Home / Romansa / Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda: Chapter 41 - Chapter 50

125 Chapters

Perseteruan Di Pagi Hari

"Kenapa Ginda tega? apa terjadi sesuatu pada Ginda hingga ia melakukan semua ini?" gumam Sukma yang terus memperhatikan perseteruan pagi ini dihadapannya.Tak lama kemudian.Terlihat mobil Lian yang terhenti dihalaman rumahnya, membuat Marvin seketika memperhatikan mobil itu dan berjalan mendekat. Saat Lian kini keluar dari mobilnya langsung saja...Buuuugghhh!"Mass..."Sebuah tonjokan mendarat diwajahnya, membuat Lian seketika tersurung ketanah, kejadian itu berbarengan dengan teriakan Ginda yang terkejut melihat entengnya tangan Marvin melempar kepalannya ke wajah Lian, tatapan bengis dari wajah Marvin menatap begitu tajam."Laki laki tak tau diri, kau berani mendekati wanita yang sudah bersuami seperti dia," ucapnya menunjuk Ginda dengan begitu marah.Dengan cepat Ginda mendekati Lian hendak menolong, namun tiba tiba..."Sentuh laki laki itu kalau kamu mau menjadi istri durhaka."Terdengar ucapan it
Read more

Curhat Dengan Dela

Sementara Ginda dan Lian yang kini sedang dalam perjalanan menuju kampus, Lian yang berulang kali mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya, melihat itu Ginda merasa bersalah karena membantunya Lian jadi terluka."Pak, Maafin saya ya, karena menolong saya Bapak jadi luka begini," ucap Ginda yang terus memperhatikan wajah Lian dari samping."Tidak apa, Nda. Saya sudah tau jika hal ini pasti terjadi. Suami mana yang tak marah kalau lihat istrinya jalan sama laki laki lain?" jawab Lian yang membuat Ginda menunduk.Apakah ia keterlaluan? memperlakukan suaminya seperti ini. Tapi, bukankah Marvin lebih keterlaluan yang tak bertanggung jawab atas kesalahan yang ia perbuat."Berhenti sebentar, Pak," ucap Ginda tiba tiba."Ada apa, Nda?""Sebentar aja."Akhirnya Lian pun menepi dan menghentikan mobilnya seperti permintaan Ginda. Entahlah mengapa Lian begitu patuh pada mahasiswinya itu?Kini Ginda meraih sebuah tisu
Read more

Talak Yang Marvin Ucapkan

Hari demi hari berlaluGinda dan Lian yang semakin hari semakin sukses akan sandiwaranya, membuat Marvin geram dan merasa kecewa, entah apa karena Marvin mulai mencintai Ginda atau hanya karena tak ingin dipermainkan?Karena seorang Marvin Marcello tak akan tinggal diam jika dipermainkan begitu saja.Hari ini kembali Ginda yang pulang bersama Lian, kedekatannya semakin terlihat akrab dipandangan Marvin dan Sukma, walau sebenarnya mereka hanya bersandiwara namun mereka berhasil membuat Marvin kalang kabut.Bahkan Marvin sempat tidak fokus dengan pekerjaannya perkara yang sedang terjadi ini, hatinya bimbang antara rasa sakit hati dan takut terancam oleh Ginda. "Ginda," panggil Marvin kala kini Ginda melintasinya begitu saja, langkahnya yang hendak memasuki ruang kamar seketika terhenti kala Ginda mendengar panggilan itu."Saya mau bicara," tambah Marvin pada wanita berhijab yang tidak menoleh itu. Ginda membiarkan Marvin memperhat
Read more

Hamil

"Bagaimana keadaan Ginda, dok?" tanya Sukma setelah dokter selesai memeriksa Ginda."Ginda sakit apa, dok?" tambah Marvin, sementara Ginda yang hanya terdiam terbaring lemah."Istri Tuan tidak sakit, hanya saja dia sedang mengandung," jawab dokter wanita yang membuat Marvin, Sukma dan Ginda terbelalak."Apa, hamil?""Ya, usianya kehamilannya memasuki dua minggu, untuk menjaga kesehatan Ibu dan anak jangan lupa selalu beri support ya, Tuan. Ini saya buatkan resep vitamin untuk kekebalan janinnya," ucap dokter seraya menulis resep obat dan diberikannya pada Marvin.Entah akankah mereka bahagia atas kehamilan ini? sementara secara tidak langsung talak telah diucapkan oleh Marvin, dan jika sekarang Ginda hamil, tandanya perceraian itu tidak akan terjadi."Tuan bisa tebus resep ini di apotik ya," ucap dokter yang membuat Marvin perlahan mengangguk.Tak menunggu lama, kini dokter pun meninggalkan rumah Marvin. Sementara Ginda
Read more

Gara Gara Mangga Muda

Malam ini.Ginda yang tiba tiba terbangun karena merasa dahaga, ia berjalan keluar kamarnya dan menuju ruang makan untuk menuang air putih dalam gelas yang telah ia siapkan.Ia pun menenggaknya hingga tandas, namun tiba tiba sebuah mangga muda yang kini melintasi pikirannya, membuatnya seketika ingin sekali memakannya."Kenapa aku pengen mangga muda ya?" gumam Ginda yang kemudian melirik jarum jam yang telah menunjukan pukul 23:00."Yah udah malam, emang masih ada penjual buah yang buka jam segini?" tambahnya.Namun karena rasa ingin yang tak tertahan lagi, akhirnya Ginda memutuskan untuk keluar rumah, ia berjalan kaki menuju kios buah yang tak jauh dari komplek perumahannya."Mudah mudahan masih buka deh."Langkahnya terus berjalan tanpa henti, sementara Lian yang melintas melewati Ginda, seketika ia menghentikan mobilnya kala melihat wanita berhijab itu berjalan sendiri."Itu Ginda? ngapain sih malam malam gin
Read more

Pergi Dari Hidup Marvin

Bruuukkk!Marvin yang tiba tiba melempar sebuah koper dihadapan Ginda, hingga membuat Ginda terkejut dan terbelalak."Pergi dari rumah saya!" ucap Marvin tanpa memandang, rasanya ia tak sudi melihat wajah wanita yang ia anggap telah berkhianat itu.Sejenak terdiam, Ginda tau ini adalah bagian amarah dari Marvin, dan sepertinya memang ini resiko yang harus ia tanggung, atas sandiwara yang telah ia lakukan, perlahan Ginda pun meraih koper tersebut. Sementara Sukma yang melihat itu pun bergegas menghampiri."Apa kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini secara baik baik? Marvin, ini bukan jalan yang harus kalian tempuh.""Ibu masih mau membela wanita ini? sudah jelas jelas dia yang membuat perkara ini, Bu. Jadi jangan lagi membela dia atau pun melarangku untuk mengusir dia dari rumah ini. Toh dia sudah tidak mencintai aku lagi, dia lebih memilih dosennya itu, dari pada aku suaminya, jadi sudah lah biarkan dia pergi dari rumah ini."
Read more

Ada Apa Dibalik Map Merah?

Pagi ini dikampus tercinta, lagi lagi Ginda yang datang berbarengan dengan Lian, mencuri pandangan Dela, lantaran beberapa hari ini Ginda dan Lian selalu bersama, tak seperti keakraban dosen dan mahasiswanya."Kenapa mereka selalu barengan ya? berangkat bareng, dan pulang juga bareng, suami Ginda kemana? kenapa beberapa hari ini Ginda bareng Pak Lian terus?" gumam Dela yang kini pandangannya tertuju pada Ginda dan Lian yang berjalan beriringan."Terimakasih ya, Pak Lian. Kalau gitu saya ke kelas dulu.""Ya, belajar yang semangat ya. Masa depanmu ada di tanganmu sendiri," ucap Lian yang membuat Ginda tersenyum dan mengangguk.Entahlah rasanya Lian selalu memberi Ginda semangat, disaat hatinya sedang rapuh karena masalah yang menimpa hubungan rumah tangganya, malah kini Lian seperti sengaja hadir dan memberi ketenangan.Kini Ginda pun melangkah memasuki ruang kelasnya, langkahnya seketika terhenti kala Dela memanggil namanya, membuat wanita
Read more

Tawaran Menarik Untuk Ginda

"Lalu, apa ini maksudnya, Pak?""Jadi begini, Ginda. Perusahan itu bergerak dalam bidang fashion, dan mereka sedang membutuhkan desainer tetap disana. Saya rasa kamu bisa mengajukan diri untuk menjadi desainer mereka," jelas Lian yang membuat Ginda tak berkedip memperhatikan isi dalam map tersebut."Tapi, Pak. Apa saya bisa? ini perusahaan besar Pak saya takut saya tidak mampu.""Ginda, saya memberikan ini pada kamu, itu karena saya tau kualitas kamu, jadi jangan merasa seolah kamu tidak bisa, bukan kah menjadi desainer ternama adalah impian kamu? jadi jangan sia sia kan kesempatan ini, Ginda."Mendengar semua ucapan Lian, perlahan Ginda mengangguk. Ya, mungkin ini jalan yang akan membawanya dalam kesuksesan."Kamu tenang saja, saya akan membantu kamu, sebisa saya," tambah Lian yang membuat Ginda kini tersenyum."Terimakasih banyak, Pak Lian. Terimakasih sudah mendukung saya, rasanya saya seperti ada yang melindungi, ya meski pun
Read more

Apa Marvin Cemburu?

"Apa yang terjadi padaku? mengapa aku rasanya tak ingin mendengar Ginda dekat dengan laki laki itu? aku seperti marah, aku... ahhh perasaan apa ini? mengapa aku kacau dibuatnya?" gerutu Marvin kala kini Sinta tak lagi bersamanya.Kabar yang Sinta bawa rupanya membuat Marvin kalang kabut, mungkin perasaannya saat ini adalah perasaan cemburu, namun ia tak mengerti.Ia tak pernah sadar karena ia terlalu egois untuk menyadarinya, seorang Marvin Marcello tak ingin begitu saja percaya akan hal cinta, meski nyatanya ada namun karena ego dan masa lalu, membuat Marvin sulit mengakui hal itu."Dan aku pikir setelah Ginda pergi dari rumahku, dia akan melaporkan aku ke polisi, tapi ternyata sampai saat ini belum ada polisi yang mencari aku, apa Ginda tak melakukan itu? tapi kenapa? bukan kah ia ingin sekali berbalas dendam?" tambah Marvin dengan ekspresi terus berpikir.Entahlah Ginda benar benar membuat pikirannya kacau, ia yang tak mengerti apa yang sebenar
Read more

Perkara Pengen Eskrim

Diperjalanan."Pak, saya minta maaf ya udah selalu merepotkan, Bapak. Bapak jadi harus antar jemput saya seperti ini," ucap Ginda yang membuat pandangan Lian sejenak memperhatikanya yang kemudian kembali fokus pada kemudinya."Tak masalah, saya tidak pernah keberatan menolong kamu, justru saya senang, dan saya ingin menjadi seseorang yang sigap menolong kamu," jawab Lian yang membuat Ginda tertegun.Entahlah apakah seorang Lian memang laki laki yang begitu baik? atau ada maksud lain dari ucapannya itu? rasanya beberapa hari terakhir ini, Lian begitu mudah mengucapkan kata kata manis.Mendengar itu Ginda hanya tersenyum dan menunduk, tak tau akan berkata apa lagi, hingga kini pandangannya tertuju pada penjual es krim dipinggir taman kota.Entahlah, mengapa rasanya tiba tiba Ginda menginginkan es krim tersebut? hingga membuat Ginda seketika menghentikan laju Lian."Berhenti sebentar, Pak." Tanpa banyak bicara, kini Lian p
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status