All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 271 - Chapter 280

541 Chapters

Bab 271

Setelah kembali ke rumah, Dimas melepas kain kasa di dahi Amel dengan ekspresi khawatir sambil berkata, "Aku akan mengoleskan obat untukmu."Dimas melihat luka di dahi Amel dengan hati-hati, memang benar lukanya tidak serius. Namun, mereka tetap harus berhati-hati. Lagi pula, luka di dahi ada kemungkinan akan meninggalkan bekas luka di kemudian hari. Jadi, mereka harus berhati-hati."Ini mungkin akan sedikit sakit. Tahan sebentar." Dimas mengambil kapas, merendamnya di cairan obat, lalu membersihkan luka Amel dengan lembut. Kemudian, dia mengoleskan obat anti-inflamasi.Amel mengerutkan kening. Dia bisa merasakan rasa sakit yang membakar di dahinya. Namun, dia menahan rasa sakit itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Apa dokter mengatakan kapan kamu harus datang untuk pemeriksaan lanjutan?""Nggak perlu pemeriksaan ulang untuk luka ringan seperti ini. Lukanya mungkin akan kering besok," kata Amel sambil mengemas obat-obatan yang baru saja digunakan."Baiklah kalau begitu. Aku akan be
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 272

"Selamat datang, ada yang bisa aku .... Kenapa kamu?" Amel mendongak, melihat bahwa itu adalah Jessica."Amel, dasar kamu wanita jalang. Aku datang ke sini untuk menyelesaikan masalah denganmu hari ini. Kenapa kamu menghalangi rumah sakit untuk menerimaku?" tanya Jessica sambil memelototi Amel dengan marah.Jika tatapan bisa membunuh, Amel mungkin sudah mati dengan tragis sekarang."Apa yang kamu bicarakan? Aku nggak mengerti." Amel bingung dengan apa yang dikatakan wanita itu."Jangan berpura-pura bodoh di sini. Kalau bukan karena kamu, bagaimana mungkin aku diusir dari rumah sakit? Perban di kakiku bahkan belum dilepas, kamu sangat kejam." Semakin berbicara, Jessica semakin emosional.Jessica melemparkan semua kue di etalase yang baru saja dipanggang Clara ke lantai, menyebabkan kekacauan di toko."Berhenti, aku memperingatkanmu untuk nggak membuat masalah di sini. Ini bukan tempat bagimu untuk berbuat onar." Amel segera berjalan keluar dari meja kasir."Jessica, aku nggak pernah mem
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 273

Ketika Mirna bertemu pria itu di pusat perbelanjaan, dia mengira pria itu telah mengkhianati putrinya. Dia pun mendatangi pria itu, memarahi pria itu dengan begitu keras, bahkan hampir saja memukul pria itu!"Ibu, Ibu, tolong tenanglah. Aku tahu aku salah. Bukankah aku melakukan ini hanya untuk membuatmu bahagia? Aku berjanji nggak akan pernah melakukan ini lagi di masa depan." Lidya tahu bahwa tidak peduli betapa banyak alasan yang dia berikan, dia tidak akan bisa menutupi masalah ini. Jadi, dia hanya bisa mengakuinya."Biar kuberi tahu, kamu harus pergi kencan buta sore ini. Usahakan untuk menikah dalam waktu dua bulan. Kalau kamu nggak bisa melakukannya, kamu nggak perlu kembali ke rumah lagi. Ayahmu dan aku juga akan memblokir semua kartu ATM-mu. Aku mau lihat apa yang bisa kamu lakukan." Mirna sangat marah sehingga dia ingin segera mengusir Lidya dari rumah.Saat mendengar itu, Lidya merasa tidak senang. Dia berujar, "Bu, meskipun aku nggak menikah, aku juga nggak mengganggu Ibu,
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 274

"Keterlaluan sekali. Ibuku benar-benar keterlaluan!" gumam Lidya dengan marah, lalu berjalan masuk ke dalam toko."Ada apa? Apakah kamu bertengkar lagi dengan Bibi Mirna?""Hah, jangan bicarakan hal ini. Ibuku tahu kalau aku membayar seseorang untuk berpura-pura menjadi pacarku. Dia meneleponku, menyuruhku pulang, lalu memarahiku. Hampir saja atap rumah kami terbang karena omelannya." Lidya mulai mengeluh."Saat kamu membayar seseorang untuk berpura-pura menjadi pacarmu, kamu harusnya sudah tahu kalau suatu hari kebohonganmu akan terungkap. Apa kamu nggak tahu seperti apa sifat Bibi Mirna?""Amel, ini juga karena kamu, kenapa kamu menikah begitu cepat? Kalau bukan karena kamu menikah secepat ini, ibuku nggak akan terus mendesakku. Bagaimana kalau kamu bercerai saja? Kita berdua bisa menjalani hidup lajang bersama. Bukankah itu menyenangkan?"Sudut mulut Amel berkedut. Dia berkata, "Hubungan kami sangat baik, aku nggak akan bercerai. Tapi kamu memang sudah nggak muda lagi, sudah saatnya
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 275

Dimas tidak menganggap hal ini aneh karena memang dia yang mengaturnya.Dimas berkendara menjauh dari pusat kota."Kita mau ke mana? Sepertinya aku belum pernah pergi ke tempat ini," kata Amel sambil melihat pemandangan asing di luar jendela."Kamu akan tahu setelah kita sampai." Dimas tetap bersikap penuh rahasia.Amel pun berhenti bertanya lebih lanjut. Lagi pula, kalau kejutan itu terungkap, itu namanya bukan kejutan lagi.Setelah sekitar setengah jam perjalanan, Dimas berhenti di depan sebuah hotel di pinggiran kota."Kita sudah sampai." Dimas memarkir mobil di tempat parkir.Amel memandang lingkungan sekitar dengan mata terbelalak. Hotel ini terletak di pinggiran kota, lingkungan sekitarnya sangat bagus dengan area yang sangat luas. Hotel ini terlihat sangat mewah.Dimas melangkah cepat menuju pintu hotel. Sementara itu, Amel mengejar Dimas, lalu menahannya dan bertanya, "Kenapa kamu membawaku ke tempat seperti ini? Dilihat dari dekorasinya, biaya di sini pasti nggak murah. Ayo ce
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 276

Ketika mendengar perkataan Dimas, Amel tiba-tiba merasa seolah dia telah melakukan kejahatan besar."Sudah, sudah. Sebenarnya, kamu sangat penting di hatiku, jangan berpikir macam-macam," bujuk Amel dengan cepat. Dia benar-benar takut Dimas akan menangis di depan banyak orang!"Baiklah kalau begitu, aku akan memaafkanmu kali ini." Setelah selesai mengatakan ini, Dimas tersenyum lagi.Pelayan mulai menyajikan hidangan satu per satu."Steik di restoran ini rasanya cukup enak," kata Dimas sambil dengan hati-hati memotong steik untuk Amel.Amel menggigit steiknya dengan penuh antisipasi. Sambil makan, dia melihat pemandangan di kejauhan, benar-benar merasa sangat senang."Indah sekali!""Setelah makan malam nanti, aku akan mengajakmu ke danau untuk menikmati pemandangan malam. Ada taman kecil di tepi danau, kudengar ada banyak kunang-kunang di sana." Mendengar itu, Amel semakin menantikannya."Apakah benar ada kunang-kunang? Sejujurnya, aku belum pernah melihatnya seumur hidupku." Amel ber
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 277

Setelah berjalan melewati jalan setapak yang berkelok-kelok, tiba-tiba saja muncul begitu banyak kunang-kunang. Amel membelalakkan matanya karena terkejut. Tiba-tiba saja dia merasa bahagia seperti anak kecil."Lihat, itu kunang-kunang." Amel berlari ke depan dengan gembira, lalu membuka tangannya. Tak lama kemudian, dua kunang-kunang hinggap di telapak tangannya.Melihat adegan tersebut, Dimas buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk merekam momen itu."Aku nggak menyangka, kita benar-benar bisa melihat kunang-kunang di sini. Aku sangat menyukai tempat ini," kata Amel dengan mata berbinar.Dimas berjalan mendekati Amel sambil menatap wanita itu dengan penuh kasih sayang. Kemudian, Dimas menangkup dagu Amel, mengangkatnya dengan lembut, lalu mencium bibir tipis wanita itu.Amel merasa telinganya agak panas. Dia juga merasakan suasana ambigu di antara mereka."Kunang-kunang." Tiba-tiba saja terdengar suara kekanak-kanakan yang memecah suasana ambigu di antara mereka berdua. Kemudian, seor
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 278

"Kalau dia takut padaku, pasti sudah sejak tadi dia berhenti mengikuti kita," kata Dimas sambil melirik anak laki-laki yang bersembunyi di belakang Amel itu.Kemudian, Dimas dan Amel pun membawa anak laki-laki itu kembali ke hotel."Siapa namamu, Dik?" tanya Amel.Anak laki-laki itu berdeham. Dia berdiri di depan Amel dan Dimas, lalu memperkenalkan dirinya dengan sungguh-sungguh, "Namaku Joshua Aditya. Umurku tujuh tahun.""Namamu kedengarannya cukup bagus. Kamu menginap di kamar yang mana? Aku dan Paman akan mengantarmu pulang. Sekarang sudah malam. Kamu nggak boleh berkeliaran sendirian. Ini di pinggiran kota. Kalau kamu berkeliaran sendirian, kamu akan tersesat," bujuk Amel dengan lembut."Kakak Cantik, aku dan orang tuaku tinggal di kamar 2305.""Serius?" tanya Dimas sambil menoleh ke samping."Memangnya kenapa?" Amel menatap Dimas dengan curiga."Kamar kita di 2306. Aku nggak menyangka bisa kebetulan seperti ini.""Kalau begitu kebetulan. Ayo pulang bersama kami," kata Amel sambil
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 279

"Astaga, Amel, kamu dapat banyak uang, ya? Hotel bergaya kediaman para bangsawan ini harganya 100 juta per malam. Aku sudah lama ingin pergi ke sana. Tapi, karena harganya terlalu mahal, aku jadi ragu untuk pergi.""Dimas yang mengajakku ke sini. Katanya ini hadiah dari perusahaan untuknya."Jika bukan karena alasan ini, Amel mungkin tidak akan pernah punya kesempatan untuk menginjakkan kaki di hotel mewah seperti ini seumur hidupnya.Saat Dimas keluar dari kamar mandi, Amel sudah tertidur dengan posisi bersandar di atas tempat tidur. Dimas pun berjingkat-jingkat untuk membaringkan Amel di atas tempat tidur. Kemudian, Dimas mencium dahi Amel dengan lembut dan memeluk Amel hingga tertidur.Sinar matahari pagi menerobos masuk ke dalam kamar melalui tirai jendela yang begitu tipis. Amel membuka matanya dengan malas. Saat menoleh, dia bertatapan dengan mata Dimas yang hitam pekat."Amel, kamu sudah bangun?"Amel mengangguk sambil tersenyum."Kalau begitu, cepat bangun dan mandi. Kebetulan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 280

"Aku hanya bercanda saja, Paman. Jangan dianggap serius," tawa Joshua. Dua lesung pipinya terlihat sangat lucu.Melihat itu, Amel merasa hatinya sudah akan meleleh. Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Setelah sarapan, Amel dan Dimas bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut.Awalnya, melihat Amel begitu menyukai tempat ini, Dimas berencana untuk menginap satu malam lagi. Namun, ketika memikirkan mereka akan selalu diganggu oleh anak laki-laki itu, Dimas pun memutuskan untuk pulang lebih awal."Joshua, aku dan Paman akan segera pergi. Kamu nggak boleh berkeliaran sendirian lagi," kata Amel sambil berjongkok di depan anak laki-laki itu. Sebelum pergi, Amel menyentuh kepala anak laki-laki itu dan menasihatinya dengan sedih."Kakak Cantik, ini untukmu. Jangan pernah melupakanku, ya." Joshua dengan berat hati mengeluarkan gantungan kunci dari sakunya dan memberikannya kepada Amel."Tenang saja. Aku pasti nggak akan melupakanmu. Oh ya, Kakak membuka toko makanan penutup di Kota Nata
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
55
DMCA.com Protection Status