Home / Romansa / Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda: Chapter 31 - Chapter 40

125 Chapters

Berkunjung Kerumah Ibu

"Sekarang aku mau cari laki laki itu kemana lagi? Yaallah, kenapa sulit sekali sih?" batin Ginda yang kini terdiam di halaman belakang rumahnya.Melihat sang menantu merenung, Sukma pun kini menghampiri. Sukma adalah sosok Ibu mertua yang terbilang perhatian, entah lah apa kah karena ia merasa bersalah dengan Ginda, atau karena memang Sukma orang yang baik?"Ginda," panggil Sukma yang membuat Ginda seketika memutar wajahnya."Ibu.""Kamu kenapa, Nda? Ibu perhatiin kamu lebih banyak melamun," tanya Sukma yang membuat Ginda kembali menunduk.Ingin sekali rasanya ia bercerita tentang kegundahan hatinya saat ini. Namun kembali lagi, ia tak ingin merepotkan orang lain untuk perkara ini, jadi mungkin lebih baik Ginda diam saja."Aku ngga papa kok, Bu. Aku... Aku lagi kangen aja sama Ibu Rumi, udah lama ya aku ngga ketemu Ibu," jawab Ginda beralibi."Kenapa kamu ngga ajak Marvin aja untuk berkunjung kerumah Ibumu? besok dan lus
Read more

Panasnya Rumah Sederhana

Sesampainya dirumah Rumi.Rumi yang terkejut atas kedatangan anak dan menantunya itu, karena sebelumnya ia tak memberi tahu terlebih dulu.Dengan hangat Rumi mempersilahkan Ginda dan Marvin masuk ke rumahnya. Menjamunya dengan teh hangat dan cemilan sederhana."Kenapa kalian ngga kabari Ibu dulu kalau mau datang? jadi biar Ibu bisa siapin makanan buat kalian sejak tadi.""Ngga papa, Bu. Nanti aku bantuin masak ya," jawab Ginda yang membuat Rumi tersenyum dan mengangguk."Emm, Mas, apa mau istirahat dulu? ayo aku antar ke kamar.""Iya, Nak Marvin. Lebih baik kamu istirahat dulu, biar Ibu Masak dulu buat makan siang kita nanti," sambar Rumi yang membuat Marvin mengangguk.Kini langkah Marvin dan Ginda pun berjalan memasuki ruang kamar. Ruangan yang sempit dengan tempat tidur yang kecil dan tampak keras., hingga membuat pandangan Marvin tak berkedip memperhatikan sekelilingnya."Kalau mau tidur silahkan tidur aja,
Read more

Kebahagian Baru

"Mas."Terdengar panggilan itu dari suara Ginda yang membuat Marvin seketika menoleh. Ekspresi wajahnya tampak terkejut dan kemudian dengan cepat meletakkan kembali bingkai foto yang sedari tadi ia genggam itu."Ginda.""Mas, kenapa?"Mendapat pertanyaan itu Marvin pun bingung menjawabnya, ia tak tahu harus berkata apa saat ini? Sementara Ginda yang terus menatapnya dengan pandangan ingin tahu."Kenapa Mas minta maaf? apa Mas kenal sama Ayah?"Kembali lagi Ginda melontarkan pertanyaan yang membuat Marvin gelagapan. Jika saya Ginda dapat mendengar suara hati Marvin, saat ini Marvin sedang meminta maaf karena pernah berbuat kesalahan padanya dan Danang, sang Ayah mertua.Namun sayangnya Ginda tak pernah tau apa yang sedang dipikirkan Marvin, sementara Marvin yang terus berusaha menutupi rahasianya itu."Eemm, tidak apa, s-saya minta karena saya merasa pernah membuat Ayahmu bersedih, syaa yang sempat tidak bersyuku
Read more

Bertemu S. Yahya Savero

Keesokan harinya.Dreet dreet!Sebuah panggilan masuk diponsel Marvin, dengan cepat ia pun meraih ponselnya yang terletak dimeja dekat dimana Marvin terduduk."Ada Apa?""Selamat siang, Tuan. Saya hanya ingin memberitahu bahwa jadwal meeting dimajukan siang ini pukul satu, perwakilan PT Sentosa menunggu kehadiran, Tuan."Mendengar ucapan itu seketika pandangan Marvin tertuju pada Ginda dan Bu Rumi yang sedang asik membersihkan halaman rumahnya.Sepertinya jika ia harus memotong kebersamaan itu, rasanya ia tak tega, namun ini pilihan yang sulit untuk Marvin."Apa harus siang ini? kenapa tidak besok saja?""Maaf, Tuan. Perwakilan PT Sentosa sendiri yang meminta.""Astaga, yasudah saya akan datang, kamu siapkan semuanya ya, dan kamu juga harus menemani saya.""Baik, Tuan."Tut tut tut!Panggilan pun terputus, Marvin yang masih sedikit bingung, karena rasanya enggan untuk menyampa
Read more

Terbongkar Sudah Rahasia Marvin Selama Ini

Apakah laki laki tersebut adalah laki laki yang ia cari selama ini? pandangan mata Ginda kini mulai memerah, memperhatikan laki laki bernama Yahya itu dengan pandangan nanar.Ingin sekali ia menamparnya saat ini, memarahinya dan memakinya, namun ia masih menghargai sang suami yang tampak sedang sibuk bersamanya. Saat ini Ginda hanya perlu bersabar, menunggu waktu yang tepat, yang akan ia gunakan untuk bertanya kebenarannya.Sepuluh menit kemudian.Beberapa orang berpenampilan rapi yang kini datang memasuki ruangan meetingnya, yang sudah disambut oleh Yahya, dan akan segera dimulai inti dari pertemuannya. Hal ini menjadi kesempatan bagi Ginda untuk mencari tahu apakah benar benar Yahya pemilik mobil Mercy tersebut? Langkah Ginda yang kini keluar dari ruangan Marvin dan hendak mencari ruangan sekretaris.Tak jauh dari ruang CEO, tampak satu ruangan yang berplakat Sekretaris. Tak menunggu lama, ia yang kini memasuki ruangan terseb
Read more

Perasaan Tak Karuan

Di perjalanan pulang.Ginda yang kini hanya terdiam, tak bersuara, membuat Marvin yang melihatnya bertanya tanya, ada apakah dengan Ginda? mengapa moodnya tiba tiba berubah?"Nda, kamu kenapa?" Tanya Marvin.Namun pertanyaan itu tak dihiraukan olehnya, Ginda yang malah membuang muka seolah tak ingin melihat Marvin lagi.Tak tahu harus bagaimana ia saat ini? segalanya membuatnya gusar, ingin berbuat sesuatu pun seakan tak tenang, perkara sebuah kenyataan yang membuat Ginda seketika kecewa.Sesampainya dirumah.Ginda yang dengan cepat melangkah memasuki ruang kamarnya, melewati Sukma dan meninggalkan Marvin begitu saja. Melihat Ginda yang aneh, Sukma pun mengerutkan dahi."Vin, Ginda kenapa sih, kok aneh gitu?" tanya Sukma yang membuat Marvin menggelengkan kepala."Aku ngga tau, Bu. Perasaan tadi baik baik aja kok, kenapa tiba tiba gitu ya?""Oh, mungkin dia lagi PMS, udah kamu tenang aja," jawab Sukma ya
Read more

Pacar Gelap?

Pagi ini, Ginda yang berjalan tak semangat menyusuri koridor kampusnya. Pandangannya kosong seperti sedang memikirkan banyak masalah. Karena tak fokus pada tempatnya saat ini berada, hingga panggilan Dela pun tak ia hiraukan. Langkah Ginda yang terus berjalan hendak menuju ruang kelasnya, hingga tiba tiba...Bruukkk!Ginda bertabrakan dengan Lian, dan membuat lamunannya seketika terbuyar."Astagfirullah, Pak Lian. Maaf maaf," ucap Ginda yang dengan cepat menjauh."Kamu kenapa, Nda? kamu melamun?"Mendengar ucapan itu rasanya Ginda ingin sekali menceritakan apa yang menjadi unek uneknya saat ini, apa Ginda harus bercerita dengan Lian? sepertinya memang iya, karena rasa hati Ginda yang seakan penuh dengan permasalahan yang tak terbagi itu."Pak, maaf. Apa saya boleh cerita sesuatu sama, Bapak? tapi kalau bapak ngga sibuk sih, kalau Bapak sibuk ya...""Boleh, Ginda. Apa yang mau kamu ceritakan pada saya?" tanya Lian memutus
Read more

Perubahan Sifat Ginda

Cukup lama terdiam, terduduk dengan wajah begitu bimbang, antara ia atau tidak Lian harus menjawab permintaan Ginda tersebut.Terduduk bersandaran dengan terus memperhatikan wajah wanita berhijab dihadapannya, wajah ayunya seakan penuh harap, berharap agar Lian mau membantunya.Namun apakah permintaan Ginda ini tidak keterlaluan? Lian diminta menjadi pacar gelap sandiwaranya dihadapan suaminya sendiri.Sama halnya Lian harus masuk ke kandang singa yang sedang tertidur, yang sewaktu waktu akan menerkamnya setelah ia terbangun."Pak, bagaimana? saya mohon bantu saya ya."Kembali terdengar panggilan itu yang membuat Lian akhirnya menghela nafas berat."Yasudah, saya mau membantumu," jawab Lian yang membuat Ginda sedikit tersenyum.Entahlah apa alasan Lian menerima permintaan aneh itu, yang jelas ia tak tega melihat Ginda memohon terus menerus dengannya.Ditengah tengah perbincangannya, tiba tiba...Dreet dreet!
Read more

Jangan Sentuh Aku, Mas!

"Apa yang terjadi sama Ginda, Vin. Kenapa dia aneh?" tanya Sukma pada Marvin yang pandangannya terus tertuju pada tubuh Ginda yang kini sudah menghilang."Aku tidak tau, Bu. Dari kemarin dia aneh begitu, apa dia marah karena aku mengajaknya pulang lebih cepat dari rencana kita?""Tapi kayanya ada hal lainl yang terjadi pada Ginda saat ini, Vin. Marvin, kamu harus berusaha memperbaiki hatinya, karena bagaimana pun kamu harus tetap melanjutkan misimu, membuat Ginda jatuh cinta agar posisimu tidak terancam," ucap Sukma yang membuat Marvin perlahan mengangguk.Tak menunggu lama kini Marvin pun melangkahkan kakinya masuk, dan mencari Ginda diruang kamarnya.Ia dapati Ginda yang masih terduduk dengan pandangan merenung disana, karena penasaran dengan apa yang terjadi pada istrinya, kini Marvin pun mendekat, terduduk sejajar dengan Ginda.Melihat Marvin mendekat, rasanya Ginda tak ingin memandang wajah itu, karena jika terlalu lama memperhatikan
Read more

Karena Orang Ketiga

Malam ini.Ginda dan Marvin berada dalam satu tempat tidur, namun Ginda yang sejak tadi membelakangi Marvin tak ingin menghadapnya, sementara Marvin yang kini sudah terpejam, namun Ginda masih tak dapat memejamkan matanya.Pikirannya masih gundah dengan perkara yang membuat hidupnya runyam, entahlah apa ia harus menderita terus seperti ini? Ditengah tengah lamunannya, tiba tiba...Duaaaarr!Suara Guntur dan petir disertai lampu yang padam membuat Ginda seketika tersentak."Astafirullah alazim," ucapnya terkejut dan seketika memeluk tubuh Marvin.Kini ruangan pun gelap gulita hanya ada suara dan cahaya petir yang berulang kali terdengar membuatnya meringkuk ketakutan. Petir dan kegelapan adalah hal yang paling menakutkan untuk Ginda, karena kebutaannya selama ini ternyata menjadi sebuah trauma baginya.Sementara petir dan guntur yang terus bersahutan disertai hujan lebat yang membuat cuaca seketika ekstrim. Mera
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status