Semua Bab Menikahi Ayah Angkat: Bab 41 - Bab 50

83 Bab

BAB 41 : Menyelamatkan Seseorang

Dua puluh satu tahun yang lalu.Malam semakin larut. Udara dingin semakin menyengat kala menusuk kulit. Titik-titik air semakin lama semakin berkurang.Damar mengendarai mobilnya dengan pelan untuk menghindari tergelincir karena jalanan yang tampak licin setelah sebelumnya hujan lebat selama beberapa jam.“Seharusnya kita mengikuti ucapan temanmu untuk tidak pulang malam ini,” ucap Nadia ketika melihat Damar menguap lebar. Sudah tidak terhitung berapa kali pria itu menguap.“Mau bagaimana lagi, besok aku ada kuis di kelas yang tidak bisa kulewatkan. Kecuali kalau aku pingin mendapat nilai merah.”Mereka baru saja menghadiri pertunangan teman SMP Damar. Dulu mereka bertetangga, tetapi empat tahun yang lalu, mereka pindah ke luar kota. Itu karena ayahnya dipindahtugaskan di sana, membuat semua anggota keluarga itu mau tidak mau terpaksa harus pindah.Sebelumnya, saat berpamitan pulang, Damar sudah diminta oleh temannya
Baca selengkapnya

BAB 42 : Anak Angkat

Damar berjalan menuju bagian resepsionis dan menanyakan di mana wanita serta anak yang ditolongnya itu dirawat.Beberapa perawat yang berada di dekat resepsionis segera membantu Damar ketika melihat pemuda itu tampak oleng. Damar meminta tolong kepada perawat yang membantunya untuk membawanya melihat kondisi wanita dan anak yang ditolongnya.Luka wanita itu tidak terlalu parah dibandingkan dengan Damar. Namun, tubuh wanita itu sangat lemah. Dokter mengatakan bahwa wanita itu mengalam kekurangan darah cukup banyak. sementara saat ini stok darah di rumah sakit tinggal sedikit dan sedang berusaha mencari sumbangan darah.“Terima kasih atas pertolongannya,” ucap wanita itu lemah kala Damar berada di samping ranjangnya.“Maaf tidak bisa menyelamatkan suamimu,” ucap Damar penuh penyesalan.“Tidak apa-apa. Bisakah aku meminta tolong kepadamu?”“Apa?”“Tolong jaga putriku. Aku tidak memili
Baca selengkapnya

BAB 43 : Kandas

Damar menatap Nadia tidak percaya. Keterkejutan tergambar jelas pada wajahnya. “Kenapa?” tanya Damar bingung dengan permintaan Nadia yang tiba-tiba. “Hanya karena aku ingin merawat bayi itu, kamu memilih mengakhiri hubungan kita yang sudah berjalan selama tiga tahun?” “Ini bukan keinginanku, tetapi keinginan kedua orang tuaku. Aku memberitahu mereka mengenai dirimu yang ingin merawat anak itu. Mereka marah dan memintaku untuk memutuskanmu. Mereka tidak setuju jika kamu merawat bayi itu. Selain itu, mereka tidak ingin terlibat skandal karena itu.” Damar menghela napas pasrah. Damar tahu jika hal ini akan menjadi heboh di kalangan masyarakat—terutama di kalangan keluarga konglomerat dan pebisnis—jika sampai diketahui oleh publik. Mereka pasti beranggapan bahwa Shanna adalah anak hasil hubungan di luar nikah. “Jadi ... kamu lebih memilih orang tuamu daripada mempertahankan hubungan kita?” tanya Damar pasrah. Matanya menatap sendu Nadia. “Maafkan aku.” Nadia menundukkan sedikit kepa
Baca selengkapnya

BAB 44 : Terungkap

Untuk mencegah kejadian seperti semalam terjadi lagi, Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar begitu kelas berakhir.“Nggak nyangka kalau kamu jadi pecemburu dan posesif banget sama Om Damar,” celetuk Viona sembari tertawa pelan kala melihat Shanna buru-buru memasukkan buku ke dalam tasnya.“Lebih baik mencegah daripada kecolongan.”Viona tertawa mendengar jawaban Shanna. “Ya, ya, ya. Kalau kamu udah nggak sanggup menghadapi wanita itu, kamu bisa menghubungiku. Aku akan membuat perhitungan untuknya.”“Hm! Ya sudah, aku pergi dulu.”Shanna pun melenggang pergi dengan langkah lebar meninggalkan Viona yang ikut meninggalkan kelas dengan langkah perlahan.Satu minggu sudah berlalu. Dan selama satu minggu pula Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar. Awalnya Shanna takut Damar akan marah dan menganggapnya posesif serta pecemburu. Sayangnya itu hanyalah ketakutannya semata. Sebab Damar sendiri tidak keberatan dan justru tampak senang dengan kehadirannya di kantor pria itu.Nadia sendiri tid
Baca selengkapnya

BAB 45 : Cemooh

Tubuh Shanna menegang mendengar ucapan Viona. Ditatapnya lekat-lekat Viona. “Tapi kurasa itu nggak mungkin, Vi. Memangnya mereka nggak ada kerjaan sampai mau mengurusi kehidupan pribadiku dan baba?” Shanna tidak yakin jika orang yang menyebarkan pernikahannya di internet adalah pesaing bisnis Damar. “Papaku pernah bilang kalau dunia bisnis itu kejam. Apapun akan dilakukan jika perusahaan mereka kalah bersaing. Jadi tidak ada salahnya kita waspada.” Shanna terdiam memikirkan ucapan Viona. Saat dirinya hendak membuka mulut, dosen datang memasuki kelas, membuat Shanna terpaksa mengurungkan niatnya. Jikapun benar apa yang dikatakan Viona, bahwa beredarnya artikel pernikahannya dengan Damar karena ulah pesaing bisnis Damar, kenapa mereka baru melakukannya sekarang? Kenapa tidak dari dulu saja mereka melakukannya jika memang ingin merusak reputasi perusahaan Damar? Shanna hanya bisa menghela napas pelan dalam hati. Shanna menundukkan kepala kala sorot mata dosen di depan mereka berub
Baca selengkapnya

BAB 46 : Tekad

Walaupun Shanna menginginkan orang-orang mengetahui pernikahannya, tetapi tidak terpikirkan di benak Shanna jika Damar akan mempublikasikan pernikahan mereka di hadapan wartawan.“Ya. Aku sudah meminta Om Adara untuk menyiapkan semuanya. Konferensi pers akan diadakan di aula perusahaan.” Damar menggenggam sedikit lebih erat tangan Shanna. “Mereka semua sudah tahu mengenai pernikahan kita. Untuk apa lagi kita menyembunyikannya? Daripada menyembunyikannya, lebih baik kita mengklarisifikasinya langsung. Bukankah ini yang kamu inginkan? Siapapun yang telah menyebarkan pernikahan kita di internet, aku sangat berterima kasih kepadanya. Secara tidak langsung dia telah mempermudah bagi kita untuk memberitahu publik mengenai hubungan kita yang sebenarnya.”Apa yang dikatakan Damar ada benarnya. Hanya saja cara ini terlalu ekstrem. Banyak dampak yang ditimbulkan atas beredarnya artikel mengenai pernikahan mereka.“Jangan terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak,” ucap Damar yang membuyarkan Sha
Baca selengkapnya

BAB 47 : Rapuh

Sebuah tamparan sangat keras sukses mendarat di pipi Shanna hingga meninggalkan bekas kemerahan. Lalu disusul dengan suara makian yang begitu keras, “Kau benar-benar wanita tidak tahu diuntung! Seharusnya aku membuangmu ke panti asuhan sejak awal Damar membawamu ke kediaman Adipramana.”“Bibi ...,” Shanna menatap Diana dengan tatapan terkejut dan tidak percaya akan kehadiran sosok wanita itu.“Aku bukan bibimu!” raung Diana. “Aku tidak pernah sedikit pun menganggapmu sebagai keponakanku. Jadi berhentilah memanggilku seperti itu. Dengar ya, Shanna, aku harap kamu segera menyelesaikan masalah ini dan meninggalkan Damar secepatnya. Jika kamu masih bersikeras tidak mau meninggalkan Damar, maka tunggu saja akibatnya.”Usai mengatakan itu, Diana berlalu pergi dengan membawa amarah yang masih membara.Shanna hanya bisa menatap kepergian Diana dengan air mata yang perlahan mengalir di kedua pipinya. Shanna sudah tidak sanggup lagi membendung air mata yang sejak tadi dia coba tahan.Shanna men
Baca selengkapnya

BAB 48 : Konferensi Pers

Usai memarkirkan mobilnya di basemen, Damar membawa Shanna ke ruang kerjanya terlebih dahulu. Masih ada waktu satu jam bagi mereka untuk menemui para wartawa yang sudah berkumpul di lantai 3, di mana perusahaan biasa melakukan konferensi pers.Kilatan dari lampu kamera langsung menyapa ketika mereka memasuki ruang konferensi pers. Bahkan beberapa wartawan langsung mengajukan pertanyaan tanpa menunggu mereka untuk duduk terlebih dahulu.Shanna merapatkan tubuhnya ke tubuh Damar. Dirinya yang awalnya mulai tenang, kini kembali gugup. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya kala begitu banyak pasang mata para wartawan yang menatap mereka."Tenanglah. Jangan takut," bisik Damar menenangkan Shanna."Hm!"Melihat kegaduhan para wartawan, pembawa acara meminta mereka semua untuk tenang. Bahkan pembawa acara sampai harus mengancam bahwa konferensi pers akan dibatalkan jika para wartawan itu tidak tertib dan tenang. Mendengar itu, Seketika para wartawan menjadi tenang dan tertib.“Mohon bag
Baca selengkapnya

BAB 49 : Ancaman Damar

Suasana di ruangan konferensi pers terasa sedikit menegangkan usai wartawan perempuan tadi bertanya mengenai Damar yang pedofil, tidak seperti awal di mana suasana sedikit hangat. Para wartawan pun lebih banyak mengajukan pertanyaan kepada Shanna. Meskipun begitu, terkadang Damar akan mengambil alih untuk menjawab jika Shanna merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan.Konferensi pers berlangsung selama satu setengah jam.Damar segera membawa Shanna meninggalkan ruangan dengan Adara dan beberapa orang yang mengikuti mereka untuk memberikan pengamanan. Berjaga-jaga jika ada seseorang yang mungkin akan menerobos dan menyerang mereka.Damar memeluk Shanna sesampainya mereka di ruang kerja pria itu.Shanna pun membalas pelukan pria itu dengan sangat erat. Wajahnya dia sembunyikan di dada lebar Damar. walaupun konferensi pers sudah berakhir, tetapi tubuh Shanna masih sedikit gemetar. Dadanya pun tidak kunjung berhenti untuk berdebar kencang.“Semuanya sudah selesai. Semuanya akan
Baca selengkapnya

BAB 50 : Perasaan Bersalah

Terjadi keheningan di antara mereka. Namun, kesunyian itu tidak berlangsung lama. Shanna memanggil pria itu ketika dia mengingat apa yang diucapkan oleh Diana mengenai konferensi pers tadi.“Ada apa, Sayang?”“Apa yang dikatakan bibi itu benar, kalau konferensi pers yang kita lakukan tadi disiarkan secara langsung?”Sebelumnya Damar hanya memberitahu dirinya mengenai konferensi pers, tetapi tidak memberitahu dirinya jika konferensi pers ini akan disiarkan secara langsung.“Ya. Kenapa? Apa kamu takut mereka akan semakin menghujatmu?”“Bukan! Aku tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, kenapa baba nggak ngasih tahu aku sebelumnya kalau konferensi pers hari ini disiarkan secara langsung?” Shanna berkata dengan nada sedikit kesal karena Damar tidak mengatakan yang sebenarnya mengani hal ini.“Untuk apa aku memberitahumu? Lagi pula aku melakukan hal ini juga sebagai bentuk untuk menepati janjiku kepadamu. Janji di mana aku akan memberitahu semua orang bahwa kamu adalah milikku untuk selama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status