Semua Bab Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Bab 261 - Bab 270

541 Bab

Bab 261

Amel tidak tahu bahwa semua hadiah ini sebenarnya diberikan oleh Dimas. Dimas hanya meminjam tangan Yunita untuk memberikannya saja."Sudahlah, berhentilah memikirkan hal-hal yang nggak berguna ini. Kita semua adalah keluarga, nggak perlu sungkan." Dimas mengambil gelang itu, lalu langsung memakainkannya di pergelangan tangan Amel.Amel memiliki kulit yang cerah serta pergelangan tangan yang sangat ramping. Dia terlihat sangat anggun saat memakai gelang itu."Kamu terlihat sangat cantik memakai gelang ini. Saat kita punya uang di masa depan, aku akan membelikanmu banyak perhiasan. Selama kamu menyukainya, aku akan membelikan semuanya untukmu.""Baiklah, kalau begitu aku akan menunggumu memenuhi janjimu."Setelah mengobrol sebentar dengan Dimas, Amel dengan senang hati pergi ke kamar mandi dengan gelangnya.Setelah mandi, Amel tiba-tiba teringat bahwa dia tidak membawa pakaian ataupun handuk saat masuk. Dia melihat dirinya yang tanpa busana di cermin, tiba-tiba pipinya seakan terbakar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Bab 262

Dimas baru keluar dari kamar mandi saat rambut Amel sudah kering."Aku baru saja selesai mengeringkan rambutku. Kamu juga keringkan rambutmu.""Kalau begitu, bisakah kamu mengeringkannya untukku?" tanya Dimas dengan penuh harap. Amel sebenarnya ingin menelepon adiknya, tapi Dimas sudah meminta, jadi dia harus mengeringkan rambut pria itu terlebih dahulu.Rambut Dimas relatif pendek, sehingga bisa kering dengan cepat. Ketika mereka berbaring di tempat tidur dan bersiap untuk tidur, Dimas menerima pesan dari Jessica."Pak Dimas, aku merasa sangat nggak nyaman. Bisakah kamu datang untuk menemaniku sebentar? Aku nggak punya saudara atau teman di Kota Riwana. Selain kamu, aku benar-benar nggak tahu harus menghubungi siapa."Dimas melirik ponselnya dengan acuh, lalu mematikan ponselnya tanpa menjawab apa-apa."Bagaimana kalau kamu pergi ke rumah sakit untuk melihatnya? Lagi pula, dia terluka karena berusaha untuk menyelamatkanmu. Menurutku, nggak baik kalau kita nggak memedulikannya seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Bab 263

Amel merapikan rumah sebentar, sebelum melirik ke arah jam. Dia merasa bahwa Dimas pasti sudah tiba di lokasi konstruksi pada waktu ini. Kemudian, dia pergi keluar.Amel tidak pergi ke rumah orang tuanya seperti yang dia katakan. Sebaliknya, dia naik taksi untuk pergi ke rumah sakit.Amel mengetuk pintu bangsal dengan lembut. Setelah mendapat izin dari dalam, dia membuka pintu, lalu masuk.Jessica menjadi agak kesal saat melihat Amel berjalan masuk sendirian, lalu berkata, "Keluar kamu dari sini. Aku nggak mau melihatmu.""Nona Jessica, aku pikir kamu pasti tahu kenapa aku datang menemuimu. Dimas adalah seorang pria yang sudah menikah. Nggak pantas bagimu untuk mengirimkan pesan larut malam padanya." Amel berdiri di depan sambil menatap Jessica yang terbaring di tempat tidur. Ya, dia datang ke rumah sakit hari ini untuk menyatakan kepemilikannya!Jessica mengepalkan tinjunya erat-erat, lalu berkata, "Apakah kalian memiliki hati nurani? Aku terluka karena menyelamatkannya. Kalau bukan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Bab 264

Begitu Amel memasuki toko, Clara segera mendekatinya dan bertanya, "Kak Amel, ada apa dengan dahimu?""Aku terpeleset dan terjatuh saat mandi tadi malam. Tanpa sengaja kepalaku terbentur." Amel tersenyum malu sambil membuat alasan."Kak Amel, kamu ceroboh sekali. Apakah lukanya parah?" Nada bicara Clara yang penuh kekhawatiran membuat hati Amel terasa hangat."Nggak parah. Dokter bilang aku akan baik-baik saja setelah istirahat dua hari.""Clara, tolong jaga ruang depan sebentar. Aku akan pergi ke dapur untuk membuat kue.""Oke."Dalam perjalanan kembali ke toko, Amel sedang melihat ponselnya ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Hari ini adalah ulang tahun Mirna. Bagaimanapun juga, Amel menjalankan bisnis toko kue, jadi dia ingin membuatkan kue ulang tahun yang indah, lalu mengirimkannya untuk Mirna.Saat Amel sedang sibuk membuat kue, Lili menelepon."Amel, hari ini adalah hari ulang tahun Bibi Mirna. Kamu dan Dimas harus pulang lebih awal malam ini. Bibi Mirna sudah memesan tempat d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 265

"Aku memilihnya untuk bibiku, bukan untuk aku sendiri. Apakah ada warna lain untuk tas ini?" Amel melihat tas di tangannya dengan cermat. Dia merasa cukup puas dengan tas ini."Ada juga warna hitam klasik.""Aku nggak mau warna hitam. Berapa harga tas ini?" Amel merasa bahwa tas ini cukup bagus. Namun, dia samar-samar merasa bahwa tas itu pasti tidaklah murah."Hanya tersisa satu tas warna putih susu dan satu warna hitam. Harga asli tas ini adalah 9.372.000. Karena hanya tersisa dua, aku akan memberi diskon 30%. Jadi, harganya 6.468.000 saja. Kamu nggak akan rugi kalau membelinya sekarang." Setelah mendengar perkataan penjual, Amel sedikit ragu.Tas-tas yang biasa dipakai Amel semuanya dibeli di pasar. Harganya juga hanya sekitar 150 ribu. Amel merenung sejenak, lalu akhirnya tetap memutuskan untuk membeli tas itu. "Aku mau tas ini. Tolong bungkuskan untukku.""Nona, silakan ke sini untuk melakukan pembayaran."Amel mengeluarkan kartu ATM-nya. Saat menggesek kartunya, dia merasa sangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 266

"Bibi Mirna, cepat lihat apakah kamu menyukai hadiah yang kubelikan untukmu atau nggak." Amel mengganti topik pembicaraan sambil berkata dengan manja.Mirna pun mengambil hadiah itu, lalu membukanya. Ketika dia melihat tas putih susu itu, dia langsung tersenyum."Amel memang pandai memilih. Tas ini sangat cocok untukku." Mirna mencoba tas itu dengan senang hati. Dia merasa sangat puas dengan hadiah dari Amel."Selera putriku tentu saja bagus," kata Lili sedikit cemburu."Kakak, apakah Kak Dimas benar-benar nggak memukulmu?" tanya Andi dengan suara pelan di telinga Amel."Tentu saja nggak. Apakah kamu belum pernah melihat betapa baiknya Dimas kepadaku? Kami berdua saling mencintai. Bagaimana mungkin kami bertengkar? Aku sudah bilang padamu kalau aku nggak sengaja terbentur. Jangan tanya lagi, oke?" Amel menjadi tidak sabaran karena terus menjelaskan.Andi melihat hal ini dan memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut. Menurut pengamatannya selama ini, Dimas memang sangat baik pada kak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 267

Namun, Amel menarik tangan Dimas. "Kamu masih harus menyetir nanti. Memangnya benar-benar nggak apa-apa kalau kamu minum alkohol?""Nggak apa-apa.""Oke, oke, nggak usah minum. Kalian cepatlah duduk." Melihat hal tersebut, Mirna pun tidak mempersulit Dimas lagi."Bibi Mirna, sebagai orang yang lebih muda, yang datang ke pesta ulang tahunmu, aku nggak tahu apa yang Bibi suka. Oleh karena itu, aku menyiapkan batu merah delima untuk Bibi. Aku harap Bibi menyukainya." Dimas menyerahkan kotak kecil yang sangat indah kepada Mirna.Mirna tertegun untuk sesaat. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan."Batu merah delima?" gumam Mirna tak percaya."Benar, Bibi Mirna."Mirna langsung meletakkan sendok di tangannya. Dengan sigap, Mirna membuka hadiah yang diberikan Dimas kepadanya. Di dalamnya, memang terdapat batu merah delima dengan warna yang cerah."Dimas, dari mana kamu mendapatkan begitu banyak uang untuk memberikan hadiah semahal itu kepada Bibi Mirna?" tanya Lili dengan terk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 268

"Sayang, kepalamu ...?""Aku baik-baik saja. Nggak sengaja terbentur. Ayo, cepat makan." Amel langsung memotong kata-kata Dimas sebelum Dimas menyelesaikan perkataannya.Amel hanya mengalami luka kecil di dahinya. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian malam ini. Siapa pun yang melihatnya pasti akan menanyakan luka tersebut. Terlebih lagi, hari ini adalah hari ulang tahun Mirna. Mirna yang harusnya menjadi pusat perhatian malam ini.Dimas mengerutkan kening dengan tatapan pedih. Dia ingin bertanya lebih lanjut. Namun, melihat Amel benar-benar tidak ingin membicarakannya, Dimas pun tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.Restoran tempat mereka makan bernama Restoran Selera Otentik. Restoran tersebut merupakan restoran bintang lima yang cukup terkenal di Kota Nataya. Dengan penghasilannya, Kelvin dapat dengan mudah membayar semua makanan dan minuman yang dijual di restoran tersebut.Ketika pemilik Restoran Selera Otentik dan teman-temannya datang untuk makan, tanpa sengaja mereka melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 269

"Halo, Kak Amel. Halo, Paman dan Bibi. Paman dan Bibi, nanti aku akan memberikan nomor teleponku. Kalau lain kali kalian mau makan malam di sini, hubungi aku terlebih dulu. Aku pasti akan menyediakan tempat duduk untuk kalian dan mengatur semuanya dengan baik." Mendengar Bagas berkata seperti itu, Mirna menjadi makin kesal.Saat mereka baru saja datang ke tempat ini dan duduk untuk menunggu makanan disajikan, Mirna mengeluh kepada Lili mengenai betapa sulitnya memesan ruang pribadi di restoran ini. Mirna berusaha keras untuk memesannya satu bulan sebelumnya. Akhirnya dia berhasil membuat reservasi pada hari ulang tahunnya.Namun, Lili dan yang lainnya sekarang memiliki koneksi dengan Bagas. Oleh sebab itu, kelak mereka tidak akan kesulitan untuk memesan ruang pribadi."Baik, baik, lain kali kalau makan di sini, kami pasti akan menghubungimu terlebih dulu. Karena kita semua ini teman, Pak Bagas juga harus ikut makan bersama kami," ajak Lili dengan hangat.Ketika Bagas berbalik untuk mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 270

"Tenang saja, ruangan itu kedap suaranya sangat bagus. Pasti nggak ada yang bisa mendengar percakapan kita," kata Andi sambil menggenggam tangan Lidya.Mirna baru saja mengatakan di meja makan bahwa dirinya sudah meminta Lidya untuk membawa pacarnya datang. Andi pun merasa tidak sabar untuk segera mengumumkan hubungannya dengan Lidya di depan semua orang.Ketika keluar dari toilet, Lidya melihat Andi sudah berdiri menunggunya di depan pintu."Cantik sekali. Cepat, biarkan aku menciummu." Andi mengerucutkan bibirnya dan mendekati Lidya.Lidya tersenyum manis. Tiba-tiba saja, dia melihat Amel berjalan ke arah mereka. Lidya pun buru-buru mendorong Andi agar menjauh."Amel, kamu juga mau ke toilet?" tanya Lidya dengan gugup."Bukan. Bibi Mirna bilang, dia sudah mau pulang. Tapi, dia melihat kalian berdua belum kembali. Itu sebabnya, aku keluar untuk mencari kalian.""Tadi aku mengobrol sebentar dengan petugas yang membersihkan toilet. Ayo kita pergi," kata Lidya sambil menggandeng tangan A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
55
DMCA.com Protection Status