All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 451 - Chapter 460

541 Chapters

Bab 451

Setelah selesai mandi dan keluar dari kamar, Amel melihat Yunita sudah mulai sarapan."Selamat pagi, Kak Amel.""Mana kakakmu?" Begitu keluar dari kamar, Amel tidak mendengar suara Dimas. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Yunita."Kak Amel, setelah Kak Dimas membelikan sarapan, dia bilang ada sedikit masalah di lokasi konstruksi. Dia harus segera menyelesaikannya. Jadi, pagi-pagi sekali Kak Dimas sudah pergi ke lokasi konstruksi," jelas Yunita sambil menyantap sarapannya."Ternyata begitu.""Kak Amel, penerbanganku masih sore nanti. Apa Kakak tahu tempat menarik lainnya di sini? Aku ingin belanja lagi," kata Yunita dengan penuh semangat.Mendengar itu, Amel menunjukkan ekspresi kesulitan. "Yunita, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak bisa menemanimu keluar hari ini. Toko makanan penutupku mendadak menerima banyak pesanan semalam. Aku harus menyelesaikan pesanan sebelum malam tiba. Tokoku ini kekurangan karyawan. Jadi, aku harus kembali membantu pagi ini."Yunita tamp
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 452

Mendengar itu, Jeny memperhatikan lingkungan di sekeliling toko, kemudian berkata dengan nada menghina, "Hmph, harus diakui. Toko kecilmu ini memang benar-benar kumuh."Amel menatap Jeny dengan tajam dan berkata, "Kalau toko ini kumuh, kenapa kamu masih mau datang kemari? Lebih baik, cepat keluar dari sini. Jangan sampai toko kecilku ini merusak citramu." Amel sama sekali tidak ingin berurusan dengan Jeny."Kalau bukan karena teman-teman bilang makanan penutup buatanmu itu enak, aku pasti nggak akan pernah datang kemari. Baru membuka toko makanan penutup kecil saja, sombongnya sudah selangit," kata Jeny dengan sinis dan raut wajah yang angkuh. Dia bersikap seolah-olah datang ke toko makanan penutup milik Amel untuk membeli makanan penutup merupakan anugerah terbesar bagi Amel."Nona Jeny, kalau kamu mau membeli sesuatu, cepatlah pilih. Kalau kamu hanya ingin mencari gara-gara, cepat pergi dari sini sekarang. Aku nggak punya banyak waktu untuk disia-siakan di sini bersamamu." Setelah be
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 453

"Kak Amel, aku pergi sendiri saja. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu," kata Yunita sambil melepas celemeknya."Baiklah kalau begitu. Yunita, kali ini aku nggak bisa menemanimu. Aku akan bermain denganmu saat kamu datang lagi lain kali," kata Amel dengan penuh penyesalan."Oke, aku pergi dulu," pamit Yunita sebelum pergi naik taksi di depan toko makanan penutup.Untuk menghemat waktu, Amel langsung memesan layanan pengiriman makanan."Amel, keluar kamu!" Begitu selesai memasukkan adonan kue ke dalam oven, Amel mendengar sebuah suara yang familier datang dari luar."Kak Amel, sepertinya ada seseorang yang mencarimu di luar." Sarah mengingatkan.Amel mengangguk, lalu keluar dengan terburu-buru."Amel, lihat makanan penutupmu. Ini sama sekali nggak higienis. Aku mau melaporkan kalian!" seru Jeny sambil meletakkan tangan di pinggul, tampak sangat marah."Kenapa makanan penutup kami nggak higienis? Kami punya izin kesehatan. Jangan bicara omong kosong di sini!" kata Amel sambil mengerutkan k
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 454

"Kak Amel, komentar netizen akan berdampak sangat buruk pada toko kita," kata Clara dengan ekspresi khawatir."Saat kita membuat makanan penutup, kita semua selalu memakai topi, juga menutupi rambut dengan rapat. Selain itu, kita juga mengenakan pakaian standar. Bagaimana bisa ada rambut yang jatuh ke dalam makanan penutup?" keluh Sarah pada dirinya sendiri.Toko makanan penutup mereka bukan usaha berskala besar. Namun, karena makanan penutup mereka rasanya enak dan harganya murah, banyak pelanggan yang datang ke sini. Amel juga sangat senang karena usahanya tidak sia-sia.Jika masalah saat ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, pelanggan dan reputasi yang berhasil mereka bangun dengan susah payah pasti akan hancur.Ada banyak perusahaan dan toko yang bangkrut karena pengaruh negatif di internet. Saat ini, Amel benar-benar merasa sangat tertekan.Video Jeny dengan cepat punya dua ribu lebih komentar. Amel membuka kolom komentar dengan gugup."Aku baru saja membeli makanan penutup di
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 455

Jeny sangat marah ketika panggilannya ditutup. Dia menggunakan kekuatan supernya untuk mencari beberapa akun pemasaran yang tidak bermoral, lalu mulai mengatur langkahnya. Dia membuat orang-orang yang tidak mengetahui kebenarannya mulai menyalahkan toko Amel.Pada awalnya, ini bukanlah masalah besar. Sebenarnya masalah ini cukup mudah diselesaikan kalau diurus dengan baik. Namun, Jeny bersikeras untuk membuat masalah ini menjadi lebih besar. Dia ingin mengambil kesempatan ini untuk membuat toko Amel tutup.Amel baru saja mulai membuka layanan pesan antar di sebuah platform minggu lalu. Sekarang, saat dia membuka platform tersebut, semua netizen mengkritiknya. Amel tidak punya pilihan selain menutup sementara layanan pesan antar, lalu menghapus sementara tokonya dari platform tersebut."Kak Amel, kalau masalah ini terus berlanjut, toko kita mungkin nggak bisa bertahan." Clara adalah seseorang yang sudah melihat badai besar di kota besar. Dia tahu betapa menakutkannya kekerasan online. J
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 456

"Nggak peduli seberapa sibuknya aku, aku masih punya waktu. Nggak ada urusan yang lebih penting dari urusanmu," kata Dimas sambil menyeka air mata di wajah Amel dengan lembut.Suasana hati Amel berangsur-angsur membaik. Dia bertanya, "Sayang, apa yang harus aku lakukan selanjutnya?""Biar aku yang menangani masalah ini." Dimas sepertinya sudah yakin bahwa Jeny sengaja menjebak Amel."Omong-omong, Sayang, di mana rambut itu?" tanya Dimas secara tiba-tiba.Amel tertegun sejenak, lalu menjawab, "Aku membuang rambut itu ke tempat sampah. Kenapa? Apa rambut itu masih berguna?"Amel bertanya sambil menarik napas, tidak bisa menyembunyikan keheranan di wajahnya."Tentu saja. Aku curiga dia mencabut rambutnya sendiri atau rambut orang lain, lalu menaruhnya di atas makanan penutupmu. Kamu cukup mengirim rambut itu untuk diuji. Kalau rambut itu bukan milik kalian, itu sudah cukup untuk menjadi bukti kalau kalian bertiga nggak bersalah." Begitu mendengar penjelasan Dimas, Amel langsung mengerti.
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 457

"Sayang, sekarang masalah ini sudah terselesaikan. Kamu harus segera kembali bekerja," desak Amel. Dia tidak ingin Dimas membuang waktu di sini."Kalau begitu, aku akan pergi dulu.""Pergilah. Jangan lupa untuk bertanya pada Irfan apa malam ini dia punya waktu atau nggak. Aku akan memesan tempat di restoran terlebih dulu." Amel mengantar Dimas keluar, kemudian mengingatkan Dimas lagi sebelum pria itu pergi.Melihat mobil Dimas yang berangsur-angsur menjauh, Amel mengalihkan pandangannya, lalu masuk kembali ke toko.Kemudian, Amel duduk di meja kasir dengan kelelahan. Dia merasa kejadian hari ini seperti mimpi, datang dan pergi dengan sangat cepat. Dia juga bisa merasakan bahwa berbisnis bukanlah hal yang mudah."Kak Amel, masalahnya sudah selesai, kenapa kamu masih terlihat nggak senang?" tanya Sarah sambil menopang dagu dengan tangannya."Masalah kali ini memang sudah terselesaikan, tapi kita mungkin nggak akan seberuntung itu di lain waktu. Jadi, kita harus belajar dari pengalaman in
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 458

"Sayang, dari mana saja kamu? Aku pikir kamu belum datang." Dimas melangkah maju, lalu memegang tangan Amel dengan penuh kasih."Aku lupa membawa makanan penutup yang tadi aku masukkan ke dalam keranjang. Jadi, aku pergi sebentar untuk mengambilnya," kata Amel sambil mengangkat makanan penutup di tangannya."Pak Irfan, terima kasih banyak atas bantuanmu hari ini! Aku membawakan beberapa kue terbaik yang dijual di toko kami untuk kamu coba." Amel meletakkan makanan penutup di depan Irfan sambil tersenyum."Sama-sama. Ini bukan masalah besar untukku. Kalau begitu, aku nggak akan sungkan untuk menerima makanan penutup ini," kata Irfan dengan gugup."Bagaimanapun, kami tetap harus berterima kasih padamu. Meski ini hanya hal sepele untukmu, ini bukan masalah sepele bagi kami." Amel menekankan lagi."Pak Irfan, biarkan aku bersulang untukmu," kata Dimas sambil mengambil gelasnya. Irfan tiba-tiba merasa cemas. Meski dia diberi keberanian, dia juga tidak akan pernah berani bersulang dengan Dim
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 459

Lidya dan Andi diam-diam melirik satu sama lain, lalu melihat ketidakberdayaan di mata satu sama lain. Jika mereka mengetahuinya lebih awal, lebih baik pergi makan hotpot saja!"Dimas, Pak Irfan, aku kebetulan bertemu dengan adikku dan temanku saat keluar, jadi aku mengajak mereka untuk makan bersama," kata Amel seraya membuka pintu ruangan."Nggak masalah, makin banyak orang makin ramai, silakan duduk," tawar Irfan dengan sopan.Suasana di meja makan terasa agak canggung, Amel juga tidak tahu harus berkata apa untuk membuat suasananya lebih baik.Dimas mengedipkan mata pada Irfan. Irfan pun segera berdiri dengan penuh pengertian."Oh, aku benar-benar minta maaf. Aku baru saja menerima pesan dari Pak Direktur kalau aku harus menghadiri pertemuan daring yang sangat penting. Aku pamit pergi dulu.""Pergilah setelah makan," bujuk Amel dengan sopan."Nggak perlu, kita bisa berkumpul lagi lain kali. Aku yang akan mentraktir kalian nanti," tolak Irfan dengan sopan, kemudian dia segera pergi
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 460

"Aku akan mengantarmu pulang," tawar Andi dengan ekspresi yang agak berubah. Saat mendengar bahwa Mirna berencana mengirim Lidya ke luar negeri, dia merasa agak tidak senang dalam hati.Setelah Lidya dan Andi pergi, Amel hanya memakan dua gigitan, kemudian meletakkan alat makannya begitu saja."Apa kamu sudah kenyang?" tanya Dimas dengan alis terangkat.Amel mengangguk sambil menyahut, "Sebenarnya aku nggak terlalu lapar.""Kalau sudah kenyang, ayo pulang saja," ajak Dimas sambil berdiri.Amel memandangi piring-piring di atas meja yang belum banyak tersentuh dan merasa sayang jika membuang makanan begitu saja."Sayang, pergilah ke meja depan dan minta beberapa kotak makanan untuk dibawa pulang. Hidangannya masih ada banyak yang belum dimakan. Lebih baik dibungkus biar bisa kita makan untuk besok malam," celetuk Amel yang sangat pandai menjalani hidup.Dimas mengangguk dan menyahut singkat, "Oke."Dimas tidak menganggap bahwa membungkus makanan sisa adalah hal yang memalukan. Hal ini ju
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
55
DMCA.com Protection Status