Home / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / BAB 48 : Konferensi Pers

Share

BAB 48 : Konferensi Pers

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2024-03-02 11:30:26
Usai memarkirkan mobilnya di basemen, Damar membawa Shanna ke ruang kerjanya terlebih dahulu. Masih ada waktu satu jam bagi mereka untuk menemui para wartawa yang sudah berkumpul di lantai 3, di mana perusahaan biasanya melakukan konferensi pers.

Kilatan dari lampu kamera langsung menyapa begitu mereka memasuki ruang konferensi pers. Bahkan beberapa wartawan langsung mengajukan pertanyaan tanpa menunggu mereka untuk duduk terlebih dahulu.

Shanna merapatkan tubuhnya ke tubuh Damar. Dirinya yang awalnya mulai tenang, kini kembali gugup. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya kala begitu banyak pasang mata para wartawan yang menatap mereka.

"Tenanglah. Jangan takut," bisik Damar menenangkan Shanna.

"Hm!"

Melihat kegaduhan para wartawan, pembawa acara meminta mereka semua untuk tenang. Bahkan pembawa acara sampai harus mengancam bahwa konferensi pers akan dibatalkan kalau para wartawan itu tidak tertib dan tenang. Mendengar itu, Seketika para wartawan menjadi tenang dan tertib.

“Mohon
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 49 : Ancaman Damar

    Untuk sesaat tubuh Shanna menegang. Gadis itu semakin menyembunyikan wajahnya di dada Damar. "Aku nggak akan mengatakannya," ucapnya pelan.Shanna tidak ingin Damar mengetahui kebenarannya. Shanna takut Damar akan menghindar, marah dan kecewa kepadanya kalau mengetahui bahwa dirinya telah menyukai pria itu sejak masa sekolah. Jadi Shanna akan membiarkan hal ini menjadi rahasia antara dirinya dan ke tiga sahabatnya."Kenapa? Apa kamu malu?” goda Damar.“Nggak. Buat apa aku malu.”“Kalau begitu, tidak masalah ‘kan kalau kamu memberi tahuku?” ucap Damar mendesak.“Nggak. Aku nggak akan memberi tahu baba.”“Oh, jadi sekarang kamu sudah berani untuk tidak terbuka padaku?""Bukan begitu. Kalau aku mengatakannya, aku takut baba marah atau kecewa padaku. Atau mungkin baba akan meninggalkanku." Shanna berkata pelan, mengakui ketakutan yang dirasakannya.Damar menghela napas pelan. Dia melonggarkan pelukannya untuk bisa menatap wajah Shanna yang tertunduk. Dicubitnya dagu Shanna hingga gadis itu

    Last Updated : 2024-03-03
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 50 : Perasaan Bersalah

    Sorot mata Damar berubah, ada kekhawatiran. “Ya. Kenapa? Apa kamu takut mereka akan semakin menghujatmu?”“Bukan! Aku tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, kenapa baba nggak memberi tahuku sebelumnya kalau konferensi pers hari ini disiarkan secara langsung?” Shanna berkata dengan nada sedikit kesal karena Damar tidak mengatakan yang sebenarnya mengani hal ini.“Maafkan aku, aku tidak memberi tahumu karena tidak ingin membuatmu semakin terbebani dengan masalah ini. Lagi pula aku melakukan ini sebagai bentuk untuk menepati janjiku padamu. Memberi tahu semua orang bahwa kamu adalah milikku untuk selamanya.”Damar semakin memeluk erat Shanna. Sesekali dia menciumi puncak kepala Shanna. “Maafkan aku. Lain kali aku akan meminta pendapatmu terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.”Mendengar ucapan Damar, tentu saja Shanna sangat senang. Bahkan saat ini dirinya merasa pipinya mulai memanas.“Nggak perlu, Ba. Aku percaya dengan baba. Aku cuma heran aja kenapa Bibi bisa mendatangi kita setel

    Last Updated : 2024-03-04
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 51 : Meradang

    Shanna tidak protes saat Damar memesan ruang pribadi, tidak seperti biasanya yang akan protes. Bagaimanapun saat ini mentalnya masih lemah untuk mendengarkan hujatan dari orang lain. Untuk menjaga kewarasan otaknya, lebih baik dia menurut dengan apa yang Damar lakukan. Shanna yakin apa yang Damar lakukan pasti yang terbaik untuk dirinya ataupun untuk mereka berdua.“Baba, katakan padaku. Kali ini apa kesalahanku sampai kamu marah padaku,” kata Shanna membuka suara ketika mereka di perjalanan pulang. “Aku benar-benar nggak tahu apa yang sudah kulakukan sampai membuatmu marah dan mendiamiku sejak tadi.”Selama makan siang, mereka tidak banyak berbicara seperti sebelumnya. Shanna yakin Damar marah kepadanya. Kalau tidak, mana mungkin pria itu mendiaminya. Shanna tahu betul sikap Damar. Suaminya itu tipe orang yang akan diam saat sedang marah.Terdengar Damar menghela napas kasar.Shanna hanya menunduk sembari sesekali menatap Damar melalui ekor matanya.Damar meraih tangan Shanna yang ber

    Last Updated : 2024-03-04
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 52 : Kukuh

    Semarah dan sekesal apapun Shanna, dirinya tidak bisa mendiami Damar dalam waktu yang lama. Apalagi kalau Damar sudah membujuknya dengan gombalannya yang terdengar lucu bagi Shanna, mengingat suaminya yang sudah berumur. Dan hal itu sukses membuat kemarahan dan kekesalan Shanna menghilang dalam sekejap.Damar menghentikan mobil tepat di depan pintu gerbang kampus Shanna. Banyak pasang mata memandang mobil mereka dengan tatapan jijik. Namun, Damar dan Shanna tidak peduli.“Ingatlah untuk langsung menghubungiku kalau terjadi apa-apa,” pesan Damar sembari membantu Shanna melepas sabuk pengaman.“Iya, Damarku Sayang. Baiklah, aku pergi sekarang.” Shanna mengecup bibir Damar sebelum keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Damar yang berada di mobil.Shanna yakin Damar tidak akan pergi sebelum memastikan dirinya memasuki gerbang kampus. Karena itulah dirinya segera berbalik dan melangkah lebar memasuki gerbang kampus.Malam tadi Damar sudah mengingatkan dirinya kalau mungkin akan ba

    Last Updated : 2024-03-04
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 53 : Pesan Ancaman

    "Maaf, Tante, aku nggak bisa," tolak Shanna cepat tanpa berpikir. Shanna tidak peduli apakah Nadia marah atau tidak atas penolakannya. Saat ini dirinya dalam suasana hati yang buruk dan tidak ingin berbicara dengan wanita itu.Usai mengatakan itu, Shanna berbalik dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika Nadia membuka suara.“Karena kamu tidak bisa diajak bicara baik-baik, maka jangan salahkan aku kalau bertindak lebih padamu.”“Terserah! Lakukan saja apa yang tante mau.” Shanna berkata tanpa menoleh ke belakang dan kembali melanjutkan langkahnya.Shanna tidak akan takut dengan gertakan Nadia. Jangankan gertakan dari wanita itu, dirinya bahkan tidak menganggap serius ancaman Diana yang ingin melenyapkan nyawanya. Kalau dirinya menyerah dengan gertakan Diana, tidak mungkin dia masih bersama Damar hingga saat ini."Ada masalah apa? Kenapa wajahmu cemberut begitu?" tanya Damar saat melihat Shanna memasuki ruangannya dengan wajah cemberut."Nggak ada masalah apa-apa. Cuma kebe

    Last Updated : 2024-03-05
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 54 : Sakit Perut

    Shanna tidak bermaksud untuk melindungi Diana dari amarah Damar, dirinya hanya tidak ingin ada rumor buruk yang beredar mengenai Damar yang mencelakai kakak iparnya. Karena Shanna yakin Damar sangat murka dan langsung memberi perhitungan pada Diana kalau mengetahui kebenarannya. Apalagi sebelumnya Damar sudah memperingatkan Diana untuk tidak mengganggu dirinya.Bagaimanapun, meski mereka sudah meninggalkan kediaman Adipramana dan melepas nama belakang mereka, di mata publik, Diana tetaplah keluarga Damar. Itu adalah fakta yang tidak bisa mereka ubah.Viona menghela napas kasar. “Ya sudah, deh. Terserah kamu aja. Aku cuma bisa memberi saran seperti itu. Tapi, Shan, kalau ada apa-apa, kamu jangan memendamnya sendiri. Kalau kamu nggak mau membebani Om Damar, kamu bisa meminta bantuanku atau Deva dan Neila. Kamu nggak sendirian. Ada kami bertiga yang siap membantumu. Kapanpun kamu memerlukan kami.”Shanna tersenyum kecil. “Ya. Kalian tenang aja. Aku pasti akan menghubungi kalian jika meman

    Last Updated : 2024-03-06
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 55 : Keguguran

    Damar semakin panik mendengar ucapan Shanna, apalagi saat melihat wajah Shanna yang semakin pucat pasi."Di bagian mana yang sakit?" tanya Damar cepat, kekhawatiran terdengar jelas."Ya ampun, Pak! Lebih baik bapak cepat bawa Shanna ke rumah sakit. Sepertinya dia mengalami pendarahan," pinta sekretaris Damar kala melihat rembesan darah pada celana yang dikenakan Shanna.Mata Damar membulat. Tanpa banyak berpikir, Damar yang semakin panik mendengar erangan kesakitan Shanna pun segera menggendongnya."Adara, siapkan mobil!" teriak Damar sembari menggendong Shanna dan berjalan sedikit berlari meninggalkan ruang kerjanya yang sudah dibukakan oleh sekretarisnya."Bertahan ya, Sayang," ucap Damar dengan suara bergetar saat berada dalam lift.Para karyawan menatap terkejut ke arah Damar yang berlari di lorong sembari menggendong Shanna.Di luar gedung perusahaan, Adara sudah menunggu dan segera membukakan pintu mobil ketika melihat Damar. Lalu bergegas mengendarai mobilnya menuju ke rumah sak

    Last Updated : 2024-03-07
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 56 : Terharu

    Shanna terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia mengiakan permintaan Damar."Baba, kenapa baba begitu baik padaku?" tanya Shanna yang kini sudah mulai tenang.Shanna benar-benar tidak habis pikir dengan kebaikan Damar kepadanya. Seharusnya pria itu kecewa dan menyalahkan dirinya karena membuat nyawa anak mereka pergi, bukan justru menghiburnya."Apa yang kamu katakan, hm? Kamu istriku, tentu saja aku akan selalu bersikap baik padamu. Memangnya kamu ingin aku memarahimu?""Ya. Seharusnya baba marah dan menyalahkanku. Karenaku, kita kehilangan anak kita."Damar tertawa pelan. "Untuk apa aku menyalahkanmu? Apa menurutmu anak kita akan kembali kalau aku menyalahkanmu? Sudahlah. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diputar kembali." Damar melepaskan pelukannya dan menangkup di wajah Shanna yang sembab. “Kamu tahu tidak? Hatiku sakit setiap kali melihatmu bersedih dan menangis seperti ini. Seolah diriku telah gagal menjadi suamimu karena telah membuatmu menitikkan air mata."“Baba .

    Last Updated : 2024-03-08

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 84 : Bertemu dengan Helia

    Shanna mengikuti Viona yang menunjuk ke arah luar. Matanya membulat sempurna ketika melihat Helia berdiri di parkiran, di dekat sebuah mobil sedan berwarna biru. Tidak menyangka Helia begitu gigih untuk bisa bertemu dengan Nadia.Kedua sudut bibir Shanna terangkat sedikit, sangat samar hingga tidak ada yang bisa melihat senyumnya.Kening Viona berkerut. “Untuk apa dia di sini?”“Entahlah, aku nggak tahu, Vi,” jawab Shanna berbohong.Shanna sangat yakin kehadiran Helia pasti ada hubungannya dengan Nadia. Namun, Shanna tidak menemukan sosok wanita itu saat mengedarkan pandangan ke segala arah.‘Di mana wanita itu?’ pikir Shanna penasaran dengan keberadaan Nadia.“Ada apa, Shan?” tanya Devara yang membuat Shanna terkejut dan refleks menatap Devara dengan senyum kecil.“Nggak ada apa-apa, Tante.” Shanna menjawab cepat. “Cuma sedikit heran aja, kenapa restoran ini sepi sekali. Padahal sekarang sudah waktunya makan siang.”“Mungkin mereka banyak yang memilih makan di lantai atas,” ucap Kayra

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 83 : Kecurigaan Damar

    Shanna dan Viona pun pergi ke lantai atas, di mana lantai atas merupakan pusat jajanan serba ada.“Kalau aku melihatnya lagi, aku benar-benar nggak akan melepaskan Helia,” ucap Viona masih dengan kekesalan yang kentara karena tidak berhasil bertatap muka dengan Helia.“Kamu sudah tahu identitas wanita itu?” tanya Shanna berpura-pura tidak tahu. Dia ingin tahu sejauh mana Viona mengetahui identitas Helia.“Oh, aku lupa memberi tahumu. Kemarin orang yang kupinta untuk mencari tahu mengenai gadis itu memberikan informasinya padaku. Gadis itu namanya Helia Danastri. Dia yatim piatu. Dibesarkan di panti asuhan di pinggiran kota.”Viona pun dengan semangat membara memberi tahu Shanna mengenai Helia. Shanna bersyukur informasi yang didapatkan Viona hanyalah informasi umum. Dia tidak tahu apa yang akan ketiga temannya lakukan kalau mengetahui identitas Helia yang sebenarnya.“Apa aku harus memenuinya langsung ke rumahnya, ya?” celetuk Viona tiba-tiba.“Nggak perlu, Vi.” Shanna menjawab cepat.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 82 : Bersenang-Senang

    Shanna dan Kayra adalah orang yang paling pendiam di acara makan siang itu. Shanna hanya membuka suara saat ada yang bertanya. Berbeda dengan Devara yang berbaur bersama teman-temannya. Senyum dan tawa renyahnya tidak pernah berhenti.Shanna merasa waktu berjalan begitu lambat. Acara berakhir saat Shanna berada di ujung rasa bosannya.Shanna menghela napas lega begitu mereka berada di dalam mobil.“Maaf kalau membuatmu tidak nyaman.” Devara menggenggam tangan Shanna. Penyesalan dan rasa bersalah terdengar jelas pada nada bicaranya.Shanna tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, Tante. Mungkin memang aku aja yang masih belum bisa beradaptasi. Jadi tante nggak perlu mengkhawatirkanku.”“Kalau misalnya tante mengajakmu untuk berkumpul dengan mereka lagi, kamu mau ikut lagi, ‘kan?”Tubuh Shanna sedikit tegang. Ekspresinya pune berubah.“Tante hanya bercanda.” Devara tertawa pelan. “Tante tahu kamu tidak nyaman bersama mereka. Jadi tidak mungkin tante mengajakmu untuk bertemu mereka lagi.”Seketik

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 81 : Kehangatan Keluarga Hattala

    Pukul enam sore, Shanna dan Ardo meninggalkan rumah menuju kediaman Hattala. Tadi sore Devara meneleponnya, mengundangnya untuk makan malam bersama di kediaman Hattala.Sudah lama Shanna tidak berkujung ke kediaman Hattala, sehingga saat dirinya tiba, Shanna langsung disambut dengan antusias oleh keluarga Hattala, terutama oleh anak-anak Galang dan Devara. Sama seperti Galang yang menganggap Shanna seperti anaknya, Shanna pun menganggap kedua anak Galang seperti keponakannya sendiri.“Kenapa kamu tidak bilang kalau Damar ke luar kota?” Devara menatap Shanna dengan ekspresi kesal. “Seharusnya kamu bilang. Atau kalau tidak, kamu bisa bermain ke sini.”“Benar.” Galang ikut menyahuti. “Kalau tadi aku tidak menelepon Damar untuk mengundangnya makan malam, aku tidak akan tahu kalau dia ke luar kota. Apalagi Damar sudah hampir tiga minggu di luar kota.”Shanna tersenyum canggung. “Aku nggak mau membuat Tante dan om khawatir. Lagian ada Kak Ardo yang menemaniku di rumah.”Galang menghela napas

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 80 : Traktiran Deva

    Beberapa hari berlalu, Helia rutin datang ke rumah Nadia. Sayangnya wanita itu tidak pernah bisa menemui Nadia.Tidak hanya Ardo yang memberi laporan seperti itu kepada Shanna. Ketiga sahabatnya pun mengatakan hal yang sama mengenai Helia yang selalu mendatangi rumah Nadia belakangan ini.“Aku benar-benar penasaran dengan tujuan wanita itu mendatangi rumah Nadia.” Viona meletakkan gelas minumnya. Rasa penasaran kentara pada nada bicaranya.“Sepertinya kita harus menyelidiki wanita itu juga,” usul Neila. “Aku yakin pasti ada sesuatu. Nggak mungkin wanita itu akan menemui Nadia tanpa memiliki maksud tertentu.”“Ya, kamu benar, Nei.” Viona setuju dengan usulan Neila. “Nanti aku akan meminta orang untuk menyelidikinya juga.”“Tapi aku benar-benar salut pada wanita ular itu,” ucap Neila kesal. “Sudah lama kita mengawasinya, tapi kita masih belum bisa menemukan kelemahannya.”“Kamu benar. Apa mungkin orang yang kita sewa itu nggak kompeten?” Viona berkata dengan sedikit ragu.“Nggak mungkin.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 79 : Helia Beraksi

    Pagi-pagi sekali Shannna sudah bersiap. Dia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya. Dadanya berdebar kencang. Hari ini adalah sidang skripsinya. Shanna yakin dia bisa menyelesaikan ujian dengan baik, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau dia gugup menghadapi sidang.“Halo, Ba?” Shanna menerima panggilan telepon dari Damar dengan antusias.“Halo, Sayang. Kamu sudah sarapan?”“Sudah, Ba. Ini, sekarang aku sudah siap-siap untuk berangkat ke kampus. Baba sudah sarapan?” jawab sekaligus tanya Shanna.Dua hari yang lalu, Damar mendadak izin pergi ke luar kota. Ada masalah pada perusahaan cabang yang mengharuskan Damar untuk datang langsung. Shanna tidak tahu kapan Damar akan kembali. Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengingatkannya untuk behati-hati dan menjaga diri dengan baik selama di rumah.“Belum. Sebentar lagi aku akan sarapan. Hati-hati di jalan, Sayang. Dan semoga sukses.”“Iya, Ba. Baba jaga kesehatan. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai sidang.”“Ya.”Setela

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 78 : Kekesalan Para Sahabat

    Shanna benar-benar bahagia. Akhirnya dia memiliki senjata mematikan untuk membalas Nadia. Dia benar-benar tidak menyangka Nadia memiliki rahasia kelam. Rahasia yang tidak diketahui oleh satu orang pun. Termasuk orang tuanya.Shanna tidak bisa menahan senyum lebarnya saat membayangkan bagaimana reaksi publik saat mengetahuinya. Shanna tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Nadia kalau semua rahasia kelamnya terekspos. Dia yakin Nadia tidak akan berani menampakkan diri untuk selamanya. Membayangkannya saja Shanna sudah sangat bahagia dan tidak sabar menanti semua itu terjadi.“Baba!” seru Shanna saat mengingat sesuatu, bergegas dia meninggalkan kamar dan menuju dapur.“Oh, kamu datang. Aku baru saja mau memanggilmu untuk sarapan,” ucap Damar seraya meletakkan masakan terakhirnya di meja makan.“Hm!”Shanna menuju meja makan. tatapannya tidak lepas dari wajah Damar.“Ada apa?” tanya Damar karena Shanna yang terus menatapnya.“Ba, apa baba sudah membaca berkas itu?”“Ya, tentu.” Damar

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 77 : Mendapatkan Informasi Nadia

    Damar membuka mulutnya, tetapi kemudian tersenyum kecil ketika mendengar perut Shanna berbunyi. Lumayan keras hingga semua orang di sana dapat mendengarnya.Shanna menunduk malu sembari merutuk dalam hati. Bisa-bisanya perutnya berbunyi begitu keras di hadapan banyak orang. Namun, dia juga tidak bisa mengendalikan perutnya yang memang lapar akibat aktivitas mereka tadi siang.“Lebih baik kita makan dulu, setelah itu kamu bisa membaca itu nanti,” ucap Damar agar semua perhatian orang beralih dari Shanna.Shanna menurut meski penasaran dengan isi amplop itu.“Ba, apa baba yang menghapus semua videoku yang beredar di internet?” tanya Shanna di sela-sela makannya.“Ya. Aku tidak mungkin tidak melakukan apa-apa saat ada skandal mengenai dirimu.” Damar menatap Shanna. “Tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang makan yang banyak.” Damar mendekatkan diri kepada Shanna dan berbisik. “Supaya kamu memiliki tenaga untuk kita bermain lagi nanti malam.”Shanna refleks menginjang kaki Damar.

  • Menikahi Ayah Angkat   Bab 76 : Nasihat dari Devara

    Kedatangan kedua sahabatnya membuat Shanna melupakan skandalnya.Sesuai janjinya, Deva datang ke rumah Shanna tepat pukul sepuluh pagi. Pria itu pun langsung menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang Viona dan Neila ajukan kepada Shanna. Dan Shanna pun kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.“Wanita itu memang harus dibuat jera, biar nggak membuat onar seenak jidatnya aja,” komentar Deva. Pemuda itu menatap Shanna lekat-lekat. “Lebih baik untuk sekarang kamu jangan bermain internet dan media sosial.”Shanna mengangguk. “Ya.”Deva tinggal selama beberpa lama sebelum akhirnya pamit pulang. Itu karena banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakannya. Begitu pula dengan Viona dan Neila. Mereka berdua pun pulang setelah makan siang bersama.Tepat setelah Viona dan Neila meninggalkan rumah, Devara menelepon Shanna dan menanyakan kondisi Shanna saat ini.“Aku baik-baik aja, Tante. Tante nggak perlu khawatir.” Shanna berusaha menenangkan Devara yang terdengar khawatir.Terdengar De

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status