Share

Bab 466

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-02-01 17:39:37
Dimas dan Amel pulang kembali ke rumah bersama Nana.

"Nana, malam ini kamu tidur di kamar tamu ini, ya." Amel hanya membersihkan kamar itu dengan sederhana. Dia sama sekali tidak menduga akan terjadi peristiwa barusan.

"Oke. Kak Amel, Kak Dimas, kalian cepatlah beristirahat. Masalahku sudah terlalu merepotkan kalian," kata Nana dengan agak menyesal.

"Kalau begitu, kami tidur dulu. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku." Setelah berkata seperti itu, Amel pergi sambil memeluk lengan Dimas.

Begitu masuk kamar, wajah Dimas langsung berubah. Dia menatap Amel dengan cemberut. "Ada begitu banyak hotel di luar sana. Kenapa kamu harus membawa orang lain ke rumah kita?"

"Bukankah aku khawatir kalau dia akan ketakutan karena sendirian di luar sana? Nana sudah begitu malang, sendirian di kota asing ini. Kita bantu saja dia sebisanya," kata Amel dengan penuh kasih sayang.

"Apa kamu berencana untuk menangani masalah ini sampai selesai?" tanya Dimas.

"Kita lihat saja nanti. Aku punya ide, Sayang." Tiba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 467

    "Terima kasih banyak, Kak Dimas dan Kak Amel." Nana bahkan tidak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihnya.Semalam, Nana merasa makin malu pada Amel. Amel begitu baik padanya. Namun, dia malah berani menyukai Dimas."Sayang, kamu saja yang mengajak Nana ke sana. Pagi ini aku mau pulang ke rumah untuk menemui Ayah dan Ibu. Kemarin sore, aku mengobrol dengan Ibu. Ibu bilang Ayah sepertinya sedang nggak enak badan," kata Amel."Baiklah. Setelah selesai mengantar Nana, aku akan menyusulmu ke rumah.""Nggak usah. Ayah pasti baik-baik saja. Setelah mengantar Nana, kamu bisa langsung kembali bekerja.""Oke. Kalau keadaan Ayah memburuk, langsung beri tahu aku. Jadi, kita bisa membawanya secepatnya ke rumah sakit." Dimas mewanti-wanti Amel sebelum pergi."Oke, aku mengerti. Cepatlah pergi." Setelah mengantar Dimas dan Nana, Amel mengendarai sepeda listriknya untuk kembali ke rumah orang tuanya."Ayah, Ibu, aku pulang." Amel masuk ke dalam rumah sambil membawa semangka yang d

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 468

    Pria yang menjual rumah itu takut jika Amel dan Lili tidak jadi membeli rumah di Amarilis, karena rumahnya tidak segera siap untuk dihuni."Sebenarnya nggak masalah kalau rumah itu siap huni saat akhir tahun nanti. Lagi pula, kami juga nggak terburu-buru untuk tinggal di sana." Lili sebenarnya lumayan puas dengan harganya."Lingkungan di sini sangat bagus. Penghijauan dan fasilitas untuk sarana rekreasi juga sangat bagus. Daerah di sekitar juga cukup ramai. Ada pasar swalayan yang besar. Yang paling penting, ada banyak sekolah di sekitar sini. Jadi, kalau membeli rumah di sini, anak-anak bisa langsung masuk SD nomor satu." Melihat kedua wanita itu tampak sangat tertarik, pria itu terus membujuk mereka dengan kata-kata yang manis."Lingkungan di sekitarnya memang bagus." Amel juga berniat untuk membeli rumah di Amarilis."Bagaimana kalau begini saja. Mari kita berteman di WhatsApp. Aku Jefri Ismawan, staf di kantor penjualan ini. Kalian bisa memanggilku Jefri. Kalau ada pertanyaan, kali

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 469

    "Berapa banyak yang mereka pesan?""Mereka pesan tiga ratus porsi. Kak Clara dan aku sibuk bekerja sejak tadi. Sekarang, masih ada lima puluh porsi lagi yang harus dibuat, tapi buahnya nggak cukup. Jadi, Kak Clara keluar membeli buah.""Terima kasih atas kerja keras kalian berdua. Aku akan mentraktir kalian teh susu nanti!" kata Amel sambil mengenakan pakaian kerjanya.Baru saja Amel selesai berbicara, Clara sudah kembali membawa buah-buahan dengan susah payah.Setelah semua makanan penutup selesai dibuat, Amel melihat jam. Sekarang sudah pukul dua lebih sepuluh, waktu untuk mengirim makanan adalah pukul tiga."Sarah, kamu tinggal di sini dan jaga tokonya. Aku akan mengantarkan makanan dengan Clara.""Baiklah, Kak Amel. Kalian hati-hatilah di jalan."Amel naik taksi untuk pergi ke Grup Angkasa bersama Clara. Ketika mereka tiba di Grup Angkasa, jam kebetulan menunjukkan pukul tiga."Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis di meja depan dengan curiga ketika melihat keduanya datang s

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 470

    "Hardi, apa kamu nggak merasa kamu sudah keterlaluan? Kalau kamu nggak memesan 300 porsi kue di toko kami, mana mungkin kami akan membuat begitu banyak? Awalnya, toko kami nggak menyediakan layanan pengiriman, tapi karena kalian memesan banyak, jadi aku mengirimkannya ke sini secara langsung. Sebagai seorang pria, bisakah kamu melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan seorang pria?" Amel menatap Hardi dengan tajam sambil mengucapkan setiap kata dengan tegas."Makanan penutupmu nggak segar, kelihatannya juga nggak enak. Aku nggak menginginkannya lagi, memang nggak boleh? Aku sebagai pelanggan punya kebebasan untuk membeli atau nggak. Kalian nggak punya hak untuk ikut campur," cibir Hardi dengan sikap yang sangat kasar."Dasar nggak tahu malu. Sebagai seorang pria dewasa, kamu benar-benar nggak punya moral sama sekali. Untung saja aku nggak jadi kencan buta denganmu," kata Amel dengan sinis.Mendengar itu, Hardi tiba-tiba berubah muram. Dia menggertakkan giginya sembari berkata, "Apa m

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 471

    "Kata-kata Pak Irfan benar. Aku akan mentransfer uangnya pada mereka sekarang juga," kata Hardi sambil tersenyum. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk membayar makanan penutup itu."Pak Irfan, kalau begitu kami akan pergi dulu. Kami nggak akan mengganggumu lagi." Amel pergi dengan puas setelah mendapatkan uangnya.Untung saja mereka bertemu dengan Pak Irfan. Jika tidak, uang sekitar 10 juta ini mungkin akan terbuang percuma!"Kak Amel, pria tadi sangat menjijikkan. Bagaimana bisa kamu mengenal pria bajingan seperti itu?" Dalam perjalanan pulang, Clara tidak bisa menahan diri untuk mengeluh."Jangan ungkit lagi. Awalnya dia adalah pasangan kencan buta yang mau kerabatku perkenalkan padaku, tapi ternyata aku salah orang. Aku malah melakukan pernikahan kilat dengan suamiku yang sekarang. Tapi pria ini malah nggak mau membiarkannya berlalu, seolah-olah aku sudah melakukan kesalahan besar padanya.""Ternyata begitu. Sepertinya kamu dan Pak ... kamu dan Kak Dimas sudah ditakdirkan bers

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 472

    "Baiklah, baiklah. Setidaknya itu bisa memberi tekanan padanya. Kamu mau beli rumah di mana? Aku akan minta Kelvin membantumu menanyakan apakah harganya bisa lebih murah lagi atau nggak.""Aku dan Amel pergi melihat-lihat rumah di Amarilis hari ini. Kami pikir tempat itu cukup bagus. Kami berencana membeli rumah di sana. Rumah itu akan diserahterimakan pada Tahun Baru nanti," kata Lili dengan jujur."Oh, kebetulan sekali. Aku juga sedang melihat-lihat rumah di sana. Aku dengar harga rumah di Amarilis sekarang sedang turun. Aku juga berencana membeli satu untuk mahar Lidya saat dia menikah nanti.""Kalau begitu, bagus sekali. Amel juga berencana membeli rumah di sana. Mungkin mereka bertiga bisa jadi tetangga."Lili menjadi makin mantap untuk membeli rumah di Amarilis.Sementara itu, di toko, Amel melakukan beberapa perhitungan. Dia menyadari bahwa uang di tangannya sudah cukup untuk membayar uang muka rumah. Meski dia sudah lama berencana membeli rumah, ketika saatnya tiba, dia masih m

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 473

    "Nggak perlu, Kak Amel. Bagaimana bisa aku selalu mendapatkan kue gratis dari tokomu," tolak Nana berulang kali.Namun, Amel seakan tidak mendengarnya. Dia dengan cepat memasukkan sisa dua potong stroberi mousse ke dalam kotak."Ini untukmu, ambilah. Lagi pula, aku menjalankan toko makanan penutup di sini. Kalau kamu mau makan, datanglah ke sini," kata Amel sambil tersenyum dan menyerahkan stroberi mousse pada Nana.Nana merasakan perasaan campur aduk di hatinya. Jika dia tidak bertemu orang yang baik hati seperti Amel di kota ini, dia mungkin tidak akan bisa terus tinggal di kota ini."Kak Amel, kita baru saja menerima pesanan lain dari Grup Angkasa." Sarah tiba-tiba berlari ke arah Amel sambil berkata dengan penuh keterkejutan. Dia memegang informasi pesanan yang telah dicetak."Kenapa mereka lagi? Mungkinkah pria yang nggak sopan itu lagi?" tanya Clara dengan marah. Saat memikirkan kembali apa yang terjadi ketika mereka pergi untuk mengantarkan kue ke Grup Angkasa hari ini, dia lang

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 474

    "Aku nggak ada kerjaan siang ini, jadi aku datang ke toko untuk membantu Kak Amel," jelas Nana sambil tersenyum manis."Ternyata begitu." Dimas menarik bangku di sebelah jendela besar, lalu duduk."Baiklah, itu saja untuk hari ini. Masukkan barang-barang yang sudah kita buat ke dalam lemari es. Kita akan melanjutkannya besok pagi." Setelah mengatakan ini, Amel berjalan keluar dari dapur sambil memijat bahunya yang sakit.Setelah sibuk bekerja seharian ini, Amel merasa leher dan lengannya sangat sakit."Sayang, kenapa kamu ada di sini?" Saat Amel melihat Dimas, rasa lelah di wajahnya hilang tanpa bekas dalam sekejap."Aku menyelesaikan pekerjaanku lebih awal hari ini, jadi aku datang menjemputmu. Bukankah dua hari yang lalu, kamu bilang kamu mau makan barbeku? Aku akan mengajakmu makan barbeku malam ini!" kata Dimas dengan penuh kasih sayang."Baiklah. Tapi mereka sudah bekerja sangat keras dalam dua hari terakhir ini. Bagaimana kalau begini saja. Aku akan mentraktir kalian makan barbek

    Last Updated : 2024-02-01

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status