All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 381 - Chapter 390

541 Chapters

Bab 381

Amel membuat sarapan sederhana. Setelah mereka bertiga selesai makan, Andi tahu bahwa dia tidak bisa tinggal lebih lama lagi, jadi dia bergegas pergi.Amel hendak keluar ketika dia menerima telepon dari Lidya."Amel, apa kamu ada waktu siang ini?""Aku harus pergi ke rumah sakit sore ini. Ibuku sudah tinggal di rumah sakit sepanjang hari kemarin. Pagi ini aku sudah meminta Andi untuk menggantikannya, tapi kemarin malam, si nakal Andi itu malah pergi ke bar untuk minum-minum. Aku khawatir dia nggak bisa bertahan sampai sore ini. Aku juga nggak tahu masalah emosional apa yang dia hadapi sampai minum-minum di bar. Untung saja Dimas membawanya pulang," keluh Amel di telepon."Apa suasana hatinya sedang nggak baik akhir-akhir ini?" tanya Lidya dengan sedikit ragu. Ketika Amel membicarakan tentang Andi, hatinya tanpa bisa ditahan merasa tersentuh."Ya, aku merasa sepertinya dia sedang putus cinta, tapi dia menolak mengatakan apa pun saat ditanya," kata Amel dengan tidak berdaya."Karena suas
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 382

Ketika Amel hendak meninggalkan toko, teleponnya tiba-tiba berdering. Dia melihat bahwa panggilan itu dari neneknya."Amel, apa kamu punya waktu nanti?""Ada apa memangnya, Nek?" tanya Amel dengan ragu."Paman dan bibimu akan datang ke kota bersama sepupumu. Kalau kamu punya waktu, pergilah ke stasiun untuk menjemput mereka," kata nenek Amel dari ujung lain telepon.Mendengar itu, Amel menyetujui dengan nada tidak berdaya, "Baiklah. Mereka sampai jam berapa? Aku akan menjemput mereka.""Seharusnya mereka akan segera sampai. Jadi, kamu cepatlah ke stasiun.""Oke," jawab Amel dengan enggan.Keluarga pamannya ini tinggal di pedesaan, Amel tidak memiliki hubungan yang dekat dengan mereka. Dia hanya bertemu dengan mereka saat pulang kampung bersama orang tuanya.Meskipun tidak terlalu dekat dengan mereka, Amel sama sekali tidak memiliki kesan yang baik terhadap keluarga ini. Setiap kali dia dan orang tuanya pulang kampung, bibinya akan dengan serakah mengambil semua hadiah yang mereka bawa.
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 383

Amel sangat khawatir kalau mereka akan tinggal di rumahnya. Dia takut dengan apa yang akan terjadi ke depannya."Amel, bagaimana kalau keluarga pamanmu tinggal di tempatmu saja? Rumah kami nggak bisa menampung banyak orang. Kamu dan Dimas tinggal di tempat yang besar dan luas, jadi biarkan mereka tinggal di rumahmu," saran Gibran. Setelah mendengar itu, Amel tiba-tiba merasa sangat tidak berdaya."Ayah, bukannya Ayah tahu kalau rumah kami cuma punya satu tempat tidur dan nggak ada tempat tidur lain di kamar tamu? Sudah terlambat untuk membelinya sekarang. Bagaimana kalau suruh Paman dan yang lainnya menginap di hotel saja?" tolak Amel dengan cepat. Dia tidak ingin seluruh keluarga pamannya tinggal di rumahnya."Amel, bagaimana kalau kamu dan Dimas sementara tidur di lantai saja? Ayah tahu kamu nggak menyukai Bibi dan sepupumu, tapi bagaimanapun juga, mereka adalah kerabat kita. Nggak pantas kalau menyuruh mereka menginap di luar," bujuk Gibran dengan sungguh-sungguh. Sebagai seorang pr
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 384

Sekitar lima menit kemudian, Amel akhirnya melihat keluarga pamannya itu."Paman, Bibi!" panggil Amel. Dia menyembunyikan ketidakpuasannya dengan baik dan melambai kepada mereka dengan antusias."Amel!" sahut Erna yang juga menanggapi dengan senang. Mereka bertiga berjalan mendekati Amel."Paman, Bibi, kalian pasti sudah kelelahan selama perjalanan," kata Amel dengan sopan seraya mengambil barang-barang dari tangan mereka."Nggak apa-apa, nggak terlalu capek. Amel, ini pasti Dimas, ya?" tanya Ilyas Santoso sambil menatap Dimas."Halo, Paman Ilyas dan Bibi Erna. Perkenalkan aku Dimas, suaminya Amel," sapa Dimas dengan sopan."Anak ini dilihat sekilas sepertinya cukup baik dan jujur," sambung Erna sambil menatap Dimas dengan mata cerah. Wanita itu tampak sangat menyukai Dimas, tetapi sayang sekali Dimas bukan menantunya."Amel, kamu sangat beruntung," sahut sepupu Amel yang bernama Yeri Santoso dengan nada yang aneh. Begitu mendengar perkataan Yeri, Amel tiba-tiba mendapat firasat buruk.
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 385

"Bibi, aku lulusan S3. Saat ini, aku bekerja sebagai manajer departemen teknik di sebuah lokasi konstruksi. Keluargaku menjalankan bisnis kecil-kecilan dan aku punya satu saudara laki-laki," jawab Dimas."Kamu punya gelar pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang cukup bagus. Kalau kamu mau bekerja keras, kamu pasti bisa mengerjakan proyekmu sendiri," sambung Ilyas yang merasa cukup puas dengan Dimas."Lebih bagus lagi dia adalah penduduk sini," kata Erna dengan sengaja.Kriteria Dimas relatif bagus untuk masyarakat pedesaan seperti mereka."Amel, aku dengar dari Kakek dan Nenek kalau kamu membuka toko makanan penutup. Bagaimana bisnisnya? Nggak merugi, 'kan?" tanya Erna yang memutar topik pembicaraan ke arah Amel."Bibi, toko makanan penutupku mendapat untung yang cukup besar. Aku berencana membuka cabang sebentar lagi."Erna menunjukkan kilatan ketidakpuasan di matanya. Sebagai seorang yang lebih tua, wanita ini sepertinya tidak ingin mereka menjalani kehidupan yang baik."Apa gunany
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 386

Begitu mereka turun dari mobil, Gibran dan Lili langsung keluar untuk menyambut mereka."Kak Ilyas, Kak Erna, akhirnya kalian datang juga!" sapa Lili sambil berjalan maju dengan antusias, lalu meraih lengan Erna."Lili, kamu kelihatan lebih muda dari sebelumnya, sama sekali nggak kelihatan tua," sahut Erna sambil menyembunyikan ekspresi iri di wajahnya.Erna tinggal di pedesaan sepanjang tahun dan sering pergi ke ladang untuk bertani. Meskipun usianya hampir sama dengan Lili, Erna terlihat jelas jauh lebih tua dari Lili."Kak Erna, tolong jangan berkata seperti itu. Lihatlah kerutan di wajahku," ucap Lili yang merasa agak malu setelah diberi tahu hal ini."Kita jangan terus berdiri di sini, ayo cepat masuk. Ayah dan Ibu sudah menunggu di dalam," ajak Gibran.Kakek dan nenek Amel sudah duduk di kursi utama, semua orang saling menyapa sebentar sebelum duduk."Eh, kenapa aku nggak melihat Andi?" tanya Erna setelah melihat sekeliling dan tidak menemukan sosok Andi."Bibi, Andi masih sibuk
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 387

Mendengar itu, Andi tampak tidak senang. Alasan Andi menyapa mereka sebenarnya demi kakek dan neneknya. Jika bukan karena kakek dan neneknya yang berada di sini, dia tidak akan memperhatikan keluarga paman dan bibinya itu."Sekarang semua orang sudah ada di sini, ayo kita mulai makan," ajak Gibran mengganti topik pembicaraan.Untuk menyambut keluarga kakak laki-lakinya dengan baik, Gibran memesan banyak hidangan terkenal di restoran. Ketika hidangan lobster disajikan, mata Erna mulai bersinar terang. Dia menatap lobster itu dengan saksama, khawatir jika tidak terus diperhatikan, lobster itu akan menghilang dari pandangannya."Kakek, Nenek, cobalah ini. Daging lobster Australia ini sangat empuk," ucap Andi saat memperhatikan tatapan serakah Erna. Dia mulai memimpin untuk mengambil sepotong daging untuk kakek dan neneknya satu per satu."Ayah, Ibu, kalian harus mencobanya juga!" sahut Dimas. Setelah melihat gerakan Andi, Dimas segera mengambilkan makanan pada Gibran dan Lili."Oh, ini pe
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 388

"Kalau Ibu dan Ayah ingin pergi, pergi saja dulu. Kita bertiga nggak terburu-buru untuk kembali. Selain itu, kenapa merasa nggak nyaman? Kita semua adalah keluarga," jawab Erna tanpa menganggap dirinya sebagai orang luar."Nenek, aku datang ke sini kali ini untuk mencari pekerjaan yang cocok di kota," timpal Yeri yang sedang berkonsentrasi untuk makan. Dia akhirnya meletakkan sendoknya dan berkata dengan serius.Awalnya Yeri mendapatkan pekerjaan sebagai agen penjual rumah di kampung halamannya. Namun, karena terlalu malas dan hanya menerima gaji pokok sebanyak 4 juta sebulan, Yeri bahkan hampir tidak mampu membayar biaya sewa. Oleh karena itu, Yeri mendapat ide untuk mencari nafkah di kota besar.Setelah mendengar itu, Amel tiba-tiba mendapat firasat buruk. Benar saja, tak lama kemudian, Yeri menatap ke arahnya."Amel, bukankah kamu membuka toko makanan penutup? Bagaimana kalau aku membantu di tokomu? Kamu nggak perlu memberiku gaji yang tinggi, cukup memberiku gaji 12 juta saja sebul
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 389

Lili takut Amel akan marah pada keluarga Ilyas. Itu sebabnya, dia mengirimkan pesan secara khusus kepada Amel untuk memperingatkan putrinya itu."Jangan khawatir, Bu. Selama mereka nggak berlebihan, aku juga nggak akan mempermasalahkannya."Mobil Dimas memasuki area vila. Ilyas, Erna dan Yeri yang duduk di kursi belakang pun tercengang. Mereka tidak menyangka jika Amel dan Dimas akan tinggal di tempat yang begitu mewah."Dimas, rumah di sini pasti sangat mahal, 'kan?" tanya Erna dengan iri sambil menelan ludah."Lumayan.""Amel, kamu benar-benar mendapatkan suami yang kaya. Aku nggak menyangka kalian akan tinggal di rumah yang begitu mewah. Kamu benar-benar seperti seorang gadis desa yang berubah menjadi tuan putri." Kata-kata Erna terdengar agak kasar, membuat Amel merasa seolah-olah dirinya tidak berharga."Bibi berpikiran terlalu jauh. Kami punya uang dari mana untuk membeli rumah semahal ini? Kami menyewa rumah ini dari teman Dimas yang lebih banyak tinggal di luar negeri. Itu seba
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 390

Erna mengedarkan pandangannya dengan mata berbinar."Rumah ini memang bagus." Ilyas juga sangat menyukai rumah ini. Mereka tidak pernah tinggal di rumah sebesar ini saat tinggal di desa."Paman dan Bibi, silakan duduk dulu di sofa. Aku akan membuatkan teh hangat untuk kalian." Amel berdiri, lalu pergi ke dapur. Tak lama kemudian, dia kembali sambil membawa satu teko teh panas.Amel mengeluarkan gelas untuk mereka bertiga, lalu menuangkan teh ke gelas masing-masing."Paman, Bibi, kami pindah kemari dengan agak tergesa-gesa. Jadi, hanya ada satu tempat tidur di rumah ini. Malam ini, kalian berdua bisa tidur di kamarku dan Dimas. Tapi, harus menyusahkan Kak Yeri, karena dia hanya bisa tidur di lantai." Amel menjelaskan situasinya terlebih dahulu kepada mereka agar mereka tidak merasa kecewa karena Yeri tidur di lantai."Nggak apa-apa, nggak apa-apa. Tidur di lantai juga nggak masalah," kata Yeri dengan bijak."Amel, rumah ini sangat besar. Apa kalian nggak merasa hampa hanya tinggal berdu
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
55
DMCA.com Protection Status