Home / Romansa / Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 191 - Chapter 200

270 Chapters

Bab 191

“Panggil saja Baby Z untuk sementara, sampai aku dan Zahra memutuskan namanya apa,” ucap Zyan.“Hmm, mentang-mentang nama papa sama mamanya pakai huruf Z, nama anaknya juga pakai Z,” ledek Saffa.“Ya, harus itu. Biar ketahuan kalau dia anakku,” timpal Zyan penuh percaya diri.Saffa mencebik. “Sekalian aja di keningnya dikasih tulisan, anaknya Zyandru Darmawangsa, jadi orang tidak akan meragukan kalau dia anak Kakak.” Gadis itu kembali meledek sang kakak.Zyan tergelak mendengar ucapan adiknya. “Boleh juga usulmu. Nanti kupertimbangkan,” sahutnya dengan wajah tengil. Tentu saja dia tak menanggapi dengan serius perkataan adiknya.“Zy, kita mau nunggu di sini sampai anakmu dibawa keluar atau nunggu di kamar?” Rania sengaja menyela obrolan tak jelas kedua buah hatinya.“Aku terserah yang lain saja, Ma. Menunggu di sini juga tidak apa-apa. Di kamar juga tidak masalah,” timpal Zyan.“Bagaimana kalau sebaiknya kita tunggu di kamar saja biar Nak Zyan juga bisa istirahat? Kemungkinan nanti mal
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Bab 192

Saffa memandang kakak iparnya dengan heran. “Memangnya Kak Zahra tidak tahu siapa Baby Z?”Zahra menggeleng. Wajahnya memang terlihat bingung. “Memangnya siapa?”“Baby Z itu anak kita, Ra. Aku minta dia dipanggil Baby Z selama kita belum menentukan namanya.” Zyan memberi penjelasan pada istrinya.“Oh gitu. Abang ga bilang dulu sama aku, makanya aku ga tahu,” tukas Zahra.“Itu tadi juga spontan daripada bingung mau manggil apa,” jelas Zyan. “Maafin abang ya, yang ga bilang dulu sama kamu.” Dia menoleh pada istrinya sambil mengelus punggung sang putra yang berada di dadanya.“Iya, Bang. Gapapa,” sahut Zahra.“Gimana keadaanmu?” Maryam kembali mendekati putrinya setelah Umar kembali duduk di sofa.“Aku masih agak pusing, Bu,” jawab Zahra.“Tidur dulu saja. Pulihkan tenaga. Kamu pasti capek. Kalau anakmu tidur, sebaiknya kamu juga tidur, biar tidurmu tetap cukup.” Maryam menasihati putri bungsunya itu.Zahra mengangguk. “Iya, Bu.” “Ibu sama Ayah pulang dulu ya. Nanti sore atau malam, kam
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Bab 193

Tujuh hari setelah kelahiran Baby Z, dilaksanakan acara akikah untuk putra pertama Zyan dan Zahra di kediaman Darmawangsa. Tak banyak yang diundang, hanya kerabat dan relasi dekat, jemaah majelis pengajian yang Rania ikuti, serta anak-anak yatim piatu dari panti asuhan yang berada di bawah naungan yayasan keluarga Darmawangsa.Mereka juga membagikan daging akikah dan santunan pada beberapa panti asuhan, baik yang ada di sekitar Jakarta maupun yang ada di daerah, di mana cabang perusahaan Darmawangsa berada. Selain itu seluruh karyawan di kantor pusat dan semua cabang mendapatkan bingkisan sebagai tanda syukur kelahiran cucu pertama keluarga Darmawangsa.Kelahiran Baby Z menjadi berita hangat di dunia maya karena unggahan Saffa di media sosial. Adik Zyan itu memang langsung mengunggah foto Baby Z di medsosnya. Foto wajah Baby Z ditutupi dengan stiker, jadi selain keluarga, perawat dan dokter yang menangani tidak ada yang tahu bagaimana wajah putra pertama Zyan dan Zahra itu.Saat para
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Bab 194

Selesai acara akikah dan seluruh tamu sudah pulang, kedua keluarga berkumpul di ruang tengah kediaman Darmawangsa sambil beristirahat. Meja yang biasanya ada di tengah ruangan disingkirkan, dipindah ke pinggir dan diganti dengan karpet lebar.Baby Z dibaringkan di kasur bayi yang diletakkan di atas karpet, di tengah ruangan. Bayi mungil nan tampan itu dikelilingi oleh mama, papa, dan juga tantenya. Sementara kedua kakek dan neneknya duduk di sofa, begitu juga dengan omnya.“Kak, jadinya nama lengkap Baby Z siapa tadi? Terus arti namanya apa?” tanya Saffa pada kakaknya.Zyan sontak menoleh pada adik semata wayangnya itu sambil mengernyit. “Kamu tadi ngapain sampai ga dengar nama anakku?”“Aku dengar, Kak. Cuma ‘kan baru sekali dengar, jadi belum hafal. Ingetnya cuma Zayyan Darmawangsa.” Saffa mengungkapkan alasannya.Zyan menghela napas panjang. “Nama lengkapnya Zayyan Arshaka Darmawangsa. Zayyan itu dari Zahra dan Zyan, dan ternyata artinya sangat elok wajahnya. Kalau Arshaka artinya
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Bab 195

Zyan menghela napas panjang. “Sementara Baby Z dulu saja sampai abang memutuskan mana yang lebih baik,” putusnya.“Terserah Abang sajalah. Perkara panggilan kok sampai harus dipikirkan benar-benar. Kemarin waktu Abang memberi panggilan Baby Z bisa spontan, kenapa sekarang kok tidak bisa memutuskan dengan cepat?” tukas Zahra.“Ya ‘kan beda, Ra. Kalau Baby Z hanya panggilan sementara. Kalau yang mau abang tentukan ‘kan panggilan untuk selamanya, dari dia kecil sampai tua.” Zyan beralasan.“Ya sudah. Aku tunggu saja keputusan Abang. Lagipula panggilan itu bisa berubah, tergantung sama lingkungan atau teman, Bang. Aku saja di lingkungan rumah dipanggil Rara, kalau di luar dipanggil Zahra, kadang ada juga yang manggil Elza karena nama depanku Elzahra. Aku sih enggak pernah mempermasalahkan hal itu,” beber Zahra.“Abang saja kalau di rumah dipanggil Zy, kalau di luar Zyan. Seingatku Pak Aswin kalau panggil Abang juga Yan, bukan Zyan. Iya ‘kan?” Zahra memandang suaminya yang tampak berpikir k
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bab 196

“Ayo, kita pulang.” Gala mengajak Mila meninggalkan ruang rawat inap setelah dia menyelesaikan administrasi. Gala hendak menggandeng tangan Mila, tapi ditepis oleh mantan aktris itu.“Tidak usah berpura-pura baik. Aku bisa jalan sendiri,” tukas Mila.“Di depan banyak wartawan, Mil. Aku hanya ingin melindungimu,” ucap Gala usai menghela napas panjang.Mila sontak menoleh pada pria yang masih menjadi suaminya itu. “Mereka tahu aku di sini?”Gala mengangguk. “Entah dari mana mereka tahu kamu di sini, tadi waktu mengurus administrasi, aku tidak sengaja mendengar obrolan orang-orang di sana.”“Aku malas menemui wartawan. Bisa tidak kita lewat belakang atau mana gitu biar enggak ketahuan mereka.” Mila menatap sang aktor.“Kalau begitu kamu duduk dulu. Kita tunda pulangnya. Aku akan coba hubungi beberapa orang yang mungkin bisa membantu kita menghindar dari para wartawan.” Gala meletakkan kembali koper lantas mengambil gawai dan menghubungi kenalannya.Mila berjalan mendekat ke jendela kamar
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bab 197

Zyan tentu saja terkejut mendapat serangan dari Zayyan. Dia merasa kesal sekaligus gemas. Tidak mungkin juga marah pada bayi tampan yang malah senyum-senyum setelah mengeluarkan air seninya.“Usil ya kamu pipisin papa,” ucapnya sambil mengambil tisu basah untuk melap wajah yang tadi terkena pipis sang putra.“Kenapa, Bang?” Zahra yang baru keluar dari kamar mandi langsung mendekati dua lelaki yang begitu berarti dalam hidupnya itu.“Abang ‘kan mau masangin popoknya, tahu-tahu abang disembur sama dia,” jelas Zyan sambil melap wajahnya.Zahra tertawa kecil. “Abang akhirnya merasakan juga semburan anak kita,” selorohnya. “Abang cuci muka saja, biar aku yang nerusin makein popok,” lontarnya kemudian.“Kamu istirahat saja. Biar abang yang menyelesaikan pekerjaan abang tadi,” timpal Zyan.“Beneran, Bang? Itu harus dibersihkan lagi loh pipisnya terus ganti popok yang baru,” ujar Zahra.“Beneran. Apa kamu ga percaya sama ketrampilan abang?” Zyan melirik istrinya.Zahra menggeleng. “Aku percay
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 198

“Abang, jadi ke kantor hari ini?” Zahra bertanya pada suaminya kala mereka menunggui Zayyan yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi. Ketiga berada di halaman belakang kediaman Darmawangsa. Zyan dan Zahra berdiri di dekat sang putra sambil berolahraga ringan.Zyan mengangguk. “Iya. Tapi abang berangkatnya agak siang,” jawabnya.Zahra menghentikan gerakannya lantas menoleh pada suaminya. “Kenapa agak siang berangkatnya, Bang?”“Abang mau main dulu sama Zayyan sebelum kerja.” Zyan mengungkapkan alasannya.“Kan tadi udah main?” Zahra kembali menggerakkan tubuhnya. Dia memang mulai olahraga ringan sejak nyeri bekas operasinya berkurang dan hanya sesekali terasa. Dokter juga belum mengizinkan Zahra melakukan olahraga berat apalagi diet. Karena Zayyan sangat kuat menyusu, jadi Zahra harus banyak mengonsumsi makanan yang bergizi agar produksi ASI-nya tetap lancar dan dilarang keras melakukan diet.“Tadi ‘kan cuma sebentar, Ra. Rencananya abang akan mengubah jam kerja di kantor jadi
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Bab 199

Zyan dan Zahra seketika saling menjauhkan diri. Mereka kemudian sama-sama tertawa. Mau bermesraan sebentar saja sudah ada gangguan dari Zayyan yang seolah tidak mau membiarkan kedua orang tuanya berdekatan.“Abang, mandi dulu sana. Aku lihat Zayyan dulu.” Zahra pun mendekati buah hatinya, sementara Zyan masuk ke kamar mandi.“Anak ganteng mama, kenapa menangis?” Zahra melihat popok Zayyan yang basah. “Pipis ternyata.” Dengan sigap, ibu muda itu kemudian melepas popok kain yang dipakai Zayyan. Dia menutup pangkal paha sang putra dengan popok agar tidak mendapat bonus semburan dari Zayyan.Setelah popoknya diganti, Zayyan tidak menangis lagi. Kaki dan tangannya yang gembul pun bergerak-gerak.“Zayyan, main sendiri dulu ya. Mama mau nyiapin baju untuk Papa. Oke!” Zahra berbicara pada putranya sebelum masuk ke walk-in closet. Meskipun anaknya masih belum mengerti apa yang dia katakan, tapi Zahra dan Zyan membiasakan diri mengajak putra pertama mereka bicara.Zahra gegas memilih kemeja, se
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Bab 200

Faisal mengernyit mendengar pertanyaan sang CEO. Wajahnya terlihat bingung. “Memangnya ada yang menyambut Pak Zyan di lobi? Saya sama sekali tidak tahu soal itu,” ucapnya.Alis tebal Zyan saling bertaut. “Kalau bukan kamu terus siapa? Hanya kamu yang tahu aku akan masuk kantor lagi selain keluargaku,” tukasnya.Faisal tampak berpikir. “Barangkali asisten saya yang memberi tahu karyawan lain, Pak. Mereka mungkin terus berinisiatif menyambut kembalinya Pak Zyan di lobi. Saya memang bilang sama dia kalau hari ini Pak Zyan mulai masuk kantor lagi,” paparnya."Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti sebarkan saja memo pada semua karyawan, tidak perlu ada lagi penyambutan atau apa pun saat jam kerja. Untuk sekarang dimaafkan, tapi untuk lain kali tidak ada toleransi lagi," tegas Zyan.Faisal mencatat apa yang CEO itu sampaikan. "Baik, Pak. Apa ada lagi yang ingin Pak Zyan sampaikan?" tanyanya.Zyan menggeleng. "Kamu bisa kembali ke ruanganmu," sahutnya.Faisal mengangguk. "Berkas yang harus Pak Zyan
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
27
DMCA.com Protection Status