Share

Bab 386

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-01-22 12:24:53
Begitu mereka turun dari mobil, Gibran dan Lili langsung keluar untuk menyambut mereka.

"Kak Ilyas, Kak Erna, akhirnya kalian datang juga!" sapa Lili sambil berjalan maju dengan antusias, lalu meraih lengan Erna.

"Lili, kamu kelihatan lebih muda dari sebelumnya, sama sekali nggak kelihatan tua," sahut Erna sambil menyembunyikan ekspresi iri di wajahnya.

Erna tinggal di pedesaan sepanjang tahun dan sering pergi ke ladang untuk bertani. Meskipun usianya hampir sama dengan Lili, Erna terlihat jelas jauh lebih tua dari Lili.

"Kak Erna, tolong jangan berkata seperti itu. Lihatlah kerutan di wajahku," ucap Lili yang merasa agak malu setelah diberi tahu hal ini.

"Kita jangan terus berdiri di sini, ayo cepat masuk. Ayah dan Ibu sudah menunggu di dalam," ajak Gibran.

Kakek dan nenek Amel sudah duduk di kursi utama, semua orang saling menyapa sebentar sebelum duduk.

"Eh, kenapa aku nggak melihat Andi?" tanya Erna setelah melihat sekeliling dan tidak menemukan sosok Andi.

"Bibi, Andi masih sibuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 387

    Mendengar itu, Andi tampak tidak senang. Alasan Andi menyapa mereka sebenarnya demi kakek dan neneknya. Jika bukan karena kakek dan neneknya yang berada di sini, dia tidak akan memperhatikan keluarga paman dan bibinya itu."Sekarang semua orang sudah ada di sini, ayo kita mulai makan," ajak Gibran mengganti topik pembicaraan.Untuk menyambut keluarga kakak laki-lakinya dengan baik, Gibran memesan banyak hidangan terkenal di restoran. Ketika hidangan lobster disajikan, mata Erna mulai bersinar terang. Dia menatap lobster itu dengan saksama, khawatir jika tidak terus diperhatikan, lobster itu akan menghilang dari pandangannya."Kakek, Nenek, cobalah ini. Daging lobster Australia ini sangat empuk," ucap Andi saat memperhatikan tatapan serakah Erna. Dia mulai memimpin untuk mengambil sepotong daging untuk kakek dan neneknya satu per satu."Ayah, Ibu, kalian harus mencobanya juga!" sahut Dimas. Setelah melihat gerakan Andi, Dimas segera mengambilkan makanan pada Gibran dan Lili."Oh, ini pe

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 388

    "Kalau Ibu dan Ayah ingin pergi, pergi saja dulu. Kita bertiga nggak terburu-buru untuk kembali. Selain itu, kenapa merasa nggak nyaman? Kita semua adalah keluarga," jawab Erna tanpa menganggap dirinya sebagai orang luar."Nenek, aku datang ke sini kali ini untuk mencari pekerjaan yang cocok di kota," timpal Yeri yang sedang berkonsentrasi untuk makan. Dia akhirnya meletakkan sendoknya dan berkata dengan serius.Awalnya Yeri mendapatkan pekerjaan sebagai agen penjual rumah di kampung halamannya. Namun, karena terlalu malas dan hanya menerima gaji pokok sebanyak 4 juta sebulan, Yeri bahkan hampir tidak mampu membayar biaya sewa. Oleh karena itu, Yeri mendapat ide untuk mencari nafkah di kota besar.Setelah mendengar itu, Amel tiba-tiba mendapat firasat buruk. Benar saja, tak lama kemudian, Yeri menatap ke arahnya."Amel, bukankah kamu membuka toko makanan penutup? Bagaimana kalau aku membantu di tokomu? Kamu nggak perlu memberiku gaji yang tinggi, cukup memberiku gaji 12 juta saja sebul

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 389

    Lili takut Amel akan marah pada keluarga Ilyas. Itu sebabnya, dia mengirimkan pesan secara khusus kepada Amel untuk memperingatkan putrinya itu."Jangan khawatir, Bu. Selama mereka nggak berlebihan, aku juga nggak akan mempermasalahkannya."Mobil Dimas memasuki area vila. Ilyas, Erna dan Yeri yang duduk di kursi belakang pun tercengang. Mereka tidak menyangka jika Amel dan Dimas akan tinggal di tempat yang begitu mewah."Dimas, rumah di sini pasti sangat mahal, 'kan?" tanya Erna dengan iri sambil menelan ludah."Lumayan.""Amel, kamu benar-benar mendapatkan suami yang kaya. Aku nggak menyangka kalian akan tinggal di rumah yang begitu mewah. Kamu benar-benar seperti seorang gadis desa yang berubah menjadi tuan putri." Kata-kata Erna terdengar agak kasar, membuat Amel merasa seolah-olah dirinya tidak berharga."Bibi berpikiran terlalu jauh. Kami punya uang dari mana untuk membeli rumah semahal ini? Kami menyewa rumah ini dari teman Dimas yang lebih banyak tinggal di luar negeri. Itu seba

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 390

    Erna mengedarkan pandangannya dengan mata berbinar."Rumah ini memang bagus." Ilyas juga sangat menyukai rumah ini. Mereka tidak pernah tinggal di rumah sebesar ini saat tinggal di desa."Paman dan Bibi, silakan duduk dulu di sofa. Aku akan membuatkan teh hangat untuk kalian." Amel berdiri, lalu pergi ke dapur. Tak lama kemudian, dia kembali sambil membawa satu teko teh panas.Amel mengeluarkan gelas untuk mereka bertiga, lalu menuangkan teh ke gelas masing-masing."Paman, Bibi, kami pindah kemari dengan agak tergesa-gesa. Jadi, hanya ada satu tempat tidur di rumah ini. Malam ini, kalian berdua bisa tidur di kamarku dan Dimas. Tapi, harus menyusahkan Kak Yeri, karena dia hanya bisa tidur di lantai." Amel menjelaskan situasinya terlebih dahulu kepada mereka agar mereka tidak merasa kecewa karena Yeri tidur di lantai."Nggak apa-apa, nggak apa-apa. Tidur di lantai juga nggak masalah," kata Yeri dengan bijak."Amel, rumah ini sangat besar. Apa kalian nggak merasa hampa hanya tinggal berdu

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 391

    "Pantas saja kakek dan nenekmu bilang kalau pernikahan kalian rasanya terlalu terburu-buru. Kamu ini gadis yang punya nyali besar. Baru pertama kali bertemu saja sudah berani menikah dengan orang itu," kata Erna sambil mendecakkan lidahnya dan merasa agak aneh."Waktu itu aku juga nggak membencinya. Mungkin, kami berdua saling merasa cocok. Ditambah lagi, Ibu selalu mendesakku agar segera menikah. Itu sebabnya, aku memutuskan untuk segera menikah dengan Dimas.""Yeri, pamanmu adalah seorang profesor di kampus. Dia pasti mengenal banyak orang. Bagaimana kalau kamu meminta pamanmu untuk memperkenalkanmu pada seseorang? Alangkah bagusnya kalau kamu bisa tinggal di sini nantinya," usul Erna sambil menatap putrinya dengan sungguh-sungguh.Erna juga sangat berharap putrinya bisa menemukan pria seperti Dimas. Dimas bukan hanya tampan, tetapi juga pandai menghasilkan uang."Bu, apa yang Ibu bicarakan? Bukankah Ibu sudah bilang kalau Ibu nggak akan memaksaku untuk menikah?" tanya Yeri dengan ke

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 392

    "Nggak peduli tas itu asli atau palsu, kita tetap untung karena mendapat satu tas gratis."Setelah melihat itu, Ilyas berkata, "Sudahlah, kalian berdua nggak usah mencari-cari lagi di sana. Jangan sampai orang-orang mentertawakan kita karena baru pertama kali datang, tapi sudah menginginkan barang milik orang lain. Itu benar-benar keterlaluan.""Apa salahnya dengan semua itu? Kita ini 'kan keluarga, jadi apa yang mesti ditakutkan? Yeri adalah kakaknya Amel. Memangnya kenapa kalau tas itu diberikan pada Yeri? Apa dia nggak bisa memberikan tas itu pada Yeri?" Setelah berkata seperti itu, Erna membawa tas tersebut dan berjalan keluar dengan angkuh.Saat Amel sedang bersiap-siap kembali ke kamarnya untuk beristirahat, dia melihat Erna berdiri di depan pintu sambil membawa tasnya yang paling berharga."Bi, kenapa Bibi mengambil tasku?" Amel melangkah maju dengan cemas untuk mengambil tas itu dari tangan Erna.Namun, Erna mencengkeram tas itu erat-erat dan tidak mau melepaskannya. "Amel, tas

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 393

    "Amel, aku tahu kamu nggak menyukai mereka. Tapi bagaimanapun juga, mereka tetaplah kerabatmu. Kalau kita membuat masalah jadi buruk, orang tua kita yang akan mendapat masalah," bujuk Dimas dengan sabar, membuat amarah Amel sedikit mereda."Aku tahu. Besok aku akan bertanya kapan mereka pergi. Aku nggak akan tahan kalau mereka tinggal di sini untuk waktu yang lama," gumam Amel dengan marah sambil memanyunkan bibirnya."Baiklah. Ini sudah larut, ayo istirahat!"Mereka berdua baru saja berbaring dan hendak tertidur ketika suara keras tiba-tiba datang dari luar. Amel sangat terkejut hingga langsung membuka matanya dan buru-buru bangun."Sayang, apa terjadi sesuatu?""Aku nggak tahu. Ayo kita keluar melihatnya."Mereka segera bangun, lalu berlari keluar dengan tergesa-gesa. Ketika mereka membuka pintu, mereka melihat vas besar di ruang tamu telah pecah berkeping-keping."Apa yang terjadi?" tanya Amel sambil menatap Yeri dengan alis berkerut."Aku ... aku nggak sengaja. Aku hanya sedikit la

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 394

    Ketika Ilyas melihat hal ini, dia mulai berusaha mendamaikan suasana. Dia berencana menyuruh putrinya untuk meminta maaf, lalu membiarkan masalah ini berlalu."Paman, ini bukan masalah meminta maaf atau nggak. Ketika kalian datang ke sini, aku sudah bilang kalau rumah yang kami sewa ini adalah milik temannya Dimas. Kalau temannya Dimas pulang nanti, bagaimana kami bisa menjelaskan tentang barang-barangnya yang hilang? Bagaimana kami menjelaskan pada orang itu?" Emosi Amel yang telah lama tertahan meledak pada saat ini."Apa kamu benar-benar berencana membuat kami membayar kompensasi? Heh, kamu benar-benar nggak tahu terima kasih. Setelah menjunjung ilmu tinggi-tinggi, kamu malah berubah jadi nggak tahu terima kasih," kutuk Erna sambil menunjuk ke arah Amel dengan emosi.Wajah Dimas tiba-tiba menjadi muram, lalu dia berkata, "Kenapa kamu mengatai Amel seperti itu? Apa kalian nggak tahu tata krama? Kalian sudah dewasa, tapi masih saja nggak tahu malu. Kalau bukan karena kalian adalah ker

    Last Updated : 2024-01-22

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status