Home / Romansa / Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 211 - Chapter 220

270 Chapters

Bab 211

Zyan dengan cepat menggeleng. “Bukan perkara itu, Ra. Kalau soal pekerjaan, Faisal itu sangat loyal dan bisa diandalkan.”Kerutan di kening Zahra semakin dalam. “Terus soal apa, Bang?” desaknya.Pria bercambang tipis itu menghela napas panjang. “Abang curiga Faisal diam-diam suka sama kamu,” ungkapnya.Netra Zahra seketika membola. “Yang benar saja, Bang? Ga mungkin deh. Perasaanku Pak Faisal sama aku sikapnya biasa saja, tidak istimewa atau coba pedekate. Itu perasaan Abang saja kali yang cemburu sama Pak Faisal,” sanggahnya.Zyan kembali menghela napas. “Dari awal ‘kan abang bilang curiga, Ra. Tidak menuduh dia secara langsung,” kilahnya.“Ya, aku tahu. Tapi atas dasar apa Abang curiga sama Pak Faisal?” cecar Zahra.“Tadi ‘kan abang sudah bilang kalau Faisal cuma bicara santai sama kamu. Sejauh yang abang tahu, dia tidak pernah seperti itu sama yang lain. Perkiraan abang, dia bakal melamarmu kalau abang tidak secepat itu nikah sama kamu.” Zyan memaparkan alasannya.“Ya wajar ‘kan ka
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Bab 212

“Ini beneran Bang Zyan ‘kan? Bukan orang yang menyamar jadi Abang?” Zahra menoleh ke sebelah kanannya. Mengamati pria yang sedang mengemudi itu dengan lekat.“Ya ini abanglah. Memangnya siapa yang berani menyamar jadi abang?” tukas Zyan yang merasa sedikit kesal.“Alhamdulillah kalau memang Abang. Aku takut bukan Abang karena beda dari biasanya,” ujar Zahra.Alis tebal Zyan bertaut. “Apanya yang beda? Perasaan abang tidak mengubah penampilan,” sergahnya.“Bukan penampilan Abang yang berubah, tapi sikap Abang,” timpal Zahra.Zyan semakin mengernyit. “Sikap abang mana yang berubah?” Wajah tampan itu tampak bingung.“Bang Zyan yang aku kenal itu selalu percaya diri, tapi hari ini kayanya hilang semua rasa percaya diri itu sampai merasa insecure. Padahal aku ini tidak ada apa-apanya dibandingkan wanita-wanita cantik di luar sana,” jelas Zahra.“Aku tidak pernah bergaul dengan pria lain kecuali untuk urusan pekerjaan. Aku tidak pernah pergi sendiri, selalu ada yang menemani. Daftar nama pr
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 213

“Aku percaya Abang sudah berubah jadi jauh lebih baik. Yang aku tidak percaya, wanita-wanita yang coba menggoda Abang meski tahu Abang sudah menikah dan punya anak. Apalagi aku sadar kalau aku kalah cantik dan seksi dari mereka,” jawab wanita berhijab itu.“Kamu cukup percaya sama Abang. Dengar ya, Ra. Kalau abang hanya ingin dapat wanita cantik dan seksi, sejak dulu abang sudah menikah. Tapi menikah itu bukan perkara fisik, tapi juga hati. Memang awal menikah, abang terpaksa, tapi akhirnya abang sadar kalau selama ini kamulah wanita yang abang cari. Wanita yang bisa membuat abang jadi lebih baik dan membuat abang nyaman,” beber Zyan.“Fisik itu bisa dipoles, Ra, beda sama hati dan sifat. Kamu tahu ‘kan bagaimana efek make up zaman sekarang? Orang yang biasa saja, begitu kena polesan make up orang yang ahli bisa berubah 180 derajat. Makanya abang lebih suka seperti kamu yang apa adanya. Dandan seperlunya dan tidak berlebihan. Mau dandan atau tidak, tetap cantiknya natural,” sambung sa
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 214

Begitu tiba di vila yang dituju, Zyan langsung melakukan check-in. Tak lupa dia membawa tas yang berisi perlengkapan Zayyan dan baju gantinya, sementara istrinya menggendong sang putra yang masih terlelap. Mereka kemudian diantar menuju vila yang dipesan oleh Zyan.“Assalamu’alaikum.” Zahra mengucap salam sebelum masuk ke vila yang sudah dibuka pintunya oleh petugas. Dia lantas membaringkan Zayyan di tengah tempat tidur sebelum melihat-lihat dalam vila.Usai mengucapkan terima kasih dan memberi tip, Zyan menutup dan mengunci pintu villa. Dia juga menutup gorden jendela agar tidak ada yang bisa melihat ke dalam vila. Bukannya mau melakukan sesuatu, Zyan mau menjaga saja kalau-kalau istrinya ingin melepas hijab di dalam vila. Pria itu tentu saja tidak mau kecantikan alami sang istri dinikmati oleh pria lain.“AC-nya abang turunin suhunya ya, Ra. Masih terasa panas ini,” lontar Zyan sambil memegang remote AC. Zayyan tidak betah tidurnya bila udaranya panas, karena itu sekarang di kamar
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 215

Zahra bukannya menjawab Zyan, malah tertawa kecil. Dia balas menatap sang suami melalui cermin di hadapannya. “Ya, tidak harus minggu depan juga, Bang. Masih banyak waktu lain,” ucapnya.“Abang masih ingin staycation sama kamu dan Zayyan, Ra. Apalagi hari ini kita tidak menginap.” Zyan tampak merengut.Zahra menghela napas panjang. “Abang ingin kita menginap di sini?” Dia terus menatap bayangan suaminya di cermin.Zyan mengangguk lemah seraya mengarahkan hair dryer pada rambut Zahra yang masih basah. “Tapi ‘kan ga bisa, Ra.”“Bisa saja, tapi kita mesti ngerepotin orang rumah,” timpal Zahra.Zyan seketika mendongak. “Maksudmu gimana, Ra?”“Kita harus telepon orang rumah buat nyiapin baju dan perlengkapan Zayyan, sama baju ganti kita. Terus minta diantar ke sini. Itu kalau Abang beneran ingin menginap,” terang Zahra.Zyan mengangguk-angguk. Seketika wajahnya yang tadi mendung langsung cerah. “Benar juga ya apa yang kamu bilang. Kenapa abang tidak kepikiran sejak tadi.” Pria itu jadi leb
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 216

Zahra terkesiap mendengar pertanyaan suaminya. Lekas dia menguasai diri. “Ini teman-teman kuliahku lagi ngomongin hal yang lucu di grup, Bang,” jawabnya setengah berdusta.Ibu muda itu tak sepenuhnya berbohong karena selain berbalas pesan dengan Mila, dia juga membaca pesan-pesan dari teman-teman SMA dan kuliahnya di grup alumni. Mereka kadang membicarakan hal-hal yang lucu atau yang sedang viral di masyarakat. Zahra sendiri lebih sering jadi penyimak dan jarang ikut berkomentar. Dia sudah cukup terhibur membaca obrolan teman-temannya. Namun bukan berarti Zahra sombong, kalau ada yang mengirim pesan secara pribadi, dia pasti membalasnya meskipun kadang tidak langsung karena kesibukannya sebagai sekretaris, istri, dan ibu satu anak.“Memangnya hal lucu apa yang mereka obrolin?” Zyan merasa belum puas mendengar jawaban istrinya.“Ini temanku ada yang salah ngenalin orang di mal, Bang. Dia kira teman kuliah. Dengan pedenya dia nyapa orang itu dan berlagak akrab, ternyata bukan. Dia jadi
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bab 217

Setelah selama seminggu tidak beraktivitas karena menemani Zayyan yang rewel karena tumbuh gigi, Zahra akhirnya kembali bekerja seperti biasa. Sebenarnya dia merasa tak enak hati pada karyawan lain karena sering sekali izin kerja. Mengingat posisinya sebagai istri pimpinan perusahaan, tentu saja tak ada yang berani menegurnya.Zahra pernah minta pada Zyan agar memperlakukannya seperti karyawan yang lain, tapi tentu saja pria itu menolak. Bagaimana mungkin istrinya disamakan dengan yang lain? Itu tidak akan pernah terjadi! Zahra, tentu saja istimewa dan tidak bisa disamakan dengan karyawan lainnya.Sejak menjadi istri Zayyan, bisa dibilang Zahra tidak lagi bergaul dengan karyawan lain kecuali untuk urusan pekerjaan. Selain waktunya tersita untuk Zyan, karyawan yang lain juga merasa sungkan padanya. Kalau Zahra mengadukan hal itu pada suaminya, Zyan akan dengan santai menjawab, “Tidak apa-apa tidak bergaul dengan mereka. Tidak baik juga sering berkumpul karena hanya akan bergosip.”Kala
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 218

Zahra kembali ke mejanya setelah membereskan kotak makan siangnya dengan Zyan. Dia mengecek terlebih dahulu pesan-pesan yang masuk ke gawainya sebelum mulai bekerja. Di antara semua pesan itu, ternyata ada pesan dari Mila. Gegas dia membuka dan membaca pesan tersebut.Mila: Hai, apa kabar? Lagi sibuk banget ya kok lama ga kedengeran kabarnya.Zahra: Alhamdulillah, kabar saya baik, Mbak. Memang agak sibuk akhir-akhir ini karena kerjaan menumpuk setelah cuti seminggu.Mila: Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Aku cuma mau ngabarin kalau aku ada rencana syukuran pindahan ke kontrakan baru. Kalau bisa kamu datang ya.Zahra: Kapan rencananya, Mbak. Kalau ada waktu Insya Allah saya datang.Mila: Kira-kira kapan kamu ada waktu? Biar aku sesuaikan sama jadwalmu. Aku benar-benar ingin kamu ke sini dan bantu aku menentukan interior kontrakan. Kayanya aku bakal betah dan lama di sini karena lingkungannya menyenangkan.Zahra: Soal waktu kosong, saya tidak bisa menjanjikan. Mbak Mila tentukan s
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 219

“Pak, tolong antarkan saya ke mal XX ya,” pinta Zahra pada sopir keluarga Darmawangsa.“Maaf, Bu, katanya Ibu mau ke syukuran temannya, kok malah ke mal?” tanya sang sopir yang merasa heran.“Memang kumpulnya di sana, Pak. Nanti dari sana baru ke tempat syukuran teman saya,” jelas Zahra.“Nanti kalau ditanya sama Bapak ke mana ngantar Ibu, saya harus jawab gimana, Bu?” tanya sopir lagi.“Ya bilang saja seperti yang saya bilang tadi. Pulangnya baru Pak Dadang jemput ke sana. Nanti saya share lokasinya kalau sudah sampai sana,” jawab Zahra.“Saya antar sampai sana saja, Bu, terus nanti saya tunggu di dekat-dekat sana. Biar Ibu juga tidak kelamaan nunggu saya,” tawar pria paruh baya itu.“Tidak usah, Pak. Lagian Pak Dadang ‘kan harus menjemput Mama. Tidak apa-apa saya nunggu lama, toh nunggunya di rumah teman bukan di pinggir jalan,” timpal Zahra.“Tapi, Bu, saya takut Pak Zyan marah kalau saya meninggalkan Bu Zahra begitu saja,” ungkap sang sopir.“Kenapa harus takut? Insya Allah Abang
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Bab 220

“Ayo diminum dan dimakan dulu. Maaf cuma ada teh dan jajanan itu di sini,” ucap Mila seraya meletakkan gelas dan kudapan yang tadi dibawanya ke hadapan Zahra. “Ya beginilah kontrakanku, masih apa adanya. Aku bingung mau diisi apa, makanya aku minta kamu ke sini buat membantu dan memberi aku masukan,” sambungnya.“Ga apa-apa, Mbak. Saya malah jadi ngerepotin ini pakai dibuatin minum segala,” sahut Zahra.“Ga repot kok. Wajar ‘kan kalau tuan rumah menjamu tamunya,” sahut Mila seraya tersenyum manis pada Zahra.“Oh ya, ini untuk Mbak Mila. Maaf nilainya tak seberapa. Anggap saja sebagai tanda kasih sayang dan ucapan selamat atas tempat tinggal Mbak Mila yang baru. Semoga betah tinggal di sini dan rumahnya membawa keberkahan. Aamiin.” Zahra menyerahkan tas yang berisi kue pada Mila. “Ya ampun, Zahra. Kenapa mesti repot-repot beli kue segala? Aku kira kamu tadi beli buat keluargamu, tahunya buat aku. Mana mungkin aku bisa menghabiskan kue-kue itu sendiri? Mana jumlahnya dua lagi,” sahut M
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status