Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 61 - Chapter 70

84 Chapters

BAB 61 : Tidak Takut

Sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir tidak jauh dari pintu gerbang kampus. Pintu mobil terbuka ketika Shanna melangkah mendekat, menampilkan sosok Nadia.Shanna memutar mata malas. Meskipun dirinya sudah bisa menebak, tetapi Shanna tetap saja kesal ketika berhadapan langsung dengan wanita itu.Nadia menghampiri Shanna dan berhenti begitu dekat di hadapan Shanna. "Ikut aku! Ada yang ingin kukatakan padamu.""Aku nggak mau!" tolak Shanna tanpa berpikir lama. "Kalau memang ada yang ingin tante katakan, katakan saja di sini. Kalau nggak, aku pergi."Nadia tersenyum miring, mencemooh. "Kamu benar-benar sombong sekali sekarang. Apa karena Damar sangat memanjakanmu sehingga kamu bersikap kurang ajar seperti ini kepada orang yang lebih tua?"Ingin rasanya Shanna tertawa keras mendengar ucapan Nadia.Dirinya bersikap kurang ajar? Dan wanita itu ingin dia menghormatinya?Itu semua hanya ada dalam mimpi Nadia! Sampai kapanpun Shanna tidak akan menghormatinya. Seharusnya wanita itu bersyuku
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

BAB 62 : Menghabiskan Waktu Bersama

Damar tersenyum. “Tidak. Untuk apa aku marah? Aku justru senang karena kamu berani melawan orang-orang yang menggertakmu. Kalau mereka bertindak melewati batas dan kamu tidak bisa menanganinya, langsung beritahu aku. Nanti biar aku yang mengurus mereka.”Shanna mengangguk. “Hm!”Malam harinya, tepat pukul tujuh malam mereka berdua tiba di restoran tempat Galang mengajak mereka makan malam.Devara memberikan dukungan moral dan juga semangat atas apa yang terjadi kepada gadis itu. Karena Damar sibuk berbicara dengan Galang, Devara pun mengajak Shanna menemui teman-temannya.Shanna tentu saja menolak. Dia tidak mengenal dan juga tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini. Devara tidak memaksa, tetapi sebelum mereka pulang, Devara meminta Shanna untuk menemaninya bertemu dengan teman-temannya. Devara mengatakan kalau Shanna perlu bersosialita dengan orang lain, setidaknya dengan teman-teman Devara.“Kalau kamu tidak nyaman, jangan memaksakan diri,” ucap Damar setelah mendengarkan ceri
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

BAB 63 : Shanna Ditikam

Semua orang yang berada di sekitar, seketika menatap mereka usai mendengar teriakan Damar.Damar mengabaikan tatapan heran dan penasaran dari orang-orang di sekitarnya. Tanpa berpikir panjang, Damar menggendong Shanna. Damar mengabaikan kemarahan orang-orang yang ditabraknya. Fokus pria itu hanya ingin segera membawa Shanna ke rumah sakit.“Baba,” ucap Shanna lirih.Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. Wajahnya secara perlahan berubah menjadi pucat seiring dengan darah yang terus keluar dari luka di perutnya.“Sabar, Sayang. Tolong tekan lukanya supaya darahnya tidak semakin banyak keluar,” ucap Damar dalam satu tarikan napas sembari berlari membelah kerumunan manusia yang memadati mal.Shanna mengikuti ucapan Damar. Dengan tangan yang bergetar dan lemah dia mencoba menekan luka di perutnya sembari menahan sakit.Sesampainya di luar mal, Damar menghentikan taksi dan segera meminta sopir menuju rumah sakit.“Baba, sakit,” keluh Shanna yang sudah tidak sanggup lagi menahan r
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

BAB 64 : Kemarahan Damar

Shanna menggeleng pelan mendengar ucapan Galang. “Aku rasa ini bukan ulah Tante Nadia, Om. Firasatku mengatakan kalau itu mungkin perbuatan Bibi Diana.”Galang dan Damar menatap Shanna penuh tanda tanya dan juga keheranan.“Kenapa kamu bisa seyakin itu kalau orang yang menikammu itu bukan Nadia dan justru Diana?” Galang membuka suara terlebih dahulu sebelum Damar sempat membuka mulut untuk bertanya.“Tidak mungkin kalau ini semua perbuatan Diana. Jikapun dia menginginkannya, kenapa tidak dari dulu saja? Kenapa harus sekarang? Dibandingkan Diana, aku yakin Nadia justru mempunyai motif yang kuat karena dia masih menyukai Damar. Bagaimana menurutmu, Mar?” Galang menatap Damar.Damar hanya diam saja dengan pertanyaan Galang. Pandangan pria itu menatap lurus pada Shanna. “Apakah sebelumnya dia telah melakukannya padamu?”“Hm!” Shanna mengangguk. “Baba ingat kan saat aku kecelakaan waktu kamu di luar kota sebelum pernikahan kita?” Shanna menatap Damar yang langsung diangguki oleh pria itu se
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

BAB 65 : Protektif

Damar tersenyum kecil. Tangannya meraih kepala Shanna dan kembali mencium bibir Shanna. Walau begitu tidak ada nafsu dalam ciuman mereka. Hanya kasih sayang yang coba pria itu salurkan kepada Shanna.Cklek!Pintu terbuka dan menampilkan sosok Adara. Seketika langkah Adara yang baru beberapa langkah terhenti karena terkejut dengan apa yang mereka lakukan.“Maaf, Pak!” Adara sedikit menunduk dan segera berpaling hendak meninggalkan kamar inap.Damar mengakhiri ciumannya. Diusapnya bibir Shanna yang sedikit merah untuk menghapus jejak saliva mereka dengan ibu jari. Sementara Shanna yang malu karena Adara melihat mereka berciuman pun menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa malunya.“Tidak apa-apa. Masuklah!”Damar menatap Adara yang bersiap pergi, tetapi menghentikan langkahnya dan berbalik menghampiri Damar usai mendengar perintahnya.“Pak ...,” ucap Adara ragu-ragu, pandangannya menatap Shanna.Damar ikut menatap Shanna yang masih menunduk untuk sesaat sebelum kembali menatap Adara.
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

BAB 66 : Lepas Kendali

PLAKKK!Sebuah tamparan keras Diana layangkan ke wajah Shanna. Membentuk cap merah muda pada pipi Shanna yang putih.“Dasar wanita tidak tahu diri!” raung Diana memaki dengan mata melotot merah karena amarah. “Beraninya kamu mencelakai anakku!”Shanna terkejut dengan apa yang baru saja Diana lakukan kepadanya. Dia tidak mengerti kenapa Diana datang dan langsung menampar serta memaki dirinya.Bingung dan heran bercampur menjadi satu dalam benak Shanna.Shanna hendak menanyakan maksud ucapan Diana, sayangnya Damar lebih dulu bertindak dengan mencekal lengan Diana, lalu mendorongnya menjauh dari Shanna. Tamparan keras dia layangkan ke wajah Diana yang masih cantik di usianya yang hampir mencapai kepala lima.Tidak hanya Diana saja yang terkejut atas tindakan Damar, Shanna pun dibuat terkejut. Tidak percaya Damar akan melayangkan tangannya kepada seorang wanita. Apalagi wanita itu adalah kakak iparnya sendiri.“Damar, kamu memukulku?” Diana menatap tidak percaya kepada Damar yang baru saja
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

BAB 67 : Pengawal Pribadi

Cukup lama mereka berpelukan sebelum akhirnya Shanna melepaskannya. Ditatapanya Damar tepat di mata.“Jadi, Ba, apa orang yang menusukku itu benar-benar orang suruhan Bibi?” tanya Shanna penasaran.Sebenarnya saat itu Shanna hanya menebak sesuai firasat serta pengakuan Diana saat dulu dirinya di rumah sakit usai kecelakaan.Damar mengangguk. “Dua hari yang lalu Adara memberi tahuku kalau orang yang menusukmu kemarin telah mengatakan semuanya. Dia mengatakan kalau Dianalah yang menyuruhnya. Jadi aku menyuruh Adara mencari orang untuk mencelakai Rangga. Tapi kamu tidak perlu khawatir. Aku dapat menjamin tidak akan ada orang yang tahu kalau aku yang melakukannya.”“Kenapa kamu melibatkan Om Adara juga?” omel Shanna kesal karena Damar membawa-bawa Adara dalam masalah mereka.“Mau bagaimana lagi? Tidak ada orang lain yang dapat kupercaya selain Adara.” Damar menjawab dengan santainya, mengabaikan kekesalan Shanna. “Lagi pula tidak mungkin aku meminta bantuan Galang. Dia sendiri pasti sibuk
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

BAB 68 : Bingkisan Kue Beracun

Viona pun tahu kala melihat reaksi Shanna. “Jadi benar itu ulah Om Damar?” tanyanya memastikan.“Aku nggak tahu.” Shanna menjawab cepat saat menyadari kesalahannya. “Tapi aku yakin baba nggak akan melakukan hal buruk pada Rangga. Apalagi dia keponakannya. Lagian selama ini baba nggak pernah meninggalkanku.”“Maaf, Shan. Aku nggak bermaksud menuduh Om Damar. Aku refleks aja berpikir kalau itu ulah Om Damar mengingat Tante Diana sering menyakitimu.” Viona memeluk Shanna. Setiap ucapannya penuh dengan rasa penyesalan.Viona tahu Shanna berbohong, tetapi mengingat kondisi Shanna, dia hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan Shanna.Shanna membalas pelukan Viona sembari tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, Vi. Aku mengerti kok, kenapa kamu bisa berpikir seperti itu. Wajar kalau kamu berpikir begitu. Aku pun kalau jadi kamu pasti akan berpikir seperti itu.”Viona melepaskan pelukannya. “Tapi, Shan, kalau benar Om Damar yang melakukannya, aku sangat mendukung. Lagian Tante Diana sudah keterlaluan.
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

BAB 69 : Kelicikan Nadia

Mata Shanna membulat sempurna. Keterkejutan tergambar jelas di wajahnya. Dadanya berdebar kencang. Shanna menatap Ardo dengan tatapan penuh tanda tanya dan keheranan. “Bagaimana kakak tahu kalau kue itu beracun?”“Baunya.” Ardo segera meletakkan piring kecil di tangannya. Menjauhkan kue itu dari jangkauan Shanna. “Ada bau yang berbeda dari kue itu.”Shanna mengernyit. Dia tidak mencium bau yang aneh pada kue itu. Selain itu, dia tidak mengerti bagaimana Ardo bisa menyimpulkan bahwa kue itu beracun hanya karena mencium bau yang berbeda dari kue itu.Ardo mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.“Bisakah kamu datang ke kediaman Dimas Mahesa Adipramana?” pinta Ardo kepada orang di seberang telepon. “Sekarang.”Setelah beberapa saat, Ardo pun memutus sambungan telepon.Tidak sampai sepuluh menit, seorang pria datang ke rumah mereka.“Kue itu telah dibubuhi racun, cuma aku tidak tahu racun jenis apa itu,” ucap Ardo langsung ke intinya setelah mempersilakan pria bernama Roni itu duduk.
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

BAB 70 : Pesta Kediaman Wijaya

Shanna menegakkan tubuhnya. Ditatapnya wajah Ardo serius. Shanna yang membuka mulut, terpaksa menelan kembali kata-katanya kala ponselnya berdering. Tertera nama Damar pada layar ponselnya.“Halo, Sayang,” suara Damar terdengar begitu Shanna mengangkat panggilan dan menyapanya. “Maaf mengganggumu. Aku hanya ingin memberi tahumu kalau malam nanti kita akan pergi ke pesta ulang tahun pernikahan Pak Harjasa Wijaya.”Shanna mengernyit heran. “Kok mendadak banget sih, Ba? Dan tumben baba mengajakku? Biasanya baba ngajak Tante Fira.”“Sebenarnya tidak mendadak. Pak Harjasa sudah beberapa hari yang lalu mengirim undangan. Hanya saja aku lupa memberi tahumu. Dan karena sekarang kamu istriku, jadi aku mengajakmu. Jadi bagaimana? Apa kamu mau datang bersamaku?”“Baiklah. Kalau begitu aku pergi dengan Kak Ardo untuk beli gaun dulu.”“Tidak perlu.” Damar menjawab cepat. “Aku sudah meminta Adara membelikan setelan untuk kita dan mengantarnya ke rumah. Mungkin sebentar lagi dia sampai.”Belum sempat
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status