Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 31 - Chapter 40

84 Chapters

BAB 31 : Janji Damar

Keterkejutan tampak jelas di wajah Damar. Pria itu menolaknya secara halus dan mengatakan supaya Shanna tidak memaksakan diri. Mereka berdebat untuk sesaat sebelum akhirnya Damar tidak sanggup menahan diri dan melumat bibir Shanna.“Aku harap kamu benar-benar siap dan tidak terpaksa,” ucap Damar setelah mengakhiri ciumannya. Ibu jarinya menghapus air liur di bibir Shanna. Mata berkabut penuh nafsu itu menatap Shanna lekat-lekat.“Nggak perlu banyak bicara, lakukan aja.” Shanna yang kesal karena Damar terus mengoceh pun menarik leher pria itu dan menciumnya. Melumat bibir Damar dengan rakus.Siang itu mereka merajut kasih. Menggapai kenikmatan surga dunia.Shanna tidak menyesal dengan gagalnya acara berbelanja dan jalan-jalan mereka karena bertemu dengan Nadia. Dirinya justru bersyukur rencana mereka gagal, sehingga siang itu dirinya bisa menjadi milik Damar seutuhnya.Sayangnya kebahagiaan yang dirasakan Shanna hanya berlangsung sesaat. Itu karena Damar yang selalu mengeluarkan cairann
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

BAB 32 : Tamu Tak Diinginkan

Shanna benar-benar dibuat kesal bukan main oleh Damar. Pasalnya kemarin mereka menghabiskan hari dengan bercinta. Alasannya karena Damar ingin mendengar dirinya memanggil nama pria itu. Karena hanya saat mereka bercintalah Shanna mau menyebut pria itu dengan nama. Selama 21 tahun hidupnya, dia tidak pernah memanggil nama pria itu. Sangat aneh kalau dia tidak canggung.Walaupun tubuhnya terasa remuk dan lemas, Shanna merasa senang. Dirinya benar-benar bahagia. Senyum tidak pernah luntur dari wajahnya sejak dia membuka mata. Shanna berdoa semoga dirinya cepat hamil. Dengan begitu Damar tidak akan meninggalkannya karena ada darah daging pria itu dalam dirinya.Damar memeluk Shanna dari belakang. "Apakah sekarang kamu bisa mempercayaiku?" Damar berkata pelan tepat di telinga Shanna. Digigitnya daun telinga itu pelan, membuat Shanna merasa geli."Hm!" Shanna hanya menjawab dengan gumaman. Dia tahu Damar pasti akan menggodanya kalau dia menjawab panjang lebar.Damar tertawa pelan. Lalu diciu
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

BAB 33 : Berusaha Untuk Percaya

Viona sangat heboh usai mendengar cerita Shanna mengenai Nadia yang datang ke rumah mereka kemarin. Membuat beberapa mahasiswa di kantin yang berada di sekitar meja mereka menatap ke arah meraka. Dengan senyum kaku, Shanna, Deva dan Neila meminta maaf atas keributan yang terjadi. Namun, berbeda dengan Viona yang masih heboh sendiri.“Dengar, Shan, kamu harus berhati-hati dengan orang bernama Nadia itu. Jangan lengah kalau kamu nggak mau kehilangan Om Damar,” ucap Viona yang terdengar provokatif.“Hm! Baba sih sudah berjanji nggak akan menemui dia lagi kalau misalnya bertemu dia. Tapi jujur saja, aku masih sulit mempercayai ucapan baba.”“Mengingatk kalau Nadia adalah cinta dan pacar pertama Om Damar, wajar aja kalau kamu nggak bisa mempercayai ucapan Om Damar. Apalagi setelah mereka putus, Om Damar nggak pernah pacaran sama wanita lain. Ingat ucapanku, Shan, lain kali kalau dia datang ke rumah kalian, kamu harus terus menemani Om Damar. Jangan pernah meninggalkan mereka berdua aja.”“H
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

BAB 34 : Menghindar

Shanna menatap tangannya dengan senyum kikuk. Dia mengeluarkan cincin nikahnya dari kantong celananya dan segera memasangnya.“Sudah.” Shanna menunjukkannya kepada Damar dengan senyum lebar.“Apa karena saking marahnya kamu padaku, sampai kamu melepaskan cincin nikah kita?”“Bukan begitu,” jawab Shanna cepat.Shanna pun menceritakan alasan kenapa dia melepas cincin nikahnya. Waktu dirinya menunggu Viona yang pergi ke toilet di kelas, teman kuliah yang duduk di sampingnya bertanya kapan dirinya menikah ketika melihat cincin nikah di jari manisnya. Shanna pun terpaksa berbohong kalau itu bukan cincin nikah sungguhan, melainkan cincin nikah palsu untuk mengelabuhi orang yang terus menerus mengejarnya.“Makanya tadi aku lepas. Takut teman-temanku yang lain bertanya pertanyaan yang sama. Seandainya pernikahan kita nggak dirahasiakan, mungkin aku akan mengatakannya dengan keras kalau aku sudah menikah. Dan pria itu adalah dirimu.”Shanna melingkarkan kedua tangannya di leher Damar. Dengan se
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

BAB 35 : Pantang Menyerah

Shanna mendudukkan diri di samping Damar. Digenggamnya tangan besar pria itu. “Jangan cemberut, Sayang.” Shanna mengecup bibir suaminya yang entah kenapa begitu membuatnya kecanduan. “Sebenarnya tadi aku cuma basa-basi aja menawari dia masuk. Kupikir dia akan menolak dan pergi setelah tahu kamu sibuk, tapi siapa yang menyangka kalau dia keras kepala ingin menunggumu. Sepertinya dia benar-benar sangat ingin menemuimu.”Damar menghela napas pelan. “Lain kali jangan pernah menyuruhnya untuk masuk,” ucapnya dengan nada sedikit kesal.“Iya, iya. Ya sudah, aku pergi dulu. Tadi aku pamit untuk membuatkan dia minuman.” Shanna kembali mengecup bibir Damar sebelum melenggang pergi meninggalkan pria itu.Sembari membuatkan minum untuk Nadia, Shanna mengirim pesan kepada Viona untuk segera menghubunginya. Mengikuti jejak Damar untuk mengusir Nadia secara halus.Shanna sendiri tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan Nadia. Melihat wajah Nadia membuatnya selalu emosi dan timbul prasangka buruk ter
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

BAB 36 : Menginap

Shanna yang menunduk untuk membalas pesan teman-temannya, mendongak mengikuti arah pandang Damar. Keningnya berkerut dalam menatap sosok wanita yang duduk di teras rumah mereka.Sekarang sudah pukul sembilan malam, untuk apa Nadia datang ke rumah mereka? Apalagi sekarang sedang hujan deras. Sangat tidak pantas rasanya seorang wanita datang seorang diri berkunjung ke rumah seorang laki-laki di malam hari.“Sepertinya Tante Nadia sangat ingin menemuimu, sampai rela menunggumu pulang,” celetuk Shanna ketus.“Apa kita pergi saja?” tanya Damar yang menyadari suasana hati istrinya berubah.“Nggak perlu. Dia sudah terlanjur melihat kedatangan kita. Lagian besok kan baba harus berangkat kerja,” tolak Shanna.Hari ini adalah hari terakhir Damar libur. Tubuh mereka juga sudah sangat lelah dan perlu istirahat supaya besok pagi bisa segar. Selain itu, Shanna tidak ingin Damar kelelahan dan jatuh sakit karena kurang istirahat.Nadia berdiri dari duduknya ketika mobil mereka berhenti di garasi yang
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

BAB 37 : Meminta Izin

Shanna tidak mengerti kenapa Damar berpikir begitu mengenai dirinya. Namun, seulas senyum mengembang di wajahnya yang cantik."Jadi baba marah kepadaku karena aku mengizinkan Tante Nadia menginap di rumah kita?" goda Shanna yang merasa lucu dengan Damar yang salah paham kepadanya."Sampai kapanpun, aku tidak pernah bisa marah padamu. Aku hanya merasa kecewa kepada diriku sendiri. Aku merasa diriku gagal membuatmu untuk mempercayaiku."Shanna tersenyum lebar. Dia berdiri di belakang Damar dan memeluk pria itu. Diletakkannya dagunya di bahu pria itu dengan pipi yang menempel pada pipi Damar."Maaf sudah membuatmu kecewa. Sebenarnya tidak ada niatanku untuk menguji kesetiaanmu. Aku percaya padamu, tapi tidak dengan dia. Aku mengizinkannya menginap bukan untuk mengujimu, tetapi aku tidak ingin dia terus-menerus menggenggam tanganmu. Aku tidak ingin dia terus menempel padamu seperti lintah."Damar menghela napas pelan. "Maafkan aku. Lain kali aku tidak akan membiarkan dia menyentuhku.""Hm!
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

BAB 38 : Tak Muncul Lagi

Shanna memperhatikan Nadia yang masih berdiri di tempatnya dari spion tengah. Lalu dia mengalihkan pandangannya kepada Damar setelah sosok Nadia tidak terlihat lagi.“Aku nggak menyangka kalau baba bisa bersikap setega itu padanya.”Ekspresi Damar yang sebelumnya kaku, kini berubah sedikit melunak. Pria itu melepas satu tangannya dari kemudi, meraih tangan Shanna dan menggenggamnya.Ditatapnya Shanna sebentar sebelum kembali fokus pada jalanan sembari berkata, “Aku tidak ingin membuatmu marah atau berpikiran yang tidak-tidak tentangku. Jadi lebih baik sejak awal menjaga jarak dengannya.”Shanna menatap Damar dengan perasaan tidak menentu. Tidak ada satu patah pun yang Shanna katakan untuk membalas ucapan pria itu.Entah kenapa ucapan Damar seolah menyadarkan dirinya bahwa dia telah mengekang pria itu. Namun, dirinya benar-benar tidak kuasa untuk menahan perasaan itu.Terjadi keheningan di sepanjang jalan menuju kampus. Shanna tidak mengerti di mana letak permasalahan yang membuat merek
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

BAB 39 : Puncak Amarah Shanna

Pandangan Shanna tidak lepas dari dua orang di hadapannya. Terutama wanita yang sudah berani memeluk suaminya, Nadia Hardinata. Dibukanya lebar-lebar pintu ruang kerja Damar. Kakinya melangkah dengan langkah lebar menghampiri mereka.Melihat kemarahan istrinya, Damar berusaha melepaskan Nadia. Sayangnya Nadia tiak mau melepaskannya. Hal itu membuat Shanna murka. Sekuat tenaga Shanna menarik Nadia hingga pelukannya pada Damar terlepas. Lalu, dengan kekuatan penuh dia menampar Nadia hingga kepalanya tertoleh.Seketika suasana menjadi hening. Baik Damar ataupun Nadia benar-benar terkejut dengan tindakan Shanna.“Apa tante nggak bisa melihat kalau baba nggak suka dipeluk oleh tante?” ucap Shanna menahan suaranya agar tidak berteriak.Shanna pikir Nadia sudah menyerah setelah diperlakukan buruk oleh Damar. Namun, siapa yang menyangka kalau Nadia masih berani menemui Damar. Bahkan wanita itu beranu memeluk erat suaminya seperti lintah.Damar dan Nadia tersadar dari keterkejutannya.“Kamu!” N
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

BAB 40 : Ancaman Nadia

Rasa panas seketika menjalar di pipi Shanna tepat di mana Nadia menamparnya. Warna kemerahan tampak samar di pipinya yang putih.“Tadi aku tidak bisa membalas tamparanmu. Jadi sekarang aku mengembalikannya padamu,” ucap Nadia dengan penuh kebencian dan amarah. “Jangan mentang-mentang Damar membelamu, lalu kamu berpikir bahwa aku tidak berani membalasmu.”Shanna menatap Nadia. Sorot matanya penuh dengan permusuhan.“Kupikir kamu orang yang bisa memegang kata-katamu. Ternyata kamu tidak lebih dari seorang munafik! Pembohong! Kamu bilang tidak akan pernah ikut campur urusan pribadi Damar, tetapi kenapa kamu ikut campur? Bukankah aku sudah memberitahumu kalau aku akan mendekati papamu? Seharusnya kamu mendukungku untuk lebih dekat dengannya.”Kemarahan semakin tampak pada wajah Nadia. Bahkan kini Shanna dapat melihat kebencian di sorot mata Nadia.“Asal kamu tahu saja, dulu kami hampir bertunangan, tetapi karena kehadiranmu, hubunganku dengan Damar terpaksa kandas,” lanjut Nadia. “Jika saj
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1234569
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status