Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

BAB 51 : Meradang

Shanna tidak protes saat Damar memesan ruang pribadi, tidak seperti biasanya yang akan protes. Bagaimanapun saat ini mentalnya masih lemah untuk mendengarkan hujatan dari orang lain. Untuk menjaga kewarasan otaknya, lebih baik dia menurut dengan apa yang Damar lakukan. Shanna yakin apa yang Damar lakukan pasti yang terbaik untuk dirinya ataupun untuk mereka berdua.“Baba, katakan padaku. Kali ini apa kesalahanku sampai kamu marah padaku,” kata Shanna membuka suara ketika mereka di perjalanan pulang. “Aku benar-benar nggak tahu apa yang sudah kulakukan sampai membuatmu marah dan mendiamiku sejak tadi.”Selama makan siang, mereka tidak banyak berbicara seperti sebelumnya. Shanna yakin Damar marah kepadanya. Kalau tidak, mana mungkin pria itu mendiaminya. Shanna tahu betul sikap Damar. Suaminya itu tipe orang yang akan diam saat sedang marah.Terdengar Damar menghela napas kasar.Shanna hanya menunduk sembari sesekali menatap Damar melalui ekor matanya.Damar meraih tangan Shanna yang ber
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

BAB 52 : Kukuh

Semarah dan sekesal apapun Shanna, dirinya tidak bisa mendiami Damar dalam waktu yang lama. Apalagi kalau Damar sudah membujuknya dengan gombalannya yang terdengar lucu bagi Shanna, mengingat suaminya yang sudah berumur. Dan hal itu sukses membuat kemarahan dan kekesalan Shanna menghilang dalam sekejap.Damar menghentikan mobil tepat di depan pintu gerbang kampus Shanna. Banyak pasang mata memandang mobil mereka dengan tatapan jijik. Namun, Damar dan Shanna tidak peduli.“Ingatlah untuk langsung menghubungiku kalau terjadi apa-apa,” pesan Damar sembari membantu Shanna melepas sabuk pengaman.“Iya, Damarku Sayang. Baiklah, aku pergi sekarang.” Shanna mengecup bibir Damar sebelum keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Damar yang berada di mobil.Shanna yakin Damar tidak akan pergi sebelum memastikan dirinya memasuki gerbang kampus. Karena itulah dirinya segera berbalik dan melangkah lebar memasuki gerbang kampus.Malam tadi Damar sudah mengingatkan dirinya kalau mungkin akan ba
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more

BAB 53 : Pesan Ancaman

"Maaf, Tante, aku nggak bisa," tolak Shanna cepat tanpa berpikir. Shanna tidak peduli apakah Nadia marah atau tidak atas penolakannya. Saat ini dirinya dalam suasana hati yang buruk dan tidak ingin berbicara dengan wanita itu.Usai mengatakan itu, Shanna berbalik dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika Nadia membuka suara.“Karena kamu tidak bisa diajak bicara baik-baik, maka jangan salahkan aku kalau bertindak lebih padamu.”“Terserah! Lakukan saja apa yang tante mau.” Shanna berkata tanpa menoleh ke belakang dan kembali melanjutkan langkahnya.Shanna tidak akan takut dengan gertakan Nadia. Jangankan gertakan dari wanita itu, dirinya bahkan tidak menganggap serius ancaman Diana yang ingin melenyapkan nyawanya. Kalau dirinya menyerah dengan gertakan Diana, tidak mungkin dia masih bersama Damar hingga saat ini."Ada masalah apa? Kenapa wajahmu cemberut begitu?" tanya Damar saat melihat Shanna memasuki ruangannya dengan wajah cemberut."Nggak ada masalah apa-apa. Cuma kebe
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

BAB 54 : Sakit Perut

Shanna tidak bermaksud untuk melindungi Diana dari amarah Damar, dirinya hanya tidak ingin ada rumor buruk yang beredar mengenai Damar yang mencelakai kakak iparnya. Karena Shanna yakin Damar sangat murka dan langsung memberi perhitungan pada Diana kalau mengetahui kebenarannya. Apalagi sebelumnya Damar sudah memperingatkan Diana untuk tidak mengganggu dirinya.Bagaimanapun, meski mereka sudah meninggalkan kediaman Adipramana dan melepas nama belakang mereka, di mata publik, Diana tetaplah keluarga Damar. Itu adalah fakta yang tidak bisa mereka ubah.Viona menghela napas kasar. “Ya sudah, deh. Terserah kamu aja. Aku cuma bisa memberi saran seperti itu. Tapi, Shan, kalau ada apa-apa, kamu jangan memendamnya sendiri. Kalau kamu nggak mau membebani Om Damar, kamu bisa meminta bantuanku atau Deva dan Neila. Kamu nggak sendirian. Ada kami bertiga yang siap membantumu. Kapanpun kamu memerlukan kami.”Shanna tersenyum kecil. “Ya. Kalian tenang aja. Aku pasti akan menghubungi kalian jika meman
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

BAB 55 : Keguguran

Damar semakin panik mendengar ucapan Shanna, apalagi saat melihat wajah Shanna yang semakin pucat pasi."Di bagian mana yang sakit?" tanya Damar cepat, kekhawatiran terdengar jelas."Ya ampun, Pak! Lebih baik bapak cepat bawa Shanna ke rumah sakit. Sepertinya dia mengalami pendarahan," pinta sekretaris Damar kala melihat rembesan darah pada celana yang dikenakan Shanna.Mata Damar membulat. Tanpa banyak berpikir, Damar yang semakin panik mendengar erangan kesakitan Shanna pun segera menggendongnya."Adara, siapkan mobil!" teriak Damar sembari menggendong Shanna dan berjalan sedikit berlari meninggalkan ruang kerjanya yang sudah dibukakan oleh sekretarisnya."Bertahan ya, Sayang," ucap Damar dengan suara bergetar saat berada dalam lift.Para karyawan menatap terkejut ke arah Damar yang berlari di lorong sembari menggendong Shanna.Di luar gedung perusahaan, Adara sudah menunggu dan segera membukakan pintu mobil ketika melihat Damar. Lalu bergegas mengendarai mobilnya menuju ke rumah sak
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

BAB 56 : Terharu

Shanna terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia mengiakan permintaan Damar."Baba, kenapa baba begitu baik padaku?" tanya Shanna yang kini sudah mulai tenang.Shanna benar-benar tidak habis pikir dengan kebaikan Damar kepadanya. Seharusnya pria itu kecewa dan menyalahkan dirinya karena membuat nyawa anak mereka pergi, bukan justru menghiburnya."Apa yang kamu katakan, hm? Kamu istriku, tentu saja aku akan selalu bersikap baik padamu. Memangnya kamu ingin aku memarahimu?""Ya. Seharusnya baba marah dan menyalahkanku. Karenaku, kita kehilangan anak kita."Damar tertawa pelan. "Untuk apa aku menyalahkanmu? Apa menurutmu anak kita akan kembali kalau aku menyalahkanmu? Sudahlah. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diputar kembali." Damar melepaskan pelukannya dan menangkup di wajah Shanna yang sembab. “Kamu tahu tidak? Hatiku sakit setiap kali melihatmu bersedih dan menangis seperti ini. Seolah diriku telah gagal menjadi suamimu karena telah membuatmu menitikkan air mata."“Baba .
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

BAB 57 : Tindakan Berlebihan Damar

“Ya.” Bukan Viona yang menjawab, tetapi Deva.“Kenapa kalian bisa berpikir seperti itu? Aku yakin Baba nggak mungkin melakukannya. Memangnya Baba sehebat apa sampai bisa memberhentikan Pak Yanda?” Shanna tidak percaya bahwa Damar akan melakukan hal seperti itu.Namun, tidak dapat Shanna pungkiri kalau hatinya berdebar kencang. Berbagai macam pertanyaan memenuhi pikiran Damar. Apakah pria itu mengetahui apa yang sudah dilakukan Yanda kepadanya?“Kenapa nggak mungkin? Kalau Om Damar aja bisa memutus kontrak kerja kerja sama dengan banyak perusahaan, lalu kenapa Om Damar nggak bisa membuat dosen tua itu pergi dari kampus?” ucap Deva dengan santainya.Shanna menatap Deva tidak mengerti. “Apa maksudmu, Dev?”Deva menatap Shanna. “Kemarin Papa memberi tahuku kalau Om Damar memutus kontrak kerja sama dengan dua puluh perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu berhubungan dengan anak-anak mereka yang kuliah di kampus kita.”Dia tidak salah dengar, kan?Damar memutus kontrak kerja sama dengan 20 per
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

BAB 58 : Ponsel Baru

Dokter mengatakan bahwa Shanna diperbolehkan pulang setelah dua hari dirawat inap. Sayangnya Damar bersikeras meminta Shanna untuk tetap dirawat selama seminggu lagi.Shanna sudah beberapa kali protes kepada pria itu, tetapi tidak berhasil. Pada akhirnya dia hanya bisa pasrah.Meskipun Damar selalu menemaninya seharian penuh, Shanna tetap merasa bosan berada di rumah sakit. Bersyukur ketiga sahabatnya setiap hari selalu mengunjunginya usai kuliah, sehingga tidak membuat Shanna mati bosan.“Om, ponselku di mana?” Shanna menatap Adara yang duduk di sofa, mengerjakan beberapa dokumen yang Damar minta kerjakan sebelum pria itu pergi beberapa menit yang lalu.Selama dirinya di rumah sakit, Damar tidak pernah sekalipun meninggalkan dirinya. Pria itu bahkan rela tidak masuk ke kantor dan membawa semua pekerjaan ke rumah sakit. Jikapun pergi, Damar akan meminta Adara untuk menemaninya. Seperti saat ini, di mana Damar ada jadwal pertemuan dengan calon investor yang tidak bisa ditinggalkan dan m
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

BAB 59 : Kembali Saling Terbuka

Damar memeluk Shanna dan melembutkan nada bicaranya, "Aku senang kamu memperhatikanku. Tapi, tidak bisakah kamu terbuka kepadaku?" ucap Damar yang tidak sanggup melihat istrinya terintimidasi olehnya.Sejujurnya Damar tidak tega berkata tegas seperti ini pada istrinya. Namun, dia terpaksa melakukannya. Dia melakukan ini supaya Shanna bisa lebih terbuka lagi padanya."Maafkan aku, Ba." Hanya itu yang bisa Shanna katakan. Dia tidak memiliki kata-kata pembelaan untuk menyanggah ucapan Damar. Karena memang dirinya bersalah."Ya. Aku sudah memaafkanmu. Kamu tahu? Aku benar-benar terkejut ketika dokter mengatakan kamu mengalami stres, yang mengakibatkan kamu sakit perut dan kegugiran. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan kalau kamu sudah beberapa kali mengalami sakit perut dan mengabaikannya. Dokter mengatakan kalau kamu justru mengobatinya dengan meminum obat sakit perut biasa.”Shanna terkejut dengan kenyataan itu.“Kenapa kamu tidak pergi ke dokter saat mengalami sakit perut, hm? Ken
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

BAB 60 : Pulang dari Rumah Sakit

Semua orang di sana menatap ke arah pintu. Ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah Neila dan Viona.Neila dan Viona yang kepergok membicarakan Damar pun tersenyum kaku.“Om, sudah kembali?” ucap Neila salah tingkah.Damar melangkah masuk. “Ya. Jadi, siapa yang bucin?”“Nggak ada kok, Om.” Neila menjawab cepat.Senyum kecil menghiasi wajah tampan Damar. “Om tidak marah, jangan tegang seperti itu. Santai saja. Kalian seperti tidak tahu om saja.”Viona dan Neila tersenyum kaku, salah tingkah.Tidak ingin membuat suasana tegang dan kaku, Damar mencoba untuk bercanda dengan ketiga sahabat Shanna. Sesekali Shanna pun ikut menimpali gurauan Damar yang dirasa kaku.Shanna benar-benar senang bisa memiliki suami dan sahabat seperti ketiga sahabatnya. Dia berjanji akan membalas semua kebaikan ketiga sahabatnya. Untuk Damar, dia akan menyerahkan semua hidupnya untuk pria itu.Tidak terasa satu minggu Shanna berada di rumah sakit. Hari ini dirinya sudah benar-benar diizinkan pulang oleh dokter. S
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status