Semua Bab SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Bab 81 - Bab 90

433 Bab

Aku Bisa Melihatnya

“Hai!”Mae langsung bisa mengenali Gina. Suara dan orangnya memang seusai. Gayanya mirip Evelyn, tapi senyum dan sapanya sangat jauh berbeda.Wanita berumur empat puluhan, dengan rambut pendek gelap, belum banyak kerutan, memiliki tipe kecantikan yang segar. Tentu berpenampilan rapi juga dengan blazer pink, yang Mae yakin harganya lumayan. Ada kalung mutiara yang menempel di lehernya, menambah kesan anggun.“Halo.” Mae menerima uluran tangannya, juga pelukan dan ciuman di pipi dan kanan. Standar sapaan kaum wanita elite.“Terima kasih telah mengundang saya.” Mae tersenyum cemerlang. Mengerahkan seluruh kemampuannya untuk terlihat ramah dan indah.“Aku hanya bisa berkata Wow saat ini. Kau cantik sekali.” Gina memuji sambil menepuk tangannya.Mar tersenyum, dan mengangguk berterima kasih. Komentar itu normal. Bukan hanya kue bawaannya yang berdandan dengan hati-hati, Mae juga sama. Ia memilih baju dengan cermat. Tidak memakai brand mewah yang mencolok—karena akan membuat iri dan membu
Baca selengkapnya

Aku Merasa Aneh Saat Bersamamu

“Aku akan mengirim alamat dan waktunya nanti, jadi kita bisa melihat venue acaranya nanti.” Harper tersenyum dan mengangguk. Terlihat berjanji dengan sungguh-sungguh. Mae juga menerima dengan senyum ramah. “Aku akan menunggunya.” “Nah, kalau begitu semua sudah beres. Kita bisa pulang. Aku harus menyiapkan makan malam agar anakku tidak kelaparan.” Gina membereskan barang-barangnya, termasuk denah dan rincian acara itu. Tentu juga diikuti yang lain. Giba benar-benar kepala dari kelompok itu. Mae kembali melirik ke arah cookies lemon buatannya yang belum tersentuh lagi. Selain apa yang dimakan oleh Gina dan Poppy. Cookies buatannya memang mengenyangkan, jadi wajar kalau tidak mengambil untuk yang kedua kali, tapi Harper dan Enola sampai akhir tidak menyentuhnya. “Oh? Kenapa kalian tidak mengambil?” Gina yang sibuk bicara sejak tadi akhirnya menyadari keanehan itu. “Oh, maafkan kami. Tapi terus terang saja aku sudah kenyang. Aku tadi memakan sandwich ukuran besar saat makan siang. Ak
Baca selengkapnya

Harus Aku?

“Apa aku perlu berhenti?” Ash mengira ada sesuatu yang sakit atau yang seperti itu.Mae menggeleng. “Tidak. Aku hanya—bodoh. Teruskan saja.” Mae menurunkan tangan, dan kembali menggeleng kuat-kuat. Ia sedang bekerja saat ini. Tidak perlu memikirkan hal itu. Ia harus fokus pada uang, dan Ash akan memberikan uang padanya pada waktunya nanti.“Mae? Benar kau baik-baik saja? Atau memang ada yang membuatmu tersinggung”Ash akhirnya kembali menepi, mengulurkan tangan, ingin memeriksa kening Mae—memeriksa kemungkinan demam selain sakit hati.Tapi Mae menghindar sebelum tangan Ash menyentuhnya. Mae tahu apa akibat sentuhan itu. Rasanya menyenangkan tapi tidak boleh lagi. Rasa menyenangkan itu salah.“Jalan lagi. Aku baik-baik saja. Tidak ada yang membuatku sakit hati. Aku sudah berpengalaman menghadapi yang lebih kejam. Level mereka masih di bawah Evelyn dan teman-temannya.” Mae dengan sengaja menyebut Evelyn. Memikirkan anak tiri setan itu memang mudah sekali mengalihkan pikiran.Ash mengan
Baca selengkapnya

Aku Tidak Menginginkan Ini

[EEW! Jijik! Aku tidak percaya dia benar-benar menikah! Lima puluh! Bayangkan itu!] [Lima puluh memang, tapi uang bisa memuaskan siapapun] [Apa yang akan dilakukannya dengan pria usia lima puluh?] [Kemungkinan malam ini dia sedang merayu agar bisa ‘berdiri’] Semua tulisan itu adalah ejekan yang berasal dari teman-teman sekolahnya. Mereka bahkan tidak peduli Mae masih ada di grup obrolan itu, menulis apapun yang ingin dikatakan, tidak menimbang apakah Mae akan tersinggung atau tidak. Tulisan bernada serupa seperti itu berderet-deret, saling bersahutan, kurang lebih ratusan. Mae memang ada disana sebagai pelengkap saja, tidak pernah bisa mengikuti bahan obrolan, karena dunia sekolah senior Mae hanya berisi kerja keras—bukan make up atau pemuda tampan. Kini mereka menganggap Mae tidak ada dan mudah saja mencela tanpa tahu apa yang membuat Mae menerima pernikahan itu. Mae mendesah saat melempar ponselnya ke atas ranjang, lalu membesit air matanya, memakai rok yang menjadi bagian gaun
Baca selengkapnya

Mimpi Tentang Aku?

“Ash—Oh?” Mae tadinya akan mengetuk kalau pintu kamar Ash terkunci, tapi dengan sedikit dorongan saja, pintu kamar itu terbuka. Maka Mae melangkah masuk. Ini kali pertama ia masuk ke sana. Rapi dan tertata, kecuali ranjang, karena Ash rupanya belum bangun, masih berbaring dengan selimut berantakan di sekitarnya. Ini juga hari istimewa, dimana Mae bisa bangun lebih pagi daripada Ash. Tapi memang ini hari liburnya, Ash akan bangun lebih siang—sesuai jadwal.“Wah!” Mata Mae langsung tertarik pada hal menonjol yang terlihat jelas—otot perutnya. Bagian bawah tubuh Ash masih tertutup selimut. Ash tidur dengan bertelanjang dada.Meski pemilik kamar itu masih tertidur—tidak bisa memberi izin—Mae mendekati objek yang menarik perhatian yaitu perut rata itu. Mae ingin melihatnya dari dekat Ini juga termasuk bagian pengalaman pertama yang banyak dialaminya setelah bersama Ash. Melihat perut pria yang benar-benar rata dan kekar dari jarak dekat—secara langsung. Tidak ada lemak menggelambir, keru
Baca selengkapnya

Aku Temanmu?

“Ini sangat amat banyak, Mae. Kau yakin akan membeli semua?” Ash menatap tumpukan kotak berisi strawberry yang akan dibeli Mae. Bukan merasa keberatan membawa, tapi Ash tidak bisa membayangkan Mae membuat apa dengan strawberry sebanyak itu. Paling tidak ada tujuh kotak di sana, dan masing-masing mungkin berisi seratus lebih strawberry berukuran sedang. “Yakin. Aku akan membuat selai strawberry. Mungkin beberapa yang cantik akan aku pakai sebagai hiasan,” kata Mae sambil menyerahkan kartu kredit Ash kepada penjual strawberry yang tentu saja tersenyum amat lebar. Mae pembeli terbesarnya hari ini. “Bukankah rencananya kau hanya akan membuat cookies lemon dan brownies almond? Tidak ada yang mengandung selai strawberry.” Ash mengangkat kotak itu dan mengikuti Mae berjalan menyusuri area pasar segar produk pertanian itu. Cukup luas, dan letaknya tidak jauh dari rumah Ash, karena memang Reading juga termasuk daerah pedesaan. Hanya perlu sekitar 30 menit menyetir dan mereka sudah sampai.
Baca selengkapnya

Aku Terbiasa Sendiri

“Jangan, jarimu akan…” Peringatan Mae terlambat tapi, jari Ash sudah saling menempel. Lem yang seharusnya menempelkan manik mutiara warna pink ke atas kotak, justru menyatukan jari telunjuk dan jempol Ash. “Sekali lagi.” Ash tidak menyerah. Ia menuangkan acetone pada jari yang menempel itu dan menggosoknya sampai terlepas. Mudah saja mengatasinya karena memang sudah beberapa kali hal itu terjadi. Sudah ada beberapa bekas lem di telunjuk Ash. Mae saja yang baru melihat. Mae tersenyum geli, dan sejenak kembali pada pekerjaannya mengaduk strawberry yang ada di atas kompor. Kandungan airnya masih banyak, perlu beberapa jam lagi sebelum benar-benar menjadi selai strawberry. Tapi tidak sampai lima menit, Mae kembali menatap kesibukan Ash. Peringatan yang diberikan oleh akal sehatnya tadi tidak terlalu mempan. Saat Ash ada di dapur, perhatian Mae dengan mudah kembali padanya. Mae belum menyerahkan pita yang harus dibentuk. Untuk tahap pertama, ia memberi tugas yang seharusnya lebih muda
Baca selengkapnya

Aku Masih Ingat Semua

“Anda tidak terlihat baik-baik saja.” Stone duduk di sampingnya dan menyapa, menyesuaikan dengan wajah Ash yang memang sedang mengernyit secara permanen. “Ya, ada beberapa hal yang harus aku pikirkan,” keluh Ash. Ia masih memikirkan apa kesalahannya pada Mae.“Apa karena itu anda menghubungi saya lagi?” Stone tersenyum sambil menerima kopi pesanannya.“Bukan… itu.” Ash tersendat saat menghirup aroma kopi itu—menelan ludah.“Saya harap apapun alasan anda berhenti minum kopi cukup berharga, karena sepertinya Anda benar-benar menginginkan ini.” Stone tersenyum melihat pandangan mata Ash.“Sangat berharga.” Ash mendesah, lalu menggeleng. Bukan saatnya membahas kopi.“Aku ingin meminta bantuan lagi padamu. Aku harap kau tidak keberatan,” kata Ash.“Saya sudah menduga itu. Apa ada teman Anda lagi yang terkena perkara?” Stone menebak.“Bukan, aku ingin bertanya saja sebenarnya.” Ash sudah menyusun kalimat yang sekiranya tidak membuat curiga, tapi sulit menjelaskan sesuatu yang dasarnya tida
Baca selengkapnya

Aku Tidak Ingin Merusak Ketenangan

Ash menggeleng—mundur. Ayahnya bisa sangat nekat. Sebelum yakin Mae aman, Ash tidak akan membuat ayahnya waspada. Ia tidak mau melakukan kesalahan bodoh yang sama seperti sepuluh tahun lalu. Sudah cukup buruk apa yang dilakukan ayahnya pada Mae—membuatnya jatuh ke titik terendah. Ash tidak mau ada celah lagi yang memungkinkan ayahnya untuk tahu.“Aku hanya ingin kau memberi kemungkinan kenapa ada hal seperti ini. Aku tidak yakin ini perkara kriminal sampai penipuan. Mungkin sebenarnya kesalahpahaman, bukan hal berat,” kata Ash.Ia juga tidak mau melempar batu pada permukaan air yang tenang, dan saat ini sebenarnya keadaan tenang. Bahkan Mae pun tenang. Meski kenyataan kalau Daisy adiknya atau bukan, Mae sedang baik-baik saja. Ia tidak ingin masalah itu membuat keributan yang merusak kehidupan Mae lagi.Stone kembali menghela napas. “Saya akan memberi nasehat secara umum kalau begitu.” Stone sekali lagi tidak akan memaksa.“Sebagai polisi dan penyidik, saya menyarankan Anda untuk menc
Baca selengkapnya

Aku Masih Murah Hati

Tapi Mae masih mengampuni. Ia tidak memperpanjang penjelasan, karena Gina. Ia tidak butuh masalah saat sudah sangat sibuk seperti sekarang. Mae akan menyingkirkan dendamnya sementara ini, demi Gina yang sudah sangat baik padanya. “Kau seharusnya melapor padaku begitu selesai bersiap, jadi aku bisa memastikan di daftar.” Gina membubuhkan tanda pada kertas yang ada di clipboard bawaannya. Sebagai penanggung jawab, Gina tidak berjualan, tapi sibuknya kurang lebih sama dengan semua peserta. “Ah… Maaf, aku tidak tahu itu.” Mae memandang Harper, teguran lain. Harper tampak menghindari pandangan Mae. Adalah tugas Harper untuk memberitahu Mae tentang tata cara itu, dan tentu tidak disampaikan—dengan sengaja “Yang penting sudah selesai, dan kini aku ingin melihatnya!” Gina tidak mempermasalahkan lagi, dan dengan bersemangat melangkah menuju area stan Mae yang memang terpisah cukup jauh dengan yang lain. Mae peserta tambahan di akhir—dan baru. Tempat yang tersisa tidak lagi bisa bersama ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
44
DMCA.com Protection Status