Dua puluh satu tahun yang lalu.Malam semakin larut. Udara dingin semakin menyengat kala menusuk kulit. Titik-titik air semakin lama semakin berkurang.Damar mengendarai mobilnya dengan pelan untuk menghindari tergelincir karena jalanan yang tampak licin setelah sebelumnya hujan lebat selama beberapa jam.“Seharusnya kita mengikuti ucapan temanmu untuk tidak pulang malam ini,” ucap Nadia ketika melihat Damar menguap lebar. Sudah tidak terhitung berapa kali pria itu menguap.“Mau bagaimana lagi, besok aku ada kuis di kelas yang tidak bisa kulewatkan. Kecuali kalau aku pingin mendapat nilai merah.”Mereka baru saja menghadiri pertunangan teman SMP Damar. Dulu mereka bertetangga, tetapi empat tahun yang lalu, mereka pindah ke luar kota. Itu karena ayahnya dipindahtugaskan di sana, membuat semua anggota keluarga itu mau tidak mau terpaksa harus pindah.Sebelumnya, saat berpamitan pulang, Damar sudah diminta oleh temannya
Baca selengkapnya