'Pelakor, yang benar saja. Kenapa harus aku yang mendapatkan julukan itu, bukankah Naura yang sudah mengambil Arkan dariku,' Batinnya terus menyalahkan Naura, padahal wanita itu hanya diam tak pernah sekali pun menghalangi Liona mendekati Arkan. "Argh, sial. Kenapa kamu sejahat itu Liona," gerutunya. Tuk ... tuk. Liona mendongakkan wajahnya saat seseorang mengetuk mejanya. "Maaf menuggu lama," ujar pria yang baru saja datang. "Enggak masalah, aku juga baru datang," tutur liona menyeruput minumannya. Reza mengangkat tangannya untuk memanggil waiter. Namun, Liona berkata, "Berdiri dan datang sendiri ke kasir."Sudut bibir Reza terangkat, dia lalu pergi ke meja kasir. Lima menit berlalu dia datang sembari membawa nampan berisi dua potongan tiramisu dan kopi miliknya. "Makanlah," ucap Reza menggeser tiramisu ke depan Liona. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" Liona menggeser tiramisu pemberian Reza. "Bukankah kita berteman baik. Aku dengar kamu akan menetap di Bali karena usahamu suks
Read more