Share

Bab 456

"Nggak peduli seberapa sibuknya aku, aku masih punya waktu. Nggak ada urusan yang lebih penting dari urusanmu," kata Dimas sambil menyeka air mata di wajah Amel dengan lembut.

Suasana hati Amel berangsur-angsur membaik. Dia bertanya, "Sayang, apa yang harus aku lakukan selanjutnya?"

"Biar aku yang menangani masalah ini." Dimas sepertinya sudah yakin bahwa Jeny sengaja menjebak Amel.

"Omong-omong, Sayang, di mana rambut itu?" tanya Dimas secara tiba-tiba.

Amel tertegun sejenak, lalu menjawab, "Aku membuang rambut itu ke tempat sampah. Kenapa? Apa rambut itu masih berguna?"

Amel bertanya sambil menarik napas, tidak bisa menyembunyikan keheranan di wajahnya.

"Tentu saja. Aku curiga dia mencabut rambutnya sendiri atau rambut orang lain, lalu menaruhnya di atas makanan penutupmu. Kamu cukup mengirim rambut itu untuk diuji. Kalau rambut itu bukan milik kalian, itu sudah cukup untuk menjadi bukti kalau kalian bertiga nggak bersalah." Begitu mendengar penjelasan Dimas, Amel langsung mengerti.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status