Share

Bab 461

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 17:39:37
Dari nada bicaranya, Lidya terdengar agak kesal.

"Tentu saja kamu adalah putri kami. Kita seperti ini bukankah karena juga mengkhawatirkanmu?" gumam Mirna sambil mengerutkan bibirnya.

"Aku nggak akan pergi. Aku nggak akan pergi apa pun yang terjadi. Kalau nggak ada hal lain yang perlu dibicarakan, aku pergi dulu," sambung Lidya sebelum bangkit dan pergi dengan kesal.

Mirna melotot penuh emosi sambil berkata, "Lihatlah putrimu yang baik itu. Dia benar-benar nggak punya keterampilan lain dan cuma punya temperamen yang buruk!"

"Sudahlah, dia belum setua itu. Biarkan dia bermain-main dua tahun lagi," jawab Kelvin. Dia tidak terburu-buru meminta putrinya pacaran.

Sesampainya di rumah, Amel memasukkan sisa makanan yang dibawanya dari restoran ke dalam lemari es.

"Sayang, aku mau mandi dulu," kata Dimas sambil mengambil piamanya dan memasuki kamar mandi.

Sementara itu, Amel duduk di sofa sambil melihat ponselnya. Tiba-tiba dia mendengar ponsel Dimas berbunyi. Dia pun langsung mengambil dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 462

    "Bibi Mirna benar-benar sangat khawatir, ya. Aku tebak kamu pasti belum menyetujuinya," sahut Amel sambil tertawa pelan."Ya, aku memang belum menyetujuinya. Amel, coba katakan padaku, aku yang baru 24 tahun itu masih belum terlalu tua, 'kan? Kalaupun aku menikah empat tahun lagi, memangnya kenapa? Aku benar-benar nggak tahu apa yang dikhawatirkan oleh ibuku," keluh Lidya lagi."Lidya, Bibi Mirna dan ayahmu hanya punya kamu sebagai putri mereka. Tentu saja mereka berharap kamu dapat menemukan kebahagiaanmu sendiri secepatnya," hibur Amel kemudian."Baiklah. Amel, aku nggak bisa mengobrol denganmu lagi. Aku masih ada urusan lain.""Oke, mari kita bertemu dan mengobrol di lain hari," sahut Amel, kemudian menutup panggilan teleponnya.Mungkin karena akhir-akhir ini perhatian Amel selalu tertuju pada informasi terkait properti, dia langsung menerima sebuah pesan teks setelah menutup panggilan teleponnya.Isi pesan itu adalah tawaran untuk menikmati diskon sebanyak 400 ribu per meter perseg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 463

    "Memangnya itu lucu?" tanya Dimas."Nggak, nggak. Itu sama sekali nggak lucu. Pak Dimas, kalau begitu aku akan segera menghubungi tim survei di kantor pusat," sahut Irfan sambil menahan senyumnya.Sementara itu, di sisi lain.Dio sedang mengkhawatirkan masalah uang di ruang kerjanya, ketika dia menerima telepon dari asistennya."Pak Dio ada masalah besar. Aku dengar kantor pusat mengirimkan tim survei untuk memeriksa proyek," ucap asisten Dio dengan nada panik."Apa? Mereka datang untuk melakukan pemeriksaan? Kapan mereka akan datang?" sahut Dio dengan mata terbelalak. Dia sampai berdiri dari kursinya karena terlalu kaget."Mungkin mereka akan datang besok sore. Pak Dio, apa yang harus kita lakukan? Hampir semua material baja yang kita punya nggak memenuhi standar. Kalau mereka mengetahuinya, kita harus mengganti semua material baja tersebut.""Jangan khawatir, biarkan aku memikirkan solusinya," sahut Dio sambil menelan ludahnya dengan gugup. Sekarang dia juga merasa bingung. Dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 464

    "Empat puluh juta?""Omzet hari ini 116 juta," ujar Amel."Banyak sekali, istriku hebat sekali," puji Dimas dengan kagum.Amel terkekeh pelan, lalu menyahut, "Kalau dibandingkan, omzet hari ini cukup sedikit. Biasanya omzet toko bisa sampai di atas 130 juta.""Sayang, karena tokomu sudah berjalan dengan baik, bagaimana kalau aku membuka cabang lain untukmu?" tawar Dimas kemudian. Dimas merasa dengan kemampuan Amel saat ini, Amel pasti bisa membuka cabang lain.Namun, Amel menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Sudahlah. Jangan terburu-buru membuka cabang. Aku khawatir aku nggak bisa mengurus keduanya. Lagi pula, bagaimana kita bisa mendapatkan begitu banyak uang sekarang?""Ya sudah, aku akan mendengarkanmu. Ini sudah larut, ayo tidur dulu," ajak Dimas sambil menarik Amel untuk berbaring di tempat tidur.Di sisi lain, ketika Lidya pulang ke rumah dengan kesal, Andi langsung menyambutnya. Bahkan sebelum Lidya sempat duduk, Mirna sudah mengiriminya pesan."Kamu benar-benar anak yang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 465

    "Oke." Dimas langsung bangun dari tempat tidur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mereka berdua bahkan tidak sempat berganti pakaian. Mereka langsung mengenakan jaket dan mengendarai mobil. Tak lama kemudian, keduanya sudah sampai di rumah Nana.Setelah naik ke atas, Amel dan Dimas menemukan jika pintu rumah Nana terbuka lebar. Ketika masuk, mereka melihat suasana di dalam rumah gelap gulita."Nana, kami datang!" teriak Amel.Pintu kamar tidur langsung terbuka. Nana bergegas keluar dari dalam kamar, kemudian memeluk Amel dengan berlinang air mata."Kak Amel, akhirnya kalian datang juga," kata Nana dengan suara terisak."Sudah, sudah nggak apa-apa, nggak apa-apa," hibur Amel dengan lembut sambil menepuk pelan punggung Nana.Dimas meraba-raba dalam gelap untuk menyalakan lampu. Dia menemukan ruang tamu berantakan, seperti bekas diacak-acak oleh seseorang."Saat kami datang, pintu anti-maling sudah terbuka. Dilihat dari situasi saat ini, aku rasa rumahmu sudah dimasuki pencuri," analisis

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 466

    Dimas dan Amel pulang kembali ke rumah bersama Nana."Nana, malam ini kamu tidur di kamar tamu ini, ya." Amel hanya membersihkan kamar itu dengan sederhana. Dia sama sekali tidak menduga akan terjadi peristiwa barusan."Oke. Kak Amel, Kak Dimas, kalian cepatlah beristirahat. Masalahku sudah terlalu merepotkan kalian," kata Nana dengan agak menyesal."Kalau begitu, kami tidur dulu. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku." Setelah berkata seperti itu, Amel pergi sambil memeluk lengan Dimas.Begitu masuk kamar, wajah Dimas langsung berubah. Dia menatap Amel dengan cemberut. "Ada begitu banyak hotel di luar sana. Kenapa kamu harus membawa orang lain ke rumah kita?""Bukankah aku khawatir kalau dia akan ketakutan karena sendirian di luar sana? Nana sudah begitu malang, sendirian di kota asing ini. Kita bantu saja dia sebisanya," kata Amel dengan penuh kasih sayang."Apa kamu berencana untuk menangani masalah ini sampai selesai?" tanya Dimas."Kita lihat saja nanti. Aku punya ide, Sayang." Tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 467

    "Terima kasih banyak, Kak Dimas dan Kak Amel." Nana bahkan tidak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihnya.Semalam, Nana merasa makin malu pada Amel. Amel begitu baik padanya. Namun, dia malah berani menyukai Dimas."Sayang, kamu saja yang mengajak Nana ke sana. Pagi ini aku mau pulang ke rumah untuk menemui Ayah dan Ibu. Kemarin sore, aku mengobrol dengan Ibu. Ibu bilang Ayah sepertinya sedang nggak enak badan," kata Amel."Baiklah. Setelah selesai mengantar Nana, aku akan menyusulmu ke rumah.""Nggak usah. Ayah pasti baik-baik saja. Setelah mengantar Nana, kamu bisa langsung kembali bekerja.""Oke. Kalau keadaan Ayah memburuk, langsung beri tahu aku. Jadi, kita bisa membawanya secepatnya ke rumah sakit." Dimas mewanti-wanti Amel sebelum pergi."Oke, aku mengerti. Cepatlah pergi." Setelah mengantar Dimas dan Nana, Amel mengendarai sepeda listriknya untuk kembali ke rumah orang tuanya."Ayah, Ibu, aku pulang." Amel masuk ke dalam rumah sambil membawa semangka yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 468

    Pria yang menjual rumah itu takut jika Amel dan Lili tidak jadi membeli rumah di Amarilis, karena rumahnya tidak segera siap untuk dihuni."Sebenarnya nggak masalah kalau rumah itu siap huni saat akhir tahun nanti. Lagi pula, kami juga nggak terburu-buru untuk tinggal di sana." Lili sebenarnya lumayan puas dengan harganya."Lingkungan di sini sangat bagus. Penghijauan dan fasilitas untuk sarana rekreasi juga sangat bagus. Daerah di sekitar juga cukup ramai. Ada pasar swalayan yang besar. Yang paling penting, ada banyak sekolah di sekitar sini. Jadi, kalau membeli rumah di sini, anak-anak bisa langsung masuk SD nomor satu." Melihat kedua wanita itu tampak sangat tertarik, pria itu terus membujuk mereka dengan kata-kata yang manis."Lingkungan di sekitarnya memang bagus." Amel juga berniat untuk membeli rumah di Amarilis."Bagaimana kalau begini saja. Mari kita berteman di WhatsApp. Aku Jefri Ismawan, staf di kantor penjualan ini. Kalian bisa memanggilku Jefri. Kalau ada pertanyaan, kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 469

    "Berapa banyak yang mereka pesan?""Mereka pesan tiga ratus porsi. Kak Clara dan aku sibuk bekerja sejak tadi. Sekarang, masih ada lima puluh porsi lagi yang harus dibuat, tapi buahnya nggak cukup. Jadi, Kak Clara keluar membeli buah.""Terima kasih atas kerja keras kalian berdua. Aku akan mentraktir kalian teh susu nanti!" kata Amel sambil mengenakan pakaian kerjanya.Baru saja Amel selesai berbicara, Clara sudah kembali membawa buah-buahan dengan susah payah.Setelah semua makanan penutup selesai dibuat, Amel melihat jam. Sekarang sudah pukul dua lebih sepuluh, waktu untuk mengirim makanan adalah pukul tiga."Sarah, kamu tinggal di sini dan jaga tokonya. Aku akan mengantarkan makanan dengan Clara.""Baiklah, Kak Amel. Kalian hati-hatilah di jalan."Amel naik taksi untuk pergi ke Grup Angkasa bersama Clara. Ketika mereka tiba di Grup Angkasa, jam kebetulan menunjukkan pukul tiga."Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis di meja depan dengan curiga ketika melihat keduanya datang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status