Home / Romansa / Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda: Chapter 51 - Chapter 60

125 Chapters

Permintaan Marvin

"Sekali lagi terimakasih ya, Pak," ucap Ginda kala kini Lian menghentikan mobilnya dihalaman rumahnya."Sama sama, jaga kesehatan terus ya, jangan capek capek, inget ada janin yang harus kamu jaga," ucap Lian yang membuat Ginda tertegun.Padahal ini bukan kewajiban Lian untuk mengingatkan Ginda akan kandungannya. Namun dengan tulus Lian berkata itu, selain itu Lian juga selalu ada saat Ginda butuh pertolongan, seolah Lian ingin melindungi dan menjaga Ginda serta bayi dalam kandungannya tersebut."Terimakasih banyak, Pak. Sudah mengingatkan, kalau begitu saya masuk dulu.""Emm, Ginda. Jangan pernah keluar rumah sendiri ya, kalau ada perlu diluar kamu bisa hubungi saya, saya siap antar kamu," ucap Lian yang membuat Ginda menghentikan langkahnya.Tak menjawab, Ginda hanya tersenyum dan kemudian mengangguk, kembali ia melangkahkan kakinya dan memasuki rumah. Kepergian wanita berhijab itu tak hilang dari pandangan Lian, Dengan bibir yang terus
Read more

Paksaan Dari Marvin

Marvin yang kini kembali kerumah dengan wajah muram, ia terduduk disofa ruang tamunya dengan nafas berat, melihat itu Sukma pun menghampiri."Marvin, ada apa?"Mendengar pertanyaan itu perlahan Marvin pun menoleh, tanpa ragu Marvin menceritakan semuanya pada Sukma. Tentang niatnya yang mengajak Ginda kembali ke rumah namun ditolak begitu saja."Ginda ngga mau?""Sepertinya begitu, Bu. Entahlah apa dia berniat melaporkan aku ke polisi? ditambah lagi Ginda dan dosennya itu, sepertinya hubungan keduanya semakin dekat, Bu. Bahkan segalanya laki laki itu yang menanggung, seolah ia tak ingin Ginda menderita.""Ini juga kan kesalahan kamu, Vin. Coba aja saat itu kamu ngga mengusir Ginda, ini tidak akan terjadi, kamu masih terus bisa memantaunya, kamu masih terus bisa membujuk hatinya, dan sekarang bagaimana kalau Ginda benar benar melaporkan kamu ke polisi?""Pasrah saja, Bu. Mungkin memang itu balasan untukku," jawab Marvin tanpa meman
Read more

Kebersamaan Membahagiakan

"Inggit, ini Inggit? Masyallah cantik sekali kamu, Nak," ucap Ginda membelai wajah gadis kecil itu dengan lembut."Mama Ginda, udah bisa melihat ya?"Mendengar ucapan itu Ginda hanya tersenyum yang kemudian menganggukkan kepala."Iya, Sayang. Mama Ginda udah bisa melihat, dan Mama seneng bisa melihat wajah Inggit yang cantik ini, oiya bagaimana kalau mulai sekarang panggilnya Bunda aja, gimana Inggit mau?""Bunda? iya aku mau, Bunda," jawab Inggit ceria.Melihat kedekatan itu Sukma dan Marvin tak berkedip, rasanya seperti melihat seorang anak dan ibu kandung yang begitu dekat.Ginda benar benar sosok Ibu yang luar biasa, bahkan ia bisa menyayangi Inggit yang bukan anak kandungnya. Kini Ginda dan Inggit pun asik bermain bersama, Marvin yang tak berkedip memperhatikan sifat keibuan dari Ginda, ia mampu membuat Inggit bahagia.Sementara wajah ayu itu membuat Marvin tak ingin berpaling dari pandangannya, rasa hati yang tak t
Read more

Perkara Pak Bos Teddy

"Maaf, Mas. Aku harus pulang," ucap Ginda setelah panggilannya terputus.Ucapan itu membuat wajah Marvin tampak frustasi, ia menyunggar rambutnya kebelakang. Permintaannya kali ini ditolak lagi, entahlah harus bagaimana Marvin menghadapinya?"Yasudah saya antar.""Ngga usah, aku bisa pulang sendiri," jawab Ginda yang kemudian melangkah menjauh.Tak ingin mengalah, Marvin kini mengikuti langkah Ginda mau tak mau Marvin tetap akan mengantar Ginda kembali kerumahnya.Kalau pun Ginda tak mau lagi tinggal bersama Marvin, tapi setidaknya Marvin masih bisa memantau Ginda, siap membantu disaat ia butuh sesuatu, seorang Marvin tak sudi kalah dengan laki laki bertitle dosen tersebut.Kini Marvin dan Ginda pun melaju menuju rumahnya, tak ada pembahasan apa pun dalam perjalanannya, Ginda yang tampak tak sudi memandang wajah tampan laki laki disampingnya itu.Sementara Marvin yang mungkin juga sungkan ingin membuka suaranya, keduanya
Read more

Malu Malu Kucing

Sesampainya Ginda dan Lian dirumah, mereka dapati Marvin yang sudah tampak terduduk seorang diri di teras rumahnya, memperhatikan sebuah mobil yang kini terhenti dihadapannya.Begitu pun Ginda dan Lian yang juga memperhatikan Marvin yang tampak sedang menunggu kedatangan sang pemilik rumah.Setelah keluar dari mobil, perlahan Ginda pun melangkah mendekati Marvin yang sudah berdiri siap menyambut kepulangannya."Mas Marvin."Sementara Lian yang hanya terdiam memperhatikan pemandangan itu dari jarak gang tak terlalu jauh, sebenarnya ia sedikit tak enak hati, karena Marvin yang telah melihat kepergiannya bersama istrinya. "Mas, ngapain disini?" tanya Ginda.Tak langsung menjawab, Marvin yang lebih dulu memperhatikan Lian disana. Cukup lama saling diam, sebelum akhirnya Marvin berkata,"Inggit mencarimu!"Jika sudah menyangkut tentang Inggit, rasanya Ginda tak dapat menolak, ia yang harus mau tak mau mengikuti permintaa
Read more

Ginda Kecelakaan

Keesokan harinya.Ginda yang sedang resah berada dirumahnya sendiri, ingatannya terus tertuju pada Marvin yang hari ini sedang berulang tahun."Ini adalah tanggal dan bulan kelahiran Mas Marvin, sementara aku, istrinya malah tak peduli dengannya, apa aku salah?" gumam Ginda dengan terus berpikir akan apa yang akan ia lakukan?Tak mungkin ia berdiam diri seperti ini sementara sang suami yang seharusnya mendapat perhatian lebih darinya.Pandangannya yang kini memperhatikan sebuah cincin berlian yang melingkar dijari manisnya, ia teringat akan saat itu saat dimana Marvin memberikannya untuk Ginda.Seharunya saat ini ia pun melakukan hal yang sama, namun malah keadaannya seperti ini, benar benar membuat Ginda bimbang.Setelah cukup lama berpikir, kini akhirnya Ginda memutuskan untuk beranjak dan bergegas menuju rumah Marvin, sebelum sampai rumah Marvin lebih dulu ia membelikan sebuah jam tangan untuk suaminya tersebut, bukan untuk me
Read more

Lian Menjadi Sasaran Amukan Marvin

"Apa, Ginda kecelakaan?" ucap Marvin terkejut kala mendengar kabar tentang Ginda yang kecelakaan.Tak menunggu lama, kini Marvin pun bergegas meninggalkan singgasananya. Ia melangkah sangat cepat, pikirannya panik dan cemas, berharap tak terjadi apapun pada istri dan calon anaknya tersebut.Marvin yang berjalan melewati Sukma begitu saja, melihat ekspresi panik sang anak Sukma pun menghentikan langkah Marvin."Ada apa, Vin? kenapa kamu panik sekali?""Ginda kecelakaan, Bu! Dia masuk UGD sekarang," jawab Marvin yang membuat Sukma pun terkejut.Tak berpikir panjang, kini Sukma dan Marvin pun bergegas menuju rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, Marvin dan Sukma dapati Lian berada di depan ruang UGD.Karena sudah panik akan kabar berita ini, emosi Marvin pun memuncak, ia yang datang dengan pandangan tajam yang tiba tiba mendaratkan kepalannya pada wajah Lian, hingga membuatnya terhuyung."Kamu kan yang membuat istri saya
Read more

Membuat Marvin Tak Tahan

"Seperti ucapan dokter, jika kamu harus istirahat total, jadi mulai sekarang kamu harus ikut saya pulang kerumah, kamu tidak perlu tinggal sendiri, mengerti kan?" tanya Marvin pada Ginda.Yang membuatnya sejenak terdiam sebelum akhirnya mengangguk. Mungkin memang ini saatnya Ginda belajar memaafkan, meski sulit namun Ginda akan berusaha membuka pintu hatinya kembali.Melihat jawab Ginda, Marvin pun tersenyum akhirnya istrinya itu mau kembali lagi bersamanya, ia berpikir mulai saat ini ia tak akan pernah membuat Ginda kecewa lagi."Mas, apa aku boleh bicara sebentar?" tanya Ginda yang membuat gerak tangan Marvin kini terhenti.Pandangannya tertuju pada wajah pucat pasi yang masih terbaring itu."Ada apa?""Aku.. aku mau minta maaf, Mas. Sebenarnya aku dan Pak Lian..""Jangan sebut nama itu lagi di hadapan saya, saya tidak mau mendengarnya," sambar Marvin pada ucapan Ginda yang belum usai."Tapi, Mas.. Aku mohon d
Read more

Kembali Diperhatikan Oleh Marvin

Keesokan harinya.Ginda yang telah bersiap hendak pergi ke kampus, Marvin yang melihat Ginda telah berpenampilan rapi pun dengan cepat menghampiri."Ginda, kamu mau kemana?" tanya Marvin dengan pandangan memastikan."Aku mau kuliah, Mas. Oiya nanti setelah pulang kampus aku langsung kerja ya, di Fashion Ted."Mendengar ucapan itu Marvin pun mengerutkan dahi. Bekerja? sejak kapan Ginda menjadi bagian dari Fashion Ted? perusahaan Fashion ternama di kota."Kamu kerja, buat apa?" tanya Marvin yang kini meraih tubuh Ginda dan membawa dihadapannya."Kamu itu istri saya, jadi tidak perlu repot repot bekerja. Saya mampu memenuhi semua keinginan kamu, saya bisa bahagiakan kamu dengan apa yang saya punya, jadi kamu tidak perlu bekerja, Ginda. ""Tapi ini salah satu mimpi aku, Mas. Aku pengen banget jadi desainer, dan saat ini aku hampir mencapainya, aku mohon, Mas izinin ya! aku tau kok kalau hanya untuk menafkahi aku Mas pasti ma
Read more

Ucapan Lian Yang Tak Dimengerti

Kini Ginda yang hendak menuju toilet seorang diri tiba tiba ia melihat Lian yang melintas berlawanan arah dengannya hingga membuatnya dengan cepat memanggil."Pak Lian."Mendengar panggilan itu langkah kebut Lian seketika terhenti yang lalu dengan cepat menoleh, membuat Ginda kini menghampirinya.Namun seketika Ginda melebarkan mata kala ia melihat bekas memar yang masih terlihat dibeberapa sudut wajah Lian."Loh, Pak. Wajah Bapak kenapa memar begitu? Bapak dipukul orang?" tanya Ginda yang membuat Lian sejenak terdiam dan kemudian menjawab,"Tidak papa, luka kecil saja," jawab Lian yang sengaja menutupi jika Marvin lah yang menghajarnya saat itu.Tak mungkin ia berkata apa yang terjadi, karena sepertinya hubungan Ginda dan Marvin mulai membaik, jadi ia tak akan merusaknya lagi."Ginda, syukurlah kamu sudah sembuh, dan sudah bisa kembali masuk kuliah," tambah Lian yang membuat Ginda tersenyum dan mengangguk."Alh
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status