"Aku tahu kamu membenciku, tapi kami tidak perlu sampai memfitnahku seperti itu." Nadia melanjutkan ucapannya. Mata wanita itu berkaca-kaca.Shanna hendak membalas ucapan Nadia, meminta wanita itu untuk berhenti berakting seolah dirinya telah menindasnya. Namun, Shanna kembali menelan kata-katanya ketika sebuah tangan meraih pinggangnya."Baba?" pekiknya lirih, terkejut ketika mengetahui bahwa itu adalah suaminya.Damar mengedarkan pandangannya. Sorot matanya begitu tajam kala menatap satu per satu orang-orang yang berada di sekitar mereka sebelum akhirnya pandangannya tertuju kepada Nadia. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa."Ayo kita pulang!"Damar membawa Shanna meninggalkan tempat itu. Sebagai bentuk sopan santun, Damar menemui tuan rumah untuk berpamitan."Pak Damar, ada apa? Kenapa Anda buru-buru pulang?" Harjasa tentu tekejut, apalagi acara belum dimulai."Ada sedikit masalah. Saya permisi, Pak. Terima kasih atas undangannya.""Tapi, Pak Damar, acaranya sebentar lagi akan dimul
Read more