Semua Bab Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Bab 291 - Bab 300

541 Bab

Bab 291

Amel menghabiskan satu hari penuh untuk mengunjungi semua panti asuhan di Kota Nataya dan pada akhirnya dia menemukan panti asuhan yang cukup bagus. Sebelum mengirim Riska ke panti asuhan, dia dan Dimas membawa gadis kecil itu ke pusat perbelanjaan dan membeli banyak barang yang dia pakai sekarang, serta beberapa kebutuhan sehari-hari."Paman dan Bibi, terima kasih sudah membelikan barang-barang ini untukku.""Sama-sama, Riska. Bibi sudah menulis nomor ponsel Bibi di kertas ini. Masukkan kertas ini ke dalam sakumu. Sebaiknya kamu menghafal nomor ponsel Bibi, jadi kalau di kemudian hari kamu merindukan Bibi atau membutuhkan sesuatu, kamu bisa menelepon Bibi kapan saja," jelas Amel sambil memasukkan kertas berisi nomor ponselnya ke dalam saku Riska."Aku mengerti, Bibi."Ketika Amel melihat guru dari panti asuhan membawa Riska masuk, air matanya kembali jatuh tidak terkendali.Dimas memeluk bahu istrinya sambil berkata, "Lebih baik dia tinggal di sini daripada ikut bersama kita. Ayo perg
Baca selengkapnya

Bab 292

"Maaf, maaf, aku nggak sengaja," ucap Amel segera meminta maaf.Barusan Amel melamun saat menunggu lampu lalu lintas dan tidak sengaja menabrak mobil ini."Memangnya bisa selesai hanya dengan kalimat nggak sengaja? Apa kamu tahu mobil jenis apa ini? Kalau mengalami kecelakaan seperti ini, butuh biaya puluhan juta untuk memperbaikinya."Meskipun Amel siap membayar kompensasi, ketika sopirnya berkata demikian, Amel pun tanpa bisa ditahan bergidik ngeri.Amel mungkin harus menggunakan gajinya satu tahun untuk membayar kompensasi ini. Ini adalah pertama kalinya Amel mengalami kecelakaan yang tidak terduga dan dia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya, jadi dia harus mengambil risiko dan menelepon Dimas."Sayang, apakah kamu sudah sampai di lokasi konstruksi?" tanya Amel dengan hati-hati."Hampir sampai. Ada apa?" sahut Dimas yang dapat mendengar dengan cermat bahwa ada yang tidak beres dengan suara Amel."Aku nggak sengaja menabrak mobil seseorang. Mobilnya Rolls-Royce," jawab Amel denga
Baca selengkapnya

Bab 293

"Pak Dimas, aku nggak menyangka kalau ternyata itu kamu," kata pria itu sambil tersenyum. Dia melangkah maju dan menjabat tangan Dimas dengan antusias.Dimas juga menjabat tangan pria itu. "Halo, Pak Halim. Aku nggak menyangka kalau hari ini kita akan bertemu dengan cara seperti ini."Amel, yang duduk di dalam mobil, merasa bingung saat melihat pria itu memperlakukan Dimas dengan begitu sopan."Ya, ya. Sepertinya kita memang sudah ditakdirkan untuk bertemu. Pak Dimas, yang barusan tadi ...!""Yang barusan adalah istriku, yang menikah tak lama ini denganku. Aku benar-benar minta maaf, istriku sudah menabrak mobilmu. Mari kita lihat, berapa banyak yang harus kami bayar," kata Dimas dengan tenang."Pak Dimas, dengan berkata seperti itu, kamu sudah menganggapku seperti orang lain. Tahun lalu, perusahaan kita menjalin kerja sama. Grup Angkasa sudah memberi kami banyak keuntungan. Aku selalu mengingat hal ini di dalam hati. Sekalipun hari ini istrimu menabrak mobilku sampai hancur, aku juga
Baca selengkapnya

Bab 294

"Aku rasa nggak perlu ke rumah sakit. Hanya nggak sengaja tertindih sedikit. Nanti aku mengompresnya dengan es batu saja di toko." Amel ingin menghemat uang. Bagaimanapun, dia tidak tahu berapa biaya perbaikan mobil tadi. Jika pergi ke rumah sakit lagi, Amel khawatir setidaknya dia akan mengeluarkan uang sebesar 600 ribu hingga satu juta."Bagaimana bisa seperti itu? Lihatlah, kakimu sudah bengkak seperti ini. Kalau kamu nggak mau pergi ke rumah sakit, bagaimana kalau kondisinya menjadi makin parah?" tanya Dimas dengan cemas sambil mengerutkan kening."Benar-benar nggak apa-apa. Aku paham dengan tubuhku sendiri. Pasti nggak ada tulang yang patah. Percayalah padaku, kita nggak perlu pergi ke rumah sakit untuk membuang-buang uang. Dikompres es saja pasti akan sembuh nanti." Amel bersikeras tidak mau pergi ke rumah sakit.Dimas tahu jika Amel merasa sayang untuk menggunakan uangnya. "Sayang, aku minta maaf karena sudah membuatmu menderita dengan menikah denganku. Aku benar-benar bukan seo
Baca selengkapnya

Bab 295

"Aku masih belum tahu berapa banyak yang harus dibayarkan. Suamiku bilang dia akan mengurus masalah ini." Amel merasa agak sedih saat memikirkan harus membayar biaya perbaikan yang sangat besar.Amel juga tidak tahu kenapa, belakangan ini, selalu saja ada hal yang membuatnya mengeluarkan banyak uang. Meskipun bisnis di toko sekarang sudah jauh lebih baik, mereka tetap saja tidak bisa menabung banyak uang."Oh ya, Kak Amel. Ada kabar baik untukmu.""Kabar baik apa?""Beberapa menit sebelum Kakak datang, toko kita menerima banyak pesanan. Lusa, Grup Angkasa akan mengadakan acara perusahaan. Mereka memesan kue tar enam tingkat dan 500 kudapan di toko kita." Tiba-tiba saja Clara teringat hal ini dan memberi tahu Amel dengan gembira.Amel yang awalnya tenang langsung terbelalak. "Sebanyak itu?""Ya, Kak Amel. Sepertinya kita harus lembur dalam dua hari ke depan untuk menyelesaikan pesanan ini." Clara sudah siap bekerja lembur saat menerima pesanan ini."Oke, kalau begitu kita berdua harus b
Baca selengkapnya

Bab 296

"Amel, ayo pergi makan malam bersama hari ini." Sebelum Amel selesai bicara, terdengar suara Lidya di ambang pintu."Lidya datang mencariku sekarang. Kamu nggak usah mengkhawatirkannya lagi," kata Amel sebelum menutup teleponnya."Kenapa kamu nggak mengangkat telepon dari adikku? Dia nggak melihatmu setelah pulang kerja, juga nggak bisa menghubungimu. Dia pun menjadi cemas dan menghubungiku," omel Amel."Aku mematikan suara di ponselku, jadi nggak bisa mendengarnya. Amel, kalau kamu nggak sibuk malam ini, temani aku nonton film, yuk. Lalu, setelah itu, kita makan malam bersama," kata Lidya sambil memeluk lengan Amel dengan manja.Amel menggelengkan kepalanya. "Aku khawatir aku nggak bisa dalam dua hari ke depan. Hari ini tokoku menerima banyak pesanan. Kami harus lembur selama dua hari ke depan. Aku nggak bisa menemanimu makan malam dan nonton film. Lebih baik, suruh Andi saja untuk menemanimu. Lagi pula, dia juga nggak ada kerjaan apa-apa setelah pulang kerja."Lidya langsung cemberut
Baca selengkapnya

Bab 297

"Tentu saja siap. Lidya, aku nggak peduli kalau kamu lebih tua atau lebih muda dariku. Yang penting cintaku padamu itu tulus. Entah keluargaku mendukung atau nggak, aku nggak akan pernah menyerah atasmu," kata Andi menyatakan tekadnya sendiri.Lidya merasa sangat tersentuh, tetapi dia tidak berani bertaruh. Keluarga Santoso dan Keluarga Sentana sudah berteman selama beberapa dekade. Lidya dan Amel adalah sahabat yang tumbuh bersama sejak kecil. Lidya khawatir jika hubungannya dengan Andi ditentang, hal itu akan memengaruhi hubungan antara keluarga mereka."Andi, dua hari ke depan pulanglah lebih dulu dan biarkan aku menenangkan diri sendirian. Aku akan menghubungimu begitu aku selesai memikirkannya," jawab Lidya. Setelah berkata demikian, Lidya mengunci dirinya di kamar.Melihat itu, Andi pun pergi terlebih dahulu. Dia tahu bahwa dia yang membuat masalah menjadi seperti ini. Setelah keluar dari rumah Lidya, Andi tidak buru-buru kembali ke rumahnya, justru dia pergi ke pusat perbelanjaa
Baca selengkapnya

Bab 298

"Andi, kenapa kamu ada di sini?""Kenapa aku nggak bisa berada di sini?" tanya Andi dengan nada kesal."Nggak apa-apa, aku kembali dulu," sahut Dimas. Melihat Andi menjawab dengan nada agresif, Dimas langsung malas untuk mengobrol dengan Andi.Setelah berpikir panjang, Andi memutuskan untuk memberi tahu Amel apa yang sudah dia temui hari ini. Bagaimanapun, rasa sakit berkepanjangan lebih buruk daripada rasa sakit sesaat. Sekarang Andi memberi tahu Amel untuk mengambil tindakan yang tepat sebelum mengalami kerugian ke depannya dan mencegah Amel agar tidak terjebak semakin dalam."Kak, apakah kamu sibuk?" tanya Andi begitu menekan panggilan telepon pada Amel."Baru selesai, masih bersiap-siap mau pulang. Ada apa?" jawab Amel. Andi merasa agak sedih ketika mendengar suara kakaknya yang terdengar lelah. Kebenciannya terhadap Dimas juga semakin dalam."Kak, bagaimana hubunganmu dengan Kak Dimas akhir-akhir ini? Apakah kamu memperhatikan sesuatu yang nggak biasa pada dirinya?" tanya Andi tid
Baca selengkapnya

Bab 299

Amel bahkan tidak sadar bagaimana dia sampai di rumah. Begitu duduk di sofa, Amel membuka ponselnya lagi dan melihat foto-foto itu sambil berpikir apakah dia harus bertanya dengan jelas pada Dimas atau tidak.Amel khawatir kalau ini hanya sebuah kesalahpahaman, tapi juga takut Dimas mengatakan sesuatu yang tidak bisa dia terima.Setelah bergelut dengan pikirannya, pada akhirnya Amel memutuskan untuk berpura-pura tidak ada yang terjadi.Setelah beberapa saat, Dimas pun kembali ke rumah dan bertanya, "Sayang, bukankah kamu seharusnya bekerja lembur? Kenapa kamu pulang lebih awal dariku?"Dimas duduk di sebelah Amel, memeluk bahu wanita itu dan bertanya dengan bahagia. Penampilan Dimas saat ini seperti tidak berbeda dari biasanya."Makanan penutupnya sudah hampir selesai dibuat, jadi aku pun pulang. Hei, kamu mengganti dasimu?" tanya Amel sambil menekan emosi di hatinya. Dia berpura-pura terkejut sambil menatap Dimas lekat-lekat."Ya. Bagaimana? Apakah kelihatan bagus?" jawab Dimas sambil
Baca selengkapnya

Bab 300

Lidya berkata sambil memutar bola matanya ke arah Andi, "Aku akan memberimu waktu lima menit untuk menyelesaikan perkataanmu.""Dimas sepertinya selingkuh?"Ketika Lidya mendengar berita ini, matanya langsung terbelalak. Kemudian, dia menyahut, "Apa? Apa kamu sedang bercanda? Dia punya hubungan yang begitu baik dengan kakakmu, bagaimana mungkin dia selingkuh?"Lidya merasa agak tidak percaya ketika mendengar berita tersebut. Lagi pula, dia bisa melihat bagaimana Dimas memperlakukan Amel."Aku punya buktinya, coba lihat. Aku bertemu mereka secara kebetulan saat aku pergi ke pusat perbelanjaan hari ini," ucap Andi sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan kepada Lidya foto-foto yang sudah dia abadikan.Dengan adanya bukti kuat seperti itu, Lidya mulai memercayai perkataan Andi."Wanita ini kelihatannya kaya. Sepertinya Dimas juga dibiayai oleh wanita itu.""Dimas benar-benar keterlaluan. Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu? Apakah kakakmu tahu?" tanya Lidya dengan emosi."Ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
55
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status