Home / Pernikahan / Menikahi Ayah Angkat / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Menikahi Ayah Angkat: Chapter 71 - Chapter 80

83 Chapters

BAB 71 : Meninggalkan Pesta Lebih Awal

"Aku tahu kamu membenciku, tapi kami tidak perlu sampai memfitnahku seperti itu." Nadia melanjutkan ucapannya. Mata wanita itu berkaca-kaca.Shanna hendak membalas ucapan Nadia, meminta wanita itu untuk berhenti berakting seolah dirinya telah menindasnya. Namun, Shanna kembali menelan kata-katanya ketika sebuah tangan meraih pinggangnya."Baba?" pekiknya lirih, terkejut ketika mengetahui bahwa itu adalah suaminya.Damar mengedarkan pandangannya. Sorot matanya begitu tajam kala menatap satu per satu orang-orang yang berada di sekitar mereka sebelum akhirnya pandangannya tertuju kepada Nadia. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa."Ayo kita pulang!"Damar membawa Shanna meninggalkan tempat itu. Sebagai bentuk sopan santun, Damar menemui tuan rumah untuk berpamitan."Pak Damar, ada apa? Kenapa Anda buru-buru pulang?" Harjasa tentu tekejut, apalagi acara belum dimulai."Ada sedikit masalah. Saya permisi, Pak. Terima kasih atas undangannya.""Tapi, Pak Damar, acaranya sebentar lagi akan dimul
Read more

BAB 72 : Perdebatan Kecil

Shanna benar-benar bingung kenapa suaminya itu berada di mall sepagi ini. Pasalnya beberapa hari yang lalu pria itu pernah memberitahunya bahwa beberapa hari kedepan akan sangat sibuk.Damar menatap Shanna dengan senyum kecil. “Tentu untuk mengajakmu pulang.”“Tapi aku mau belanja bareng sama Tante Vara.”Shanna merasa sedikit meremang ketika soro mata Damar yang penuh kasih sayang, terdapat sedikitketegasan. “Aku tidak bisa membiarkanmu pergi hanya berdua dengan Devara. Lain kali saja saat aku tidak sibuk. Saat ini aku sangat sibuk.”“Kamu marah karena aku tidak bisa menjaga Shanna malam tadi?” Devara keluar mobil, ia langsung menodong pria itu dengan pertanyaan begitu mendengarkan ucapan Damar.Damar menatap Devara. “Meskipun aku sedikit kesal, tetapi bukan karena itu. Aku juga tidak menyalahkanmu atas apa yang terjadi malam tadi. Hanya saja aku memang tidak bisa membiarkan kalian pergi hanya
Read more

BAB 73 : Berbaikan

Shanna membatalkan niatnya untuk masuk. Ia memilih untuk mencuri dengar apa yang Damar bicarakan. Tampaknya Damar sedang menerima panggilan telepon, sebab Shanna tidak mendengar sedikitpun suara orang lain selain suara Damar.“Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak ingin kehilangan dia. Kamu tidak tahu betapa takutnya aku saat Shanna mengalami kecelakaan dan serangan waktu itu.”Shanna dapat menebak, orang yang menelepon Damar pasti Galang. Shanna yakin Devara pasti memberitahu Galang mengenai sikap Damar tadi saat di depan parikran mall.“Bagaimana aku bisa percaya dengan orang lain jika bersamaku saja dia masih bisa dicelakai?” Suara Damar terdengar putus asa dan penyesalan.Shanna tidak menyangka bahwa Damar masih mengingat kejadian di mana dirinya mendapat serangan tusukan saat itu.“Kamu tidak pernah mengalaminya sendiri, sehingga kamu tidak bisa merasakan apa yang kurasakan. Seandainya kamu yang mengala
Read more

BAB 74 : Peringatan Untuk Nadia

Shanna menghampiri Devara dan ikut memilih beberapa tas. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi ia juga ingin membelikan tas untuk Viona dan Neila.Shanna merasa dirinya jarang memberikan hadiah kepada ketiga sahabatnya itu akhir-akhir ini. Sebelumnya, setiap satu bulan sekali ia akan pergi bersama Damar membeli sesuatu sebagai hadiah untuk ketiga sahabatnya itu. Apalagi akhir-akhir ini mereka bertiga sudah memberikan semangat dan dukungan kepadanya.Jika bukan karena ketiga sahabatnya, Shanna yakin dirinya tidak akan seperti sekarang. Ia tidak mungkin bisa bersama Damar, dalam ikatan pernikahan.“Kita mau belanja apa lagi setelah ini?” tanya Devara setelah mereka selesai membayar.“Aku ikut tante aja. Aku jarang belanja, biasanya baba yang beli.”“Oh ya, di mana Ardo?” tanya Devara saat menyadar Ardo tidak bersama mereka begitu mereka di luar toko.“Kak Ardo izin ke toilet, Tan.” Shanna memberi a
Read more

BAB 75 : Dukungan Para Sahabat

Shanna keluar kamar dengan tergesa-gesa karena amarah yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Ia harus menemui dan menghajar Nadia saat ini juga. Namun, Ardo menahannya.“Tenangkan dirimu, Shan!”“Aku nggak bisa tenang, Kak! Wanita iblis itu sudah kelewatan. Aku akan memberi perhitungan biar dia tahu siapa aku.”“Saya tahu, tapi tenangkan dirimu dulu.”Shanna menatap Ardo putus asa. “Bagaimana aku bisa tenang, Kak? Saat ini, di internet ramai beredar videoku bersamanya di parkiran mall kemarin. Aku yakin ini pasti ulah wanita itu.”“Saya tahu, saya juga sudah melihatnya. Tapi kita tidak bisa menghadapi ini dengan emosi yang menguasai diri. Jika tidak, maka akan timbul masalah baru.”“Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus diam saja dengan perbuatan Nadia?”Ardo menggeleng pelan. “Tidak. Tentu kita harus membalasnya, tetapi dengan kepala dingin.”Shanna hendak membalas ucapan Ardo, tetapi ia urungkan saat ponselnya berdering. Tanda panggilan masuk. Tertera nama Damar pada layar ponselnya
Read more

Bab 76 : Nasihat dari Devara

Kedatangan kedua sahabatnya membuat Shanna melupakan skandalnya.Sesuai janjinya, Deva datang ke rumah Shanna tepat pukul sepuluh pagi. Pria itu pun langsung menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang Viona dan Neila ajukan kepada Shanna. Dan Shanna pun kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.“Wanita itu memang harus dibuat jera, biar nggak membuat onar seenak jidatnya saja,” komentar Deva. Pemuda itu menatap Shanna lekat-lekat. “Lebih baik untuk sekarang kamu jangan bermain internet dan media sosial.”Shanna mengangguk. “Ya.”Deva tinggal selama beberpa lama sebelum akhirnya pamit pulang. Sebab banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakannya. Begitu pula dengan Viona dan Neila. Mereka berdua pun pulang setelah makan sian bersama.Tepat setelah Viona dan Neila meninggalkan rumah, Devara menelepon Shanna dan menanyakan kondisi Shanna saat ini.“Aku baik-baik saja, Tan. Tanten nggak perlu khawatir.” Shanna mencoba menenangkan Devara.Terdengar Devara menghela napas dari sebe
Read more

BAB 77 : Mendapatkan Informasi Nadia

Damar membuka mulutnya, tetapi kemudian tersenyum kecil ketika mendengar perut Shanna berbunyi. Lumayan keras hingga semua orang di sana dapat mendengarnya.Shanna menunduk malu sembari merutuk dalam hati. Bisa-bisanya perutnya berbunyi begitu keras di hadapan begitu banyak orang. Namun, ia juga tidak bisa mengendalikan perutnya yang memang lapar akibat aktivitas mereka tadi siang.“Lebih baik kita makan dulu, setelah itu kamu bisa membaca itu nanti.”Shanna menurut meski penasaran dengan isi pada amplop cokelat itu.“Ba, apa baba yang menghapus semua videoku yang beredar di internet?” tanya Shanna di sela-sela makannya.“Ya. Aku tidak mungkin tidak melakukan apa-apa saat ada skandal mengenai dirimu.” Damar menatap Shanna. “Tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang makan yang banyak.” Damar mendekatkan diri kepada Shanna dan berbisik. “Supaya kamu memiliki tenaga untuk kita bermain lagi nanti malam.”Shanna refleks menginjang kaki Damar. Ia menatap Damar dengan mata melotot. Ti
Read more

BAB 78 : Kekesalan Para Sahabat

Shanna benar-benar bahagia. Akhirnya ia memiliki senjata mematikan untuk membalas Nadia. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Nadia memiliki rahasia kelam. Rahasia yang tidak diketahui oleh satu orang pun. Termasuk orang tuanya.Shanna tidak bisa menahan senyum lebarnya saat membayangkan bagaimana rekasi publik saat mengetahui rahasia kelam Nadia. Namun, ia jauh lebuh tidak sabar ingin melihat reaksi Nadia. Ia yakin Nadia pasti tidak akan berani menampakkan diri untuk selamanya.Tanpa bisa mengontrol kebahagiaannya, Shanna tertawa keras. Sangat puas dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Tidak menyangka bahwa Tuhan sangat berbaik hati membantunya untuk memberi pelajaran wanita itu.“Baru kali ini aku melihatmu tertawa keras seperti itu.” Suara Damar mengejutkan Shanna.Shanna bergegas turun dari tempat tidur, berlari menghampiri Damar yang berdiri di ambang pintu. Tanpa aba-aba, ia menerjang Damar. Bersyukur Damar sudah bersiap siaga menyambut pelukan istrinya yang langsung menempel s
Read more

BAB 79 : Ujian Skripsi

Pagi-pagi sekali Shannna sudah bersiap. Ia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya. Dadanya berdebar kencang. Sekarang adalah sidang skripsinya. Meskipun dirinya yakin bisa menyelesaikan ujian dengan baik, tetap saja ia merasa gugup.“Halo, Ba?” Shanna menerima panggilan telepon dari Damar dengan antusias.“Halo, Sayang. Kamu sudah sarapan?”“Sudah, Ba. Ini sekarang aku sudah siap-siap buat berangkat ke kampus. Baba sudah sarapan?”“Belum. Sebentar lagi aku akan sarapan. Hati-hati di jalan, Sayang. Dan semoga sukses.”“Iya, Ba. Baba jaga kesehatan. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai sidang.”“Ya.”Setelah memberikan ucapan penyemangat, Damar memutus panggilan telepon.Shanna semakin bersemangat usai mendapat dukungan dari Damar. Tidak membuang-buang waktu, ia pun langsung pergi ke kampus.Dua hari yang lalu, Damar mendadak izin pergi ke luar kota. Ada masalah pada perusahaan cabang yang mengharuskan Damar untuk datang langsung. Shanna tidak tahu kapan Damar akan kemb
Read more

BAB 80 : Traktiran Deva

Mata Shanna membulat sempurna. Perlahan, senyum lebar menghiasi wajahnya. Matanya berbinar bahagia. “Benarkah?”“Ya. Tapi sayangnya dia tidak bertemu dengan wanita itu.”“Nggak masalah. Seenggaknya kita tahu bahwa dia pasti akan mencari Nadia.” Shanna tertawa pelan.“Jadi bagaimana? Apakah kita masih akan menemui Tuan Prama Mahendra?”Shanna menggeleng cepat. “Nggak. Kita biarkan saja Helia bertindak sendiri. Jika sudah nggak memungkinkan, baru kita turun tangan. Jadi aku minta tolong sama kakak untuk terus mengawasi Helia.”Setelah meminta Ardo memberikan salinan mengenai identitas wanita itu, Shanna meminta Ardo untuk mengaswai Helia. Ia sempat pesimis, takut Helia tidak tertarik mengenai identitasnya lagi. Pasalnya sudah seminggu Shanna menunggu, tetapi tidak ada pergerakan dari Helia.Shanna bahkan sudah bersiap untuk menggunakan rencana cadangan. Namun, karena Helia sudah bertindak, maka ia tidak perlu menjalankan rencana cadangannya. Dan itu tentu membuat Shanna sangat bahagia.
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status