Share

Bab 170

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Johny, paman kedua Karina itu sedang duduk bersama Yanti dan Hendrik dengan tampang marah. Ambar sedang berada di tengah-tengah mereka dan terlihat seperti seorang anak kecil yang sudah berbuat kesalahan.

Karina berjalan mendekat, lalu bertanya, “Paman Johny, Bibi Yanti, ada apa ini?”

“Huh! Jangan panggil aku paman! Aku nggak punya keponakan sepertimu!” bentak Johny. Kemudian, dia bertanya, “Apa kamu yang menyebabkan Hendrik kehilangan pekerjaannya dan bahkan diboikot di industri ini?”

“Benar,” jawab Karina sambil mengangguk.

Johny pun menjadi semakin marah dan berseru, “Karina, kenapa kamu bisa melakukan tindakan yang begitu keterlaluan? Hendrik itu adik sepupumu loh! Kok kamu kejam banget? Apa hati nuranimu sudah hilang?”

“Paman Johny, apa kamu nggak mau bertanya alasan aku melakukan hal ini?” tanya Karina.

“Aku nggak peduli pada alasannya! Intinya, tindakanmu sangat kejam dan nggak seharusnya dilakukan!” seru Johny.

Ambar buru-buru berlari ke sisi Karina dan bertanya, “Karina, ada a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 171

    Karina pun tidak bisa berkata-kata. Dia tahu bahwa Johny memang selalu lebih menghargai laki-laki daripada perempuan. Hanya saja, dia tidak menyangka diskriminasinya sudah mencapai tingkat separah ini.Gatot masih berusaha berargumen, “Aku juga adalah laki-laki dan membutuhkan 10 miliar ini ....”“Diam! Kamu hanya tahu bermalas-malasan setiap harinya, sedangkan Hendrik jauh lebih berprestasi dari kamu. Jadi, jangan membanding-bandingkan dirimu dengan Hendrik!” tegur Johny “Ibu, coba katakan sesuatu!” seru Gatot dengan marah.“Pokoknya, kami cuma bisa kasih 2 miliar. Kalau kalian nggak terima, nggak usah banyak omong lagi,” ucap Ambar.Johny pun menggebrak meja sambil membentak, “Anak perempuan yang sudah menikah memang nggak berguna! Kalau kamu nggak serahkan 10 miliar itu, aku akan putus hubungan denganmu. Kelak, kamu nggak boleh balik ke rumah keluarga kita lagi. Kalau kamu berani datang, aku akan patahkan kakimu!”“Apa?” Begitu mendengar tentang putus hubungan dan tidak diperbolehk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 172

    Yanti langsung berkata, “Oh iya, aku lupa menghitung kerugian yang aku alami juga. Uang 10 miliar itu hanya cukup untuk membayar kerugian Keluarga Wanto. Tapi, kalian masih harus ganti rugi 200 miliar untuk aku.”Johny juga langsung tersadar dan berkata, “Kalian juga harus membayarku biaya sebagai penengah kalian. Lagian, kalau bukan berkat aku, kalian juga nggak akan menyadari ada tambahan 2 triliun yang tersimpan di dalam kartu ini. Ingat! Kalian nggak boleh memberiku kurang dari 200 miliar!”Dasar perampok! Karina tentu saja tidak akan memenuhi permintaan mereka. Dia berkata, “Sebelum menyelidiki dengan jelas dari mana datangnya uang ini, siapa pun nggak boleh menyentuhnya!”“Kalau kamu nggak kasih aku uangnya, aku akan langsung putus hubungan dengan kalian!” ancam Johny.Karina malas meladeni Johny dan langsung menelepon Yoga. Firasatnya mengatakan bahwa uang ini pasti berkaitan dengan Yoga. Begitu teleponnya tersambung, Karina bertanya, “Yoga, apa kamu lagi senggang? Bisa datang k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 173

    “Karina, ayo kita pergi!” seru Ambar sambil menarik Karina untuk meninggalkan tempat ini.“Berhenti! Kamu itu anak yang dibesarkan orang tua kita. Kamu kira aku akan membiarkanmu memutuskan hubungan dengan begitu saja?” teriak Johny. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah pisau dan menancapkannya ke meja sambil melanjutkan, “Kalau mau putus hubungan, potong sebelah tanganmu untuk dipersembahkan kepada Ayah dan Ibu!”Begitu melihat pisau itu, Karina sekeluarga langsung memucat. Demi uang, saudara kandung bahkan bersedia ribut sampai mengeluarkan pisau. Ternyata di hadapan uang, hubungan darah memang bukanlah apa-apa.Pada saat Karina sekeluarga merasa kewalahan, Yoga pun bertanya, “Kamu mau pakai cara preman seperti ini untuk menghadapiku?”“Benar! Asal kamu tahu, aku ini mantan anggota Geng Naga Hijau dan juga salah satu dari empat pelindung Naga Hijau. Biarpun sudah pensiun, aku masih bisa menyuruh puluhan orang untuk datang membantuku dengan mudah. Kalau kalian nggak memberikan uangnya, a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 174

    Apa? Johny berani memeras uang Yoga sebanyak 200 miliar? Yoga bahkan mampu menghabisi empat keluarga besar ibu kota dan hampir membunuh Kamal Lukita dari Kota Terlarang. Namun, pecundang seperti Johny malah berani menyinggung Yoga. Apa bedanya itu dengan menggali lubang kubur sendiri?Naga Hijau langsung berseru marah, “Johny, cepat kemari!”Johny berjalan mendekati Naga Hijau dengan gemetar, lalu berkata, “Bos, aku ....”Plak! Naga Hijau langsung menampar Johny dan memaki, “Beraninya kamu memeras Tuan Yoga! Kalau memang mau mati, langsung bilang saja!”Johny menutupi wajahnya dan buru-buru menjawab, “Bos, dengar dulu penjelasanku. Ini semua hanya salah paham ....”“Oke, jelaskanlah padaku. Kalau nggak bisa memberikan penjelasan yang baik, aku akan menghabisimu hari ini juga!” maki Naga Hijau.Johny buru-buru tersenyum menyanjung pada Yoga dan berkata, “Yoga, kenapa kamu nggak bilang kamu kenal sama Bos? Kalau kamu bilang dari tadi, aku pasti sudah mentraktirmu ....”“Diam!” Naga Hijau

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 175

    Sekarang, Yoga sudah semakin mandiri dan bahkan membuat Ambar terlihat hebat di hadapan keluarganya untuk yang pertama kalinya. Andaikan Yoga yang dulu juga sebaik Yoga saat ini, mungkin saja Ambar akan mencegah Karina bercerai dengan Yoga.Namun, Ambar juga tidak akan membiarkan Karina kembali bersama Yoga. Bagaimanapun juga, Yoga sudah diincar Bahri. Jadi, Yoga tidak akan mungkin bertahan lama setelah diincar oleh tokoh sehebat itu.Dalam perjalanan pulang, Yoga bertanya pada Naga Hijau, “Bagaimana kondisi tubuh kalian sekarang?”“Setelah pertarungan besar itu, kekuatanku merosot dengan pesat. Meskipun masih berada di tingkat grandmaster, kekuatan tempurku malah berjarak sangat jauh dari kekuatan seorang ahli bela diri tingkat grandmaster. Aku bahkan sering mengalami gejala jantung berdebar dan sesak napas. Kadang-kadang, hanya bekerja sedikit saja akan membuatku kelelahan seharian. Kondisi 1.000 orang yang ikut bertarung waktu itu juga kurang lebih sama denganku,” jawab Naga Hijau.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 176

    Yoga menunjuk ke sebuah kompleks di seberang rumah Yanto dan berkata, “Kalian pindah saja ke kompleks itu. Makin cepat, makin bagus.” “Oke, aku akan segera mengaturnya,” jawab Naga Hijau.Setelah menangani urusan dengan Naga Hijau, Yoga mengendarai mobilnya menuju ke pinggir kota dan berhenti di depan sebuah gang yang sempit dan terpencil. Gang sempit ini hanya bisa dilewati sebuah becak. Sebelum masuk ke gang itu, Yoga sudah mencium aroma alkohol yang menyengat.Ada tiga keluarga yang tinggal di gang ini. Rumah yang terletak di tengah adalah sebuah kedai miras kecil. Aroma alkohol yang menyengat itu berasal dari kedai ini. Yoga pun berjalan masuk ke kedai itu.Kedai ini sudah tua dan sangat bobrok. Di depan pintu, terletak 9 toples besar yang berisi berbagai macam miras seperti, arak putih, arak beras, dan sebagainya. Di samping toples-toples miras itu, terdapat sebuah keranjang yang dipenuhi dengan uang receh.Para tamu mengambil miras yang mereka inginkan sendiri, lalu membayar den

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 177

    Namun, orang tua Yoga tidak pernah menyalahkan Hagi dan malah menyemangati Yoga untuk lebih banyak berhubungan dengan Hagi. Saat terjadi ledakan besar di Kediaman Kusuma, Hagi beruntung bisa menyelamatkan nyawanya karena sedang pingsan di jalanan akibat mabuk. Setelah kejadian itu, Hagi pun memberikan dua buah buku kepada Yoga. Dia mengatakan bahwa buku-buku itu ditemukannya di reruntuhan Kediaman Kusuma. Berkat kedua buku itu, Yoga memiliki kekuatan tempur dan keterampilan medis sehebat saat ini. Tentu saja, Yoga menjadi begitu hebat bukan karena mempelajari buku-buku itu sendiri. Ada banyak bagian yang tidak dimengertinya, tetapi Hagi selalu bisa memberinya petunjuk.Hagi memiliki sebuah kebiasaan, yaitu suka membual setelah mabuk. Dia pernah mengatakan bahwa dirinya adalah pemimpin ke-30 Sekte Hagisana. Di bawah pimpinannya, Sekte Hagisana memiliki 300 murid di masa puncaknya dan kekuatan seluruh sekte juga merupakan yang terhebat di antara 36 sekte besar.Setelah itu, entah kenap

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 178

    Begitu keluar, Yoga melihat ada sebuah sosok di kejauhan yang sedang bergerak. Udara juga dipenuhi dengan bau darah. Api bumi paling takut terhadap darah. Ternyata, ada orang yang sengaja merusak api bumi. Reaksi pertama Yoga adalah, orang itu adalah utusan Bahri. Dia pun langsung murka dan mengejar sosok itu dengan kekuatan penuh.Pada saat yang sama, sosok itu juga sudah menyadari kemunculan Yoga dan berusaha sekuat tenaga untuk melarikan diri. Namun, dia tidak mungkin bisa menang dari Yoga yang mengerahkan kekuatan penuh.Tidak lama kemudian, Yoga sudah berhasil menyusul orang itu dan berseru, “Berhenti!”Orang itu sama sekali tidak menoleh dan lanjut melarikan diri. Namun, Yoga lanjut mengejarnya dan menarik baju hitam ketat yang dikenakannya.Srek! Baju orang itu langsung robek dan menunjukkan punggung yang mulus nan putih dan ... tank top. Ternyata orang itu adalah seorang wanita.Orang berpakaian hitam itu juga menjadi marah karena malu. Dia pun berhenti melarikan diri dan mulai

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1114

    "Kalian ... dengar ini dari mana?" tanya Luna. Dia langsung tertegun begitu mendengar rahasia yang disampaikan oleh Winola dan Sutrisno. Dia menatap kedua orang itu lekat-lekat dengan ekspresi penuh keterkejutan.Dalam hatinya, perasaannya sudah tak karuan. Rahasia yang dia dapatkan dengan susah payah, kenapa bisa sampai di telinga mereka? Apakah mereka mendengar ini dari Yoga juga? Namun, itu sepertinya tidak mungkin.Luna tersenyum canggung dengan ekspresi putus asa. Dia akhirnya membalas dengan ragu-ragu, "Sebenarnya aku sendiri juga nggak begitu tahu. Kalau nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, kalian bisa pergi sekarang."Sutrisno dan Winola saling memandang dan langsung menangkap keganjilan itu. Mereka makin yakin bahwa rahasia Pil Ketenangan Jiwa yang dikatakan Yoga pasti benar."Oke. Kalau begitu, kami permisi dulu," ujar Winola sambil tersenyum, lalu berbalik dan pergi. Tiba-tiba terdengar suara keras."Lapor!" Seorang bawahan masuk dengan wajah cemas, lalu memberi tahu, "Bar

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1113

    "Ya sudah, aku akan memberitahumu!" balas Yoga. Dia tanpa ragu-ragu langsung menyampaikan rahasia yang sama dengan suara yang sengaja diperkeras agar Winola juga mendengarnya."Apa ... ini benar?" tanya Winola sambil menatap Yoga. Dia terlihat sangat terkejut dan tidak percaya. Semudah itukah untuk mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa? Namun, Winola tetap merasa tidak yakin.Yoga melihat mereka dengan tatapan tajam, lalu memberi tahu, "Jangan bicara omong kosong lagi. Kalian berdua sudah tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa, jadi segeralah pergi dari sini. Inilah yang kukatakan pada Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin.""Percaya atau nggak, terserah kalian. Kalau nggak percaya, kalian bisa langsung pergi ke rumah Keluarga Husin atau Keluarga Kusuma untuk tanyakan pada mereka!" tegas Yoga.Winola dan Sutrisno saling bertatapan. Mereka merasa bingung, tetapi tidak punya pilihan lain selain pergi.Di sisi lain, Yoga terlihat sudah mulai marah. Kalau terus mendesak, mereka juga tidak yakin a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1112

    "Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik. Ini adalah terakhir kalinya aku menawarkan kesempatan padamu!" ucap Winola sambil menatap Yoga dengan dingin.Sorot matanya sangat tajam. Dalam hatinya, Winola sebenarnya merasa sangat muak. Dia enggan mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi mengetahui rahasia Yoga."Mau berapa kali pun tawaranmu, aku nggak peduli. Kalau nggak ada hal penting, segera pergi," usir Yoga dengan nada jengkel."Kamu tahu nggak? Sekarang, ada banyak orang mengincar rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin sudah tahu tentang rahasia itu!" ujar Winola dengan marah."Oh ... terus kenapa?" tanya Yoga yang mengangkat alis dan terlihat bingung.Keluarga Husin memang tahu rahasianya, tetapi sekarang Keluarga Kusuma juga tahu. Kemungkinan mereka sudah bersekongkol atau mungkin ada yang membocorkannya."Kenapa? Mereka adalah keluargamu, tapi terus-menerus memanfaatkanmu. Apa kamu nggak marah? Lebih baik kamu kasih tahu aku juga, biar aku bisa ikut bersaing m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1111

    "Sekarang, rahasianya sudah kuberi tahu. Sebaiknya kamu cepat pergi. Jangan ganggu kami lagi. Kami cuma mau hidup tenang," ujar Ayu sambil menyeka air mata. Raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan keputusasaan."Oke!" jawab Farel. Dia bangkit dan hendak pergi, tetapi malah tiba-tiba berhenti dan berbalik.Farel menatap Yoga sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri nggak mencari nadi naga dan kunci untuk menyatukan negeri?""Apa gunanya bagiku? Negeri ini sudah bersatu, makmur, dan kuat. Untuk apa aku mencari rahasia yang nggak lagi relevan?" balas Yoga dengan tenang."Hmph! Dasar sok suci!" maki Farel sebelum pergi.Setelah kembali, Farel tidak langsung memberi tahu Keluarga Kusuma, melainkan menuju rumah Keluarga Husin dan merencanakan cara untuk menemukan nadi naga.Kemudian, Farel memanggil kultivator-kultivator prajurit yang masih ada di sekitar dan memberitahukan rahasia itu kepada mereka.Informasi ini langsung menghebohkan Keluarga Husin. Mereka sege

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1110

    Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1109

    Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1107

    Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1106

    Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.

DMCA.com Protection Status