Semua Bab Pembalasan sang Menantu Tertindas: Bab 161 - Bab 170
670 Bab
Bab 161
Yoga mengejek, “Nggak bisa menang, langsung cari orang tua. Apa ini tradisi keluarga besar? Terima kasih atas pengetahuannya!”Andreas sangat marah dan hendak langsung membunuh Yoga setelah mendengar sindirannya. Begitu teleponnya tersambung, Bahri langsung memaki, “Anak bajingan! Kerjaanmu hanya menimbulkan masalah saja! Sudah kubilang berkali-kali, jaga sikapmu di luar! Tapi kamu malah bandel. Sekarang, masalah ini bahkan sudah menarik perhatian Pak Presiden. Tadi, dia baru meneleponku. Gara-gara kamu, aku mungkin akan ikut terlibat ....”Setelah Bahri selesai memaki, Andreas baru bertanya dengan hati-hati, “Ayah, gimana ini sekarang?”“Omong kosong! Kita tentu saja harus cari perusahaan PR untuk membantu kita menekan opini publik dengan segala cara!” bentak Bahri.“Baik!”Sepuluh menit kemudian, muncul artikel lain di internet.[ Bagaimana mungkin seorang jenderal setia bertindak begitu arogan? Apa ini jebakan atau fitnahan? ][ Internet bukan tempat yang terlepas dari hukum. Kebeb
Baca selengkapnya
Bab 162
Akhirnya, Bahri mulai panik juga. Dia tidak pernah menduga bahwa ada hari di mana anak yang ditelantarkannya itu bisa menggertaknya hingga mencapai titik ini. Demi melindungi Andreas, Bahri hanya bisa mengalah dan berkata dengan kesal, “Yoga, sebutkanlah syaratmu.”Berhubung Yoga memberi mereka waktu untuk berpikir dan tidak langsung membeberkan rekaman CCTV itu, Yoga pasti ingin mengeluarkan syarat.“Syaratku gampang banget kok. Aku sudah bilang, Andreas pasti akan berlutut padaku dan memohonku untuk keluar dari tempat ini,” jawab Yoga sambil tersenyum.“Tutup mulutmu! Biarpun harus mati, aku juga nggak akan berlutut di hadapan seorang pecundang sepertimu!” seru Andreas dengan marah.“Berlutut!” bentak Bahri dengan marah.Andreas pun menolak dengan tegas, “Nggak bisa! Aku ini putranya Panglima Bahri yang terhormat. Mana mungkin aku berlutut pada seorang anak yang sudah ditelantarkan. Aku nggak akan menurunkan harga diriku!”“Aku menyuruhmu untuk berlutut! Ini adalah perintah!” seru Ba
Baca selengkapnya
Bab 163
Yoga tentu saja mengerti maksud Karina. Dia pun tersenyum getir dan menjawab, “Jangan khawatir, aku dan dia adalah orang dari dunia yang berbeda. Kami nggak mungkin bisa bersama. Aku sudah mengoyak kontrak nikah itu dari awal.”“Sayang sekali!” ucap Karina dengan ekspresi menyesal. Namun, dia sebenarnya merasa sangat gembira.“Apa kamu nggak mau tanya soal hubunganku dengan Panglima Bahri?” tanya Yoga.“Mau, tapi itu adalah rahasiamu. Kalau kamu nggak mau mengatakannya, aku juga nggak akan bertanya. Aku cuma mau kamu tahu, aku akan selalu mendukungmu,” jawab Karina.“Sebenarnya, dia itu ayah kandungku ....” Kemudian, Yoga pun menceritakan semuanya pada Karina.Begitu selesai mendengar cerita Yoga, Karina langsung tercengang. Ternyata Bahri, panglima tertinggi Daruna itu adalah ayah kandung Yoga. Selain menelantarkan Yoga, dia juga membunuh seluruh anggota Keluarga Kusuma dan hendak membunuh Yoga.Sekejam apa pun seekor binatang buas, ia juga tidak akan memakan anaknya sendiri. Bahri be
Baca selengkapnya
Bab 164
Nadya benar-benar hampir menangis saking marahnya. Memangnya tidak ada hal lain lagi yang penting bagi orang tuanya selain uang dan kekuasaan? Mereka bahkan rela mengorbankan kebahagiaan seumur hidup Nadya demi uang dan kekuasaan. Mana ada orang tua seperti ini di dunia ini?Nadya juga mengancam, “Pokoknya, aku nggak akan menikah dengan Andreas biarpun harus mati!”“Kamu ... kamu ....” Jafar dan Yuli merasa sangat marah hingga seluruh tubuh mereka bergetar.Tepat pada saat ini, pintu rumah mereka tiba-tiba dibuka secara paksa. Kemudian, Andreas menerjang masuk bersama 9 ahli bela diri yang memiliki aura mengesankan. Dia bertanya, “Nadya, acara pembukaannya akan segera dimulai. Kenapa kalian masih belum berangkat? Apa aku harus mengantarkan kalian ke sana secara pribadi?”Begitu melihat Andreas, Nadya sekeluarga langsung terkejut. Bukankah Andreas sudah ditangkap? Kenapa dia bisa muncul di sini?Jafar dan Yuli buru-buru menyambutnya dan berkata dengan ramah, “Andreas, silakan masuk. Kam
Baca selengkapnya
Bab 165
Yoga pun menelepon Nadya. Namun, Nadya jelas tidak bisa menerima telepon Yoga. Dia pun memutuskan sambungan telepon itu, lalu mengirim pesan lagi.[ Yoga, aku akan menunggumu di Danau Jarandi. Jangan telepon aku lagi ya, aku lagi nggak bisa terima telepon. ]Yoga ragu sejenak, lalu hanya membalas dengan sepatah kata “oke”. Dia sudah menyadari ada sesuatu yang mencurigakan. Jadi, dia pun menyuruh Raja Kegelapan untuk segera melacak keberadaan Nadya.Tidak lama kemudian, Raja Kegelapan segera memberikan tanggapan, “Nona Nadya sedang mengikuti orang tuanya pergi ke acara pembukaan perusahaan cabang Perusahaan Lokita Samudra. Andreas dan 9 ahli bela diri tingkat epik master juga sedang bersama mereka.”Andreas? Lagi-lagi dia! Yoga bisa menebak apa rencana Andreas. Sementara itu, Nadya menyuruhnya pergi ke Danau Jarandi agar dirinya tidak mengambil risiko untuk pergi ke acara pembukaan itu. Dasar gadis bodoh!Yoga bertanya pada Raja Kegelapan, “Apa kamu sudah menyiapkan ‘hadiah’ yang kupesa
Baca selengkapnya
Bab 166
Andreas berkata, “Dia adalah tunanganku, Nadya Wibowo.”Setelah itu, semua tamu buru-buru melangkah maju untuk memberi selamat pada mereka.Di antara semua orang di lokasi, status Jafar dan Yuli adalah yang paling rendah. Dulu, mereka tidak berhenti menyanjung tokoh-tokoh hebat ini. Sekarang, malah tokoh-tokoh ini yang menyanjung mereka. Hal ini tentu saja membuat mereka merasa sangat gembira.Namun, Nadya malah tetap menunjukkan ekspresi dingin. Dia bahkan juga terlihat berlinang air mata. Hal ini membuat Bahri merasa sangat tidak puas. Dia berjalan mendekat, lalu bertanya, “Kenapa? Kamu nggak senang karena harus menikah dengan putraku?”“Senang kok,” jawab Nadya dengan acuh tak acuh.“Kalau senang, cepat senyum!” perintah Bahri.Nadya pun memaksakan seulas senyum yang terlihat agak menyedihkan.Plak! Tak disangka, Bahri malah langsung menamparnya dan berseru, “Tampangmu saat tersenyum malah lebih jelek dari tampang menangis!”Begitu melihat situasi ini, semua orang langsung terdiam.
Baca selengkapnya
Bab 167
Di Daruna, memberikan hadiah lonceng memiliki arti mengantarkan kepergian orang yang sudah meninggal. Siapa yang begitu berani mengirimkan “hadiah” ini ke tempat ini?Bahri pun berseru dengan ekspresi suram, “Siapa? Cepat keluar!”“Aku, Yoga Kusuma. Aku sengaja datang untuk mengantarkan kepergian Panglima Bahri!” jawab Yoga dengan suara lantang. Kemudian, dia berjalan keluar dari belakang lonceng tembaga itu.“Ternyata kamu! Sebelumnya, aku sempat khawatir kamu nggak berani datang!” ujar Bahri sambil tersenyum sinis.Begitu melihat keadaan Nadya yang mengenaskan, hati Yoga langsung hancur. Apa yang sudah dialami Nadya?Yoga berjalan menghampiri Nadya, tetapi Nadya malah menggeleng pada Yoga dan mengisyaratkannya untuk pergi dengan ekspresi kesakitan. Bagaimanapun juga, ada 9 ahli bela diri tingkat epik master yang tersembunyi di tempat ini. Seberapa kuat pun Yoga, dia tidak mungkin mampu mengalahkan mereka sendirian.Andreas mengulurkan tangannya untuk menghentikan Yoga sambil berkata,
Baca selengkapnya
Bab 168
Semua orang tahu bahwa guru yang dimaksud Andreas adalah petarung tingkat epik master dari militer. Jika kesembilan petarung tingkat epik master itu menyerang Yoga secara bersamaan, Yoga juga seharusnya merasa terhormat meskipun harus mati. Namun, setelah menunggu sesaat, kesembilan petarung tingkat epik master itu masih belum menunjukkan diri.Ada apa ini? Andreas segera berlari ke lokasi persembunyian kesembilan petarung tingkat epik master itu untuk memeriksanya. Namun, kesembilan orang itu telah menghilang. Andreas pun memaki dalam hati, ‘Sialan! Mereka pasti sudah kabur!’Saat di militer, kesembilan orang itu memang kurang disiplin. Akan tetapi, peraturan militer sangat ketat dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Sekarang, mereka sudah dibawa keluar dari markas militer dan pasti memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri.‘Dasar sekelompok orang nggak tahu berterima kasih!’ maki Andreas dengan marah.Sebenarnya, kesembilan orang itu tidak melarikan diri.
Baca selengkapnya
Bab 169
Kenapa Raja Kegelapan mengatakan bahwa mereka tidak menyambut Raja Agoy yang Perkasa? Sialan! Pasti Raja Agoy yang Perkasa sudah melihat Yoga membuat onar di lokasi dan salah paham bahwa Bahri tidak menghormatinya sehingga langsung pergi.“Dasar anak durhaka! Beraninya kamu merusak hal baikku! Aku nggak akan mengampunimu!” maki Bahri. Di sisi lain, Andreas juga ikut menyumpahi Yoga.“Kamu pulang saja dulu dan carilah dokter negara untuk memeriksamu. Semoga yang dikatakan anak durhaka itu nggak benar,” ujar Bahri.Andreas juga merasa sangat gelisah dan buru-buru pergi mencari dokter negara untuk memeriksanya. Bagi seorang playboy sepertinya, dia lebih memilih untuk langsung mati daripada tidak bisa menggunakan alat vitalnya lagi.Berhubung Perusahaan Farmasi Avanti berada tepat di sebelah Perusahaan Lokita Samudra, Yoga langsung membawa Nadya pergi ke sana. Saat melihat Yoga menggendong Nadya, Karina awalnya merasa agak cemburu. Namun, begitu mengetahui bahwa Nadya terluka parah, selur
Baca selengkapnya
Bab 170
Johny, paman kedua Karina itu sedang duduk bersama Yanti dan Hendrik dengan tampang marah. Ambar sedang berada di tengah-tengah mereka dan terlihat seperti seorang anak kecil yang sudah berbuat kesalahan.Karina berjalan mendekat, lalu bertanya, “Paman Johny, Bibi Yanti, ada apa ini?”“Huh! Jangan panggil aku paman! Aku nggak punya keponakan sepertimu!” bentak Johny. Kemudian, dia bertanya, “Apa kamu yang menyebabkan Hendrik kehilangan pekerjaannya dan bahkan diboikot di industri ini?”“Benar,” jawab Karina sambil mengangguk.Johny pun menjadi semakin marah dan berseru, “Karina, kenapa kamu bisa melakukan tindakan yang begitu keterlaluan? Hendrik itu adik sepupumu loh! Kok kamu kejam banget? Apa hati nuranimu sudah hilang?”“Paman Johny, apa kamu nggak mau bertanya alasan aku melakukan hal ini?” tanya Karina.“Aku nggak peduli pada alasannya! Intinya, tindakanmu sangat kejam dan nggak seharusnya dilakukan!” seru Johny.Ambar buru-buru berlari ke sisi Karina dan bertanya, “Karina, ada a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
67
DMCA.com Protection Status