Keesokan harinya, Shanna masih memasang wajah kesal ketika bangun tidur. “Jangan ngambek terus dong, Sayang.” Damar terus mencoba membujuk Shanna untuk yang kesekian kalinya. “Aku melakukan ini juga demi kebaikanmu.” Shanna yang melihat Damar terus membujuknya merasa kasihan dan akhirnya dia pun menyerah. Meskipun hatinya masih kesal, tetapi dia tidak tega melihat Damar memasang wajah memelas untuk membujuknya supaya tidak ngambek lagi. “Nah, kalau senyum begitu kan, istri kecilku ini jadi cantik bagaikan bidadari,” ucap Damar yang ikut tersenyum. “Sejak kapan baba suka ngegombal, hm?” Shanna merasa geli mendengar Damar menggombalinya. “Sejak hari ini. Tapi itu bukan gombalan, itu murni pujian tulus dari hatiku,” ucap Damar dengan senyum yang masih terkembang. Shanna terkejut ketika Damar tiba-tiba menciumnya. Ucapan yang siap dia keluarkan pun kembali tertelan bersamaan dengan lidah Damar yang bermain di dalam mulutnya. Suasana hati Shanna yang tadinya masih sedikit kesal, kini
Read more