Home / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 391 - Chapter 400

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 391 - Chapter 400

433 Chapters

Extra 23 - Kau Tidur?

“Huh?” Serena menatap tangannya yang bebas dengan heran,“Kecewa?” Ian terkekeh.“Tidak!”Serena langsung mengingkari, meski memang ada bagian dari hatinya yang kini layu dan menggelepar bergelisah saat tubuhnya mendapat akses untuk bergerak bebas.“Itu tadi sedikit rasa takut untukmu, Tuan Putri. Agar kau paham kalau tidak semua hal di dunia ini akan berjalan seperti yang kau inginkan. Jangan selalu merasa menang.”Ian menjawil hidung Serena dan mengembalikan senyum normal yang lebih hangat.“Kalau kau ingin keluar dari gelembung hangat yang disiapkan ayahmu, kau harus belajar untuk tidak berlaku seperti Tuan Putri yang menganggap semua akan selesai sesuai dengan keinginanmu.”Serena tidak ingin mengangguk, tapi hampir saja. Ia paham.“Good girl.”Ian bangkit dan membebaskan sepenuhnya. Sejak awal memang ia tidak berniat melakukan apapun. Ia hanya ingin Serena paham kalau ia tidak akan bisa selalu menang.“Did you…”Serena sampai tidak bisa bertanya dengan benar saat melihat Ian menar
Read more

Extra 24 - Kau Itu Apa

“Aku sekarat. Hampir mati juga.” Ian memang merasa hampir mati.“Kau tidur bersama—nya!” Ash perlu mencari untuk menunjuk karena Serena sudah berpindah duduk dan tampak dengan santai menikmati pertengkaran itu. “Apa kau tahu kesulitan apa yang aku hadapi untuk sampai ke sini?!”“Tapi aku memang hampir—Kau lihat ini?” Ian menunjuk bagian atas pelipis kirinya yang masih memar akibat hantaman emas, lalu menunjukkan tangannya yang juga memar.“Lihat ini. Ini juga.” Ian mengangkat kaos untuk bagian punggung karena memang punggungnya yang paling sakit. “What the…” Memar yang di punggung itu buruk. Ungu kehitaman dan hampir merata. Cukup untuk melunturkan kemarahan Ash.“Siapa yang melakukannya? Apa orang yang disini?” Ash mengernyit. Ia jarang melihat Ian kalah tentu.“Iya. Mereka curang. Tidak bermain dengan adil. Mengeroyok saat aku tidak waspada.” Ian menggerutu.“Berani sekali—tapi kau melakukan hal bodoh apalagi?” tanya Ash. Meski tidak lagi amat marah, ia masih merasa Ian yang salah.
Read more

Extra 25 - Setidaknya Kau Lebih Peduli

“What the fuck are you doing, Moron?!”Ash mencaci maki dalam bisikan saat mendengar penawaran Ian itu, dan menarik kerah kaosnya, agar Ian segera mengikuti melompat pagar.Mereka berdua menyusup saja sudah cukup menyulitkan, tidak perlu menambah Serena yang sudah pasti kemampuannya melompat pagar— maupun berlari, tidak sebaik mereka berdua.Tapi Ian menepis tangan Ash dan terus memandang Serena sambil tersenyum.“Bagaimana, Tuan Putri? Kau ingin terbebas dari istana ini?” bujuk Ian.Serena menatap tangan Ian yang terulur itu, tergoda rasanya. Seperti mimpi liar yang tidak pernah terbesit dalam ingatannya. Kehidupan yang tidak terencana bertemu dengan orang-orang yang tidak terduga, menghadapi situasi yang mungkin tidak akan menjadi membosankan.Tapi kemudian Serena mengepalkan tangan dan menggeleng. Mimpi itu liar karena mustahil.“Aku tidak bisa lari. Bisa berusaha, tapi Ayahku akan menemukan dengan mudah.” Serena bukan tidak pernah mencoba.Kabur dari rumah adalah hal yang sering d
Read more

Extra 26 - Kenapa Kau Disana?

“Shit! Kenapa banyak sekali anjing?” Ian hampir muntah karena beberapa kali Ash menyemprotkan cairan berbentuk parfum yang akan menyamarkan aroma mereka. Asalkan tidak terlihat, lima anjing herder yang saat ini melintas di sudut halaman tidak akan mencium aroma mereka dan ribut. ‘Parfum’ itu praktis, tapi aromanya terlalu menjijikkan untuk hidung manusia.“Karena itu aku menyuruhmu cepat! semakin lama di sini akan semakin sulit!” Ash tidak berhenti untuk marah, dan terus berlari sambil menunduk di antara semak. Mereka akan sampai di hutan kecil tempat Ash mengintai siang kemarin, asalkan bisa melewati gerbang lengkung batu berjeruji. Jaraknya tidak jauh lagi.TANG!Ash baru saja menyentuh jeruji besi, tapi ada suara letupan dan dentingan disertai percikan api. Itu peluru yang ditembakkan.Ash secepat kilat mencabut pistol dari pinggangnya, dan berbalik sambil menodongkan senjata. Ia tidak ingin membuat keributan tapi peluru yang ditembakkan itu, menyerempet pipinya, sebelum menyasar
Read more

Extra 27 - Kau Pikir Aku Akan Bisa Menolak?

“Kau yakin?” Ash masih menyipitkan mata dengan tangan mengepal di samping tubuh.“Demi Tuhan, Ash. Dia tidak hamil. Kau tahu aku tidak serendah itu.” Ian membuat tanda silang tepat di jantungnya, untuk meyakinkan lagi kalau sumpah itu benar.“Kami tidur bersama memang, tapi aku mencabut—yah kau tahu bagaimana. Jadi tidak ada kehamilan.” Ian lumayan lega saat melihat tangan Ash tidak lagi tampak tegang dan ingin mencekik. Dikurung saja sudah buruk, tidak perlu tambahan dicekik.“Lalu dia putri dari Silver fox itu?” Ash duduk dan bersandar. Mereka kembali terkurung dalam ruangan tempat Ian berada sebelum kabur kemarin.“Ya.”“Kau sinting! Tidak bisakah kau memilih yang tidak berbahaya?” Ash masih mengomel tentu.“Aku memilih yang cantik! Tidakkah kau melihat wajahnya?” Ian menepuk pipi, menyuruh Ash mengingat seperti apa Serena.“She’s a little bit insane, but extremely gorgeous.” (Dia agak gila, tapi luar biasa cantik)Segala amarah dan kegilaan yang terjadi belum membuat Ian ingin m
Read more

Extra 28 - Kau Siapa?

“Kau bicara apa?” Val masih bingung pastinya.“Aku rasa kau perlu duduk.” Orion juga menawarkan minumannya—brandy yang sudah bercampur air karena esnya sudah meleleh.Eren menyambar dan menghabiskannya sekaligus, karena memang tenggorokannya kering.“Jelaskan lagi,” pinta Val.“Ada pergerakan pasukan. Mereka akan kesini,” kata Eren.“Pasukan apa?” Val langsung berdiri. “Dari keluarga mana? Siapa yang masih gila ingin menyerangku?” Val tidak mengerti karena sudah beberapa tahun keadaan tenang, ia berusaha membagi rata kekuasaan pada setiap keluarga agar tidak terjadi perselisihan.“Bukan keluarga, tapi negara!” Eren menepuk pelipis, meminta Val berpikir. Kalau hanya keluarga lain, ia tidak akan sepanik itu.“Aku belum tahu berapa dan bagaimana, tapi aku tahu Inggris mengerahkan pasukan dan datang ke sini untuk membebaskan pria itu! Sumberku yang ada di bandara menyebut mereka datang kurang lebih satu jam lalu! Mereka bahkan menyediakan jet yang juga mendarat di bandara itu! Satu saja ru
Read more

Extra 29 - Kau Ikut Datang?

“Kita kemana? Kenapa harus pergi?” Serena mengikuti tarikan tangan tangan Eren sambil bertanya-tanya bingung.“Pokoknya menjauh dari sini dulu.” Eren tidak mungkin punya waktu menjelaskan.“Apa kau bisa lari? Kalau memang membuat perutmu sakit, pelan saja.” Eren tiba-tiba memelankan langkah dan memandang perut Serena. “Aku baik-baik saja.” Serena tidak akan jujur mengakuinya sekarang. Ia masih harus memakainya untuk senjata agar ayahnya berhenti menyuruhnya menikah. “Oke, tapi hati-hati. Jangan sampai memaksakan diri.” Eren mengangguk dan mereka kembali berlari keluar dari rumah besar itu.Serena sedikit terharu tapi juga jengkel sebenarnya. Ia tidak menyangka kehamilan palsu itu mendapat perhatian—lebih dari dugaan.“Siapa yang datang sebenarnya?” Claud yang ikut berlari di samping mereka tampak kesal. “Yang pasti buruk.” Eren melambai dan mobil yang sudah disiapkan, mendekati mereka di bawah undakan tangga teras.“Siapa tapi?” Claud belum puas.“Ayah dari anak kakakmu. Mereka me
Read more

Extra 30 - Kau Disini Untuk Apa?

“Let go of me.” (Lepaskan aku)Ash bahkan tidak punya tenaga lagi untuk membentak lagi. Ia hanya menepuk punggung ayahnya perlahan sambil menghela napas.Pelukannya terlalu erat, memberi tahu kalau Dean benar-benar panik. Dan tentu pengerahan pasukan yang sepertinya bisa untuk menaklukan satu kota itu, memperjelas kepanikannya.“Untuk apa kau ke sini?! Kenapa kau tertangkap—”“Bisakah kau menarik mereka dulu? Aku tidak ingin ada salah tembak atau apapun. Lawan penduduk sipil.”Ash menunjuk pasukan yang ada di sekeliling ayahnya. Meskipun lawan mereka mungkin juga sangat terlatih, status mereka tetaplah warga sipil, bukan tentara aktif.“Tapi mereka akan menyelamatkanmu, dan membawa…”“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja jadi—please, suruh mereka pergi.” Ash menggertakkan rahang, sedikit lagi akan mengumpat dan mengumbar bentakan.Selama mereka masih dalam keadaan waspada dan menyebar seperti itu kemungkinan jatuhnya korban sia-sia akan semakin tinggi.“Parker.” Dean berpaling pa
Read more

Extra 31 - Kau Akan Melewatkannya Lagi?

“Kau boleh mengambilnya. Itu urusanmu.” Dean menarik tangan Ash agar menjauh dari Ian. Ia tidak akan ikut campur kalau memang urusannya sudah masuk ke ranah yang sebenarnya pribadi.“Dia memang harus bertanggung jawab untuk anaknya.” Dean masih bisa tersenyum meski tidak sesempurna biasanya, karena mengandung kejengkelan yang amat sangat untuk Ian.“Tapi—” Ash masih tidak terima. Ia benar-benar mengkhawatirkan nasib Ian kalau ditinggalkan di sana.“Pergi saja.” Ian menggeleng dan menyuruh Ash pergi bersama ayahnya agar tidak ada keributan besar lagi.“Katakan saja yang sebenarnya!” Ash harus menahan diri untuk tidak menampar kepala Ian. Ash tentu paham kenapa Ian menghentikan penjelasannya tadi. Hanya Ash tidak mengerti kenapa Ian masih merasa perlu untuk merahasiakan tentang kehamilan palsu itu setelah suasananya menjadi seperti itu.“Tidak. Kau pergi saja, sudah cukup. Terima kasih sudah datang. Sungguh.” Ian tidak bercanda, dan ia memang benar-benar berterima kasih atas kedata
Read more

Extra 32 - Kau Berkorban Untukku

“Silakan.” Ian membuka pintu apartemennya, dan memberi ruang bagi Serena untuk masuk.Serena mengernyit, karena pemandangannya tidak amat indah. Ia harus melihat paling tidak tiga lembar celana tergeletak di atas sofa sebelum Ian menyambar semuanya dengan cepat.Bukan hanya celana tentu. Ada beberapa kaos yang juga harus diambilnya dari lantai, lalu kardus pizza yang seharusnya sudah menjadi penghuni tempat sampah.Apartemen itu tidak sangat buruk, hanya memang jauh kalau dibandingkan rumah Serena. Luas seluruh apartemen itu sedikit lebih kecil dari ruang tamu rumah ayahnya, dan isinya mungkin bernilai lebih murah dari satu buah lukisan yang tergantung di ruang tamu itu.“Unik.” Serena mengusap permukaan sofa sekali lagi, sebelum duduk. Tidak amat kotor sebenarnya, tapi ia meragukan kehigienisannya. Ia tidak berharap apapun, tapi punya sedikit pengalaman dari Claud tentang kamar atau tempat hunian pria.Kerapian apartemen Ian mirip dengan kamar Claud sebelum pelayan turun tangan membe
Read more
PREV
1
...
3839404142
...
44
DMCA.com Protection Status