"Mas, aku mau sholat dulu, ya!" Aku bicara pada Mas Ahmad dalam balutan mukena yang melekat manja di tubuh langsingku ini."Oh iya, tuh bilang sama Mbak Rina, jangan malas sholat. Ntar berdosa," sambungku lagi."Kamu tahu sendiri, Dek, si Rina itu paling gak bisa dibilangi. Nggak kayak kamu yang alim, rajin solat. Rina itu kebalikannya," jawab Mas Ahmad. "Itulah sebabnya Mas lebih percaya sama kamu yang ngedidik anak-anak, Dek. Kalo Rina mah nggak bakalan bisa kasih pendidikan yang layak sama anak,"Aku meringis tipis mendengarnya."Iya, Mas. Tadi aku udah mandiin anak-anak. Mereka udah rapi dan tertidur sekarang," jawabku."Makasih, Sayang!"Sebenarnya, mengurus Ririn dan Aldi, dua anak Mas Ahmad dan Mbak Rina adalah aktivitas yang membosankan. Tapi tak apa, demi mengambil hati suami, aku rela. Aku bisa tunjukkan kalau aku adalah ibu yang baik untuk anak-anak.Sesaat setelah kami bicara, Mbak Rina lewat di depanku. Ih bikin ilfil aku aja. Makhluk gemuk, bulat, berlemak itu membuatk
Read more