodohan  

“Dad, aku tidak mau dijodohkan! Usiaku masih 19 tahun, Dad!” Vintari berseru dengan cukup tinggi, menolak di kala ayahnya ingin menjodohkannya dengan anak dari teman baik ayahnya itu.Robby menatap dingin Vintari. “Vintari, perjodohan ini sudah aku atur. Kau tidak bisa menolak. Lagi pula kenapa dengan usiamu masih 19 tahun? Menikah muda itu bagus. Saat anakmu nanti sudah besar, kau masih muda.”Vintari melebarkan mulut dan matanya, menganga tak percaya akan apa yang dikatakan oleh ayahnya itu. “Come on, Dad. Jangan bercanda. Aku masih ingin menikmati hidupku. Aku belum mau menikah.”Robby mendekat pada Vintari. “Vintari, keluarga Ducan banyak membantu kita. Daddy bisa menjadi ahli bedah senior dan mendapatkan gaji besar, karena tak luput dari kedekatan Daddy pada keluarga Ducan.”Vintari menatap tak percaya ayahnya itu. Gadis cantik berusia 19 tahun itu rasanya hampir kehilangan kewarasannya. Vintari bahkan masih duduk di bangku kuliah. Tak pernah terbesit sedikit pun Vintari akan men
Baca selengkapnya

Bab 2. Lagi Lagi Terkena Sial

Vintari melebarkan kedua tangannya di kala pagi menyapa. Gadis itu menyibak selimut turun dari ranjang, dan segera menuju ke kamar mandi. Dia ingin segera berangkat kuliah demi menghindar dari orang tuanya.“Vintari.” Jenny melangkah masuk ke dalam kamar, mendekat pada VintariVintari mendesah panjang menatap ibunya ada di depannya. “Ada apa, Mom?”“Hari ini kau tidak usah kuliah. Kau temani Mommy dan Daddy,” jawab Jenny seraya membelai pipi Vintari.Vintari mendengkus. “Mom, hari ini aku ada ujian. Aku tidak bisa bolos kuliah.”“Sweetheart, jangan berbohong. Tadi Mommy sudah menghubungi kampus, menanyakan tentang kelasmu, dan hari ini kau sama sekali tidak ada ujian.” Jenny mengecup kening Vintari.Vintari berdecak pelan, menatap jengkel ibunya. Gadis itu ketahuan bohong. Well, memang dia tak memiliki ujian, tapi dia lebih memilih untuk masuk kuliah daripada menemani kedua orang tuanya pergi. Pasalnya, dia enggan mendengar percakapan orang tuanya yang membahas tentang perjodohan.“Mo
Baca selengkapnya

Bab 3. Gadis Ceroboh

Bibir Vintari menganga terkejut akan apa yang dia dengar. Manik mata amber gadis itu mengerjap beberapa kali, tak sama sekali menyangka. Selama ini, dia tak terlalu tahu tentang Keluarga Ducan, karena memang dia tak tertarik untuk banyak tahu.Astaga, kepala Vintari hampir pecah mengetahui kenyataan ini. Kebetulan yang sangat menyebalkan. Ternyata dirinya sudah bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya dalam moment yang tak disangka-sangka.“Dad? Kau tidak bilang padaku kalau gadis yang akan dijodohkan denganku masih sangat kecil.” Zeus lebih dulu bersuara, memberikan komentar pedas, menatap ayahnya yang ada di hadapannya. Manik mata pria itu menunjukkan menuntut penjelasan sang ayah.David tertawa pelan mendengar ucapan putranya. “Zeus, usia Vintari sudah di atas 18 tahun. Jadi sudah masuk dalam kategori dewasa. Dia cantik dan manis. Sangat cocok untukmu.”Zeus mendesah kasar sambil mengumpat pelan. Dia tidak mengira sama sekali kalau dirinya akan dijodohkan oleh anak kecil.
Baca selengkapnya

Bab 4. Kerumitan yang mencekam

“Terima kasih sudah mengantarkanku pulang, dan terima kasih sudah mengajakku makan.” Vintari berucap sedikit ketus pada Zeus yang berdiri di hadapannya. Ya, sepulang dari rumah sakit, pria itu langsung mengajak Vintari makan bersama, karena atas permintaan orang tua mereka. Pun selama makan bersama, tak ada percakapan yang terjalin di antara mereka.“Masuklah ke rumahmu.” Zeus segera meminta Vintari untuk masuk ke dalam, karena pria itu ingin segera pergi.“Zeus, wait.” Vintari menahan lengan Zeus. “Kita belum membahas tentang perjodohan kita.”Zeus menatap dingin dan tegas pada Vintari. “Apa yang ingin kau bahas? Bukankah permintaan orang tuamu dan ayahku sudah sangat jelas?”Vintari berdecak pelan. “Zeus, memangnya kau menerima perjodohan ini?”Zeus melangkah mendekat pada Vintari. “Ini bukan tentang menerima atau menolak, tapi aku lebih memilih menjalankan. Aku malas berdebat dengan kedua orang tuaku.”“Zeus, tapi kita tidak saling mencintai.” Vintari berkata begitu resah.Zeus ter
Baca selengkapnya

Bab 5. Pria yang Tak Bisa Diprediksi

“Vintari, antarkan dokumen ini pada Zeus. Dokumen ini milik Paman David, tapi kau berikan saja pada Zeus.” Jenny memberikan dokumen yang ada di tangannya, pada Vintari. Tampak raut wajah gadis itu berubah jengkel. Baru saja gadis itu pulang kuliah, tapi malah sudah disuruh hal yang menyebalkan.“Mom, kau bisa meminta sopir untuk mengantarkan pada Zeus.” Vintari memberi saran, sekaligus tersirat menolak. Gadis itu enggan untuk bertemu dengan pria menyebalkan.Jenny melipat tangan di depan dada. “Mommy ingin kau yang mengantar ini pada Zeus. Ini dokumen penting. Kau tidak usah menyetir. Kau bersama sopir saja. Nanti pulangnya, biar Zeus yang mengantarmu pulang.”Vintari berdecak pelan. “Mom—”“Vintari, Mommy dengar dari sopir kalau mobilmu masuk bengkel, karena menabrak. Apa itu benar?” Jenny langsung memotong ucapan Vintari, dan sontak membaut raut wajah Vintari memucat panik.“Ah, itu. A-aku menabrak mobil teman kampusku, tapi aku sudah menyelesaikannya. Kau tidak usah khawatir, Mom,”
Baca selengkapnya

Bab 6. Karena Dirimu!

Vintari menghela napas panjang setelah menutup pintu kamarnya. Dia masih berdiri, bersandar pada pintu, sambil mendekap tasnya di dada. Ucapan Zeus tadi membuat hati dan pikirannya menjadi terusik. Sialnya, kata-kata Zeus sangat melekat padanya—seolah bagaikan magnet yang menempel.'Seks tidak harus saling mencintai. Di luar sana, banyak sekali pernikahan bisnis tanpa didasari cinta. Kita hidup di dunia nyata, Vintari, bukan di negeri dongeng seperti pemikiranmu.'Semakin dipikir, logikanya semakin menampik kalimat itu. Demi apa pun, dia tidak akan pernah bisa berhubungan seks tanpa cinta. Baginya, semua hal intim harus didasari oleh cinta. Pemikiran yang sangat kuno. Namun, itulah Vintari.“Pria itu memang sudah gila karena menganggap menikah dan seks adalah sebuah pekerjaan. Kenapa bisa pria gila itu menjadi seorang dokter?” gumamnya, sambil melempar tas ke atas sofa yang terletak di ujung tempat tidurnya. Dia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Kedua tangannya terentang lebar, deng
Baca selengkapnya

Bab 7. Gadis Menyebalkan dan Merepotkan

Vintari meringis menahan nyeri saat perawat mencabut selang infus dari tangannya. Matanya terpejam rapat karena tak ingin melihat darahnya yang sedikit naik pada ujung selang dekat jarum. Hal itu membuat Zeus memicingkan matanya, heran dengan sikap Vintari yang menurutnya terlalu berlebihan.Setelah perawat tadi keluar dari kamar rawat, Zeus menyilangkan tangannya di depan dada, sambil bersandar pada dinding dekat sofa. “Ceroboh, tak bisa merawat diri sendiri, dan takut dengan jarum. Benar-benar ciri khas dari gadis kecil,” ucapnya sinis.Vintari menoleh sambil mengerutkan keningnya. Sorot matanya terlihat ganas, seakan ingin menelan pria yang terus-terusan membuatnya kesal. “Sebagai informasi, aku tidak takut jarum, ya!” sanggahnya.Zeus menyeringai tak percaya, lalu menurunkan kedua tangannya dan berjalan menuju pintu. “Cuci muka dan rapikan rambutmu. Setelah ini, aku akan mengantarmu pulang,” ucapnya, sesaat sebelum dia benar-benar menutup pintu kamar.Vintari mengerang sambil mere
Baca selengkapnya

Bab 8. Ciuman Tak Terduka

Langkah kaki Jenny yang telah bersiap untuk masuk rumah tertahan karena deru pelan dari mobil milik Zeus yang berhenti di depan rumah. Senyum lebar tersungging di bibirnya saat melihat Vintari turun dari sisi lain mobil itu.“Wow, kalian hari ini juga berdua?” sapa Jenny riang bahagia.Vintari mendesah pasrah saat melihat ibunya berjalan menghampiri mereka. Dia berharap ibunya tak melihat dirinya bersama dengan Zeus, tapi sayangnya malah ibunya melihat. Jika sudah seperti ini, makai bunya pasti akan berpikir dirinya mulai membuka hati untuk Zeus. Ah menyebalkan sekali!Zeus yang menyadari situasi itu, segera turun dari mobil dan memberi salam pada Jenny. “Selamat malam, Nyonya Rivers.”‘Kenapa pria itu ramah sekali pada Mom? Ah! Harusnya dia menunjukkan sifat buruk, agar Mom tidak suka padanya,’ gerutu Vintari dalam hati.Vintari ingin Zeus bersikap dingin, angkuh, dan tak ramah pada ibunya, agar ibunya tak suka pada pria itu. Jika Zeus menunjukkan sifat buruk, pastinya ibunya akan me
Baca selengkapnya

Bab 9. Pertolongan Pertama untuk Orang Asing

Keheningan membentang di balik suasana canggung. Dua insan yang berada dalam posisi intim masih belum menyadari posisinya. Mereka seakan hanyut akan kecelakaan tersebut. Namun dalam hitungan detik keduanya sadar bahwa ini adalah sebuah hal yang tidak benar.Manik amber Vintari terbelalak saat menyadari posisi intim itu. Secepat kilat, gadis itu bangkit berdiri susah payah. Dia merapikan gaun yang dipakainya. Pun Zeus juga melakukan hal yang sama. Mereka saling memalingkan pandangan saat mata mereka beradu.Kecanggungan terjadi di antara keduanya. Bibir Vintari menempel tak sengaja ke bibir Zeus. Debar jantung gadis itu berpacu kencang seolah ingin berhenti berdetak. Ya Tuhan! Sangat memalukan! Vintari rasanya ingin bersembunyi di kutub utara.“Pilih saja gaun itu. Itu cocok di tubuhmu,” ucap Zeus tanpa melihat Vintari. Pria itu seolah bersikap acuh dan tak peduli tentang apa yang terjadi.Vintari berusaha mengabaikan apa yang telah terjadi, sama seperti Zeus. Dia melihat pantulannya d
Baca selengkapnya

Bab 10. Sikap Aneh Zeus

Pelukan hangat berhasil memberikan ketenangan dalam diri Vintari. Gadis itu meringkuk dalam pelukan Zeus seperti anak kecil yang ingin dilindungi. Lalu secara perlahan Vintari melepaskan pelukan itu.“Kau baik-baik saja, kan?” tanya Zeus memastikan.Vintari mengangguk merespon ucapan Zeus. “A-aku permisi. Aku ingin ke toko buku.”Tanpa menunggu respon dari Zeus lagi, Vintari memutuskan untuk berbalik ke arah toko buku. Rasa cemasnya telah berkurang berkat pelukan Zeus yang menenangkan. Namun, tubuhnya tak bisa berbohong. Lututnya masih terasa lemas saat melangkah, membuatnya berjalan sempoyongan seperti ingin pingsan. Detik selanjutnya, tiba-tiba gadis itu telah berada di gendongan Zeus yang berjalan santai menuju mobilnya.“Zeus, turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!” protes Vintari sambil berusaha untuk mendorong dada pria itu dari tubunya.Alih-alih menuruti ucapan Vintari, Zeus justru semakin mengeratkan gendongannya dan membuat gadis itu susah untuk bergerak.“Zeus, please. Turun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status