Semua Bab Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Bab 391 - Bab 400

541 Bab

Bab 391

"Pantas saja kakek dan nenekmu bilang kalau pernikahan kalian rasanya terlalu terburu-buru. Kamu ini gadis yang punya nyali besar. Baru pertama kali bertemu saja sudah berani menikah dengan orang itu," kata Erna sambil mendecakkan lidahnya dan merasa agak aneh."Waktu itu aku juga nggak membencinya. Mungkin, kami berdua saling merasa cocok. Ditambah lagi, Ibu selalu mendesakku agar segera menikah. Itu sebabnya, aku memutuskan untuk segera menikah dengan Dimas.""Yeri, pamanmu adalah seorang profesor di kampus. Dia pasti mengenal banyak orang. Bagaimana kalau kamu meminta pamanmu untuk memperkenalkanmu pada seseorang? Alangkah bagusnya kalau kamu bisa tinggal di sini nantinya," usul Erna sambil menatap putrinya dengan sungguh-sungguh.Erna juga sangat berharap putrinya bisa menemukan pria seperti Dimas. Dimas bukan hanya tampan, tetapi juga pandai menghasilkan uang."Bu, apa yang Ibu bicarakan? Bukankah Ibu sudah bilang kalau Ibu nggak akan memaksaku untuk menikah?" tanya Yeri dengan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 392

"Nggak peduli tas itu asli atau palsu, kita tetap untung karena mendapat satu tas gratis."Setelah melihat itu, Ilyas berkata, "Sudahlah, kalian berdua nggak usah mencari-cari lagi di sana. Jangan sampai orang-orang mentertawakan kita karena baru pertama kali datang, tapi sudah menginginkan barang milik orang lain. Itu benar-benar keterlaluan.""Apa salahnya dengan semua itu? Kita ini 'kan keluarga, jadi apa yang mesti ditakutkan? Yeri adalah kakaknya Amel. Memangnya kenapa kalau tas itu diberikan pada Yeri? Apa dia nggak bisa memberikan tas itu pada Yeri?" Setelah berkata seperti itu, Erna membawa tas tersebut dan berjalan keluar dengan angkuh.Saat Amel sedang bersiap-siap kembali ke kamarnya untuk beristirahat, dia melihat Erna berdiri di depan pintu sambil membawa tasnya yang paling berharga."Bi, kenapa Bibi mengambil tasku?" Amel melangkah maju dengan cemas untuk mengambil tas itu dari tangan Erna.Namun, Erna mencengkeram tas itu erat-erat dan tidak mau melepaskannya. "Amel, tas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 393

"Amel, aku tahu kamu nggak menyukai mereka. Tapi bagaimanapun juga, mereka tetaplah kerabatmu. Kalau kita membuat masalah jadi buruk, orang tua kita yang akan mendapat masalah," bujuk Dimas dengan sabar, membuat amarah Amel sedikit mereda."Aku tahu. Besok aku akan bertanya kapan mereka pergi. Aku nggak akan tahan kalau mereka tinggal di sini untuk waktu yang lama," gumam Amel dengan marah sambil memanyunkan bibirnya."Baiklah. Ini sudah larut, ayo istirahat!"Mereka berdua baru saja berbaring dan hendak tertidur ketika suara keras tiba-tiba datang dari luar. Amel sangat terkejut hingga langsung membuka matanya dan buru-buru bangun."Sayang, apa terjadi sesuatu?""Aku nggak tahu. Ayo kita keluar melihatnya."Mereka segera bangun, lalu berlari keluar dengan tergesa-gesa. Ketika mereka membuka pintu, mereka melihat vas besar di ruang tamu telah pecah berkeping-keping."Apa yang terjadi?" tanya Amel sambil menatap Yeri dengan alis berkerut."Aku ... aku nggak sengaja. Aku hanya sedikit la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 394

Ketika Ilyas melihat hal ini, dia mulai berusaha mendamaikan suasana. Dia berencana menyuruh putrinya untuk meminta maaf, lalu membiarkan masalah ini berlalu."Paman, ini bukan masalah meminta maaf atau nggak. Ketika kalian datang ke sini, aku sudah bilang kalau rumah yang kami sewa ini adalah milik temannya Dimas. Kalau temannya Dimas pulang nanti, bagaimana kami bisa menjelaskan tentang barang-barangnya yang hilang? Bagaimana kami menjelaskan pada orang itu?" Emosi Amel yang telah lama tertahan meledak pada saat ini."Apa kamu benar-benar berencana membuat kami membayar kompensasi? Heh, kamu benar-benar nggak tahu terima kasih. Setelah menjunjung ilmu tinggi-tinggi, kamu malah berubah jadi nggak tahu terima kasih," kutuk Erna sambil menunjuk ke arah Amel dengan emosi.Wajah Dimas tiba-tiba menjadi muram, lalu dia berkata, "Kenapa kamu mengatai Amel seperti itu? Apa kalian nggak tahu tata krama? Kalian sudah dewasa, tapi masih saja nggak tahu malu. Kalau bukan karena kalian adalah ker
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 395

"Lupakan saja, kita akan membahasnya lagi sepulang kerja malam ini. Ayo, kita pergi sarapan di luar, lalu berangkat kerja."Amel bangun, lalu bersiap-siap. Dia menyapa kerabatnya, lalu langsung melarikan diri bersama Dimas.Amel berjalan ke toko sambil menatap dua lingkaran hitam besar di bawah matanya."Kak Amel, apa kamu nggak tidur tadi malam? Kenapa kamu terlihat sangat lelah?" tanya Sarah dengan penuh perhatian sambil menuangkan secangkir kopi untuk Amel."Jangan ditanya lagi. Beberapa kerabat datang ke rumahku kemarin, jadi aku nggak bisa istirahat dengan baik tadi malam. Mereka juga sudah membuat keributan pagi-pagi, menyebalkan sekali," kata Amel sambil menopang kepalanya dengan satu tangan. Dia sangat mengantuk hingga nggak bisa membuka matanya."Kak Amel, aku punya tempat tidur kecil untuk istirahat siang. Bagaimana kalau kamu pergi ke dapur untuk beristirahat sebentar?" saran Clara.Amel mengangguk sambil berkata, "Baiklah, kalau kalian berdua terlalu sibuk, jangan lupa untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 396

Erna mengetahui lokasi toko makanan penutup Amel dari Gibran. Jadi, dia naik taksi bersama Yeri untuk pergi ke sana.Begitu keduanya memasuki toko, mereka dengan rakus melihat semua kue yang ada di toko."Halo, makanan penutup apa yang kalian cari? Ini adalah produk baru di toko kami, rasanya sangat enak. Kalian bisa mencobanya," kata Clara dengan sopan sambil melangkah maju. Dia mengambil potongan kue black forest, lalu memberikannya pada mereka berdua untuk dicoba.Erna mengambil seluruh bagian kue black forest, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, seolah-olah takut ada orang yang akan merebut kue itu darinya.Clara telah lama berkecimpung dalam bisnis ini, dia juga sudah bertemu dengan berbagai macam pelanggan. Jadi, dia tidak merasa aneh melihat hal seperti ini."Kue ini rasanya enak. Beri aku dua potong," kata Erna sambil menunjuk ke kue black forest yang dia makan."Baiklah. Kue apa lagi yang kalian inginkan?" tanya Clara sambil mengambil nampan di sampingnya, lalu meletakkan du
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 397

"Bos nggak memberi tahu kami berdua apa pun, jadi kalian nggak bisa seenaknya mengambil barang-barang ini. Sarah, aku akan menghentikan mereka. Kamu pergi panggil Kak Amel." Setelah mengatakan itu, Clara menutup pintu toko makanan penutup secara langsung untuk mencegah Erna dan Yeri kabur saat mereka tidak memperhatikan.Sebelum Sarah mencapai pintu dapur, Amel sudah keluar dengan wajah mengantuk. Ketika dia sedang tidur nyenyak, dia mendengar suara ribut di luar."Ada apa ....""Amel, lihat betapa kasarnya kedua karyawanmu ini terhadap kami." Sebelum Amel selesai berbicara, Erna langsung menyela.Ketika Amel melihat kedua orang ini, dia langsung tersadar, lalu bertanya, "Bibi, Kak Yeri, kenapa kalian berdua ada di sini?""Aku dan Yeri merasa sedikit bosan di rumah. Jadi, kami bertanya pada ayahmu di mana tokomu berada, lalu kami datang ke sini," jawab Erna dengan jujur."Ternyata begitu. Lalu kenapa kalian membuat keributan di luar?" tanya Amel sambil menatap Clara."Kak Amel, tadi me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 398

"Baiklah, sepertinya kamu benar-benar berani meminta uang pada kami. Aku akan menelepon ayahmu sekarang." Erna meletakkan barang-barang itu di lantai dengan marah, lalu mengeluarkan ponselnya untuk segera menelepon Gibran."Kak Erna, apakah kalian sudah tiba di toko Amel?" Suara ramah Gibran terdengar dari ujung telepon."Sudah sampai. Gibran, lihatlah anakmu, seorang putri yang diajar oleh seorang profesor universitas. Sekarang dia hanya memikirkan uang saja. Aku dan Yeri hanya mengambil beberapa kue dari tokonya, tapi dia nggak mengizinkan kami pergi sebelum membayar," omel Erna sambil mendengus.Saat Gibran mendengar itu, senyum di wajahnya membeku. Dia juga tahu betul sifat kakak iparnya ini. Jika mereka tidak bertindak berlebihan, Amel pasti tidak akan meminta uang pada mereka."Kak Erna, Amel masih muda, jangan perhitungan dengannya. Amel juga membuka toko ini untuk menghasilkan uang. Kalau semua kerabat pergi ke tokonya untuk mengambil kue, toko Amel pasti nggak akan bisa bertah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 399

Sarah duduk di meja depan sambil mengawasi toko, sementara Amel dan Clara membuat kue di ruang produksi. Waktu berlalu dengan cepat, saat mereka sudah selesai membuat kue, hari sudah mulai siang.Perut Amel keroncongan, dia pun bertanya, "Apa ada yang mau kalian makan untuk siang ini? Aku akan membelikannya untuk kalian. Apa yang terjadi pagi ini juga berkat kalian berdua. Kalau nggak, toko pasti akan mengalami kerugian yang sangat besar."Amel hendak membeli makanan enak untuk mentraktir mereka berdua."Kak Amel, kalau begitu aku akan sangat berterima kasih. Siang ini, aku mau makan bihun kuah," kata Sarah, menjadi orang pertama yang membuka suara."Aku mau makan hotpot pedas.""Kalau begitu, kalian berdua jaga tokonya dulu, aku akan keluar untuk membelinya," sahut Amel. Begitu Amel selesai berbicara, dia melepas celemeknya, kemudian mengambil ponselnya dan bergegas keluar.Jalanan tempat mereka berjualan sangat ramai dan ada berbagai macam hal yang tersedia. Amel membungkus seporsi b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 400

Lidya yang sudah tidak tenang, menggelengkan kepalanya sambil menyahut, "Uang itu masih jauh dari cukup. Amel, apa yang harus kulakukan? Aku sangat takut."Kondisi keluarga Lidya selalu tercukupi sejak dia masih kecil, jadi Lidya tidak pernah mengkhawatirkan tentang uang. Ketika hal terjadi seperti ini, Lidya tentu saja tidak bisa menghadapinya dengan tenang."Berapa banyak yang kalian butuhkan?" tanya Amel dengan serius sambil mengerutkan keningnya samar."Aku nggak tahu persis berapa banyak. Yang aku tahu, ayahku sudah menggadaikan rumah dan bahkan juga menjual mobilnya," kata Lidya dengan suara gemetar.Amel tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat. Dia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membantu. Walaupun Amel harus menghabiskan seluruh tabungannya, jumlahnya hanya akan menjadi setetes air dalam ember untuk keluarga Lidya."Lidya, aku masih punya tabungan di sini. Aku akan meneleponmu nanti. Aku tahu uangku yang sedikit ini mungkin nggak bisa banyak membantu, tapi ini lebi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
55
DMCA.com Protection Status