Semua Bab SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Bab 381 - Bab 390

433 Bab

Extra 13 - Kau Siapa?

“Nanti, Mary. Untuk apa tergesa seperti itu, makan ini dulu.” Ash menggeleng sambil memajukan dessert yang juga mereka pesan tadi. Untuk menetralkan rasa kopi kalau memang Mae gagal tadi.“Oke… Oke.” Mae mengerti kalau kemajuannya tidak boleh dipaksakan seperti nasehat LynchMae lalu mengambil sendok untuk memotong mont-blanc. Dessert paling terkenal dari Angelina.Salah satu toko kue paling terkenal di Paris—sudah berdiri semenjak tahun 1903, dengan dekorasi yang mirip istana mewah zaman Marie Antoinette. Memang menjadi tempat yang masuk dalam daftar kunjungan wajib saat Mae merencanakan perjalanan itu.Mae tidak mau mereka hanya berjalan-jalan tanpa tujuan berarti. Ia sengaja ingin mengunjungi toko-toko roti legendaris di Paris untuk melihat menu dan lainnya. Terutama Angelina yang memiliki konsep hampir sama dengan toko miliknya. “Oh, shit! This is so good.” Mae sampai mengumpat setelah merasakan gigitan pertama, karena mont-blanc itu benar-benar lezat.Dilihat sekilas di serti i
Baca selengkapnya

Extra 14 - Apa Kau Tahu Dia Dimana?

“Ash! Pergi!” Amy dengan panik berusaha mendorong Ash menjauh, tapi tentu percuma. Ia seperti mendorong tembok karena Ash sama sekali tidak bergerak. Bahkan setelah dibantu oleh Mae yang berusaha menarik agar menjauh, tubuhnya tetap berdiri kokoh di tempat.“Who the fuck are you?!”Ash mengulang pertanyaannya, masih sambil tidak berkedip menatap bocah itu. Iya Mencoba tersenyum tapi terlihat jelas kepanikannya.“Bukan urusanmu dia siapa! Pergilah!” Amy menjerit dan mengusir sambil melambai pada Loius yang sudah mengikuti masuk. Tapi tentu ia tengah berkonflik, harus membantu Amy atau Ash. Dua-duanya adalah orang yang harus dipatuhinya saat ini.“Perkenalkan, saya Galant.” Bocah itu akhirnya berhasil memupuk keberanian dan mengulurkan tangan pada Ash—yang tentu saja diabaikan. Hanya melirik dengan hina, seakan tangan itu adalah tumpukan kotoran.“Tidak perlu memperkenalkan diri!” Amy kesal melihat lirikan itu tentu.“Dia kakakmu bukan?” Galant rupanya punya inisiatif sendiri.“Ya, aku
Baca selengkapnya

Extra 15 - Kau Bisa Membawaku Padanya?

“Aku akan memberi lokasinya, kau bawa dia pergi dari sini. Keluar dari Italia. Tapi hati-hati.” Suara wanita itu memberi perintah lebih lanjut. Ash menyebutnya perintah karena memang diucapkan dengan nada memerintah. Ia sepertinya yakin kalau Ash tidak akan menolak.“Tunggu! Kau itu siapa?” Ash tidak bisa menemukan titik yang bisa menjelaskan kenapa tiba-tiba ada wanita yang menjawab ponsel Ian dan menyebutnya dalam bahaya.“Jangan banyak tanya! Datang saja dan jangan menghubungi nomor ini lagi! Dayanya hampir habis. Aku tidak tahu dia persisnya dimana, jadi tempat yang aku berikan mungkin kurang akurat. Kau cari dengan benar pokoknya!”Putus begitu saja, lalu pada detik berikut ada pesan masuk, menunjukkan lokasi antah berantah yang tidak dikenali Ash. Sepertinya kota kecil di Italia.“Ada apa? Apa Ian mendapat masalah?” tanya Mae.“Entah, tapi aku benar harus ke Italia—Oh, Amy? Aku juga…”“Aku yang akan membujuknya nanti. Pastikan saja kau meminta maaf saja.” Mae bisa membujuk Amy,
Baca selengkapnya

Extra 16 - Kau Hanya Pernah Tidur Denganku?

Ian duduk sambil menekan pelan kedua tangannya. Lengan atas, sampai pergelangan tangan. Lalu kedua kakinya. Semua utuh, tidak ada bengkak. Itu berarti tulangnya utuh.Tubuhnya terasa seperti sampah, karena terlalu banyak rasa sakit, tapi tidak ada yang sampai mengkhawatirkan. Pukulan dan tendangan bertubi-tubi yang diterimanya terlihat buruk, tapi ia berhasil menempatkan agar tubuhnya tetap utuh—tidak ada luka fatal. Ian tidak amat melawan memang, karena masih perlu ada disana. Ia belum memastikan apakah anak itu miliknya atau tidak.“Sekarang apa?”Ian bersandar pada tembok di belakangnya, menatap seluruh ruang berukuran kurang lebih tiga kali tiga meter, lalu tingginya hampir tidak bisa menampung panjang tubuh. Bertembok rapat dan keras, pintu kayu yang terlihat kokoh, dan hanya ada satu lubang udara di atas kepalanya saat ini. Itu pun berukuran tidak lebih besar dari telapak tangan.Ian masih beruntung saat ini hampir musim panas, tidak masalah lubang itu terbuka. Ia membayangkan
Baca selengkapnya

Extra 17 - Kau Itu Tolol?

“Kau berisik!” Serena ikut mendesis dengan panik saat melihat orang yang biasa berjaga di rumahnya mulai berlari ke arah mereka. Tidak ada orang yang berjaga di depan pintu, tapi mereka akan sensitif pada suara yang berasal dari sana. Bagaimanapun Ian masih tawanan yang harus di jaga.“Aku—”“Ikut aku!” Serena tidak mendengar rencana Ian, dan menariknya menyusuri bagian samping dari bangunan yang menjadi tempat mengurung Ian. Ruang itu rupanya bagian dari bangunan yang lebih besar, seperti paviliun dan kini Serena memutar dan keluar ke area samping taman.“Kau hanya tidur denganku?”Ian berlari mengikuti Serena—menyesuaikan dengan langkah Serena, karena sebenarnya bisa lebih cepat—tapi kepalanya tidak berkonsentrasi pada keadaan sekitar. Ia masih takjub dengan kenyataan yang tadi disebut Serena.“Menunduk!” Serena mungkin lambat, tapi ia lebih tahu seluk-beluk rumah itu. Ia menarik tangan Ian ke balik semak azalea yang ada di samping bangunan garasi. Orang yang mondar-mandir di sana
Baca selengkapnya

Extra 18 - Aku Harap Kau Tidak Membuangnya

“What the fuck?”Ash mengumpat sambil menurunkan teropong. Ia tidak menyangka akan melihat rumah sebesar itu dan juga orang sebanyak itu untuk menjaganya. Mereka bahkan melakukannya dengan terang-terangan.Ash sudah menduga akan ada masalah, tapi tidak sebesar ini. Ia tadi mencoba mencari informasi saat menyamar menjadi turis normal yang sangat ingin tahu. Semua orang lokal di restoran lokal dan toko souvenir langsung menggeleng dan memperingatkannya untuk tidak mendekati rumah itu.Menyebutnya indah tapi bukan tempat wisata, milik pribadi dan lainnya. Ada pula yang sambil berbisik menyebut jangan mencoba mendekat ke sana. Intinya, mereka semua menyebut kalau apa yang akan dilakukannya adalah bodoh. Tapi apa lagi yang bisa dilakukannya?Kalau kemarin Ash ragu, kini ia tahu kalau kemungkinan Ian memang ada dalam keadaan bahaya. Ash masih tidak tahu siapa pemilik rumah itu karena tidak ada orang yang berani menyebutkannya.Tapi justru keengganan semua orang menyebut dengan jelas sudah me
Baca selengkapnya

Extra 19 - Kau Berbohong?

“Aku akan membawanya. Maksudku—aku tahu kehidupanmu di sini… aneh.”Ian tidak bisa mengatakan mengerikan dengan amat jelas tentu.“Aku tidak punya pengalaman, maupun pengetahuan merawat bayi, tapi aku akan membawanya kalau kau memang tidak ingin.”Ian akan belajar. Ash selalu menyebutnya malas belajar dan lebih menyukai aksi tanpa teori, tapi ia akan berusaha untuk yang ini.Ia sudah memetik bunga itu, maka apapun yang mengikuti akan diterimanya. Entah salah atau tidak caranya memetik, tapi Ian akan mencoba memperbaiki. Bukan semakin merusaknya.“Kenapa?” tanya Serena.Pertanyaan yang agak tidak terduga. Ian tadinya mengira hanya akan ada ‘Oke’ atau ‘tidak mau’.“Aku tidak ingin ada nyawa yang jelas tidak bersalah mati. Aku—” Ian ragu, tapi alasannya memang hanya itu.“Aku sudah membunuh banyak orang. Mereka terlihat bersalah—tapi nyatanya aku tidak tahu benar tentang faktanya. Aku lebih memilih untuk percaya pada alasan yang mudah saja dipalsukan, dan membunuh siapapun yang disodorkan
Baca selengkapnya

Extra 20 - Kau Sangat Berbeda

“Serena! Buka.”Terdengar tuntutan yang lebih kasar dari arah luar. Ian yang sudah aman di bawah ranjang, sedikit mengernyit, karena suara itu bukan milik raja neraka.“Serena…”“Jangan tolol! Kau pikir aku akan ada di sini kalau bisa membuka pintunya?” Serena sudah turun dari ranjang dan menyahut. Siapapun yang datang malah membuatnya kesal.“Oh…” Tamu itu juga baru menyadari kalau permintaannya absurd.“Minta kunci pada pelayan atau Zio Eren.” Serena memberi saran cara membuka kunci karena memang diperbolehkan. Masih ada pelayan yang mengantar makanan kalau ia meminta.Serena juga tidak akan mencoba kabur meski pintu itu terbuka. Ia bisa saja minta bantuan Claud kalau mau. Kabur dari rumah adalah percuma, karena ayahnya akan menemukan meski bersembunyi di liang tikus sekalipun. Serena tidak mau bersusah payah seperti itu.Pengurungannya di dalam kamar adalah extra karena ayahnya sangat marah saja. Bukan karena Serena akan kabur.“Oke.” Pria di depan pintu itu terdengar berlari pergi
Baca selengkapnya

Extra 2 - Kau Ingin Hamil?

Tempat bersembunyi itu bukan almari seperti yang diperkirakan Ian. Bahkan tebakan sederhana itu saja salah. Serena benar-benar di luar jalur pikiran normal.Almari itu mirip ruangan sendiri, bahkan lebih luas dari ruangan utam kamar Serena. Berjendela kaca besar dan memiliki penerangan sendiri.Namun yang paling membuat takjub adalah isi tentu. Ruangan itu berisi koleksi yang tersimpan rapi dalam kotak kaca. Bersih dan terjaga pada rak masing-masing.Tapi Ian tidak bisa menunjuk Serena mengoleksi apa. Ian ingin menyebut barang kuno—karena ada sesuatu yang tampak seperti taring dinosaurus dan keping koin yang mungkin usianya seribu tahun—tapi sepertinya salah karena ia juga melihat action figure yang berwarna cerah. Isi lemari itu sama randomnya dengan kepribadian Serena.Ian ingin memeriksa lebih jauh, tapi memilih menempelkan telinga pada pintu. Ia ingin mendengar siapa Liam ini. Sepertinya bukan saudara—bahkan bukan orang Italia, karena mereka memilih bicara memakai bahasa Inggris,
Baca selengkapnya

Extra 22 - Kau Masih Kalah

“Kau mau…”“Sudah jelas aku rasa.”Ian terus maju, sementara Serena dengan panik mundur sampai punggungnya membentur pintu.“Kau ingin hamil bukan? Aku akan tunjukkan cara yang benar.” Ian menyeringai, sambil menunduk dan meraup kaki Serena, sekejap saja Serena sudah berpindah ke bahunya. Tersampir seperti kain dengan punggung di atas.Serena tentu saja menjerit terkejut, tapi dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan. Kalau sampai ada yang datang, mereka berdua yang akan mendapat masalah, bukan hanya Ian.Serena tapi berusaha menendang dan memukul, tapi tidak perlu juga sebenarnya. Ian hanya membawanya ke ranjang.TIdak membaringkan dengan manis tentu, tapi melemparnya. Tidak ada rasa sakit, tapi Serena merasa guncangan itu membuat otaknya ikut macet, karena gerakan Ian rasanya cepat sekali.Ia belum bisa melakukan apapun, dan Ian kini sudah ada di atas tubuhnya. Duduk dan mengunci pinggangnya.“Enjoying the view?” (Menikmati pemandangan?)“Tidak!”Serena menggeleng, dan akhirnya ba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
44
DMCA.com Protection Status