Home / Pernikahan / Istri Sah Presdir Arogan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Istri Sah Presdir Arogan: Chapter 51 - Chapter 60

110 Chapters

50. Terbakar Cemburu

Sebelum berangkat ke pesta, Calia sudah yakin akan menemukan hal-hal semacam ini mengingat orang-orang masih sibuk bergosip tentang pertunangan Lucius dan Divya yang mendadak dibatalkan. Ia pun tak pernah mempedulikannya. Hanya saja, tak menyangka gosipnya akan menyebar luas melenceng jauh dari yang seharusnya.Dengan wajah yang merah padam dan kemarahan yang menyelimuti kedua matanya, Calia berjalan mendekati ketiga wanita tersebut yang masih membeku karena syok. “Jika kalian tak benar-benar tahu apa yang dibicarakan, sebaiknya diam.”“Sebaiknya aku tak mengingat wajah kalian. Aku takut lidahku akan tergelincir dan merengek pada suamiku untuk pembicaraan sampah ini lalu mencari tahu tentang siapa kalian.”Seketika wajah ketiga wanita itu memucat. Melihat tatapan tajam di mata Calia, ancaman wanita itu jelas tak main-main.Calia berbalik dan berjalan keluar. Berusaha menampilkan kepercayaan diri yang begitu tegas di wajahnya meski kegugupan memenuhi dadanya. Seperti Lucius yang akan m
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

51. Kepercayaan Yang Tak Mudah

Lucius mengerjap, tersadar oleh kekecewaan di kedua mata Calia yang membuatnya pegangannya melonggar dan tubuhnya mundur ke belakang.Calia menegakkan punggungnya. “Kita akan bicara di rumah,” ucapnya kemudian. Keduanya tak saling bicara sepanjang perjalanan. Ia sengaja memberi waktu bagi Lucius untuk menenangkan kecemburuan pria itu.“Apakah kita bisa bicara sekarang?” Lucius melempar jasnya dan menarik lepas dasi kupunya dari kerah, menyandarkan tubuh pada bagian belakang punggung sofa. Menatap lurus Calia yang baru saja meletakkan tas di meja rias. Wanita itu memberinya satu anggukan, melepaskan jam tangan, anting, kalung, dan hiasan rambut di meja. Kemudian berjalan menghampirinya. Bukan duduk di kursi tetapi berdiri di depannya. Menatap lurus kedua matanya dengan tatapan yang begitu menenangkan, yang dalam sekejap sudah meredupkan semua kecemburuan di dadanya. Tetapi ia tak akan memperlihatkan pengaruh sang istri yang begitu mudah begitu saja. Sebaiknya Calia memberinya penjelas
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

52. Kabar Bahagia

"Jika kau tak tahu apa yang kau bicarakan, sebaiknya kau menjaga mulutmu agar tetap diam, Divya. Kau tak tahu sebanyak apa kata-kata akan membahayakan dirimu sendiri."Mulut Divya seketika tertutup rapat, menatap wajah Lucius yang menggelap mengerikan hingga membuat bulu kuduk di tengkuknya berdiri."Alih-alih mengatakan semua sampah itu. Sebaiknya kau menjawab pertanyaanku dengan jujur, Divya."Mata Divya berkedip sekali, napasnya tertahan dengan ketajaman manik biru Lucius yang mengunci dan menusuknya dalam-dalam. Membuat ketakutan merebak di dalam hatinya."Delapan tahun yang lalu ..." Lucius sengaja mengulur kalimatnya. Bisa merasakan Divya yang tercekik pekikannya bahkan ketika ia hanya mengungkit ujung pembicaraan tersebut. "Malam itu, ada yang janggal dengan semua bukti yang kudapatkan. Apa kau tahu siapa Alan Khu?"Wajah Divya tak bisa lebih pucat lagi ketika menggeleng dengan cepat. Bahkan sebelum Lucius sempat menyelesaikan kalimatnya. "A-aku ... aku tak tahu, Lucius. Aku ta
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

53. Menyembunyikan Kehamilan

Jantung Calia tak berhenti berdebar begitu dokter menyatakan kehamilannya. Matanya membeliak ke arah layar yang menempel di dinding. “Kantung kehamilan? Yang mana, Dok?” tanyanya tak mampu menahan rasa penasarannya. Matanya menyipit kea rah layar tetapi masih tak tahu gambar mana yang dimaksud kantung kehamilan oleh sang dokter. Ia hanya butuh memastikan dengan mata kepalanya sendiri, apakah dirinya benar-benar hamil.Begitu pun dengan Lucius, yang sejak tadi hanya membeku di pinggir ranjang. Menggenggam tangan Calia. Ia pun sama terkejutnya dengan kabar bahagia yang tiba-tiba datang tersebut. Meski keduanya sudah menunggu kehadiran anak tersebut, tetap saja semuanya masih begitu mengejutkan mereka.Dokter Kirana menunjukkan titik putih yang ada di tengah layar. “Ukurannya masih sangat kecil. Berada di dalam kandungan. Tak banyak yang bisa kita lihat lagi karena usianya yang masih awal. Pemeriksaan selanjutnya, dia akan tumbuh lebih besar dan kita bisa mendengar detak jantungnya.”“Ap
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

54. Berhenti Berpura

Sejak Calia mengeluhkan sakit dan perhatian Lucius yang Vania perhatikan semakin intens, ia mulai mengendus ada sesuatu yang tengah keduanya sembunyikan darinya. Lucius bersikeras menolak tawarannya untuk memanggil dokter setiap kali mengatakan Calia sedang tidak enak badan. Bahkan ketika Rhea mengalami mual muntah yang cukup parah karena kehamilan sang menantu dan Lukas memanggil dokter untuk memeriksa juga memasang infus untuk sang menantu, Lucius maupun Calia seolah sepakat menolak dokter memeriksa wanita itu juga.Kecurigaan Vania semakin menjadi, karena sakit Calia yang datang lebih sering. Bahkan dalam seminggu tidak pergi ke kantor sampai 3 kali dan Lucius akan pulang lebih awal. Lembur di ruangan kerja sampai tengah malam.Perasaan Vania tak berhenti diselimuti kegelisahan. Hari ini Calia kembali tidak pergi ke kantor, dan seperti yang sudah diperkirakan, Lucius akan pulang lebih awal. Satu getaran ringan mengalihkan perhatiannya yang tengah berdiri di depan meja pantry. Gegas
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

55. Tak Tahan Lagi

Vania semakin membeku, sekali lagi dibuat terkejut dengan ketajaman dalam peringatan sang putra. Ia benar-benar kehilangan kendali dengan kemungkinan jika Calia hamil lagi. Sudah cukup darah ketiga kembar harus dinodai dengan gen dari Calia, bagaimana mungkin Lucius akan menambah keturunannya dengan darah kotor itu.“Kita berdua tahu apa yang diketahui dan dikatakan oleh Calia bukan sebuah kebohongan, Ma. Jadi jangan paksa aku untuk bicara lebih, yang akan membuat mama semakin mempermalukan diri maman sendiri.”Vania tercekat dengan keras, kepucatan membekukan seluruh permukaan wajahnya. Apakah Calia sudah menceritakan semuanya? Dan Lucius lebih mempercayai wanita sialan itu.“Hanya karena aku diam, bukan berarti aku tidak tahu apa yang mama lakukan di belakangku terhadap Calia. Sekarang maupun delapan tahun yang lalu. Apakah aku perlu menyebutnya satu persatu …”“Mama tak tahu kebohongan apa yang telah dikatakan Calia padamu, Lucius.” Vania jelas tak menyerah untuk menyangkal. Menaha
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

56. Luapan Emosi

Vania yang saat itu masih berbaring, gegas berusaha bangun terduduk dengan gerakan yang lemah. Membuat Leana segera membantu setelah sejenak sempat terkejut dengan pernyataan sang kakak sulung. Juga Divya yang mendadak pucat.“Kau, mama, Leana, Divya, dan bahkan Rhea. Bekerja sama menyingkirkan Calia dari hidupku dengan tanpa hati. Seolah belum cukup semua keburukan yang mama berikan padanya, kalian menyingkirkan dengan cara yang paling licik yang bahkan tak pernah kubayangkan akan kalian lakukan padaku.”“Aku dan Calia memang berselingkuh di belakangmu.”“Ya, Calia sudah mengakui semuanya. Bahkan tanpa semua bukti itu. Tapi malam itu adalah jebakan licik kalian yang membuatku meragukan anak dalam kandungannya. Membuat kami berdua meragukan anak itu.”Kedua mata Lukas melebar terkejut. Merasakan amarah dan kekecewaan di kedua mata Lucius yang begitu dalam.“Sejak awal aku sudah merasakan kejanggalan itu. Hanya karena aku diam, bukan berarti aku tidak menduga bahwa kalianlah pelakunya.
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

57. Kontrasepsi

Calia tak menyangka dokter akan mempertanyakan hal itu secepat ini. Setelah Lucius menjanjikan hal tersebut pada dokter Kirana, barulah keduanya keluar dari ruangan dokter.‘Ada baiknya Anda menggunakan kontrasepsi jangka panjang setelah proses kelahiran.’Calia menolak saran dokter Candra kala itu, karena ia tak mungkin berhubungan dengan pria mana pun. Lucius tak menceraikannya meski tak ada harapan dalam hubungan mereka. Dan ia sendiri tak mengeluhkan hal tersebut. Menganggap semua adalah bayaran yang harus diterimanya.Saat itu, ia hanya memfokuskan hidup dan perhatian untuk kehamilannya yang semakin hari semakin terasa berat. Mendekati hari persalinan minggu depan dengan jadwal Caesar yang sudah ditentukan dokter. Karena sama sekali tidak ada harapan untuk melahirkan dengan cara normal, dengan keadaan Calia yang semakin lemah, kehamilan tunggal saja tidak memungkinkan. Apalagi ada tiga janin di dalam kandungannya.‘Kemungkinan resiko untuk kehamilan selanjutnya akan menjadi lebih
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

58. Kecurigaan Tentang Calia

“Ya, tentu saja aku masih ingat.” Jawaban Calia keluar tepat seperti yang diinginkannya.“Jadi?”“Jadi apa?”“Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya.” Tatapan Caleb semakin tajam. Mencoba membaca kedua mata Calia lebih dalam. “Apa kau menggunakan kontrasepsi?”“Jawaban apa yang kau inginkan, Caleb? Pertanyaanmu seperti berapa kali Lucius meniduriku.”Caleb mendengus, tangannya terjulur menyingkirkan helaian rambut Calia yang menghalangi leher sang adik. “Dia tak mungkin hanya meninggalkan jejak sialan itu di sana, kan?”Calia segera menepis tangan Caleb. “Hentikan, Caleb. Itu urusanku dan Lucius,” jawabnya kemudian melewati sang kakak. Melangkahkan kaki secepat mungkin tetapi tetap memastikan langkahnya terlihat normal.Caleb tak menyusul, hanya mengamati punggung Calia yang menghilang di balik pintua ruangan wanita. Keningnya berkerut dalam, merasa ada sesuatu yang janggal dengan Calia yang menghindari pertanyaannya. Tak mungkin adiknya itu berpikir akan hamil lagi, kan?***“Apa
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

59. Kekurang Ajaran Caleb

Pandangan Lucius tak lepas dari Calia yang baru muncul setelah melewati pintu putar. Berjalan menuruni undakan teras gedung dan menghampiri mobilnya yang sudah terparkir menunggu sang istri.“Apa kau lama menunggu?” Calia memasang sabuk pengamannya setelah membiarkan Lucius sedikit menarik tubuhnya kea rah pria itu dan mendaratkan satu kecupan singkat di bibirnya.“Lima menit,” jawab Lucius. Menginjak pedal gas setelah yakin sabuk pengaman Calia terpasang dengan tepat. “Bagaimana hari ini? Apakah semuanya berjalan lancar?”“Hmm, cukup lumayan.”“Mual dan muntah?”“Hanya dua kali. Setelah makan siang. Sepertinya aku kebanyakan makan. Kau mengirim makan siang terlalu banyak, Lucius.”“Aku hanya tak tahu mana yang akan membuatmu berselera untuk dimakan. Terkadang kau ingin makan ini tapi tiba-tiba ingin yang itu.” Keduanya tertawa bersama.“Kau benar,” jawab Calia di antara kikikannya.Hening sejenak.“Apakah dulu waktu hamil si kembar kau seperti ini?”Raut wajah Calia seketika membeku.
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status