Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 41 - Chapter 50

84 Chapters

BAB 41 : Menyelamatkan Seseorang

Dua puluh satu tahun yang lalu.Malam semakin larut. Udara dingin semakin menyengat kala menusuk kulit. Titik-titik air semakin lama semakin berkurang.Damar mengendarai mobilnya dengan pelan untuk menghindari tergelincir karena jalanan yang licin setelah sebelumnya hujan lebat selama beberapa jam.“Seharusnya kita mengikuti ucapan temanmu untuk tidak pulang malam ini,” ucap Nadia ketika melihat Damar menguap lebar. Sudah tidak terhitung berapa kali pria itu menguap.“Mau bagaimana lagi, besok aku ada kuis di kelas yang tidak bisa kulewatkan. Kecuali kalau aku ingin mendapat nilai merah.”Mereka baru saja menghadiri pertunangan teman SMP Damar. Dulu mereka bertetangga, tetapi empat tahun yang lalu, mereka pindah ke luar kota. Itu karena ayahnya dipindahtugaskan di sana, membuat semua anggota keluarga itu mau tidak mau terpaksa harus pindah.Sebelumnya, saat berpamitan pulang, Damar sudah diminta oleh temannya itu untuk tidak pulang karena hari yang sudah semakin larut. Namun, Damar ber
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

BAB 42 : Anak Angkat

Damar berjalan menuju bagian resepsionis dan menanyakan di mana wanita serta anak yang ditolongnya itu dirawat.Beberapa perawat yang berada di dekat resepsionis segera membantu Damar ketika melihat pemuda itu tampak oleng. Damar meminta tolong kepada perawat yang membantunya untuk membawanya melihat kondisi wanita dan anak yang ditolongnya.Luka wanita itu tidak terlalu parah dibandingkan dengan Damar. Namun, tubuh wanita itu sangat lemah. Dokter mengatakan bahwa wanita itu mengalam kekurangan darah cukup banyak. sementara saat ini stok darah di rumah sakit tinggal sedikit dan sedang berusaha mencari sumbangan darah.“Terima kasih atas pertolongannya,” ucap wanita itu lemah kala Damar berada di samping ranjangnya.“Maaf tidak bisa menyelamatkan suamimu,” ucap Damar penuh penyesalan.“Tidak apa-apa. Bisakah aku meminta tolong padamu?”“Apa?”“Tolong jaga putriku. Aku tidak memiliki siapa pun yang bisa kupercaya. Kamu tenang saja, aku tidak akan meminta pertolonganmu secara gratis. Aku
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

BAB 43 : Kandas

Damar menatap Nadia tidak percaya. Keterkejutan tergambar jelas pada wajahnya.“Kenapa?” tanya Damar bingung dengan permintaan Nadia yang tiba-tiba. “Hanya karena aku ingin merawat bayi itu, kamu memilih mengakhiri hubungan kita yang sudah berjalan selama tiga tahun?”“Ini bukan keinginanku, tetapi keinginan kedua orang tuaku. Aku memberi tahu mereka mengenai dirimu yang ingin merawat anak itu. Mereka marah dan memintaku untuk memutuskanmu. Mereka tidak setuju kalau kamu merawat bayi itu. Selain itu, mereka tidak ingin terlibat skandal karena itu.”Damar menghela napas lemah.Damar tahu hal ini mungkin akan membuat kehebohan di kalangan masyarakat—terutama di kalangan keluarga konglomerat dan pebisnis—kalau sampai diketahui oleh publik. Mengingat dirinya yang belum pernah menikah, mereka pasti beranggapan bahwa Shanna adalah anak hasil hubungan di luar nikah. “Jadi ... kamu lebih memilih orang tuamu daripada mempertahankan hubungan kita?” tanya Damar lemah. Matanya menatap sendu Nadia
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

BAB 44 : Terungkap

Untuk mencegah kejadian seperti semalam terjadi lagi, Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar begitu kelas berakhir.“Nggak menyangka kalau kamu jadi pecemburu dan posesif banget dengan Om Damar, Shan” celetuk Viona sembari tertawa pelan kala melihat Shanna buru-buru memasukkan buku ke dalam tasnya.“Lebih baik mencegah daripada kecolongan.”Viona tertawa mendengar jawaban Shanna. “Ya, ya, ya. Kalau kamu sudah nggak sanggup menghadapi wanita itu, kamu bisa menghubungiku. Aku akan membuat perhitungan padanya.”“Hm! Ya sudah, aku pergi dulu.”Shanna pun melenggang pergi dengan langkah lebar meninggalkan Viona yang ikut meninggalkan kelas dengan langkah perlahan.Satu minggu sudah berlalu. Dan selama satu minggu pula Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar. Awalnya Shanna takut Damar akan marah dan menganggapnya posesif serta pecemburu. Sayangnya itu hanyalah ketakutannya semata. Sebab Damar sendiri tidak keberatan dan justru tampak senang dengan kehadirannya di kantor pria itu.Nadia sen
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

BAB 45 : Cemooh

Shanna menundukkan kepala kala sorot mata dosen di depan mereka berubah jijik saat melihatnya. Melalui ekor matanya, Shanna menatap teman-teman kelasnya. Di mana mereka juga memiliki sorot mata yang sama. Memandang jijik dirinya secara terang-terangan.Saat kelas berakhir, banyak para mahasiswa yang menyindir serta mencibir Shanna dengan terang-terangan. Bahkan sebagian banyak yang sengaja mengeraskan suaranya kala mengucapkan kata sindiran untuk Shanna.“Kamu jangan mendengarkan ucapan mereka,” ucap Viona mencoba untuk memberikan dukungan moral kepada Shanna.Shanna hanya menjawab dengan gumaman.Viona menatap beberapa teman-teman mereka yang masih berada di kelas. Dengan suara lantang Viona berkata, “Heh! Memangnya kalian tahu apa tentang kehidupan pribadi Shanna dan Om Damar? Lagian nggak ada yang melarang anak angkat menikah dengan ayah angkat. Sah-sah aja kalau mereka mau menikah karena mereka tidak memiliki hubungan darah.”“Memang nggak ada yang melarang,” sahut salah satu mahas
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

BAB 46 : Tekad

“Ya. Aku sudah meminta Om Adara untuk menyiapkan semuanya. Konferensi pers akan diadakan di aula perusahaan.” Damar menggenggam sedikit lebih erat tangan Shanna. “Kenapa? Apa kamu keberatan?”Shanna menggeleng pelan. “Nggak. Aku nggak keberatan, Ba. Cuma kupikir ini mungkin bukan waktu yang tepat.”“Apa maksudmu bukan waktu yang tepat?” tanya Damar cepat.Shanna pun menceritakan apa yang dikatakan Viona tadi. Shanna juga mengutarakan ketakutannya akan bisnis pria itu.Damar tersenyum lebar. “Kamu tidak perlu memikirkan mengenai perusahaan. Apa yang menjadi masalah di perusahaan, itu tanggung jawabku. Tugasmu hanya perlu berada di sampingku. Itu saja.”Shanna diam. Pikirannya berkecamuk.“Dengar, saat ini semua orang sudah mengetahui hubungan kita yang sebenarnya. Jadi untuk apa lagi kita menyembunyikannya? Daripada menyembunyikannya, bukankah lebih baik kita mengklarifikasinya langsung. Lagi pula bukankah ini yang kamu inginkan?”“Tapi, Ba ....”“Tapi kenapa? Aku justru berterima kasih
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

BAB 47 : Rapuh

Diana menatap Shanna dengan wajah mengerikan karena menahan amarah.“Benar-benar wanita tidak tahu berterima kasih!” marah Diana. “Seharusnya aku membuangmu ke panti asuhan sejak awal Damar membawamu ke kediaman Adipramana.”“Bibi,”“Aku bukan bibimu!” raung Diana cepat. “Aku tidak pernah sedikit pun menganggapmu sebagai keponakanku. Jadi berhentilah memanggilku seperti itu. Dengar, Shanna, aku harap kamu segera menyelesaikan masalah ini dan meninggalkan Damar secepatnya. Jika kamu masih bersikeras tidak mau meninggalkan Damar, maka tunggu saja akibatnya.”Usai mengatakan itu, Diana berlalu pergi dengan membawa amarah yang masih membara.Shanna menatap kepergian Diana dengan air mata yang menggenang di kelopak mata. Meski dia tahu Diana tidak pernah menyukainya, tetapi dalam hatinya, Shanna selalu menganggap keluarga Damar adalah keluarganya. Dia sering menerima perlakuan tidak baik dari Diana dan Darian, tetapi kali ini, hati Shanna benar-benar hancur.Shanna menutup pintu dan menyand
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

BAB 48 : Konferensi Pers

Usai memarkirkan mobilnya di basemen, Damar membawa Shanna ke ruang kerjanya terlebih dahulu. Masih ada waktu satu jam bagi mereka untuk menemui para wartawa yang sudah berkumpul di lantai 3, di mana perusahaan biasanya melakukan konferensi pers.Kilatan dari lampu kamera langsung menyapa begitu mereka memasuki ruang konferensi pers. Bahkan beberapa wartawan langsung mengajukan pertanyaan tanpa menunggu mereka untuk duduk terlebih dahulu.Shanna merapatkan tubuhnya ke tubuh Damar. Dirinya yang awalnya mulai tenang, kini kembali gugup. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya kala begitu banyak pasang mata para wartawan yang menatap mereka."Tenanglah. Jangan takut," bisik Damar menenangkan Shanna."Hm!"Melihat kegaduhan para wartawan, pembawa acara meminta mereka semua untuk tenang. Bahkan pembawa acara sampai harus mengancam bahwa konferensi pers akan dibatalkan kalau para wartawan itu tidak tertib dan tenang. Mendengar itu, Seketika para wartawan menjadi tenang dan tertib.“Mohon
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

BAB 49 : Ancaman Damar

Untuk sesaat tubuh Shanna menegang. Gadis itu semakin menyembunyikan wajahnya di dada Damar. "Aku nggak akan mengatakannya," ucapnya pelan.Shanna tidak ingin Damar mengetahui kebenarannya. Shanna takut Damar akan menghindar, marah dan kecewa kepadanya kalau mengetahui bahwa dirinya telah menyukai pria itu sejak masa sekolah. Jadi Shanna akan membiarkan hal ini menjadi rahasia antara dirinya dan ke tiga sahabatnya."Kenapa? Apa kamu malu?” goda Damar.“Nggak. Buat apa aku malu.”“Kalau begitu, tidak masalah ‘kan kalau kamu memberi tahuku?” ucap Damar mendesak.“Nggak. Aku nggak akan memberi tahu baba.”“Oh, jadi sekarang kamu sudah berani untuk tidak terbuka padaku?""Bukan begitu. Kalau aku mengatakannya, aku takut baba marah atau kecewa padaku. Atau mungkin baba akan meninggalkanku." Shanna berkata pelan, mengakui ketakutan yang dirasakannya.Damar menghela napas pelan. Dia melonggarkan pelukannya untuk bisa menatap wajah Shanna yang tertunduk. Dicubitnya dagu Shanna hingga gadis itu
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

BAB 50 : Perasaan Bersalah

Sorot mata Damar berubah, ada kekhawatiran. “Ya. Kenapa? Apa kamu takut mereka akan semakin menghujatmu?”“Bukan! Aku tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, kenapa baba nggak memberi tahuku sebelumnya kalau konferensi pers hari ini disiarkan secara langsung?” Shanna berkata dengan nada sedikit kesal karena Damar tidak mengatakan yang sebenarnya mengani hal ini.“Maafkan aku, aku tidak memberi tahumu karena tidak ingin membuatmu semakin terbebani dengan masalah ini. Lagi pula aku melakukan ini sebagai bentuk untuk menepati janjiku padamu. Memberi tahu semua orang bahwa kamu adalah milikku untuk selamanya.”Damar semakin memeluk erat Shanna. Sesekali dia menciumi puncak kepala Shanna. “Maafkan aku. Lain kali aku akan meminta pendapatmu terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.”Mendengar ucapan Damar, tentu saja Shanna sangat senang. Bahkan saat ini dirinya merasa pipinya mulai memanas.“Nggak perlu, Ba. Aku percaya dengan baba. Aku cuma heran aja kenapa Bibi bisa mendatangi kita setel
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status