Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / BAB 42 : Anak Angkat

Share

BAB 42 : Anak Angkat

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2024-02-18 09:00:17
Damar berjalan menuju bagian resepsionis dan menanyakan di mana wanita serta anak yang ditolongnya itu dirawat.

Beberapa perawat yang berada di dekat resepsionis segera membantu Damar ketika melihat pemuda itu tampak oleng. Damar meminta tolong kepada perawat yang membantunya untuk membawanya melihat kondisi wanita dan anak yang ditolongnya.

Luka wanita itu tidak terlalu parah dibandingkan dengan Damar. Namun, tubuh wanita itu sangat lemah. Dokter mengatakan bahwa wanita itu mengalam kekurangan darah cukup banyak. sementara saat ini stok darah di rumah sakit tinggal sedikit dan sedang berusaha mencari sumbangan darah.

“Terima kasih atas pertolongannya,” ucap wanita itu lemah kala Damar berada di samping ranjangnya.

“Maaf tidak bisa menyelamatkan suamimu,” ucap Damar penuh penyesalan.

“Tidak apa-apa. Bisakah aku meminta tolong padamu?”

“Apa?”

“Tolong jaga putriku. Aku tidak memiliki siapa pun yang bisa kupercaya. Kamu tenang saja, aku tidak akan meminta pertolonganmu secara gratis. Aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 43 : Kandas

    Damar menatap Nadia tidak percaya. Keterkejutan tergambar jelas pada wajahnya.“Kenapa?” tanya Damar bingung dengan permintaan Nadia yang tiba-tiba. “Hanya karena aku ingin merawat bayi itu, kamu memilih mengakhiri hubungan kita yang sudah berjalan selama tiga tahun?”“Ini bukan keinginanku, tetapi keinginan kedua orang tuaku. Aku memberi tahu mereka mengenai dirimu yang ingin merawat anak itu. Mereka marah dan memintaku untuk memutuskanmu. Mereka tidak setuju kalau kamu merawat bayi itu. Selain itu, mereka tidak ingin terlibat skandal karena itu.”Damar menghela napas lemah.Damar tahu hal ini mungkin akan membuat kehebohan di kalangan masyarakat—terutama di kalangan keluarga konglomerat dan pebisnis—kalau sampai diketahui oleh publik. Mengingat dirinya yang belum pernah menikah, mereka pasti beranggapan bahwa Shanna adalah anak hasil hubungan di luar nikah. “Jadi ... kamu lebih memilih orang tuamu daripada mempertahankan hubungan kita?” tanya Damar lemah. Matanya menatap sendu Nadia

    Last Updated : 2024-02-19
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 44 : Terungkap

    Untuk mencegah kejadian seperti semalam terjadi lagi, Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar begitu kelas berakhir.“Nggak menyangka kalau kamu jadi pecemburu dan posesif banget dengan Om Damar, Shan” celetuk Viona sembari tertawa pelan kala melihat Shanna buru-buru memasukkan buku ke dalam tasnya.“Lebih baik mencegah daripada kecolongan.”Viona tertawa mendengar jawaban Shanna. “Ya, ya, ya. Kalau kamu sudah nggak sanggup menghadapi wanita itu, kamu bisa menghubungiku. Aku akan membuat perhitungan padanya.”“Hm! Ya sudah, aku pergi dulu.”Shanna pun melenggang pergi dengan langkah lebar meninggalkan Viona yang ikut meninggalkan kelas dengan langkah perlahan.Satu minggu sudah berlalu. Dan selama satu minggu pula Shanna selalu pergi ke perusahaan Damar. Awalnya Shanna takut Damar akan marah dan menganggapnya posesif serta pecemburu. Sayangnya itu hanyalah ketakutannya semata. Sebab Damar sendiri tidak keberatan dan justru tampak senang dengan kehadirannya di kantor pria itu.Nadia sen

    Last Updated : 2024-02-20
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 45 : Cemooh

    Shanna menundukkan kepala kala sorot mata dosen di depan mereka berubah jijik saat melihatnya. Melalui ekor matanya, Shanna menatap teman-teman kelasnya. Di mana mereka juga memiliki sorot mata yang sama. Memandang jijik dirinya secara terang-terangan.Saat kelas berakhir, banyak para mahasiswa yang menyindir serta mencibir Shanna dengan terang-terangan. Bahkan sebagian banyak yang sengaja mengeraskan suaranya kala mengucapkan kata sindiran untuk Shanna.“Kamu jangan mendengarkan ucapan mereka,” ucap Viona mencoba untuk memberikan dukungan moral kepada Shanna.Shanna hanya menjawab dengan gumaman.Viona menatap beberapa teman-teman mereka yang masih berada di kelas. Dengan suara lantang Viona berkata, “Heh! Memangnya kalian tahu apa tentang kehidupan pribadi Shanna dan Om Damar? Lagian nggak ada yang melarang anak angkat menikah dengan ayah angkat. Sah-sah aja kalau mereka mau menikah karena mereka tidak memiliki hubungan darah.”“Memang nggak ada yang melarang,” sahut salah satu mahas

    Last Updated : 2024-02-21
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 46 : Tekad

    “Ya. Aku sudah meminta Om Adara untuk menyiapkan semuanya. Konferensi pers akan diadakan di aula perusahaan.” Damar menggenggam sedikit lebih erat tangan Shanna. “Kenapa? Apa kamu keberatan?”Shanna menggeleng pelan. “Nggak. Aku nggak keberatan, Ba. Cuma kupikir ini mungkin bukan waktu yang tepat.”“Apa maksudmu bukan waktu yang tepat?” tanya Damar cepat.Shanna pun menceritakan apa yang dikatakan Viona tadi. Shanna juga mengutarakan ketakutannya akan bisnis pria itu.Damar tersenyum lebar. “Kamu tidak perlu memikirkan mengenai perusahaan. Apa yang menjadi masalah di perusahaan, itu tanggung jawabku. Tugasmu hanya perlu berada di sampingku. Itu saja.”Shanna diam. Pikirannya berkecamuk.“Dengar, saat ini semua orang sudah mengetahui hubungan kita yang sebenarnya. Jadi untuk apa lagi kita menyembunyikannya? Daripada menyembunyikannya, bukankah lebih baik kita mengklarifikasinya langsung. Lagi pula bukankah ini yang kamu inginkan?”“Tapi, Ba ....”“Tapi kenapa? Aku justru berterima kasih

    Last Updated : 2024-02-22
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 47 : Rapuh

    Diana menatap Shanna dengan wajah mengerikan karena menahan amarah.“Benar-benar wanita tidak tahu berterima kasih!” marah Diana. “Seharusnya aku membuangmu ke panti asuhan sejak awal Damar membawamu ke kediaman Adipramana.”“Bibi,”“Aku bukan bibimu!” raung Diana cepat. “Aku tidak pernah sedikit pun menganggapmu sebagai keponakanku. Jadi berhentilah memanggilku seperti itu. Dengar, Shanna, aku harap kamu segera menyelesaikan masalah ini dan meninggalkan Damar secepatnya. Jika kamu masih bersikeras tidak mau meninggalkan Damar, maka tunggu saja akibatnya.”Usai mengatakan itu, Diana berlalu pergi dengan membawa amarah yang masih membara.Shanna menatap kepergian Diana dengan air mata yang menggenang di kelopak mata. Meski dia tahu Diana tidak pernah menyukainya, tetapi dalam hatinya, Shanna selalu menganggap keluarga Damar adalah keluarganya. Dia sering menerima perlakuan tidak baik dari Diana dan Darian, tetapi kali ini, hati Shanna benar-benar hancur.Shanna menutup pintu dan menyand

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 48 : Konferensi Pers

    Usai memarkirkan mobilnya di basemen, Damar membawa Shanna ke ruang kerjanya terlebih dahulu. Masih ada waktu satu jam bagi mereka untuk menemui para wartawa yang sudah berkumpul di lantai 3, di mana perusahaan biasanya melakukan konferensi pers.Kilatan dari lampu kamera langsung menyapa begitu mereka memasuki ruang konferensi pers. Bahkan beberapa wartawan langsung mengajukan pertanyaan tanpa menunggu mereka untuk duduk terlebih dahulu.Shanna merapatkan tubuhnya ke tubuh Damar. Dirinya yang awalnya mulai tenang, kini kembali gugup. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya kala begitu banyak pasang mata para wartawan yang menatap mereka."Tenanglah. Jangan takut," bisik Damar menenangkan Shanna."Hm!"Melihat kegaduhan para wartawan, pembawa acara meminta mereka semua untuk tenang. Bahkan pembawa acara sampai harus mengancam bahwa konferensi pers akan dibatalkan kalau para wartawan itu tidak tertib dan tenang. Mendengar itu, Seketika para wartawan menjadi tenang dan tertib.“Mohon

    Last Updated : 2024-03-02
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 49 : Ancaman Damar

    Untuk sesaat tubuh Shanna menegang. Gadis itu semakin menyembunyikan wajahnya di dada Damar. "Aku nggak akan mengatakannya," ucapnya pelan.Shanna tidak ingin Damar mengetahui kebenarannya. Shanna takut Damar akan menghindar, marah dan kecewa kepadanya kalau mengetahui bahwa dirinya telah menyukai pria itu sejak masa sekolah. Jadi Shanna akan membiarkan hal ini menjadi rahasia antara dirinya dan ke tiga sahabatnya."Kenapa? Apa kamu malu?” goda Damar.“Nggak. Buat apa aku malu.”“Kalau begitu, tidak masalah ‘kan kalau kamu memberi tahuku?” ucap Damar mendesak.“Nggak. Aku nggak akan memberi tahu baba.”“Oh, jadi sekarang kamu sudah berani untuk tidak terbuka padaku?""Bukan begitu. Kalau aku mengatakannya, aku takut baba marah atau kecewa padaku. Atau mungkin baba akan meninggalkanku." Shanna berkata pelan, mengakui ketakutan yang dirasakannya.Damar menghela napas pelan. Dia melonggarkan pelukannya untuk bisa menatap wajah Shanna yang tertunduk. Dicubitnya dagu Shanna hingga gadis itu

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 50 : Perasaan Bersalah

    Sorot mata Damar berubah, ada kekhawatiran. “Ya. Kenapa? Apa kamu takut mereka akan semakin menghujatmu?”“Bukan! Aku tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, kenapa baba nggak memberi tahuku sebelumnya kalau konferensi pers hari ini disiarkan secara langsung?” Shanna berkata dengan nada sedikit kesal karena Damar tidak mengatakan yang sebenarnya mengani hal ini.“Maafkan aku, aku tidak memberi tahumu karena tidak ingin membuatmu semakin terbebani dengan masalah ini. Lagi pula aku melakukan ini sebagai bentuk untuk menepati janjiku padamu. Memberi tahu semua orang bahwa kamu adalah milikku untuk selamanya.”Damar semakin memeluk erat Shanna. Sesekali dia menciumi puncak kepala Shanna. “Maafkan aku. Lain kali aku akan meminta pendapatmu terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.”Mendengar ucapan Damar, tentu saja Shanna sangat senang. Bahkan saat ini dirinya merasa pipinya mulai memanas.“Nggak perlu, Ba. Aku percaya dengan baba. Aku cuma heran aja kenapa Bibi bisa mendatangi kita setel

    Last Updated : 2024-03-04

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 84 : Bertemu dengan Helia

    Shanna mengikuti Viona yang menunjuk ke arah luar. Matanya membulat sempurna ketika melihat Helia berdiri di parkiran, di dekat sebuah mobil sedan berwarna biru. Tidak menyangka Helia begitu gigih untuk bisa bertemu dengan Nadia.Kedua sudut bibir Shanna terangkat sedikit, sangat samar hingga tidak ada yang bisa melihat senyumnya.Kening Viona berkerut. “Untuk apa dia di sini?”“Entahlah, aku nggak tahu, Vi,” jawab Shanna berbohong.Shanna sangat yakin kehadiran Helia pasti ada hubungannya dengan Nadia. Namun, Shanna tidak menemukan sosok wanita itu saat mengedarkan pandangan ke segala arah.‘Di mana wanita itu?’ pikir Shanna penasaran dengan keberadaan Nadia.“Ada apa, Shan?” tanya Devara yang membuat Shanna terkejut dan refleks menatap Devara dengan senyum kecil.“Nggak ada apa-apa, Tante.” Shanna menjawab cepat. “Cuma sedikit heran aja, kenapa restoran ini sepi sekali. Padahal sekarang sudah waktunya makan siang.”“Mungkin mereka banyak yang memilih makan di lantai atas,” ucap Kayra

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 83 : Kecurigaan Damar

    Shanna dan Viona pun pergi ke lantai atas, di mana lantai atas merupakan pusat jajanan serba ada.“Kalau aku melihatnya lagi, aku benar-benar nggak akan melepaskan Helia,” ucap Viona masih dengan kekesalan yang kentara karena tidak berhasil bertatap muka dengan Helia.“Kamu sudah tahu identitas wanita itu?” tanya Shanna berpura-pura tidak tahu. Dia ingin tahu sejauh mana Viona mengetahui identitas Helia.“Oh, aku lupa memberi tahumu. Kemarin orang yang kupinta untuk mencari tahu mengenai gadis itu memberikan informasinya padaku. Gadis itu namanya Helia Danastri. Dia yatim piatu. Dibesarkan di panti asuhan di pinggiran kota.”Viona pun dengan semangat membara memberi tahu Shanna mengenai Helia. Shanna bersyukur informasi yang didapatkan Viona hanyalah informasi umum. Dia tidak tahu apa yang akan ketiga temannya lakukan kalau mengetahui identitas Helia yang sebenarnya.“Apa aku harus memenuinya langsung ke rumahnya, ya?” celetuk Viona tiba-tiba.“Nggak perlu, Vi.” Shanna menjawab cepat.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 82 : Bersenang-Senang

    Shanna dan Kayra adalah orang yang paling pendiam di acara makan siang itu. Shanna hanya membuka suara saat ada yang bertanya. Berbeda dengan Devara yang berbaur bersama teman-temannya. Senyum dan tawa renyahnya tidak pernah berhenti.Shanna merasa waktu berjalan begitu lambat. Acara berakhir saat Shanna berada di ujung rasa bosannya.Shanna menghela napas lega begitu mereka berada di dalam mobil.“Maaf kalau membuatmu tidak nyaman.” Devara menggenggam tangan Shanna. Penyesalan dan rasa bersalah terdengar jelas pada nada bicaranya.Shanna tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, Tante. Mungkin memang aku aja yang masih belum bisa beradaptasi. Jadi tante nggak perlu mengkhawatirkanku.”“Kalau misalnya tante mengajakmu untuk berkumpul dengan mereka lagi, kamu mau ikut lagi, ‘kan?”Tubuh Shanna sedikit tegang. Ekspresinya pune berubah.“Tante hanya bercanda.” Devara tertawa pelan. “Tante tahu kamu tidak nyaman bersama mereka. Jadi tidak mungkin tante mengajakmu untuk bertemu mereka lagi.”Seketik

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 81 : Kehangatan Keluarga Hattala

    Pukul enam sore, Shanna dan Ardo meninggalkan rumah menuju kediaman Hattala. Tadi sore Devara meneleponnya, mengundangnya untuk makan malam bersama di kediaman Hattala.Sudah lama Shanna tidak berkujung ke kediaman Hattala, sehingga saat dirinya tiba, Shanna langsung disambut dengan antusias oleh keluarga Hattala, terutama oleh anak-anak Galang dan Devara. Sama seperti Galang yang menganggap Shanna seperti anaknya, Shanna pun menganggap kedua anak Galang seperti keponakannya sendiri.“Kenapa kamu tidak bilang kalau Damar ke luar kota?” Devara menatap Shanna dengan ekspresi kesal. “Seharusnya kamu bilang. Atau kalau tidak, kamu bisa bermain ke sini.”“Benar.” Galang ikut menyahuti. “Kalau tadi aku tidak menelepon Damar untuk mengundangnya makan malam, aku tidak akan tahu kalau dia ke luar kota. Apalagi Damar sudah hampir tiga minggu di luar kota.”Shanna tersenyum canggung. “Aku nggak mau membuat Tante dan om khawatir. Lagian ada Kak Ardo yang menemaniku di rumah.”Galang menghela napas

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 80 : Traktiran Deva

    Beberapa hari berlalu, Helia rutin datang ke rumah Nadia. Sayangnya wanita itu tidak pernah bisa menemui Nadia.Tidak hanya Ardo yang memberi laporan seperti itu kepada Shanna. Ketiga sahabatnya pun mengatakan hal yang sama mengenai Helia yang selalu mendatangi rumah Nadia belakangan ini.“Aku benar-benar penasaran dengan tujuan wanita itu mendatangi rumah Nadia.” Viona meletakkan gelas minumnya. Rasa penasaran kentara pada nada bicaranya.“Sepertinya kita harus menyelidiki wanita itu juga,” usul Neila. “Aku yakin pasti ada sesuatu. Nggak mungkin wanita itu akan menemui Nadia tanpa memiliki maksud tertentu.”“Ya, kamu benar, Nei.” Viona setuju dengan usulan Neila. “Nanti aku akan meminta orang untuk menyelidikinya juga.”“Tapi aku benar-benar salut pada wanita ular itu,” ucap Neila kesal. “Sudah lama kita mengawasinya, tapi kita masih belum bisa menemukan kelemahannya.”“Kamu benar. Apa mungkin orang yang kita sewa itu nggak kompeten?” Viona berkata dengan sedikit ragu.“Nggak mungkin.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 79 : Helia Beraksi

    Pagi-pagi sekali Shannna sudah bersiap. Dia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya. Dadanya berdebar kencang. Hari ini adalah sidang skripsinya. Shanna yakin dia bisa menyelesaikan ujian dengan baik, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau dia gugup menghadapi sidang.“Halo, Ba?” Shanna menerima panggilan telepon dari Damar dengan antusias.“Halo, Sayang. Kamu sudah sarapan?”“Sudah, Ba. Ini, sekarang aku sudah siap-siap untuk berangkat ke kampus. Baba sudah sarapan?” jawab sekaligus tanya Shanna.Dua hari yang lalu, Damar mendadak izin pergi ke luar kota. Ada masalah pada perusahaan cabang yang mengharuskan Damar untuk datang langsung. Shanna tidak tahu kapan Damar akan kembali. Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengingatkannya untuk behati-hati dan menjaga diri dengan baik selama di rumah.“Belum. Sebentar lagi aku akan sarapan. Hati-hati di jalan, Sayang. Dan semoga sukses.”“Iya, Ba. Baba jaga kesehatan. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai sidang.”“Ya.”Setela

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 78 : Kekesalan Para Sahabat

    Shanna benar-benar bahagia. Akhirnya dia memiliki senjata mematikan untuk membalas Nadia. Dia benar-benar tidak menyangka Nadia memiliki rahasia kelam. Rahasia yang tidak diketahui oleh satu orang pun. Termasuk orang tuanya.Shanna tidak bisa menahan senyum lebarnya saat membayangkan bagaimana reaksi publik saat mengetahuinya. Shanna tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Nadia kalau semua rahasia kelamnya terekspos. Dia yakin Nadia tidak akan berani menampakkan diri untuk selamanya. Membayangkannya saja Shanna sudah sangat bahagia dan tidak sabar menanti semua itu terjadi.“Baba!” seru Shanna saat mengingat sesuatu, bergegas dia meninggalkan kamar dan menuju dapur.“Oh, kamu datang. Aku baru saja mau memanggilmu untuk sarapan,” ucap Damar seraya meletakkan masakan terakhirnya di meja makan.“Hm!”Shanna menuju meja makan. tatapannya tidak lepas dari wajah Damar.“Ada apa?” tanya Damar karena Shanna yang terus menatapnya.“Ba, apa baba sudah membaca berkas itu?”“Ya, tentu.” Damar

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 77 : Mendapatkan Informasi Nadia

    Damar membuka mulutnya, tetapi kemudian tersenyum kecil ketika mendengar perut Shanna berbunyi. Lumayan keras hingga semua orang di sana dapat mendengarnya.Shanna menunduk malu sembari merutuk dalam hati. Bisa-bisanya perutnya berbunyi begitu keras di hadapan banyak orang. Namun, dia juga tidak bisa mengendalikan perutnya yang memang lapar akibat aktivitas mereka tadi siang.“Lebih baik kita makan dulu, setelah itu kamu bisa membaca itu nanti,” ucap Damar agar semua perhatian orang beralih dari Shanna.Shanna menurut meski penasaran dengan isi amplop itu.“Ba, apa baba yang menghapus semua videoku yang beredar di internet?” tanya Shanna di sela-sela makannya.“Ya. Aku tidak mungkin tidak melakukan apa-apa saat ada skandal mengenai dirimu.” Damar menatap Shanna. “Tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang makan yang banyak.” Damar mendekatkan diri kepada Shanna dan berbisik. “Supaya kamu memiliki tenaga untuk kita bermain lagi nanti malam.”Shanna refleks menginjang kaki Damar.

  • Menikahi Ayah Angkat   Bab 76 : Nasihat dari Devara

    Kedatangan kedua sahabatnya membuat Shanna melupakan skandalnya.Sesuai janjinya, Deva datang ke rumah Shanna tepat pukul sepuluh pagi. Pria itu pun langsung menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang Viona dan Neila ajukan kepada Shanna. Dan Shanna pun kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.“Wanita itu memang harus dibuat jera, biar nggak membuat onar seenak jidatnya aja,” komentar Deva. Pemuda itu menatap Shanna lekat-lekat. “Lebih baik untuk sekarang kamu jangan bermain internet dan media sosial.”Shanna mengangguk. “Ya.”Deva tinggal selama beberpa lama sebelum akhirnya pamit pulang. Itu karena banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakannya. Begitu pula dengan Viona dan Neila. Mereka berdua pun pulang setelah makan siang bersama.Tepat setelah Viona dan Neila meninggalkan rumah, Devara menelepon Shanna dan menanyakan kondisi Shanna saat ini.“Aku baik-baik aja, Tante. Tante nggak perlu khawatir.” Shanna berusaha menenangkan Devara yang terdengar khawatir.Terdengar De

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status