Andreas berkata, “Dia adalah tunanganku, Nadya Wibowo.”Setelah itu, semua tamu buru-buru melangkah maju untuk memberi selamat pada mereka.Di antara semua orang di lokasi, status Jafar dan Yuli adalah yang paling rendah. Dulu, mereka tidak berhenti menyanjung tokoh-tokoh hebat ini. Sekarang, malah tokoh-tokoh ini yang menyanjung mereka. Hal ini tentu saja membuat mereka merasa sangat gembira.Namun, Nadya malah tetap menunjukkan ekspresi dingin. Dia bahkan juga terlihat berlinang air mata. Hal ini membuat Bahri merasa sangat tidak puas. Dia berjalan mendekat, lalu bertanya, “Kenapa? Kamu nggak senang karena harus menikah dengan putraku?”“Senang kok,” jawab Nadya dengan acuh tak acuh.“Kalau senang, cepat senyum!” perintah Bahri.Nadya pun memaksakan seulas senyum yang terlihat agak menyedihkan.Plak! Tak disangka, Bahri malah langsung menamparnya dan berseru, “Tampangmu saat tersenyum malah lebih jelek dari tampang menangis!”Begitu melihat situasi ini, semua orang langsung terdiam.
Di Daruna, memberikan hadiah lonceng memiliki arti mengantarkan kepergian orang yang sudah meninggal. Siapa yang begitu berani mengirimkan “hadiah” ini ke tempat ini?Bahri pun berseru dengan ekspresi suram, “Siapa? Cepat keluar!”“Aku, Yoga Kusuma. Aku sengaja datang untuk mengantarkan kepergian Panglima Bahri!” jawab Yoga dengan suara lantang. Kemudian, dia berjalan keluar dari belakang lonceng tembaga itu.“Ternyata kamu! Sebelumnya, aku sempat khawatir kamu nggak berani datang!” ujar Bahri sambil tersenyum sinis.Begitu melihat keadaan Nadya yang mengenaskan, hati Yoga langsung hancur. Apa yang sudah dialami Nadya?Yoga berjalan menghampiri Nadya, tetapi Nadya malah menggeleng pada Yoga dan mengisyaratkannya untuk pergi dengan ekspresi kesakitan. Bagaimanapun juga, ada 9 ahli bela diri tingkat epik master yang tersembunyi di tempat ini. Seberapa kuat pun Yoga, dia tidak mungkin mampu mengalahkan mereka sendirian.Andreas mengulurkan tangannya untuk menghentikan Yoga sambil berkata,
Semua orang tahu bahwa guru yang dimaksud Andreas adalah petarung tingkat epik master dari militer. Jika kesembilan petarung tingkat epik master itu menyerang Yoga secara bersamaan, Yoga juga seharusnya merasa terhormat meskipun harus mati. Namun, setelah menunggu sesaat, kesembilan petarung tingkat epik master itu masih belum menunjukkan diri.Ada apa ini? Andreas segera berlari ke lokasi persembunyian kesembilan petarung tingkat epik master itu untuk memeriksanya. Namun, kesembilan orang itu telah menghilang. Andreas pun memaki dalam hati, ‘Sialan! Mereka pasti sudah kabur!’Saat di militer, kesembilan orang itu memang kurang disiplin. Akan tetapi, peraturan militer sangat ketat dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Sekarang, mereka sudah dibawa keluar dari markas militer dan pasti memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri.‘Dasar sekelompok orang nggak tahu berterima kasih!’ maki Andreas dengan marah.Sebenarnya, kesembilan orang itu tidak melarikan diri.
Kenapa Raja Kegelapan mengatakan bahwa mereka tidak menyambut Raja Agoy yang Perkasa? Sialan! Pasti Raja Agoy yang Perkasa sudah melihat Yoga membuat onar di lokasi dan salah paham bahwa Bahri tidak menghormatinya sehingga langsung pergi.“Dasar anak durhaka! Beraninya kamu merusak hal baikku! Aku nggak akan mengampunimu!” maki Bahri. Di sisi lain, Andreas juga ikut menyumpahi Yoga.“Kamu pulang saja dulu dan carilah dokter negara untuk memeriksamu. Semoga yang dikatakan anak durhaka itu nggak benar,” ujar Bahri.Andreas juga merasa sangat gelisah dan buru-buru pergi mencari dokter negara untuk memeriksanya. Bagi seorang playboy sepertinya, dia lebih memilih untuk langsung mati daripada tidak bisa menggunakan alat vitalnya lagi.Berhubung Perusahaan Farmasi Avanti berada tepat di sebelah Perusahaan Lokita Samudra, Yoga langsung membawa Nadya pergi ke sana. Saat melihat Yoga menggendong Nadya, Karina awalnya merasa agak cemburu. Namun, begitu mengetahui bahwa Nadya terluka parah, selur
Johny, paman kedua Karina itu sedang duduk bersama Yanti dan Hendrik dengan tampang marah. Ambar sedang berada di tengah-tengah mereka dan terlihat seperti seorang anak kecil yang sudah berbuat kesalahan.Karina berjalan mendekat, lalu bertanya, “Paman Johny, Bibi Yanti, ada apa ini?”“Huh! Jangan panggil aku paman! Aku nggak punya keponakan sepertimu!” bentak Johny. Kemudian, dia bertanya, “Apa kamu yang menyebabkan Hendrik kehilangan pekerjaannya dan bahkan diboikot di industri ini?”“Benar,” jawab Karina sambil mengangguk.Johny pun menjadi semakin marah dan berseru, “Karina, kenapa kamu bisa melakukan tindakan yang begitu keterlaluan? Hendrik itu adik sepupumu loh! Kok kamu kejam banget? Apa hati nuranimu sudah hilang?”“Paman Johny, apa kamu nggak mau bertanya alasan aku melakukan hal ini?” tanya Karina.“Aku nggak peduli pada alasannya! Intinya, tindakanmu sangat kejam dan nggak seharusnya dilakukan!” seru Johny.Ambar buru-buru berlari ke sisi Karina dan bertanya, “Karina, ada a
Karina pun tidak bisa berkata-kata. Dia tahu bahwa Johny memang selalu lebih menghargai laki-laki daripada perempuan. Hanya saja, dia tidak menyangka diskriminasinya sudah mencapai tingkat separah ini.Gatot masih berusaha berargumen, “Aku juga adalah laki-laki dan membutuhkan 10 miliar ini ....”“Diam! Kamu hanya tahu bermalas-malasan setiap harinya, sedangkan Hendrik jauh lebih berprestasi dari kamu. Jadi, jangan membanding-bandingkan dirimu dengan Hendrik!” tegur Johny “Ibu, coba katakan sesuatu!” seru Gatot dengan marah.“Pokoknya, kami cuma bisa kasih 2 miliar. Kalau kalian nggak terima, nggak usah banyak omong lagi,” ucap Ambar.Johny pun menggebrak meja sambil membentak, “Anak perempuan yang sudah menikah memang nggak berguna! Kalau kamu nggak serahkan 10 miliar itu, aku akan putus hubungan denganmu. Kelak, kamu nggak boleh balik ke rumah keluarga kita lagi. Kalau kamu berani datang, aku akan patahkan kakimu!”“Apa?” Begitu mendengar tentang putus hubungan dan tidak diperbolehk
Yanti langsung berkata, “Oh iya, aku lupa menghitung kerugian yang aku alami juga. Uang 10 miliar itu hanya cukup untuk membayar kerugian Keluarga Wanto. Tapi, kalian masih harus ganti rugi 200 miliar untuk aku.”Johny juga langsung tersadar dan berkata, “Kalian juga harus membayarku biaya sebagai penengah kalian. Lagian, kalau bukan berkat aku, kalian juga nggak akan menyadari ada tambahan 2 triliun yang tersimpan di dalam kartu ini. Ingat! Kalian nggak boleh memberiku kurang dari 200 miliar!”Dasar perampok! Karina tentu saja tidak akan memenuhi permintaan mereka. Dia berkata, “Sebelum menyelidiki dengan jelas dari mana datangnya uang ini, siapa pun nggak boleh menyentuhnya!”“Kalau kamu nggak kasih aku uangnya, aku akan langsung putus hubungan dengan kalian!” ancam Johny.Karina malas meladeni Johny dan langsung menelepon Yoga. Firasatnya mengatakan bahwa uang ini pasti berkaitan dengan Yoga. Begitu teleponnya tersambung, Karina bertanya, “Yoga, apa kamu lagi senggang? Bisa datang k
“Karina, ayo kita pergi!” seru Ambar sambil menarik Karina untuk meninggalkan tempat ini.“Berhenti! Kamu itu anak yang dibesarkan orang tua kita. Kamu kira aku akan membiarkanmu memutuskan hubungan dengan begitu saja?” teriak Johny. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah pisau dan menancapkannya ke meja sambil melanjutkan, “Kalau mau putus hubungan, potong sebelah tanganmu untuk dipersembahkan kepada Ayah dan Ibu!”Begitu melihat pisau itu, Karina sekeluarga langsung memucat. Demi uang, saudara kandung bahkan bersedia ribut sampai mengeluarkan pisau. Ternyata di hadapan uang, hubungan darah memang bukanlah apa-apa.Pada saat Karina sekeluarga merasa kewalahan, Yoga pun bertanya, “Kamu mau pakai cara preman seperti ini untuk menghadapiku?”“Benar! Asal kamu tahu, aku ini mantan anggota Geng Naga Hijau dan juga salah satu dari empat pelindung Naga Hijau. Biarpun sudah pensiun, aku masih bisa menyuruh puluhan orang untuk datang membantuku dengan mudah. Kalau kalian nggak memberikan uangnya, a