Home / Pernikahan / Istri Sah Presdir Arogan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Sah Presdir Arogan: Chapter 81 - Chapter 90

110 Chapters

80. Rumahku Istanaku Belahan Jiwaku

“Jadi sejak kapan?” Lucius memecah keheningan malam itu. Keduanya tengah berbaring di tempat tidur. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan mereka baru saja menyelesaikan makan malam dengan ketiga kembar dan Haifa satu jam yang lalu. Dan ia masih tak menjelaskan kenapa Haifa masih ada di rumah ini, meski tahu Calia yang merasa tak percaya diri dengan keberadaan wanita itu.Setelah lebih dari sepuluh tahun cintanya bertepuk sebelah tangan, meredam rindu dan kecemburuan. Keegoisannya ingin membuat Calia membayar semua itu dengan tuntas. Ia ingin kecemburuan wanita itu lebih jelas, yang akan semakin memperjelas bahwa perasaan cinta sang istri padanya bukanlah sekedar mimpi. Tetapi harapan yang sudah menjadi kenyataan. Kepala Lucius menoleh, menatap punggung Calia yang berbaring memunggunginya. Sudah setengah jam keduanya berbaring di ranjang yang empuk dan tubuh yang ditutup selimuti hingga perut. Tetapi ia tahu sang istri belum tidur.Calia menoleh, tubuhnya kemudian berbaring t
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

81. Mencoba Membaca Perasaan Satu Sama Lain

Lamunan Calia teralih ketika pandangannya tanpa sengaja menangkap gerakan dari area depan rumah. Ya, jendela kaca kamar memang mengarah langsung ke sana. Membuatnya bisa melihat dengan jelas kesibukan dari gerbang rumah, taman dan teras depan.Sebuah mobil hitam mengkilat diparkir tak jauh dari taman, seorang pria bersetelan rapi serba hitam melangkah turun dari balik kemudi. Rambutnya yang bergelombang disisir rapi ke belakang. Berjalan dengan langkah tenangnya menuju undakan teras.Mata Calia menyipit, mengamati wajah yang tampak familiar tersebut. Tetapi ingatannya tak bisa menemukan apa pun. Kemudian gerakan dari dalam rumah membuat perhatian Calia kembali teralih. Melihat Haifa yang berjalan dengan langkah terburu menghampiri si pria. Begitu tubuh keduanya saling bertabrakan, Haifa mengalungkan kedua lengan di leher si pria. Mendaratkan bibir di bibir pria itu.Kedua bola mata Calia membeliak terkejut. Merasakan panas dan malu yang bercampur aduk menyaksikan adegan intim ters
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

82. Kebahagiaan Yang Sempurna (End)

“Jadi apa yang dikatakannya benar?”“Ya, tuan Cayson. Rutin berhubungan badan dapat menurunkan tekanan darah, sehingga baik untuk ibu hamil. Sekarang usia kehamilan nyonya Cayson sudah cukup aman dan kuat. Akan tetapi anda perlu memperhatikan beberapa hal yang bisa membuat nyonya Cayson tidak nyaman atau .…” Lucius mendengarkan dengan seksama setiap kata yang dijelaskan dokter Kirana dari seberang sana. Tanpa melepaskan pandangan dari Calia yang berbaring di sampingnya dengan mata terpejam. Wajah wanita itu tampak lelah, tetapi ia bisa melihat kepuasan dan ketenangan yang menyelimuti. Tangannya terjulur, menyelipkan beberapa helaian rambut Calia ke balik telinga. Menarik selimut hingga menutupi pundak sang istri yang telanjang.“Baik, Dokter. Saya akan memperhatikan semua itu dengan baik. Terima kasih sudah mengganggu waktu Anda.” Lucius mengakhiri panggilan. Mendaratkan satu kecupan di kening sebelum bergerak ke tepi ranjang dan menurunkan kedua kakinya. Meraih celana karet yang ada
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

83. Extra Part Si Bungsu

Kelopak mata Calia bergerak oleh sentuhan lembut di kening dan bibir. Begitu lembut dan seringan bulu, seolah sangat berhati-hati agar tidurnya tak terganggung. Namun, sekeras apa pun kehati-hatian dalam belaian tersebut, ia tetap terbangun dengan cara yang menyenangkan. Dengan kebahagiaan yang membuncah di dadanya.Lucius yang menyadari cumbuannya segera menarik wajahnya, membeliak penuh sesal. “Maaf, aku tak bermaksud mengganggumu,” bisiknya penuh kelembutan. Calia menggeleng, mengusap matanya dengan punggung tangan menjernihkan pandangannya. Senyumnya semakin lebar melihat wajah tampan dan segar Luciuslah yang menyambut pagi harinya yang begitu cerah. Tangannya bergerak terangkat, merangkum sisi wajah sang suami dengan kedua mata yang berbinar bahagia. Dadanya masih berdebar kencang melihat dan menyentuh wajah tampan sang suami.“Apakah aku memang setampan itu di matamu?” dengus Lucius, menundukkan wajahnya untuk mengusapkan ujung hidungnya di ujung hidung sang istri dengan gemas.
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

84. Extra Part Menyambut Si Bungsu

“Mau ke mana kau?" Lucius tergelagap ketika kepalanya reflek terangkat dan matanya yang terbuka sempurna menemukan Calia sudah bangun terduduk.Mata Calia yang setengah mengantuk pun ikut terkejut melihat Lucius terbangun. Tangan pria itu bergerak mencari. Ya, sebelum ia terlelap, Lucius memang selalu memastikan dirinya tak lepas dari pengawasan pria itu. Jika ia sedang merasa badannya cukup nyaman berada dalam pelukan sang suami, Lucius akan memeluknya sepanjang malam. Dan saat ia merasa sedang tak nyaman dalam posisi tidur yang berubah-ubah, pria itu selalu memastikan menggenggam telapak tangannya."Aku ingin ke kamar mandi sebentar," jawabnya lembut. Menyingkap selimut dan menurunkan kedua kakinya ke lantai. "Tidurlah, Lucius. Aku bisa melakukannya sendiri.""Panggil aku jika membutuhkan sesuatu." Lucius ikut terduduk dan bersandar di kepala ranjang. Memeriksa jam di atas meja kecil yang masih menunjukkan jam dua pagi. Ini ketiga kalinya Calia bangun untuk ke kamar mandi. Tetapi
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

85. Extra Part Zsazsa

Extra Part Zsazsa Xavera CaysonBibir mungilnya mengerucut, mata bulatnya yang polos menatap sinis pada pemandangan yang terpampang di depannya. Sang mama yang sibuk tertawa pada bayi mungil di pangkuan, sementara tak jauh dari sofa sang papa menggendong bayi perempuan. Tubuh besar papanya berayun ke kanan dan ke kiri. Berusaha menenangkan bayi yang tak mau berhenti menangis tersebut. Meski begitu, sang papa menatap wajah mungil tersebut dengan senyum yang lembut. Membuatnya merasa tersisihkan karena mama dan papanya sibuk memperhatikan kedua bayi yang menyebalkan tersebut.Ceklikk …Zsazsa mengerjapkan mata sembari membuang pandangannya ke samping. Bayangan masa lalu yang terpahat di ingatannya itu lenyap oleh silau cahaya kamera yang menyorot ke wajahnya, sempat membuatnya kehilangan keseimbangan di atas sepatu tumit tingginya."Apa kakak baik-baik saja?" Suara lembut dan manis dari tubuh di sampingnya membuatnya menggeleng dengan singkat di matanya yang berubah dingin. Tetapi kemud
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

86. Extra Part Zayn

Zayn menoleh, merasakan sodokan siku sang adik di perutnya ketika Zaiden melangkah masuk ke dalam kamar Zsazsa."Kalian berdua benar-benar sudah kehilangan kewarasan, hah?""Ini tidak seperti yang kaupikirkan, Zaiden. Aku dan Cailey …." Mulut Zayn seketika menutup dengan tatapan tajam Zaiden yang sama mengerikannya dengan tatapan sang papa. "Kami … semua berjalan begitu tiba-tiba dan mengalir begitu saja.""Putuskan hubunganmu dengannya. Secepatnya. Atau aku akan memberitahu papa dan papa Lukas. Dan kau tahu apa yang mereka lakukan akan jauh lebih tidak menyenangkan." Tatapan Zaiden tegas, tak ada bantahan yang sanggup keluar dari mulut Zayn. Kemudian pria itu beralih pada Zsazsa yang wajahnya sudah mengerut."Apa?" delik Zsazsa kemudian, menyamarkan ketakutannya. Tetapi secepat keberaniannya mengembung, secepat itu pula keberanian mengempis dengan tatapan Zaiden. "A-aku … aku mabuk. Aku bahkan tak bisa menjelaskan bagaimana kami bangun di kamar hotel itu," desahnya dengan suara yang
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

87. Bonus Part Lucius Calia

“Zesil masih 19 tahun, itupun masih minggu depan, Lucius.”“Anak mereka yang tertarik dengan Zesil dan sepertinya Zesil pun menyukai pemuda itu. Mungkin kita bisa melakukan pertunangan lebih dulu. Agar mereka lebih dekat dan lebih mengenal satu sama lain sebelum ke jenjang pernikahan.”“Lalu bagaimana dengan Zsazsa? Kenapa kau tidak mengenalkan Zsazsa dengan seseorang? Dia sudah 26 tahun.”“Bukan karena aku lebih memperhatikan masa depan Zesil daripada Zsazsa, Calia. Tapi … kau tahu kalau Zsazsa sama sekali tak tertarik dijodohkan. Anak itu selalu menghindari setiap kali kita membahas masalah teman pria, kekasih, apalagi pernikahan.” Lucius mengambil dasi yang sudah disiapkan sang istri di ujung ranjang. Berjalan ke meja rias dan berdiri di belakang sang istri yang baru saja meletakkan handuk untuk mengeringkan rambut yang basah. Kemudian mengambil pengering rambut.“Itu karena kau sibuk memberinya pekerjaan di kantor?”Lucius menghela napas rendah. Entah cara apalagi ia harus menjelas
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

88. Extra Part Zaiden

“Sejak tadi kau tak berhenti tersenyum,” goda Zale. Menusukkan ujung jarinya pada perut Zesil. “Apakah kau begitu senang?”“Hentikan, Zale.” Zesil memukul tangan Zale. Menjauhkan tubuhnya dari pemuda itu tetapi punggungnya malah membentur tubuh lainnya yang tanpa ia sadari ada di dekatnya. Hingga terpental kembali ke depan. Zesil pun berputar, mendapatkan tatapan tajam Zaiden yang berdiri kokoh di tempatnya. “Maaf, Kak,” ucapnya dengan gurat ketakutan di wajah dan gegas melingkarkan lengannya di lengan Zale. Membawa sang saudara menuju mobil mereka yang sudah disiapkan di halaman.“Ck, kenapa kau begitu serius, Zaiden. Lihatlah, dia sampai lari terbirit-birit. Dia tak sengaja.” Zayn merangkulkan lengannya di pundak Zaiden.Zaiden menyentakkan lengan Zayn. “Dia sengaja. Sengaja membuat suasana hatiku memburuk bahkan di pagi hari.”Zayn mendesah pelan. “Dia saudara kita.”“Saudaramu. Aku tak pernah menganggapnya saudara.”Zayn melengkungkan senyum mirisnya.Zaiden menoleh, menatap Zayn
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

89. Masalah

Affair of Triplets (Season 2)“Kau yakin tak ingin di rumah saja?” bisik Zsazsa ketika mobil mulai memasuki kediaman paman mereka, Lukas Cayson. Mobil-mobil sudah memenuhi halaman rumah tersebut, tetapi masih ada beberapa tamu yang di luar. Ada nada mengejek di ujung suaranya. “Zaiden bisa putar balik, mungkin kita bisa membuat alasan kalau mobilnya mogok dan pergi ke suatu tempat. Yang lebih menyenangkan,” godanya kemudian.Zaiden yang duduk di balik kemudi hanya melirik tak tertarik. “Untuk menghibur patahan-patahan hatimu.” Ada kikikan yang terselip ketika Zsazsa semakin mendekatkan bibirnya di telinga sang kakak.Zayn menoleh, menyentuhkan ujung telunjuknya di kening adik dan mendorong menjauh. Matanya menyipit, membaca ekspresi sang adik lebih dalam. “Menghiburku? Bukan dirimu sendiri?”Senyum mengejek Zsazsa seketika memudar, digantikan tatapan dinginnya sebelum mendengus tipis dan membuang mukanya ke samping.“Kenapa? Kau juga sedang ada masalah?” Zaiden memperbaiki kaca spion
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status