Beranda / Pernikahan / Menikahi Ayah Angkat / BAB 57 : Tindakan Berlebihan Damar

Share

BAB 57 : Tindakan Berlebihan Damar

Penulis: Namaku Malaja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ya.” Bukan Viona yang menjawab, tetapi Deva.

“Kenapa kalian bisa berpikir seperti itu? Aku yakin baba nggak mungkin melakukannya. Memangnya baba sehebat apa sampai bisa memberhentikan Pak Yanda?” Shanna tidak percaya bahwa Damar akan melakukan hal seperti itu.

“Kenapa nggak mungkin? Kalau Om Damar saja bisa memutus kontrak kerja kerja sama dengan banyak perusahaan, lalu kenapa Om Damar nggak bisa membuat dosen tua itu pergi dari kampus?” ucap Deva dengan santainya.

Shanna menatap Deva tidak mengerti. “Apa maksudmu, Dev?”

Deva menatap Shanna. “Kemarin papa memberitahuku kalau Om Damar memutus kontrak kerja sama dengan dua puluh perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu berhubungan dengan anak-anak mereka yang kuliah di kampus kita.”

Dia tidak salah dengar, kan?

Damar memutus kontrak kerja sama dengan 20 perusahaan?

Apakah Damar sudah gila?

Shanna benar-benar ingin muntah darah mendengar ucapan Deva.

“Nggak mungkin. Nggak mungkin baba akan melakukan hal itu.” Shanna bergumam tidak percaya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 58 : Ponsel Baru

    Dokter mengatakan bahwa Shanna diperbolehkan pulang setelah dua hari di rawat inap. Sayangnya Damar bersikeras meminta Shanna untuk tetap dirawat selama seminggu lagi.Shanna sudah beberapa kali protes kepada pria itu, tetapi tidak berhasil. Pada akhirnya dia hanya bisa pasrah.Meskipun Damar selalu menemaninya seharian penuh, Shanna tetap merasa bosan berada di rumah sakit. Bersyukur ketiga sahabatnya setiap hari selalu mengunjunginya usai kuliah, sehingga tidak membuat Shanna mati bosan.“Om, ponselku di mana?” Shanna menatap Adara yang duduk di sofa, mengerjakan beberapa dokumen yang Damar minta kerjakan sebelum pria itu pergi beberapa menit yang lalu.Selama dirinya di rumah sakit, Damar tidak pernah sekalipun meninggalkan dirinya. Pria itu bahkan rela tidak masuk ke kantor dan membawa semua pekerjaan ke rumah sakit. Jikapun pergi, Damar akan meminta Adara untuk menemaninya. Seperti saat ini, di mana Damar ada jadwal pertemuan dengan calon investor yang tidak bisa ditinggalkan dan

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 59 : Kembali Saling Terbuka

    Damar memeluk Shanna dan melembutkan nada bicaranya, "Aku senang kamu memperhatikanku. Tapi, tidak bisakah kamu terbuka kepadaku?""Maafkan aku, Ba." Hanya itu yang bisa Shanna katakan. Dia tidak memiliki kata-kata pembelaan untuk menyanggah ucapan Damar. Karena memang dirinya bersalah."Ya. Aku sudah memaafkanmu. Kamu tahu? Aku benar-benar terkejut ketika dokter mengatakan kamu mengalami sedikit stres hingga membuatmu mengalami sakit perut. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa sakit perut yang kamu alami sudah terjadi beberapa kali. Tapi kamu mengabaikannya dan mengobatinya dengan meminum obat sakit perut biasa. Kenapa kamu tidak pergi ke dokter saat mengalami sakit perut, hm? Kenapa kamu mengobatinya sendiri?"Shanna terkejut dengan kenyataan itu."Aku nggak tahu kalau aku hamil. Kupikir saat itu cuma sakit perut biasa, jadi aku meminum obat sakit perut,” jawab Shanna jujur.Sebelumnya, setiap kali mengalami sakit perut, Shanna berpikir bahwa mungkin karena dirinya telat

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 60 : Pulang dari Rumah Sakit

    Semua orang di sana menatap ke arah pintu. Ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah Neila dan Viona.Neila dan Viona yang kepergok membicarakan Damar pun tersenyum kaku.“Om, sudah kembali?” ucap Neila salah tingkah.Damar melangkah masuk. “Ya. Jadi, siapa yang bucin?”“Nggak ada kok, Om.” Neila menjawab cepat.Senyum kecil menghiasi wajah tampan Damar. “Om tidak marah, jangan tegang seperti itu. Santai saja. Kalian seperti tidak tahu om saja.”Viona dan Neila tersenyum kaku, salah tingkah.Tidak ingin membuat suasana tegang dan kaku, Damar mencoba untuk bercanda dengan ketiga sahabat Shanna. Sesekali Shanna pun ikut menimpali gurauan Damara yang dirasa kaku.Shanna benar-benar senang bisa memiliki suami dan sahabat seperti ketiga sahabatnya. Dia berjanji akan membalas semua kebaikan ketiga sahabatnya. Untuk Damar, dia akan menyerahkan semua hidupnya untuk suaminya itu.Tidak terasa satu minggu Shanna berada di rumah sakit. Hari ini dirinya sudah benar-benar diizinkan pulang oleh dok

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 61 : Tidak Takut

    Shanna hanya bisa menebak dua nama. Diana dan Nadia. Pasalnya hanya dua orang itu saja yang suka mengganggu hidupnya.“Mau kutemani?” Viona menawarkan diri.“Nggak usah deh, Vi. Kamu ke parkiran aja, biar aku nemuin orang itu sekaligus pulang naik taksi.”“Ya udah deh kalau gitu. Aku duluan, ya. Kalau ada apa-apa kabarin aku,” pesan Viona sebelum mereka berpisah.Shanna melangkah lebar menuju ke gerbang kampus.Sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir tidak jauh dari pintu gerbang kampus. Pintu mobil terbuka ketika Shanna melangkah mendekat, menampilkan sosok Nadia.Shanna memutar mata malas. Meskipun dirinya sudah bisa menebak, tetapi Shanna tetap saja kesal ketika berhadapan langsung dengan wanita itu.Nadia menghampiri Shanna dan berhenti tepat tiga langkah di hadapan Shanna. "Ikut aku! Ada yang ingin kukatakan padamu.""Aku nggak mau!" tolak Shanna tanpa berpikir lama. "Jika memang ada yang pingin tante katakan, katakan saja di sini. Kalau nggak, aku pergi."Nadia tersenyum mir

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 62 : Menghabiskan Waktu Bersama

    Damar tersenyum. “Tidak. Untuk apa aku marah padamu? Aku justru senang jika kamu berani melawan orang-orang yang menggertakmu. Jika mereka bertindak melewati batas dan kamu tidak bisa menanganinya, kamu bisa memberitahuku. Nanti biar aku yang mengurus mereka.”Shanna mengangguk. “Hm!”Malam harinya, tepat pukul tujuh malam mereka berdua tiba di restoran tempat Galang menajak mereka makan malam.Devara memberikan dukungan moral atas apa yang terjadi kepada gadis itu. Devara pun memberikan semangat untuk Shanna. Tidak lupa Devara juga mengajak Shanna untuk ikut dirinya bersosialisasi bersama teman-teman Devara.Shanna yang tidak terlalu suka dengan acara-acara seperti itu pun hanya bisa memberi jawaban pasti kepada Devara yang bersikeras memintanya untuk ikut.“Tapi jika kamu tidak nyaman, jangan memaksakan diri,” ucap Damar setelah mendengarkan cerita Shanna di perjalanan pulang.“Tapi tante Devara terus mamaksaku untuk ikut,” ucap Shanna pelan.“Kalau begitu biar aku yang bicara denga

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 63 : Shanna Ditikam

    Semua orang yang berada di sekitar mereka seketika menatap mereka usai mendengar teriakan Damar.Damar mengabaikan tatapan heran dan penasaran dari orang-orang di sekitarnya. Tanpa berpikir panjang, Damar menggendong Shanna. Damar mengabaikan kemarahan orang-orang yang ditabraknya. Fokus pria itu hanya ingin segera membawa Shanna ke rumah sakit.“Baba,” ucap Shanna lirih.Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. wajahnya secara perlahan berubah menjadi pucat seiring dengan darah yang terus keluar dari luka di perutnya.“Sabar, Sayang. Tolong tekan lukanya supaya tida semakin banyak keluar,” ucap Damar dalam satu tarikan napas sembari berlari membelah kerumunan manusia yang memadati mal.Shanna mengikuti ucapan Damar. Dengan tangan yang bergetar dan lemah dia mencoba menekan luka di perutnya sembari menahan sakit.Sesampainya di luar mal, Damar menghentikan taksi dan segera meminta sopir menuju rumah sakit.“Baba, sakit,” keluh Shanna yang sudah tidak sanggup lagi menahan rasa

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 64 : Kemarahan Damar

    Shanna menggeleng pelan mendengar ucapan Galang. “Aku rasa ini bukan ulah tante Nadia, Om. Firasatku mengatakan bahwa itu mungkin ulah bibi Diana.”Galang dan Damar menatap Shanna penuh tanda tanya dan juga keheranan.“Kenapa kamu bisa seyakin itu jika orang yang menikammu itu bukan Nadia dan justru Diana?” Galang membuka suara terlebih dahulu sebelum Damar sempat membuka mulut untuk bertanya. “Tidak mungkin kalau ini semua ulah Diana. Jikapun dia menginginkannya, kenapa tidak dari dulu saja? Kenapa harus sekarang? Dibandingkan Diana, aku yakin Nadia justru mempunyai motif yang kuat karena dia masih menyukai Damar. Bagaimana menurutmu, Mar?” Galang menatap Damar.Damar hanya diam saja dengan pertanyaan Galang. Pandangan pria itu menatap lurus Shanna. “Apakah sebelumnya dia telah melakukannya padamu?”“Hm!” Shanna mengangguk. “Baba ingat kan saat aku kecelakaan waktu kamu di luar kota, sebelum pernikahan kita?“ Shanna menatap Damar yang langsung diangguki oleh pria itu sebagai jawaban.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 65 : Protektif

    Damar tersenyum kecil. Tangannya meraih kepala Shanna dan kembali mencium bibir Shanna dalam. Walau begitu tidak ada nafsu dalam ciuman mereka. Hanya kasih sayang yang coba pria itu salurkan kepada Shanna. Cklek! Pintu terbuka dan menampilkan sosok Adara. Seketika langkah Adara yang baru beberapa langkah terhenti karena terkejut dengan apa yang mereka lakukan. “Maaf, Pak!” Adara sedikit menunduk dan segera berpaling hendak meninggalkan kamar inap. Damar mengakhiri ciumannya. Diusapnya bibir Shanna yang sedikit merah untuk menghapus jejak saliva mereka dengan ibu jari. Sementara Shanna yang malu karena Adara melihat mereka berciuman pun menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa malunya. “Tidak apa-apa. Masuklah!” Damar menatap Adara yang bersiap pergi, tetapi menghentikan langkahnya dan berbalik menghampiri Damar usai mendengar perintahnya. “Pak ...,” ucap Adara ragu-ragu, pandangannya menatap Shanna. Damar ikut menatap Shanna yang masih menunduk untuk sesaat sebelum

Bab terbaru

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 83 : Kecurigaan Damar

    Shanna tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Viona. Sayangnya gadis itu berlari semakin kencang di antara banyaknya pengunjung, sehingga mereka berdua kehilangan jejak gadis itu. Viona mengedarkan pandangannya untuk mencari gadis itu. Sayangnya gadis itu menghilang tanpa jejak bagai di telan bumi.“Kemana dia pergi?” gumam Viona kesal.“Mungkin bukan takdir kita bertemu dengannya.” Shanna mencoba menanggapi ucapan Viona.“Sial! Jika kita bisa bertemu dengannya, kita bisa bertanya dengannya.”“Sudahlah, Vi. Lebih baik sekarang kita cari minuman dulu. Aku haus.” Shanna mencoba mengalihkan topik pembicaraan.Shanna benar-benar merasa senang karena mereka kehilangan jejak Helia. Bagaimanapun ia tidak akan membiarkan sahabat-sahabatnya dalam masalah karena dirinya. Dirinya akan menyesal seumur hidup jika kembali membawa ketiga temannya dalam masalah. Ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.“Baiklah. Aku juga hasu setelah mengejar gadis itu.”Mereka menuju ke lantai atas, di ma

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 82 : Bersenang-Senang

    Sepanjang acara makan siang itu, Shanna dan Kayra adalah orang yang paling pendiam. Mereka hanya membuka suara jika ada yang bertanya. Berbeda dengan Devara yang berbaur bersama teman-temannya. Senyum dan tawa renyahnya tidak pernah berhenti.Shanna merasa waktu berjalan begitu lambat. Namun, sebelum ia mati bosan, mereka semua memutuskan untuk mengakhiri pertemuan. Satu per satu mereka meninggalkan restoran.Shanna menghela napas lega begitu mereka berada di dalam mobil.“Maaf jika membuatmu tidak nyaman.” Devara menggenggam tangan Shanna. Penyesalan dan rasa bersalah terdengar pada nada bicaranya.“Nggak apa-apa, Tan. Mungkin memang aku saja yang masih belum bisa beradaptasi. Jadi tante nggak perlu mengkhawatirkan aku.”“Kalau misalnya tante ngajak kamu lagi, kamu mau ikut?”Shanna sedikit tegang. Ekspresinya sedikit berubah.“Tanten hanya bercanda.” Devara tertawa pelan. “Tante tahu kamu tidak nyaman bersama mereka. Jadi tidak mungkin tante mengajak kamu untuk bertemu dengan mereka

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 81 : Kehangatan Keluarga Hattala

    Pukul enam sore, Shanna dan Ardo meninggalkan rumah menuju ke kediaman Hattala. Tadi sore Devara meneleponnya, mengundangnya untuk makan malam bersama di kediaman Hattala.Sudah lama Shanna tidak berkujung ke kediaman Hattala, sehingga saat dirinya tiba, Shanna langsung disambut dengan antusias oleh keluarga Hattala, terutama oleh anak-anak Galang dan Devara. Shanna sudah menganggap mereka seperti keponakannya sendiri.“Kenapa kamu tidak bilang kalau Damar keluar kota?” Devara menatap Shanna dengan ekspresi puar-pura kesal. “Seharusnya kamu bilang. Atau kalau tidak, kamu bisa bermain ke sini.”“Benar.” Galang ikut menyahuti. “Jika aku tidak menelepon Damar untuk mengundangnya makan malam, aku tidak akan tahu kalau dia keluar kota. Apalagi Damar sudah hampir tiga minggu di luar kota.”Shanna tersenyum canggung. “Aku nggak mau membuat tante dan om khawatir. Lagian ada Kak Ardo yang menemaniku di rumah.”Galang menghela napas pelan. “Kamu sama Damar itu sama saja. Suka sekali membuat ora

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 80 : Traktiran Deva

    Mata Shanna membulat sempurna. Perlahan, senyum lebar menghiasi wajahnya. Matanya berbinar bahagia. “Benarkah?”“Ya. Tapi sayangnya dia tidak bertemu dengan wanita itu.”“Nggak masalah. Seenggaknya kita tahu bahwa dia pasti akan mencari Nadia.” Shanna tertawa pelan.“Jadi bagaimana? Apakah kita masih akan menemui Tuan Prama Mahendra?”Shanna menggeleng cepat. “Nggak. Kita biarkan saja Helia bertindak sendiri. Jika sudah nggak memungkinkan, baru kita turun tangan. Jadi aku minta tolong sama kakak untuk terus mengawasi Helia.”Setelah meminta Ardo memberikan salinan mengenai identitas wanita itu, Shanna meminta Ardo untuk mengaswai Helia. Ia sempat pesimis, takut Helia tidak tertarik mengenai identitasnya lagi. Pasalnya sudah seminggu Shanna menunggu, tetapi tidak ada pergerakan dari Helia.Shanna bahkan sudah bersiap untuk menggunakan rencana cadangan. Namun, karena Helia sudah bertindak, maka ia tidak perlu menjalankan rencana cadangannya. Dan itu tentu membuat Shanna sangat bahagia.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 79 : Ujian Skripsi

    Pagi-pagi sekali Shannna sudah bersiap. Ia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya. Dadanya berdebar kencang. Sekarang adalah sidang skripsinya. Meskipun dirinya yakin bisa menyelesaikan ujian dengan baik, tetap saja ia merasa gugup.“Halo, Ba?” Shanna menerima panggilan telepon dari Damar dengan antusias.“Halo, Sayang. Kamu sudah sarapan?”“Sudah, Ba. Ini sekarang aku sudah siap-siap buat berangkat ke kampus. Baba sudah sarapan?”“Belum. Sebentar lagi aku akan sarapan. Hati-hati di jalan, Sayang. Dan semoga sukses.”“Iya, Ba. Baba jaga kesehatan. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai sidang.”“Ya.”Setelah memberikan ucapan penyemangat, Damar memutus panggilan telepon.Shanna semakin bersemangat usai mendapat dukungan dari Damar. Tidak membuang-buang waktu, ia pun langsung pergi ke kampus.Dua hari yang lalu, Damar mendadak izin pergi ke luar kota. Ada masalah pada perusahaan cabang yang mengharuskan Damar untuk datang langsung. Shanna tidak tahu kapan Damar akan kemb

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 78 : Kekesalan Para Sahabat

    Shanna benar-benar bahagia. Akhirnya ia memiliki senjata mematikan untuk membalas Nadia. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Nadia memiliki rahasia kelam. Rahasia yang tidak diketahui oleh satu orang pun. Termasuk orang tuanya.Shanna tidak bisa menahan senyum lebarnya saat membayangkan bagaimana rekasi publik saat mengetahui rahasia kelam Nadia. Namun, ia jauh lebuh tidak sabar ingin melihat reaksi Nadia. Ia yakin Nadia pasti tidak akan berani menampakkan diri untuk selamanya.Tanpa bisa mengontrol kebahagiaannya, Shanna tertawa keras. Sangat puas dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Tidak menyangka bahwa Tuhan sangat berbaik hati membantunya untuk memberi pelajaran wanita itu.“Baru kali ini aku melihatmu tertawa keras seperti itu.” Suara Damar mengejutkan Shanna.Shanna bergegas turun dari tempat tidur, berlari menghampiri Damar yang berdiri di ambang pintu. Tanpa aba-aba, ia menerjang Damar. Bersyukur Damar sudah bersiap siaga menyambut pelukan istrinya yang langsung menempel s

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 77 : Mendapatkan Informasi Nadia

    Damar membuka mulutnya, tetapi kemudian tersenyum kecil ketika mendengar perut Shanna berbunyi. Lumayan keras hingga semua orang di sana dapat mendengarnya.Shanna menunduk malu sembari merutuk dalam hati. Bisa-bisanya perutnya berbunyi begitu keras di hadapan begitu banyak orang. Namun, ia juga tidak bisa mengendalikan perutnya yang memang lapar akibat aktivitas mereka tadi siang.“Lebih baik kita makan dulu, setelah itu kamu bisa membaca itu nanti.”Shanna menurut meski penasaran dengan isi pada amplop cokelat itu.“Ba, apa baba yang menghapus semua videoku yang beredar di internet?” tanya Shanna di sela-sela makannya.“Ya. Aku tidak mungkin tidak melakukan apa-apa saat ada skandal mengenai dirimu.” Damar menatap Shanna. “Tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang makan yang banyak.” Damar mendekatkan diri kepada Shanna dan berbisik. “Supaya kamu memiliki tenaga untuk kita bermain lagi nanti malam.”Shanna refleks menginjang kaki Damar. Ia menatap Damar dengan mata melotot. Ti

  • Menikahi Ayah Angkat   Bab 76 : Nasihat dari Devara

    Kedatangan kedua sahabatnya membuat Shanna melupakan skandalnya.Sesuai janjinya, Deva datang ke rumah Shanna tepat pukul sepuluh pagi. Pria itu pun langsung menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang Viona dan Neila ajukan kepada Shanna. Dan Shanna pun kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.“Wanita itu memang harus dibuat jera, biar nggak membuat onar seenak jidatnya saja,” komentar Deva. Pemuda itu menatap Shanna lekat-lekat. “Lebih baik untuk sekarang kamu jangan bermain internet dan media sosial.”Shanna mengangguk. “Ya.”Deva tinggal selama beberpa lama sebelum akhirnya pamit pulang. Sebab banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakannya. Begitu pula dengan Viona dan Neila. Mereka berdua pun pulang setelah makan sian bersama.Tepat setelah Viona dan Neila meninggalkan rumah, Devara menelepon Shanna dan menanyakan kondisi Shanna saat ini.“Aku baik-baik saja, Tan. Tanten nggak perlu khawatir.” Shanna mencoba menenangkan Devara.Terdengar Devara menghela napas dari sebe

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 75 : Dukungan Para Sahabat

    Shanna keluar kamar dengan tergesa-gesa karena amarah yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Ia harus menemui dan menghajar Nadia saat ini juga. Namun, Ardo menahannya.“Tenangkan dirimu, Shan!”“Aku nggak bisa tenang, Kak! Wanita iblis itu sudah kelewatan. Aku akan memberi perhitungan biar dia tahu siapa aku.”“Saya tahu, tapi tenangkan dirimu dulu.”Shanna menatap Ardo putus asa. “Bagaimana aku bisa tenang, Kak? Saat ini, di internet ramai beredar videoku bersamanya di parkiran mall kemarin. Aku yakin ini pasti ulah wanita itu.”“Saya tahu, saya juga sudah melihatnya. Tapi kita tidak bisa menghadapi ini dengan emosi yang menguasai diri. Jika tidak, maka akan timbul masalah baru.”“Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus diam saja dengan perbuatan Nadia?”Ardo menggeleng pelan. “Tidak. Tentu kita harus membalasnya, tetapi dengan kepala dingin.”Shanna hendak membalas ucapan Ardo, tetapi ia urungkan saat ponselnya berdering. Tanda panggilan masuk. Tertera nama Damar pada layar ponselnya

DMCA.com Protection Status