Semua Bab Perjalanan Balas Dendam Termanis: Bab 241 - Bab 250

309 Bab

Bab 241 Hadiah Pagi Hari

Malam penuh kehangatan pun terlewati. Dengan rasa kantuk yang masih menyerang, Zsalsya membuka mata perlahan. Kepalanya menoleh ke arah Endrick. Tetapi, tangan itu rupanya masih mendekap tubuhnya. Zsalsya berusaha melepaskan dekapan Endrick dengan memindahkan tangan sang suami dari tubuhnya untuk di pindahkan ke tempat tidur. Tetapi, sepertinya Endrick tidak mau. Ia malah semakin mengeratkan dekapannya tersebut."Jangan ke mana-mana!" ucap Endrick dengan mata yang masih tertutup rapat."Sudah pagi, Mas," sahut Zsalsya dengan lembut.Awalnya Endrick fokus menikmati pelukannya dengan Zsalsya. Tetapi, begitu teringat sesuatu, sepasang matanya langsung terbuka lebar. Ia melepas pelukan itu segera."Jam berapa sekarang?" tanya Endrick dengan refleks.Zsalsya tampak bingung malihat Endrick yang tiba-tiba bangun, tetapi seolah takut terlambat. Ia mengambil ponsel dan segera melihat jam yang tertera di sana."Jam enam pagi, Mas."Endrick menoleh ke arah Zsalsya. "Untung saja." Segera saja i
Baca selengkapnya

Bab 242 Kukalahkan Egoku

Sekitar lima belas menit Zsalsya berada di dalam kamar mandi. Sampai akhirnya keluar dari sana dengan handuk putih yang menutup dirinya dari bagian dada sampai paha. Zsalsya melihat ke arah kamar. Rambutnya dalam keadaan diikat ke atas. Matanya tidak bisa berbohong, ia seakan mencari keberadaan Endrick yang tak dilihatnya saat itu. "Mungkin dia sarapan," gumamnya. Namun, ia tidak tahu bahwa sebenarnya Endrick tengah menunggu Zsalsya selesai mandi. Pria itu berdiri di balkon sembari melihat ke halaman rumah -- memperhatikan para bodyguard di sana melakukan pekerjaannya. Zsalsya dengan santainya ia memakai baju. Dirinya mengenakan pakaian yang telah dibelikan Endrick tadi.. Sampai ketika dirinya menoleh ke arah jendela, matanya langsung membelalak kala melihat Endrick yang menoleh ke arahnya. "Apa tadi terus melihatku pakai baju?" batinnya. Ia menelan ludah sekaligus kaget dengan keberadaan suaminya tersebut. Walaupun posisinya saat itu telah menikah, tetapi bagaimanapun juga
Baca selengkapnya

Bab 243 Harapan Dari Mertua

Keduanya pun melangkah keluar dari kamar dengan outfit lengkap. Semua persiapan sudah dibawa dengan baik. Mulai dari skincare dan kebutuhan lainnya. Untuk pakaian hanya membawa beberapa yang dimasukkan ke dalam sebuah koper."Kalau perlu sesuatu, kamu bilang saja. Biar nanti kita sama-sama beli," ungkap Endrick. Ia mengatakan demikian karena takut jika ternyata Zsalsya tidak berani mengungkapkan keinginannya karena malu dan belum terbiasa.Untuk itulah, Endrick sendiri yang berinisiatif mengingatkan hal itu kepada Zsalsya. "Pokoknya, apapun yang terjadi, kamu harus mengatakan segalanya. Karena kita sudah menikah, jadi kita harus terbuka dalam hal apapun. Jangan menyembunyikan sesuatu."Pesan itu dikatakan Endrick ketika keduanya tengah berjalan berdampingan. Tangan kiri Endrjck menggenggam jari jemari Zsalsya, sedangkan tangan kanannya membawa sebuah koper.Berjalan sambil mengobrol membuat langkah kaki terasa cepat. Kini sampailah mereka di lantai bawah. Rosmala yang kebetulan sedan
Baca selengkapnya

Bab 244 Menuju Pulau Cinta

Perjalanan menuju bandara pun berakhir setelah menyelesaikan sekitar setengah jam dari sana. Endrick dan Zsalsya keluar dari mobil. Priyatna juga begitu. Tetapi, Priyatna langsung bergegas mengambil koper yang ditaruh di bagasi.Endrick menjulurkan tangannya seakan siap menggenggam tangan Zsalsya. "Pegang tanganku, supaya kamu tidak tertinggal!" kata Endrick sembari menatap wajah Zsalsya. Ia meyakinkan Zsalsya bahwa ia akan berada di sampingnya dan memastikan istrinya itu tetap dalam keadaan aman."Ayo!" ajaknya.Zsalsya pun kemudian menjulurkan tangannya. Ia menggenggam tangan Endrick, lalu mereka bersiap melangkah menujub terminal. Koper itu langsung diserahkannya kepada Endrick. "Ini, Tuan, koper Anda," ucapnya.Endrick membawa koper itu di tangan. "Terima kasih. Kamu jangan lupa jaga Mama. Jangan biarkan siapapun mengganggu kenyamanan rumah. Kalau terjadi sesuatu yang genting, telepon saja!" pesan Endrick kepada Priyatna -- sopir kepercayaannya tersebut."Baik, Tuan. Saya pasti a
Baca selengkapnya

Bab 245 Aku Selalu Untukmu

Setelah sebelumnya menunggu jam penerbangan sesuai jadwal dengan yang tertera pada tiketnya. Akhirnya, mereka pun sudah berada di dalam pesawat yang siap lepas landas.Namun, baru saja mereka duduk di kursi. Ia melihat Zsalsya yang tampak mengantuk. "Kamu mengantuk?" tanya Endrick ketika melihat Zsalsya dalam pesawat, tetapi katanya seolah sudah berat dan ingin tidur. "Iya, Mas, padahal sudah tidur," jawab Zsalsya. Matanya pun berair karena saking ngantuknya. "Mungkin karena tadi cukup lama menunggu. Kalau bosan memang suka jadi ngantuk," tambahnya.Endrick paham. Pernikahan melewati satu malam, tidak aneh jika sering mengantuk dan mungkin karena terlalu lelah karena berada dalam posisi yang sama. Antara terus berdiri dan duduk di kursi pengantin."Ya sudah, kamu tidur saja. Sini bersandar di pundak aku supaya lebih nyaman," ucap Endrick yang diam menyediakan pundak untuk Zsalsya. Ia mempersilakan kepada Zsalsya untuk menggunakan pundaknya.Zsalsya kembali menutup mulutnya ketika mu
Baca selengkapnya

Bab 246 Ketika Benalu Saling Memanfaatkan

Kyora melihat ke sekitar, ia agak mencondongkan tubuhnya ke arah Rejho sambil berbicara pelan. "Kamu datang ke sini begitu saja?" tanya Rejho. Kyora pun kemudian menaruh kantong plastik yang berisi makanan yang baru dibelinya itu di perjalanan."Ini aku belikan ayam bakar. Bersyukur saja dengan yang kubawa. Cepat makan!"Rejho yang sudah lama sekali tidak makan makanan yang seenak itu pun membuatnya langsung membuka kantong plastik tersebut. Matanya berbinar bahagia melihat makanan enak yang siap santap dengan aroma khas yang begitu menggugah lidah."Harusnya dari kemarin-kemarin saja bawa makanan seperti ini."Rejho melihat ke polisi yang berjaga dan kemudian berbisik kepada Kyora. "Makanan di sini terlalu biasa. Makan cuma dengan sayur dan kadang cuma tempe tahu. Sangat terbatasi," umpatnya kepada Kyora.Kyora menyeringai. Ia merasa geli dengan pernyataan Rejho yang seakan-akan memiliki uang banyak dengan mengharapkan makanan mahal."Cihh! Hutang di mana-mana saja masih mengharapk
Baca selengkapnya

Bab 247 Terus Dihubungi

Apapun itu, Endrick selalu mengusahakan yang terbaik untuk Zsalsya. Dirinnya tidak mau jika Zsalsya sampai kekurangan apapun di dalam hidupnya. Rasa cinta Endrick semakin bertumbuh, begitu pula dengan Zsalsya. Namun, sampai Kini, hanya Zsalsya yang belum mengutarakan perasaannya secara terus terang. Ia tetap menyembunyikan perasaan itu tepat di dalam lubuk hatinya yang terdalam."Sudah sampai."Endrick melihat ke sebuah hotel. Ia memperhatikannya, karena khawatir salah. Walaupun tidak mungkin ada kesalahan, sebab yang menjemputnya adalah bagian dari karyawan hotel."Ayo kita turun!" ajak Endrick.Endrick membuka pintu, dirinya segera keluar dari dalam sana dan Zsalsya hanya mengikuti suaminya di belakang. Sopir yang mengantar pun segera keluar. Ia membantu mengeluarkan koper itu dari dalam bagasi mobil dan langsung menyerahkannya kepada Endrick."Silakan," kata sopir itu dengan sopan."Baik, terima kasih, Pak!" sahut Endrick dengan ramah.Mereka berdiri di depan bangunan tersebut sej
Baca selengkapnya

Bab 248 Perkara Makanan

"Tidak tahu siapa, Mas. Nomornya tidak dikenal," jawab Zsalsya dengan santainya."Ya sudah, abaikan saja kalau begitu. Sekarang kita ke dalam lift buat ke kamar hotel. Kamu sudah capek, kan?"Zsalsya mengangguk. "Iya, Mas. Padahal dari tadi cuma duduk saja, tapi entah kenapa leher pegal-pegal begini," sahut Zsalsya sembari memegang lehernya -- menggerakkannya ke kanan dan ke kiri.Mereka pun kemudian berjalan menuju lift dan Zsalsya menekan sebuah tombol di samping pintu lift hingga lift itu terbuka.Sementara di tempat lain, sekretaris Endrick yang terus ditunggu Arzov untuk berbicara pun kemudian menjadi bingung ketika panggilan teleponnya tak kunjung dijawab."Bagaimana? Apa dia bisa datang sekarang menemuiku?" tanya Arzov sembari melihat-lihat ruangan Endrick saat itu.Sekretaris Endrick pun menyahut. "Pak Endrick sedang tidak ada di daerah sini, beliau sedang ke luar kota dengan istrinya. Jadi, kembali lagi saja setelah satu minggu!" jelas wanita itu.Arzov yang mendengar hal it
Baca selengkapnya

Bab 249 Akal Licik Mantan

Zsalsya kembali bingung dengan beberapa makanan yang membuatnya tergoda ingin menekan tombol pemesanan, hanya saja ia mengurungkan niatnya kembali ketika akan membeli makanan itu saking bingungnya. "Kenapa kamu pesan makanan via online begitu? Padahal 'kan tinggal telepon saja," kata Endrick. Zsalsya menoleh. "Memangnya semua makanan ada?" tanya Zsalsya.Endrick tidak yakin bahwa makanan yang diinginkan Zsalsya itu ada, sebab ia sendiri pun tidak tahu makanan apa yang Zsalsya inginkan."Mau sate, 'kan?" tanya Endrick.Zsalsya terdiam sejenak. "Mau makan seafood, Mas. Sepertinya enak, ya? Tapi .... Rasa bakso pun juga pasti jauh lebih nikmat kalau dengan minuman es lemon," gumamnya sembari memikirkan maunya apa.Endrick tidak banyak berkomentar, karena ia pun bingung dengan keinginan Zsalsya. Dirinya hanya bisa pasrah. Apapun yang Zsalsya ingin, ia hanya bisa membelikannya."Pesan semuanya saja. Sate, seafood, bakso dan es lemon. Mungkin itu saja sudah cukup. Kalau belum kenyang, nan
Baca selengkapnya

Bab 250 Mau Tapi Gengsi

Zsalsya dan Endrick yang sudah kembali dari lobi pun kemudian langsung mengambil piring yang tersedia di sana. Zsalsya menyajikan setiap makanan itu. Namun, hanya satu jenis makanan yang disajikan dalam piring sedangkan satu jenis lainnya disajikan ke dalam sebuah mangkuk berwarna putih. Tetapi berbeda dengan seafood, ia dibiarkan begitu saja karena memang tidak ada piring dengan ukuran yang cukup untuk menampung seafood.Makanan sudah tersedia di kitchen kabinet. Zsalsya dan Endrick pun siap menyantap makanan yang ada. Tetapi, saat itu Endrick malah hanya fokus memandangi Zsalsya saja."Mas, ayo kita makan!" ajak Zsalsya dengan antusiasnya. Ia mengambil satu sendok dan siap menyantap bakso yang tersedia di hadapannya tersebut.Endrick yang ada di sampingnya hanya terus melihat ke arah bakso, lalu ke arah Zsalsya."Ini sendok buat kamu, Mas," kata Zsalsya sembari menyodorkan sebuah sendok kepada Endrick. Endrick menerimanya. Namun, alih-alih menggunakan sendok itu untuk makan bakso.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
31
DMCA.com Protection Status