All Chapters of Kubalas Perbuatan Keluarga Suamiku : Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

Semoga mengerti

“Kenapa kamu nggak bilang dari awal, Nina? Kalau bilang dari awal kan kami bisa mengusahakan membantu. Abang abangmu yang lain akanmurka pada keluarga suamimu kalau tahu dia menjual suamimu demi melunasi hutang. Ini sudah benar benar keterlaluan,” ucap Bang Hadi terlihat murka. "Masalahnya rencana itu juga mereka sembunyikan dari Nina jauh-jauh hari. Nina sama sekali nggak tahu apa-apa dan Nina tahunya setelah Mas Ahmad dua hari nggak pulang dari rumah sakit untuk menemani wanita itu mau melahirkan. Awalnya kesal sekali karena mas Ahmad terlihat tidak menolak tetapi setelah melihat kondisi si wanita yang memang kritis karena mengidap penyakit kronis makanya Nina berusaha untuk ikhlas. Wanita itu mengidap kanker yang harus melakukan operasi saat hendak melahirkan dan bagaimana mungkin Nina berani untuk melabrak dia dan memaki dia di saat kondisinya juga antara hidup dan mati." Aku tahu ini adalah hal yang berat untuk keluargaku bisa menerima dengan mudah tetapi aku sudah menjelask
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Jangan sampai salah

Aku tidak diperbolehkan untuk ikut Bang Hadi menemui mas Ahmad. Aku diminta untuk menunggu kabar selanjutnya setelah bang Hadi pergi dari sana. Hari ini pun aku meminta untuk libur terlebih dahulu tidak berangkat ke rumah sakit karena harus menemani kakak iparku di rumah. Rasanya tidak etis kalau jauh-jauh datang dari luar kota tetapi malah sama aku ditinggal kerja."Kamu kerja di mana memangnya, Nin?" Tanya Mbak Aminah."Di rumah sakit Medika, sebenarnya cuman jadi asisten dokter saja dan nggak kerja yang kayak dokter-dokter begitu. Kebetulan yang jadi dokter itu teman Nina saat masih di bangku SMA. Dia juga yang ngebantu Nina buat deketin beasiswa di universitas yang sekarang jadi tempat kuliah Nina," ucapku yang bercerita apa adanya kepada sang kakak ipar.Kakak iparku yang satu ini berbeda dengan iparku yang biasa tinggal di rumah mertuaku. Istri dari Abang ini sangat ramah dan penyayang sehingga aku pun dekat dengan beliau sejak baru menikah. Orangnya tidak pernah menyinggung per
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

yakin?

Bang Ashraf datang ke rumah ini jam 16.00 sore karena dia tidak bisa meninggalkan pasien di rumah sakit. Bang Hadi pun memaklumi dan tidak bermasalah tentang hal itu karena memang seorang dokter tidak bisa sesuka hati untuk meninggalkan tempat bekerja. Datang dengan mengendarai mobilnya Bang Ashraf tiba sendirian di rumah ini. Dia tidak mengajak serta adiknya atau keluarganya yang lain karena memang Bang Hadi meminta untuk bertemu empat mata."Saya Hadi, abangnya Nina," ucap Bang Hadi memperkenalkan diri."Ashraf."Aku hendak menyajikan minuman untuk Bang Ashraf dan juga bang Hadi yang sudah duduk di ruang tamu. Mbak Aminah tidak ikut menguping dan memilih untuk membantuku menyediakan camilan di depan."Pantes kamu tidak keberatan dibantu sama dia, ganteng gitu orangnya," kekeh Mbak Aminah."Ganteng mah relatif, Mbak," jawabku.Tentu saja jika dibandingkan dengan mas Ahmad kalah jauh tetapi dulu juga Mas Ahmad sangat ganteng saat masih bujangan. Sekarang saja karena sudah menikah den
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

pulang

"Yakin?" tanya Bang Hadi.“Iya, Bang. Misal Abang khawatir saya akan meminta kembali, boleh kita lakukan perjanjian di atas materai. Saya sangat bersalah pada Nina lantaran dulu tak memperjuangkan dia mendapatkan restu keluarga saya. Jadinya, dengan apa yang saya lakukan kini, saya harap hidup saya akan lebih baik dan tertata. Setelah selama ini dibayang bayangi penyesalan tentunya, dengan begini saya merasa lebih baik. Sungguh, saya ikhlas. Bahkan, jika rumah ini menjadi milik Nina pun saya ikhlas. Saya tak pamrih asal dia selalu bahagia,” ucap Bang Ashraf membuatku benar benar terharu. Bagaimana tidak, sebegitu ikhlasnya sampai Bang Ashraf rela dan mau untuk melakukan tanda tangan di atas materai.“Baguslah kalau begitu, kamu benar benar lelaki yang sangat baik. Saya akan membawa Nina pulang,, sementara ini dia nggak bisa lanjut kerja. Dia masih tanggung jawab saya dan untuk kuliahnya, semoga nanti kami ada biaya untuk memberikan keringanan agar Mas Asraf nggak begitu berharap. Say
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

kembali

Bang Ashraf hanya mampir sebentar dan berbincang dengan ibu juga abang. Dia berpamitan setelah shalat isya dilakukan g.“Apa nggak sebaiknya nginap saja? Ini sudah malam dan sepertinya sebentar lagi mau hujan," ucap Ibu."Tidak usah Bu, saya sudah memesan hotel di Banjar sini dan sayang kalau nggak jadi dipakai.""Oh gitu ya? Ya sudah, hati-hati kalau begitu. Berani Memangnya keluar dari desa ini sendiri?" tanya Ibu."Nanti Hadi yang antar sampai ke gerbang desa depan." Bang Hadi menyela."Nggak papa Bang, saya bisa keluar dari desa ini sendiri.""Nggak apa apa, hitung-hitung balas budi saya dengan kebaikan kamu pada adik saya selama ini. Hanya mengantar ke depan pintu gerbang desa bukan mengantar ke depan pintu surga," jawab Bang Hadi membuat kami semua tersenyum dan tertawa mendengar.Ibu membawakan beberapa makanan khas daerah kami kepada bang Asraf dan aku pun mengantarnya sampai ke depan pintu. Merasa bersyukur dibantu oleh Bang Ashraf selama ini dan aku pun tersenyum saat dia p
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

kaget

Kami semua makan bersama secara lahap. Tidak ada lagi pembicaraan-pembicaraan konyol setelah tahu jika setelah ini kita akan membahas masalah serius. Ibu terlihat selalu memperhatikanku dan mengusap punggungku. Sepertinya Ibu sudah feeling dan merasa Jika aku memang selama ini tidak baik-baik saja."Yang sabar ya cah ayu, hidup itu memang tempatnya cobaan," ucap Ibu."Iya Bu."Akhirnya Hal Yang dinanti tiba. Bang Hadi mulai menceritakan apa saja yang sudah mereka tunggu-tunggu dari tadi."Sebenarnya Abang ini nggak tega kalau mau membahas tentang masalah ini dengan kalian yang sibuk dan lelah bekerja. Tapi tolong jangan salah paham terlebih dahulu karena memang Apa yang Abang ucapkan kali ini sudah Abang ributkan dengan Ahmad dan juga Nina."Wajah kedua Abang abangku menahan emosi ketika Bang Hadi menceritakan semuanya. Aku juga mendengar suara tangisan ibu dan aku melihat ada Mbak Aminah yang langsung memeluk ibu. Bang Hadi memelukku dan mengangguk, mengisyaratkan agar aku benar-be
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

ikut bang Angga

Setelah perdebatan dengan para abang-abangku itu akhirnya aku diputuskan untuk ikut bersama dengan bang Angga di Banyumas. Tepatnya daerah yang lebih dekat dengan tempat kuliahku. Dua hari aku bersama dengan ibu di kampung halaman setelah itu ikut berkemas menuju ke tempat Bang Angga."Nanti di sana jangan diulah ya Karena Abang kamu itu bakalan ngamuk kalau tingkah kamu nggak bener," ucap Bang Hadi."Iya, Bang. Memangnya kapan Nina pernah nggak bener?""Yang namanya manusia pasti ada salahnya. Abang Hanya mengingatkan supaya kamu nggak bablas kalau dekat-dekat sama Bang Angga yang kadang belok-belok," kekeh Bang Hadi."Ini uang saku selama di sana, nanti abang transfer untuk biaya minggu depan. Kalau kurang minta sama Angga," ucap Bang Cakra memberikan uang ratusan ribu kepadaku."Nina berasa jadi kayak anak TK yang mau pergi piknik," kekehku."Kamu memang selalu jadi anak TK di mata kami. Hati-hati di sana dan jaga kesehatan," ucap Bang Hadi sambil mengusap rambutku dan mengusap pi
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Kiara

.."Tadi Pak RT ya?""Iya. Setiap ada penghuni baru yang menginap pasti meminta identitas biar nggak dikira teroris atau orang berbahaya. Beruntung Abang masih simpan fotokopian yang dulu pernah Abang gunakan buat ngelamar kerja. Abang kopi banyak dan masih ada nama kamu di sana," ucap Bang Angga."Iya juga sih, kalau udah nggak ada nemeninnya pasti repot harus ke kantor polisi buat memastikan Aku adalah anaknya ibu.""Itulah gunanya kejujuran, jadi ketika kita berbicara tentang fakta Mereka pun tidak meragukan dan percaya saja.""Iya lah, si paling jujur," kekehku.Aku mandi terlebih dahulu sebelum menikmati makan malam dan aku diajak untuk masjid terdekat oleh Bang Angga."Abang Emang biasanya pergi ke masjid?" tanyaku."Memangnya tampang abangnya tampang preman atau gimana? Nggak percaya banget kalau abangnya ini orang yang baik dan soleh," ucap Bang Angga."Hehehe," kekehku.Bang Angga tampak menyapa beberapa orang yang datang ke masjid. Banyak mereka juga yang mempertanyakan aku
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

Uang lembur

Hari-hariku kini sudah tertata dengan rapi. Setiap pagi bangun selalu menyiapkan sarapan untuk aku dan Bang Angga lalu bersiap untuk pergi kuliah. Saat ini aku pun mengambil kuliah pagi karena bang Angga tidak memperbolehkanku untuk pergi malam-malam. Lagian, aku juga sudah tidak bekerja lagi di rumah sakit setelah semua abangku melarang. Selain karena alasannya jauh dari tempat pengangkat tinggal, mereka juga takut aku kelelahan.Tentu perhatian dari semua abang-abang ku itu membuatku merasa terharu sekaligus. Meskipun kadang kasihan melihat Bang Angga yang kelelahan Ketika pulang bekerja."Tumben akhir akhir ini pulangnya jadi malam?" Tanyaku pada bang Angga yang sampai di rumah setelah waktu salat Isya."Tadi ada kerjaan tambahan di bengkel dan abang ambil lembur biar bisa tambahin uang jajan kamu. Nih!" Dia memberikan uang lembaran hijau biru dan merah kepada ku."Kok dikasihkan sama aku?" Tanyaku."Itu buat sangu besok kamu kuliah. Pasti kebutuhan kuliah bukan hanya cuman transpo
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

Dosen Biologi

*Pagi aku sangat sibuk menyiapkan bekal untuk Bang Angga. Suara salam dari luar Bahkan tidak aku dengar dan aku pun menuju keluar setelah masakan selesai. Terlihat Bang Angga sedang berbincang dengan Kiara, wanita itu sedang menangis dan duduk di samping Bang Angga."Ya udah sih orang laki-laki nggak cuma dia aja kok. Sekiranya memang laki-laki itu nggak tulus sama kamu ya tinggalin aja! Kalian kan belum menikah jadi hal untuk putus nyambung itu sudah biasa. Lain kali carilah yang lebih dewasa biar nggak malah disakiti dan bikin aku jadi nggak tega lihatnya," ucap bang Angga yang terdengar seperti sedang menenangkan Kiara."Masalahnya aku udah …"Aku tidak ingin mendengarkan percakapan kedua orang di depan itu lebih lanjut dan memilih untuk mandi serta bersiap untuk kuliah. Daripada menguping pembicaraan orang dewasa lebih baik aku sibuk mempersiapkan diriku sendiri melakukan aktivitas hari ini. Sepertinya bang Angga memang ada hubungan dengan Kiara yang cukup serius entah itu sahaba
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status