Home / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Extra 2 - Kau Ingin Hamil?

Share

Extra 2 - Kau Ingin Hamil?

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Tempat bersembunyi itu bukan almari seperti yang diperkirakan Ian. Bahkan tebakan sederhana itu saja salah. Serena benar-benar di luar jalur pikiran normal.

Almari itu mirip ruangan sendiri, bahkan lebih luas dari ruangan utam kamar Serena. Berjendela kaca besar dan memiliki penerangan sendiri.

Namun yang paling membuat takjub adalah isi tentu. Ruangan itu berisi koleksi yang tersimpan rapi dalam kotak kaca. Bersih dan terjaga pada rak masing-masing.

Tapi Ian tidak bisa menunjuk Serena mengoleksi apa. Ian ingin menyebut barang kuno—karena ada sesuatu yang tampak seperti taring dinosaurus dan keping koin yang mungkin usianya seribu tahun—tapi sepertinya salah karena ia juga melihat action figure yang berwarna cerah. Isi lemari itu sama randomnya dengan kepribadian Serena.

Ian ingin memeriksa lebih jauh, tapi memilih menempelkan telinga pada pintu. Ia ingin mendengar siapa Liam ini. Sepertinya bukan saudara—bahkan bukan orang Italia, karena mereka memilih bicara memakai bahasa Inggris,
aisakurachan

Hajar bang! wkwkwk lupakan raja nerakanya

| 8
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Anggraina Puspitasari
Ian koplak wakakaka Hai Liaamm..pangeran wicklich.. aduh susah aksennya
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Nah udah gitu pulang pulang ketembak lagi. Harus bilang ke Ash, saatnya balas dendam, wkwk
goodnovel comment avatar
Sierra
MENYALAAAA
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 22 - Kau Masih Kalah

    “Kau mau…”“Sudah jelas aku rasa.”Ian terus maju, sementara Serena dengan panik mundur sampai punggungnya membentur pintu.“Kau ingin hamil bukan? Aku akan tunjukkan cara yang benar.” Ian menyeringai, sambil menunduk dan meraup kaki Serena, sekejap saja Serena sudah berpindah ke bahunya. Tersampir seperti kain dengan punggung di atas.Serena tentu saja menjerit terkejut, tapi dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan. Kalau sampai ada yang datang, mereka berdua yang akan mendapat masalah, bukan hanya Ian.Serena tapi berusaha menendang dan memukul, tapi tidak perlu juga sebenarnya. Ian hanya membawanya ke ranjang.TIdak membaringkan dengan manis tentu, tapi melemparnya. Tidak ada rasa sakit, tapi Serena merasa guncangan itu membuat otaknya ikut macet, karena gerakan Ian rasanya cepat sekali.Ia belum bisa melakukan apapun, dan Ian kini sudah ada di atas tubuhnya. Duduk dan mengunci pinggangnya.“Enjoying the view?” (Menikmati pemandangan?)“Tidak!”Serena menggeleng, dan akhirnya ba

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 23 - Kau Tidur?

    “Huh?” Serena menatap tangannya yang bebas dengan heran,“Kecewa?” Ian terkekeh.“Tidak!”Serena langsung mengingkari, meski memang ada bagian dari hatinya yang kini layu dan menggelepar bergelisah saat tubuhnya mendapat akses untuk bergerak bebas.“Itu tadi sedikit rasa takut untukmu, Tuan Putri. Agar kau paham kalau tidak semua hal di dunia ini akan berjalan seperti yang kau inginkan. Jangan selalu merasa menang.”Ian menjawil hidung Serena dan mengembalikan senyum normal yang lebih hangat.“Kalau kau ingin keluar dari gelembung hangat yang disiapkan ayahmu, kau harus belajar untuk tidak berlaku seperti Tuan Putri yang menganggap semua akan selesai sesuai dengan keinginanmu.”Serena tidak ingin mengangguk, tapi hampir saja. Ia paham.“Good girl.”Ian bangkit dan membebaskan sepenuhnya. Sejak awal memang ia tidak berniat melakukan apapun. Ia hanya ingin Serena paham kalau ia tidak akan bisa selalu menang.“Did you…”Serena sampai tidak bisa bertanya dengan benar saat melihat Ian menar

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 24 - Kau Itu Apa

    “Aku sekarat. Hampir mati juga.” Ian memang merasa hampir mati.“Kau tidur bersama—nya!” Ash perlu mencari untuk menunjuk karena Serena sudah berpindah duduk dan tampak dengan santai menikmati pertengkaran itu. “Apa kau tahu kesulitan apa yang aku hadapi untuk sampai ke sini?!”“Tapi aku memang hampir—Kau lihat ini?” Ian menunjuk bagian atas pelipis kirinya yang masih memar akibat hantaman emas, lalu menunjukkan tangannya yang juga memar.“Lihat ini. Ini juga.” Ian mengangkat kaos untuk bagian punggung karena memang punggungnya yang paling sakit. “What the…” Memar yang di punggung itu buruk. Ungu kehitaman dan hampir merata. Cukup untuk melunturkan kemarahan Ash.“Siapa yang melakukannya? Apa orang yang disini?” Ash mengernyit. Ia jarang melihat Ian kalah tentu.“Iya. Mereka curang. Tidak bermain dengan adil. Mengeroyok saat aku tidak waspada.” Ian menggerutu.“Berani sekali—tapi kau melakukan hal bodoh apalagi?” tanya Ash. Meski tidak lagi amat marah, ia masih merasa Ian yang salah.

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 25 - Setidaknya Kau Lebih Peduli

    “What the fuck are you doing, Moron?!”Ash mencaci maki dalam bisikan saat mendengar penawaran Ian itu, dan menarik kerah kaosnya, agar Ian segera mengikuti melompat pagar.Mereka berdua menyusup saja sudah cukup menyulitkan, tidak perlu menambah Serena yang sudah pasti kemampuannya melompat pagar— maupun berlari, tidak sebaik mereka berdua.Tapi Ian menepis tangan Ash dan terus memandang Serena sambil tersenyum.“Bagaimana, Tuan Putri? Kau ingin terbebas dari istana ini?” bujuk Ian.Serena menatap tangan Ian yang terulur itu, tergoda rasanya. Seperti mimpi liar yang tidak pernah terbesit dalam ingatannya. Kehidupan yang tidak terencana bertemu dengan orang-orang yang tidak terduga, menghadapi situasi yang mungkin tidak akan menjadi membosankan.Tapi kemudian Serena mengepalkan tangan dan menggeleng. Mimpi itu liar karena mustahil.“Aku tidak bisa lari. Bisa berusaha, tapi Ayahku akan menemukan dengan mudah.” Serena bukan tidak pernah mencoba.Kabur dari rumah adalah hal yang sering d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 26 - Kenapa Kau Disana?

    “Shit! Kenapa banyak sekali anjing?” Ian hampir muntah karena beberapa kali Ash menyemprotkan cairan berbentuk parfum yang akan menyamarkan aroma mereka. Asalkan tidak terlihat, lima anjing herder yang saat ini melintas di sudut halaman tidak akan mencium aroma mereka dan ribut. ‘Parfum’ itu praktis, tapi aromanya terlalu menjijikkan untuk hidung manusia.“Karena itu aku menyuruhmu cepat! semakin lama di sini akan semakin sulit!” Ash tidak berhenti untuk marah, dan terus berlari sambil menunduk di antara semak. Mereka akan sampai di hutan kecil tempat Ash mengintai siang kemarin, asalkan bisa melewati gerbang lengkung batu berjeruji. Jaraknya tidak jauh lagi.TANG!Ash baru saja menyentuh jeruji besi, tapi ada suara letupan dan dentingan disertai percikan api. Itu peluru yang ditembakkan.Ash secepat kilat mencabut pistol dari pinggangnya, dan berbalik sambil menodongkan senjata. Ia tidak ingin membuat keributan tapi peluru yang ditembakkan itu, menyerempet pipinya, sebelum menyasar

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 27 - Kau Pikir Aku Akan Bisa Menolak?

    “Kau yakin?” Ash masih menyipitkan mata dengan tangan mengepal di samping tubuh.“Demi Tuhan, Ash. Dia tidak hamil. Kau tahu aku tidak serendah itu.” Ian membuat tanda silang tepat di jantungnya, untuk meyakinkan lagi kalau sumpah itu benar.“Kami tidur bersama memang, tapi aku mencabut—yah kau tahu bagaimana. Jadi tidak ada kehamilan.” Ian lumayan lega saat melihat tangan Ash tidak lagi tampak tegang dan ingin mencekik. Dikurung saja sudah buruk, tidak perlu tambahan dicekik.“Lalu dia putri dari Silver fox itu?” Ash duduk dan bersandar. Mereka kembali terkurung dalam ruangan tempat Ian berada sebelum kabur kemarin.“Ya.”“Kau sinting! Tidak bisakah kau memilih yang tidak berbahaya?” Ash masih mengomel tentu.“Aku memilih yang cantik! Tidakkah kau melihat wajahnya?” Ian menepuk pipi, menyuruh Ash mengingat seperti apa Serena.“She’s a little bit insane, but extremely gorgeous.” (Dia agak gila, tapi luar biasa cantik)Segala amarah dan kegilaan yang terjadi belum membuat Ian ingin m

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 28 - Kau Siapa?

    “Kau bicara apa?” Val masih bingung pastinya.“Aku rasa kau perlu duduk.” Orion juga menawarkan minumannya—brandy yang sudah bercampur air karena esnya sudah meleleh.Eren menyambar dan menghabiskannya sekaligus, karena memang tenggorokannya kering.“Jelaskan lagi,” pinta Val.“Ada pergerakan pasukan. Mereka akan kesini,” kata Eren.“Pasukan apa?” Val langsung berdiri. “Dari keluarga mana? Siapa yang masih gila ingin menyerangku?” Val tidak mengerti karena sudah beberapa tahun keadaan tenang, ia berusaha membagi rata kekuasaan pada setiap keluarga agar tidak terjadi perselisihan.“Bukan keluarga, tapi negara!” Eren menepuk pelipis, meminta Val berpikir. Kalau hanya keluarga lain, ia tidak akan sepanik itu.“Aku belum tahu berapa dan bagaimana, tapi aku tahu Inggris mengerahkan pasukan dan datang ke sini untuk membebaskan pria itu! Sumberku yang ada di bandara menyebut mereka datang kurang lebih satu jam lalu! Mereka bahkan menyediakan jet yang juga mendarat di bandara itu! Satu saja ru

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 29 - Kau Ikut Datang?

    “Kita kemana? Kenapa harus pergi?” Serena mengikuti tarikan tangan tangan Eren sambil bertanya-tanya bingung.“Pokoknya menjauh dari sini dulu.” Eren tidak mungkin punya waktu menjelaskan.“Apa kau bisa lari? Kalau memang membuat perutmu sakit, pelan saja.” Eren tiba-tiba memelankan langkah dan memandang perut Serena. “Aku baik-baik saja.” Serena tidak akan jujur mengakuinya sekarang. Ia masih harus memakainya untuk senjata agar ayahnya berhenti menyuruhnya menikah. “Oke, tapi hati-hati. Jangan sampai memaksakan diri.” Eren mengangguk dan mereka kembali berlari keluar dari rumah besar itu.Serena sedikit terharu tapi juga jengkel sebenarnya. Ia tidak menyangka kehamilan palsu itu mendapat perhatian—lebih dari dugaan.“Siapa yang datang sebenarnya?” Claud yang ikut berlari di samping mereka tampak kesal. “Yang pasti buruk.” Eren melambai dan mobil yang sudah disiapkan, mendekati mereka di bawah undakan tangga teras.“Siapa tapi?” Claud belum puas.“Ayah dari anak kakakmu. Mereka me

Latest chapter

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status