Fika"Fikaaaaa!"Baru saja aku duduk di sofa dan bermaksud untuk menonton televisi, eh si Mak Erot sudah main berteriak aja dari belakang sana."Ya, Buu," jawabku jengkel."Sini, dulu!" Huuuh... Mau tidak mau aku harus menghentikan menonton film favoritku. "Ada apa, Bu?" Aku menghampirinya."Nih ya, ibu ajarin kamu! Piring yang warna putih ini jangan di taruh di sini! Ntar kepake malah cepet kotor!"Ya ampun, kalau nggak mau kepake kenapa di taruh di rak piring, Lampir? Untuk pajangan doang apa?"Terus yang ini nih, nih ayamnya kurang lembut! Kamu masakin lagi sana! Nggak tahu apa kalo gigi ibu suka sakit kalo makan makanan bertekstur keras?"Yaaaaa, harus dimasak lagi? Melelahkan, cukup melelahkan. Disini serasa aku ini dibikin babu. Ingin rasanya aku pulang ke rumah orang tuaku saja. Tapi, apa aku akan menjilat ludahku sendiri setelah apa yang sering kuceritakan pada mereka?Sebenarnya tubuhku lemas, sepertinya kesehatanku sedang menurun. Tetapi perintah Mak Lampir ini tidak b
Baca selengkapnya