Home / Pernikahan / Crazy Marriage / Bab 5. Pria yang Tak Bisa Diprediksi

Share

Bab 5. Pria yang Tak Bisa Diprediksi

last update Last Updated: 2023-12-26 17:12:59

“Vintari, antarkan dokumen ini pada Zeus. Dokumen ini milik Paman David, tapi kau berikan saja pada Zeus.” Jenny memberikan dokumen yang ada di tangannya, pada Vintari. Tampak raut wajah gadis itu berubah jengkel. Baru saja gadis itu pulang kuliah, tapi malah sudah disuruh hal yang menyebalkan.

“Mom, kau bisa meminta sopir untuk mengantarkan pada Zeus.” Vintari memberi saran, sekaligus tersirat menolak. Gadis itu enggan untuk bertemu dengan pria menyebalkan.

Jenny melipat tangan di depan dada. “Mommy ingin kau yang mengantar ini pada Zeus. Ini dokumen penting. Kau tidak usah menyetir. Kau bersama sopir saja. Nanti pulangnya, biar Zeus yang mengantarmu pulang.”

Vintari berdecak pelan. “Mom—”

“Vintari, Mommy dengar dari sopir kalau mobilmu masuk bengkel, karena menabrak. Apa itu benar?” Jenny langsung memotong ucapan Vintari, dan sontak membaut raut wajah Vintari memucat panik.

“Ah, itu. A-aku menabrak mobil teman kampusku, tapi aku sudah menyelesaikannya. Kau tidak usah khawatir, Mom,” ucap Vintari cepat berdusta. Tak mungkin dirinya menceritakan pertemuan menyebalkannya dengan Zeus. Bisa-bisa, ibunya akan menyangka kalau dirinya memang benar berjodoh dengan Zeus.

Jenny mengangguk-anggukan kepalanya. “Kalau begitu anggap saja ini hukuman dari Mommy.”

What?” Kening Vintari mengerut, menatap bingung ibunya.

Jenny mendekat. “Ya, hukumannya adalah kau harus mengantarkan dokumen ini untuk Zeus. Tidak ada penolakan, karena ini hukuman untukmu.”

Mata Vintari melebar. “Oh, Mom. Please.”

“Vintari, hukumanmu bisa jauh lebih berat kalau kau melawan. Sekarang cepat antar dokumen ini pada Zeus,” ucap Jenny yang tak ingin dibantah.

Vintari mencebikkan bibirnya kesal pada sang ibu. “Ke mana aku harus mengantar dokumen ini?” tanyanya menahan kesal. Terpaksa, dia harus mengikuti apa yang diinginkan oleh ibunya.  

“Ke rumah sakit. Jam seperti ini pasti Zeus masih ada di rumah sakit.” Jenny membelai pipi Vintari, dan memberikan kecupan di sana.

Vintari mengangguk dengan wajah yang masih kesal. Detik selanjutnya, dia melangkah pergi meninggalkan ibunya tanpa mengatakan apa pun. Terlihat senyuman di wajah Jenny terlukis melihat Vintari patuh padanya.

***

Vintari turun dari mobil di kala sopirnya sudah mengantarkan ke lobi rumah sakit. Gadis itu langsung masuk ke dalam lobi, hendak menuju ruang kerja Zeus. Namun, tiba-tiba tatapan Vintari menatap terkejut Zeus bersama dengan perawat tengah mendorong brankar. Raut wajah Vintari nampak memucat melihat di atas brankar terbaring pasien yang berlumuran darah.

“Siapkan ruang operasi,” seru Zeus seraya berlari mendorong brankar.

“Baik, Dok,” jawab sang perawat.

“Zeus—” Vintari mengejar Zeus, lalu pria itu pun sempat melirik Vintari sekilas, tapi sayangnya Zeus tak mengatakan apa pun. Zeus yang begitu terburu-buru segera masuk ke dalam ruang operasi bersama dengan pasien dan para perawat.

Vintari mendesah panjang menatap ruang operasi yang sudah tertutup. Dia duduk di kursi yang ada di sana sambil menatap dokumen yang ada di tangannya. Entah apa isi dokumen ini. Harusnya jika dokumen ini untuk ayah Zeus, maka dirinya mengantar pada ayah Zeus, bukan pada Zeus. Sungguh, dia tak mengerti dengan cara pikir ibunya.

“Nona Vintari Rivers?” seorang pria melangkah menghampiri Vintari.

Vintari mengalihkan pandangannya, menatap bingung pria itu. “Ya? Kau siapa?”

“Nona, perkenalkan saya Evan, asisten Tuan Zeus Ducan. Beliau berpesan pada saya, meminta Anda untuk menunggu beliau di ruang kerjanya,” jawab pria bernama Evan memberi tahu.

Vintari mengangguk. “Thanks, aku akan ke ruang kerjanya.”

“Silakan, Nona.” Evan tersenyum sopan.

Vintari membalas senyuman Evan, lalu bangkit berdiri, dan melangkah menuju ke ruang kerja Zeus. Setibanya di ruang kerja Zeus, dia duduk di sofa dan meletakan dokumen di tangannya di sampingnya. Gadis itu menguap beberapa kali di kala rasa ngantuk menyerang. Pulang dari kampus langsung menuju ke rumah sakit. Wajar saja jika sekarang Vintari mengantuk.

Perlahan, Vintari membaringkan tubuhnya di sofa. Sayup-sayup, mata Vintari mulai terpejam ketika dia tak sanggup lagi menahan kantuknya. Gadis itu benar-benar tertidur pulas, sampai lupa di mana dirinya berada.

Beberapa jam berlalu …

Zeus melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya, mendapati Vintari yang tertidur pulas di sofa. Pria itu meletakan stetoskop ke atas meja, lalu mendekat pada Vintari yang terlelap. Zeus menggelengkan kepalanya melihat Vintari begitu terlelap.

“Vintari.” Zeus menepuk bahu Vintari, membangunkan gadis itu, tapi sayangnya gadis itu tak kunjung bangun. Malah yang ada gadis itu menjadikan tangan Zeus seperti guling.

Zeus berdecak kesal. “Vintari, bangun!” serunya dengan nada sedikit keras.

Vintari tersentak terkejut. Gadis itu mengendarkan matanya ke sekitar menatap dirinya berada di ruang kerja Zeus. Dalam hitungan detik, ingatan Vintari tergali bahwa dia diminta ibunya untuk mengantarkan dokumen pada Zeus. Namun, sialnya dirinya malah tertidur di ruang kerja pria itu. Benar-benar memalukan!

Vintari menatap sedikit malu Zeus. “Maaf, aku tertidur di kantormu.”

“Kenapa kau ke sini?” tanya Zeus tanpa mengindahkan ucapan maaf Vintari.

Vintari memberikan dokumen di tangannya pada Zeus. “Ibuku memintaku mengantarkan dokumen ini untukmu. Ibuku bilang dokumen ini untuk ayahmu.”

Zeus mengambil dokumen itu, dan membaca sekilas. “Aku akan memberikan pada ayahku. Dia sekarang sedang pergi ke Chicago.”

Vintari menganggukan kepalanya. “Oke, hm, kau bisa antar aku pulang atau tidak? Aku tidak menyetir mobil. Aku diantar sopir. Ibuku bilang, aku harus meminta antar kau untuk pulang, tapi kalau kau sibuk, aku akan naik taksi saja.”

Zeus mengembuskan napas panjang, lalu bangkit berdiri. “Tunggu lima menit. Aku harus mengganti pakaianku. Nanti aku akan mengantarmu pulang.”

Vintari kembali menganggukan kepalanya. Kemudian, Zeus masuk ke dalam ruang ganti.

Tak selang lama, ketika Zeus sudah selesai mengganti pakaiannya, dia mengajak Vintari pergi meninggalkan ruang kerjanya, menuju mobilnya. Terlihat Vintari menurut dan memilih untuk tak mengatakan apa pun.

Sepanjang perjalanan, Vintari melirik Zeus yang begitu serius tengah mengemudikan mobil. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Ada sesuatu hal yang ingin Vintari katakan, tapi dirinya masih belum berani berbicara.

“Bagaimana operasi tadi? Apa berjalan lancar?” tanya Vintari ingin tahu.

“Ya, semua berjalan lancar,” jawab Zeus datar.

Zeus terdiam sebentar. “Zeus, aku ingin membahas tentang perjodohan kita. Menurutku—”

“Siapa pria yang kau sukai?”  Zeus melirik Vintari sekilas, memotong ucapan gadis itu.

“Hm?” Mata Vintari sedikit melebar, menatap bingung Zeus.

“Kau bilang padaku kemarin, ada pria yang kau sukai,” ucap Zeus dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Vintari mendesah pelan. “Dia adalah seniorku di kampusku. Aku sangat mencintai dia, Zeus.”

“Kau dan dia sepasang kekasih?”

“Tidak, kami belum menjalin hubungan.”

“Jadi maksudmu, kau diam-diam menyukai dia?”

“Iya, dia tidak tahu perasaanku. Aku selama ini diam-diam mengamatinya dari kejauhan.”

Zeus melirik sekilas tak peduli pada Vintari. “Kalau begitu, kau bisa dengan mudah melupakannya, dan jalani perjodohan ini sesuai yang diinginkan orang tuamu dan orang tuaku.”

Vintari mendecakkan lidahnya. “Zeus, kau tidak bisa menyamakan pernikahan layaknya pekerjaan.”  

Zeus tersenyum tipis. “Menikah, dan memiliki anak. Semua orang di dunia ini menginginkan pola kehidupan seperti itu, kan? Jadi cukup anggap ini pekerjaan.”

Vintari mendengkus tak suka. “Zeus, menikah itu tetap harus saling mencintai. Bagaimana bisa punya anak kalau tidak saling mencintai.”

Zeus menepikan mobilnya, dia mendekatkan wajahnya pada wajah Vintari. Sontak, tindakan pria itu membuat Vintari menjadi salah tingkah. Jarak yang begitu dekat dan intim membuat saraf di dalam tubuh Vintari tak berfungsi dengan baik. Aroma parfume maskulin pria itu menyeruak ke indra penciuman Vintari.

“Z-Zeus—” Vintari menjadi gugup dan salah tingkah.

Zeus menarik dagu Vintari, menatap tajam gadis itu, dan berdesis, “Seks tidak harus saling mencintai. Di luar sana, banyak sekali pernikahan bisnis tanpa didasari cinta. Kita hidup di dunia nyata, Vintari, bukan di negeri dongeng seperti pemikiranmu.” 

Vintari meneguk saliva-nya susah payah mendengar ucapan Zeus yang menusuk.

Related chapters

  • Crazy Marriage   Bab 6. Karena Dirimu!

    Vintari menghela napas panjang setelah menutup pintu kamarnya. Dia masih berdiri, bersandar pada pintu, sambil mendekap tasnya di dada. Ucapan Zeus tadi membuat hati dan pikirannya menjadi terusik. Sialnya, kata-kata Zeus sangat melekat padanya—seolah bagaikan magnet yang menempel.'Seks tidak harus saling mencintai. Di luar sana, banyak sekali pernikahan bisnis tanpa didasari cinta. Kita hidup di dunia nyata, Vintari, bukan di negeri dongeng seperti pemikiranmu.'Semakin dipikir, logikanya semakin menampik kalimat itu. Demi apa pun, dia tidak akan pernah bisa berhubungan seks tanpa cinta. Baginya, semua hal intim harus didasari oleh cinta. Pemikiran yang sangat kuno. Namun, itulah Vintari.“Pria itu memang sudah gila karena menganggap menikah dan seks adalah sebuah pekerjaan. Kenapa bisa pria gila itu menjadi seorang dokter?” gumamnya, sambil melempar tas ke atas sofa yang terletak di ujung tempat tidurnya. Dia menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Kedua tangannya terentang lebar, deng

    Last Updated : 2024-04-23
  • Crazy Marriage   Bab 7. Gadis Menyebalkan dan Merepotkan

    Vintari meringis menahan nyeri saat perawat mencabut selang infus dari tangannya. Matanya terpejam rapat karena tak ingin melihat darahnya yang sedikit naik pada ujung selang dekat jarum. Hal itu membuat Zeus memicingkan matanya, heran dengan sikap Vintari yang menurutnya terlalu berlebihan.Setelah perawat tadi keluar dari kamar rawat, Zeus menyilangkan tangannya di depan dada, sambil bersandar pada dinding dekat sofa. “Ceroboh, tak bisa merawat diri sendiri, dan takut dengan jarum. Benar-benar ciri khas dari gadis kecil,” ucapnya sinis.Vintari menoleh sambil mengerutkan keningnya. Sorot matanya terlihat ganas, seakan ingin menelan pria yang terus-terusan membuatnya kesal. “Sebagai informasi, aku tidak takut jarum, ya!” sanggahnya.Zeus menyeringai tak percaya, lalu menurunkan kedua tangannya dan berjalan menuju pintu. “Cuci muka dan rapikan rambutmu. Setelah ini, aku akan mengantarmu pulang,” ucapnya, sesaat sebelum dia benar-benar menutup pintu kamar.Vintari mengerang sambil mere

    Last Updated : 2024-04-23
  • Crazy Marriage   Bab 8. Ciuman Tak Terduka

    Langkah kaki Jenny yang telah bersiap untuk masuk rumah tertahan karena deru pelan dari mobil milik Zeus yang berhenti di depan rumah. Senyum lebar tersungging di bibirnya saat melihat Vintari turun dari sisi lain mobil itu.“Wow, kalian hari ini juga berdua?” sapa Jenny riang bahagia.Vintari mendesah pasrah saat melihat ibunya berjalan menghampiri mereka. Dia berharap ibunya tak melihat dirinya bersama dengan Zeus, tapi sayangnya malah ibunya melihat. Jika sudah seperti ini, makai bunya pasti akan berpikir dirinya mulai membuka hati untuk Zeus. Ah menyebalkan sekali!Zeus yang menyadari situasi itu, segera turun dari mobil dan memberi salam pada Jenny. “Selamat malam, Nyonya Rivers.”‘Kenapa pria itu ramah sekali pada Mom? Ah! Harusnya dia menunjukkan sifat buruk, agar Mom tidak suka padanya,’ gerutu Vintari dalam hati.Vintari ingin Zeus bersikap dingin, angkuh, dan tak ramah pada ibunya, agar ibunya tak suka pada pria itu. Jika Zeus menunjukkan sifat buruk, pastinya ibunya akan me

    Last Updated : 2024-04-23
  • Crazy Marriage   Bab 9. Pertolongan Pertama untuk Orang Asing

    Keheningan membentang di balik suasana canggung. Dua insan yang berada dalam posisi intim masih belum menyadari posisinya. Mereka seakan hanyut akan kecelakaan tersebut. Namun dalam hitungan detik keduanya sadar bahwa ini adalah sebuah hal yang tidak benar.Manik amber Vintari terbelalak saat menyadari posisi intim itu. Secepat kilat, gadis itu bangkit berdiri susah payah. Dia merapikan gaun yang dipakainya. Pun Zeus juga melakukan hal yang sama. Mereka saling memalingkan pandangan saat mata mereka beradu.Kecanggungan terjadi di antara keduanya. Bibir Vintari menempel tak sengaja ke bibir Zeus. Debar jantung gadis itu berpacu kencang seolah ingin berhenti berdetak. Ya Tuhan! Sangat memalukan! Vintari rasanya ingin bersembunyi di kutub utara.“Pilih saja gaun itu. Itu cocok di tubuhmu,” ucap Zeus tanpa melihat Vintari. Pria itu seolah bersikap acuh dan tak peduli tentang apa yang terjadi.Vintari berusaha mengabaikan apa yang telah terjadi, sama seperti Zeus. Dia melihat pantulannya d

    Last Updated : 2024-04-23
  • Crazy Marriage   Bab 10. Sikap Aneh Zeus

    Pelukan hangat berhasil memberikan ketenangan dalam diri Vintari. Gadis itu meringkuk dalam pelukan Zeus seperti anak kecil yang ingin dilindungi. Lalu secara perlahan Vintari melepaskan pelukan itu.“Kau baik-baik saja, kan?” tanya Zeus memastikan.Vintari mengangguk merespon ucapan Zeus. “A-aku permisi. Aku ingin ke toko buku.”Tanpa menunggu respon dari Zeus lagi, Vintari memutuskan untuk berbalik ke arah toko buku. Rasa cemasnya telah berkurang berkat pelukan Zeus yang menenangkan. Namun, tubuhnya tak bisa berbohong. Lututnya masih terasa lemas saat melangkah, membuatnya berjalan sempoyongan seperti ingin pingsan. Detik selanjutnya, tiba-tiba gadis itu telah berada di gendongan Zeus yang berjalan santai menuju mobilnya.“Zeus, turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!” protes Vintari sambil berusaha untuk mendorong dada pria itu dari tubunya.Alih-alih menuruti ucapan Vintari, Zeus justru semakin mengeratkan gendongannya dan membuat gadis itu susah untuk bergerak.“Zeus, please. Turun

    Last Updated : 2024-04-23
  • Crazy Marriage   Bab 11. Dibuat Menunggu Seperti Orang Bodoh

    Vintari menghentikan kakinya secara otomatis saat melihat sosok yang dia kenal sedang berjalan keluar dari fakultas kedokteran. Niatnya untuk masuk ke perpustakaan langsung dialihkan dengan mengejar sosok itu.“Zeus!” teriak Vintari cukup keras memanggil Zeus.Zeus menoleh, dan mendapati Vintari yang sedang berlari kecil menuju tempatnya berdiri. Pria itu menghela napas panjang, tapi tetap menunggu sampai gadis itu berdiri di depannya.“Kebetulan sekali melihatmu di sini. Aku ingin membicarakan masalah persiapan pernikahan kita. Kau ada waktu, kan?” tanya Vintari cepat.Zeus tak menjawab. Dia hanya melihat Vintari selama beberapa detik, lalu melengos begitu saja, meninggalkan Vintari yang sedang terbengong karena sikap tidak sopannya. Tampak mata gadis itu melebar tak percaya melihat Zeus yang pergi begitu saja. Demi menjaga harga dirinya yang semakin terluka, Vintari akhirnya membiarkan Zeus pergi. Pandangannya masih tertuju pada pria itu dengan segudang pertanyaan yang belum terjawa

    Last Updated : 2024-04-24
  • Crazy Marriage   Bab 12. Buka Pakaianmu!

    Zeus membiarkan Vintari untuk melepas genggamannya. Dia tidak marah karena tamparan itu dan justru berusaha untuk maklum karena telah membiarkan Vintari menunggunya selama lima jam.“Kau sengaja melakukan ini semua padaku, kan? Kau senang melihatku seperti ini!?” teriak Vintari, sambil memukul dada bidang Zeus berkali-kali. “Apa aku terlihat murahan di matamu? Sialan kau, Zeus! Jika boleh memilih, aku juga tidak akan pernah mau menikah dengan lelaki seperti dirimu!”Vintari meledakkan kemarahannya akibat dibuat menunggu lima jam. Semua perempuan di belahan dunia mana pun akan melakukan kemarahan seperti Vintari, jika dibuat menunggu berjam-jam, dan tanpa kabar sama sekali.Zeus hanya diam dengan eskpresi datar tanpa melawan sedikit pun. Semua kecewa dan kemarahan Vintari dia telan bulat-bulat. Pun dia mengerti kenapa sampai Vintari semarah ini padanya. Penyebab utama memang salah dirinya.“Kau benar-benar jahat. Bahkan setelah aku memakimu seperti ini, kau tetap bersikap dingin dan di

    Last Updated : 2024-04-24
  • Crazy Marriage   Bab 13. Terjebak Badai Salju

    Seketika raut wajah Vintari berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Zeus. Sepasang iris mata ambernya menunjukkan keterkejutan nyata. Gadis itu panik sekaligus takut mendengar permintaan gila dari Zeus Ducan.“Kau mau apa?!” Vintari berteriak, kembali menyilangkan kedua tangannya di dada. Setelah terpaksa menerima situasi dirinya harus berbagi kamar malam ini dengan Zeus, dan sekarang dengan entengnya pria itu menyuruhnya untuk membuka pakaian. Tentu saja Vintari tak bisa lagi berpikir positif.Zeus memijit pelipisnya karena lagi-lagi Vintari menyalah artikan ucapannya. “Kau pikir aku mau apa? Aku menyuruhmu untuk ganti pakaianmu. Memangnya kau mau semalaman pakai gaun itu?” balasnya jengkel. Jika bukan karena adanya badai salju yang lebat, sudah pasti Zeus ingin sekali segera memulangkan gadis itu ke rumahnya.Vintari menunduk, memindai dirinya sendiri dan menghela napas. Semburat merah seketika menyebar pada wajahnya. Di depannya, Zeus berjalan pelan lalu menyentil dahi Vintari pe

    Last Updated : 2024-04-24

Latest chapter

  • Crazy Marriage   Bab 70. Ending Scene (TAMAT)

    Pesta ulang tahun Ares yang keempat diadakan mewah di salah satu hotel berbintang lima. Zeus dan Vintari selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ares tampak bahagia di kala banyak teman-temannya yang turut hadir dalam acara pesta ulang tahunnya. Bukan hanya teman, tapi banyak keluarga yang datang.Andre, Zayn, dan Jace juga turut hadir membawakan kado untuk Ares. Tentu saja bocah laki-laki itu senang sekali mendapatkan banyak hadiah. Tiba ketika peniupan lilin, Ares langsung meniup lilin dan memberikan kue pertama untuk ibunya, ayahnya, lalu kedua kakek dan neneknya secara bergantian. Tidak lupa Ares memberikan potongan kue kecil untuk Viona, dan terakhir dia berikan pada Andre, Zayn, dan Jace.Acara semakin meriah. Pembawa acara mampu membuat para tamu undangan tertawa-tawa. Ares tampak sangat senang bisa bermain dengan teman-temannya di hari yang special. Namun, tak ada yang menyadari bahwa Zayn sedikit menjauh daru kerumunan pesta.“Kenapa kau di sini?” Vintari menghampi

  • Crazy Marriage   Bab 69. Extra Part VI

    Irene dan Jenny mendatangi mansion Vintari dan Zeus. Mereka sibuk membahas tentang pesta ulang tahun Ares yang ke 4 tahun. Tentu setiap tahun ulang tahun Ares selalu dirayakan dengan meriah dan mewah. Hotel berbintang menjadi langganan mereka di kala Ares berulang tahun. Meski masih kecil tapi Ares sudah bergelimang kasih sayang dari keluarganya.Zeus sudah berangkat ke rumah sakit pagi-pagi sekali. Dia memiliki jadwal untuk operasi. Ares pun sudah berangkat sekolah, sedangkan Viona tengah dijaga oleh pengasuh. Saat ini Vintari tengah menyaksikan perdebatan antara Irene dan Jenny yang membahas konsep ulang tahun Ares yang sebentar lagi akan dilaksanakan.“Irene, lebih baik ulang tahun Ares bernuansa biru,” kata Jenny tak mau kalah.“Jenny, tahun lalu sudah biru, kenapa tahun ini tetap biru juga? Tidak berinovasi itu,” jawab Irene jengkel.Vintari memijat keningnya mendengar perdebatan ibunya dan ibu mertuanya. Dia bersyukur ibunya dan ibu mertuanya sangat menyayangi Ares. Namun, terka

  • Crazy Marriage   Bab 68. Extra Part V

    Zeus melangkah masuk ke dalam rumah, mendapati sang istri tertidur pulas di sofa ruang tengah. Pria itu mendekat, dan tersenyum. Dia yakin pasti Vintari menunggunya pulang dari klub malam. Padahal dia sudah meminta Vintari untuk tidur duluan, dan tak usah menunggunya. Namun bukan Vintari namanya jika tidak keras kepala.Zeus tak ingin mengganggu Vintari yang tertidur lelap. Dia memutuskan untuk menggendong sang istri—memindahkan tubuh istrinya ke dalam kamar. Saat sudah tiba di kamar, dia membaringkan Vintari ke ranjang empuk. Pun dia menarik selimut untuk menutupi tubuh sang istri.Zeus sudah melihat kedua anaknya telah terlelap. Pasti seharian ini Vintari fokus menjaga Ares dan juga Viona. Setelah lulus kuliah, istrinya itu tak pernah memikirkan tentang karir. Fokus utama Vintari adalah mengurusnya dan dua anaknya. Segala urusan tanggung jawab keuangan berada di tangan Zeus. Pria tampan itu tidak membiarkan Vintari harus pusing memikirkan keuangan.Zeus melangkah masuk ke dalam kama

  • Crazy Marriage   Bab 67. Extra Part IV

    “Akhirnya kau pulang. Dad pikir kau tidak ingat untuk pulang.” David menatap Zayn yang baru saja tiba di mansion. Irene—sang istri setia duduk di sampingnya. Sejak lulus kuliah, Zayn memutuskan untuk tinggal di penthouse pribadinya. “Maaf belakangan ini aku sangat sibuk, Dad.” Zayn mengecup kening Irene, lalu duduk di ruang bersantai di mana kedua orang tuanya berada. Sudah cukup lama Zayn tidak pulang ke rumah. Alasannya, itu karena dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun, meski jarang pulang, dia tetap menghubungi kedua orang tuanya untuk menanyakan kabar.Irene menatap cemas Zayn. “Sayang, apa tidak bisa kau tinggal di rumah ini saja? Mom dan Dad mencemaskanmu.”“Mom, aku sudah besar. Kau tidak usah mencemaskanku. Aku ingin hidup mandiri,” balas Zayn menenangkan sang ibu agar tidak mengkhawatirkannya.David mengembuskan napas kesal. “Kau sudah aku tawarkan untuk membuka law firm sendiri, tapi kenapa malah kau memilih untuk bekerja di law firm kecil? Zayn, kau membuang-buang

  • Crazy Marriage   Bab 66. Extra Part III

    Suara dentuman musik memekak telinga. Zayn berdiri di depan kursi bartender seraya menenggak vodka di tangannya hingga tandas. Sepulang bekerja dia pergi ke salah satu klub malam yang ada di Manhattan. Pria tampan itu enggan untuk langsung pulang. Rasa lelah menangani kasus, membuatnya memutuskan pergi ke klub malam. “Hi, Tampan. Ingin aku temani?” Seorang wanita cantik duduk di samping Zayn, memeluk lengan pria itu.Zayn menyingkirkan tangan wanita asing yang memeluk lengannya. “Pergilah. Aku tidak ingin diganggu.”“Come on, Tampan. Aku bisa memuaskanmu,” bisik wanita itu lagi menggoda.Zayn melayangkan tatapan tajam pada wanita itu. “Aku bilang pergi! Apa kau tuli?!”Raut wajah wanita itu berubah di kala Zayn membentak dirinya. Detik itu juga wanita itu pergi dengan raut wajah marah dan jengkel. Ini bukan pertama kali Zayn digoda. Sejak tadi banyak wanita cantik yang berusaha menggoda Zayn, tapi tidak ada satu pun yang menarik di mata Zayn.“Sepertinya bayang-bayang Vintari masih

  • Crazy Marriage   Bab 65. Extra Part II

    Zeus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah kota Manhattan. Vintari yang duduk di samping Zeus sampai memegang kuat seatbelt-nya. Beberapa kali Vintari menggumamkan doa. Di balik Vintari panik Ares menghilang, tapi wanita itu juga panik nyawanya melayang.“Sayang, a-aku takut kau khawatir pada Ares. Aku juga khawatir padanya. T-tapi Viona masih terlalu kecil untuk kita tinggal. Ares juga pasti akan kita temukan. Kasihan anak kita kalau mereka menjadi yatim piatu,” ucap Vintari panik.Zeus mendesah kasar. “Jangan berbicara konyol, Vintari. Aku tidak mungkin mengemudi seperti siput ketika anak pertamaku hilang, dan anak keduaku kau tinggal begitu saja.”“Anak kita, Zeus. Ares dan Viona juga anakku. Kan aku yang melahirkan mereka,” ucap Vintari sambil menekuk bibirnya sebal.Zeus tak mengindahkan ucapan Vintari. Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia sudah meminta keamanan di rumahnya untuk mencari keberadaan Ares. Dia memutuskan untuk menunggu di rumah. J

  • Crazy Marriage   Bab 64. Extra Part

    Beberapa tahun berlalu …Vintari berlari menelusuri koridor rumah sakit. Dia berada di Alpha Hospital untuk bertemu dengan sang suami. Dia tidak bisa menunggu sang suami di ruang kerja, karena ada hal penting yang harus dia bilang pada suaminya. Sekarang tujuan utama Vintari adalah ruang operasi. Perawat di depan mengatakan suaminya memiliki jadwal operasi. “Nyonya Ducan?” sang perawat menatap Vintari yang berdiri di depan ruang operasi, dengan napas terengah-engah.Vintari mengatur napasnya. “Apa suamiku sudah selesai operasi?” tanyanya cepat, dengan wajah panik.“Belum, Nyonya. Apa ada hal penting yang ingin Anda bicarakan pada Dokter Zeus?” tanya sang perawat lagi.Vintari mengangguk cepat. “Iya, ada hal penting yang ingin aku katakan pada suamiku.”“Baik, Nyonya. Saya akan sampaikan pada Dokter Zeus. Saya permisi.” Perawat itu segera masuk ke dalam ruang operasi.Vintari duduk di kursi panjang di depan ruang operasi. Napasnya masih terengah-engah akibat berlari. Tampak jelas waja

  • Crazy Marriage   Bab 63. Perfect Ending

    Beberapa tahun berlalu … Seorang bocah kecil berlarian di pelataran aula serba guna yang telah ramai dengan banyak orang. Dia berlari riang, sambil sesekali tertawa karena sang ayah tidak bisa menangkapnya.“Ares, stop! Kita harus segera masuk ke dalam,” seru Zeus yang dari tadi mencoba untuk menangkap putranya itu.Ares menatap Zeus, kemudian tertawa dan kembali berlari. Di belakang Zeus, semua keluarga hanya berdiri dan tertawa menyaksikan putra mahkota keluarga Ducan sedang beraksi.“Tidak terasa umur Ares sudah hampir dua tahun. Aku masih ingat sekali waktu menggendongnya untuk pertama kali,” ucap Jenny penuh haru.“Kau benar, waktu cepat sekali berlalu. Sekarang Ares sudah tumbuh dengan sangat baik.” Di samping Jenny, Irene yang juga terharu.Zeus menatap keduanya, kemudian menghela napas. “Seharusnya kalian mengeluarkan perasaan haru saat nanti melihat Vintari wisuda.”Robby dan David tertawa mendengar protes dari Zeus, tapi hal itu tidak berpengaruh pada kedua nenek yang masih

  • Crazy Marriage   Bab 62. Malam Menggelora

    Dentuman musik klub terdengar samar di dalam ruangan VIP yang seluruh dindingnya telah dipasang peredam suara. Jace terlihat sedang duduk dengan segelas whisky di tangannya, sedang menunggu seseorang yang telah dia pesan.Ketukan terdengar beberapa kali sebelum seorang pelayan membuka pintu, mengantar seorang perempuan dengan gaun ketat di atas paha, dan potongan dada rendah yang membuat isinya menyembul setengah.Jace menyeringai. Gerakan matanya menyuruh perempuan itu untuk mengunci pintu. Satu gelas yang masih kosong, dia tuang dengan whisky. “Welcome drink?” ucapnya.Perempuan itu tersenyum dengan lirikan mata menggoda. Tangannya meraih gelas dari Jace, kemudian menyesapnya sekali sambil memperhatikan sosok di depannya yang membuatnya bersemangat. Dia merasa puas dengan sosok tuan yang memperkerjakannya malam ini. Penampilan Jace yang tampan memang selalu menarik mata lawan jenis.“What’s your name, hm?” Jace menarik lengan perempuan itu sampai terduduk di pangkuannya.“Call me Lo

DMCA.com Protection Status