Semua Bab Hantaran Diminta Kembali: Bab 31 - Bab 40

95 Bab

Bab 31

Hantaran Diminta Kembali Mereka sudah berkumpul di ruang melingkari meja makan besar itu. Bapak dan Ibu juga berada di sana. "Ayo, kita ambil makanan sambil menunggu Rizal," ucap Bu Anggraini sambil meraih piringnya. Lila melirik ke arah pintu kamar yang masih tertutup. Apa suaminya itu memang sengaja menghindari makan dan nonton televisi bersama hanya karena ada adik iparnya, Aiza."Ayo, Mbak Lila, makan yang banyak!" kata Aiza sambil meletakkan nasi dan lauk di piring Aiza. "Cukup, terima kasih, Mbak!"sahut Lila sambil tersenyum. Diam-diam Lila mengamati Aiza. Wanita dengan pembawaan tenang dan supel itu. Ia santai saja mengambilkan makanan untuk semua orang. Ia memang cantik meski ada yang lebih cantik. Tapi wanita itu sangat menarik dan tentu, ia sangat baik. Lihat sikapnya sebagai menantu keluarga kaya tapi ia bisa begitu akrab dengan Bapak dan Ibu Lila yang hanya sebagai pembantu di rumah besar itu."Ayo, Rizal. Kita nunggu kamu, lo!"seru Bu Anggraini melihat Riz
Baca selengkapnya

Bab 32

Hantaran Diminta Kembali Lila dengan ragu memasuki kamarnya. Seketika ia termangu melihat kamar besar dengan ranjang besar dan jendela kamar yang lebar. Ada meja rias, dan sebuah sofa bed dan meja nakas kecil di sebelahnya. Sudah ada layar televisi dan sebuah kulkas kecil di kamar. Ada sebuah pintu lagi di kamar itu, terdengar suara gemericik air dari sana. Rupanya itu kamar mandi dan sepertinya Rizal sedang berada di sana.Lila segera mencari tas miliknya, ia tak menemukan tas miliknya yang dibawa masuk oleh Rizal tadi.Lila segera meletakkan paperbag dari Aiza di atas ranjang. Ia kini sibuk mengamati ruangan mencari tasnya. Lila membuka rak nakas itu. Kosong, tak ada barang di sana. "Sedang apa kamu?" tanya Rizal ketika melihat Lila sibuk membuka rak kayu itu. "Mas melihat tasku?" tanya Lila sambil berdiri, membalikkan badan menghadap Rizal. Pria itu masih berdiri di depan pintu kamar mandi, tubuhnya hanya terbungkus handuk berwarna putih itu. Rizal sepertinya hobi s
Baca selengkapnya

Bab 33

Hantaran Diminta Kembali"Mbak Lila, bukain pintu, ya!"seru seseorang membuat Lila lega.Wajah Lila seketika berubah, matanya berbinar dan ia segera berjalan cepat mendekati pintu depan. Lila mengintip dari celah kaca jendela. Zain dan Yuda sudah berdiri di sana. Lila seperti baru saja didatangi pahlawan penyelamat. Lila segera membuka pintu. Lila tersenyum mendapati sosok tinggi dan tampan itu. Zain sedang berdiri mengutak atik ponselnya. Adik iparnya itu laksana mentari yang melengkapi pagi hari cerah itu. Zain tampak begitu cemerlang. "Sadar Nona, ia adik iparmu!" bisik Yuda membuat Lila seketika menoleh dan menatap Yuda ketus. "Mbak belum siap?" tanya Zain heran, ia melihat kakak iparnya yang masih memakai baju rumah itu. "Tapi aku sudah mandi, kok," sahut Lila cepat. "Bajunya maksudnya, Non, kok pakai babydoll?" sela Yuda tanpa permisi. "Ini bukan babydoll, ini one set namanya, lagi tren," jelas Lila ketus. "Saya juga tahu!" sahut Yuda sambil mengangkat dagu. Lila bu
Baca selengkapnya

Bab 34

Hantaran Diminta Kembali "Bapak siapa?" Seru petugas itu marah. Rizal seenaknya masuk ruangan tertutup tanpa permisi dan langsung masuk dengan pongahnya.Lila menoleh, menatap dengan wajah terkejut, tiba-tiba ia merasa sedikit bersemangat. "Saya Rizal, suami ibu Lila," jawab Rizal dengan tenang. Zain menggelengkan kepala melihat tingkah kakaknya itu. "Saya juga memenuhi panggilan bapak penyidik sebagai saksi," lanjut Rizal seraya mengambil sebuah kursi dan duduk di samping Lila. Ia duduk dengan santai, sementara petugas tampak kesal melihatnya. "Tapi giliran anda nanti, di tempat terpisah, Pak," sergah petugas itu dengan tegas."Apa bedanya? Toh kami kami tetap akan ditanyai perihal yang sama," sahut Rizal seenaknya. Polisi itu diam, meski kesal ia tidak akan berdebat dengan pria seperti Rizal. Petugas itu tahu popularitas Rizal sebagai businesman di kota itu. Pekerjaan dan prestasinya, juga tangan dinginnya menangani berbagai bisnis sambilan yang ia jalankan. Rizal cukup berp
Baca selengkapnya

Bab 35

Hantaran Diminta Kembali Selvi menghempaskan tubuh di kursi itu. Matanya menatap kesal ke arah dua orang yang sedang berjalan bergandengan tangan itu. "Dasar lebay!" umpat Selvi sambil menatap Rizal marah.Ia tahu pria itu hanya ingin membuatnya cemburu dan sakit hati dengan menggandeng Lila. Selvi yakin, Rizal tidak mencintai wanita itu. Selvi tahu benar bagaimana tipe wanita idaman Rizal. Rizal menyukai wanita seperti dirinya. Wanita yang memiliki daya tarik luar biasa dan sanggup membuat pria takluk pada pesonanya. Sedangkan Lila? Apa yang dilihat Rizal dari gadis yang berpanampilan sok alim itu? Semua orang kini duduk mengelilingi meja besar itu. Selvi menatap Rizal yang berjalan bergandengan tangan dengan Lila. Ia menatap penuh kebencian pada Lila tapi ia tak bisa menaruh perasaan itu pada Rizal. Selvi memalingkan wajah saat pasangan Lila dan Rizal hendak duduk di depannya. Rizal melepas genggamannya dan menarik sebuah kursi untuk diduduki Lila Rizal eskpresif menu
Baca selengkapnya

Bab 36

Hantaran Diminta Kembali. Selvi berjalan tergopoh mendekati Rizal. Wanita yang memakai rok mini itu sedikit berlari menuju ke mobil Rizal. Selvi akan melupakan amarahnya dan mencoba lagi bicara dengan Rizal. Ia masih berharap bisa meluluhkan hati Rizal. Dengan cara apapun, termasuk merendahkan dirinya di hadapan Rizal. "Zal, aku mau bicara sesuatu yang penting!" Selvi bicara dengan cepat.Rizal urung membuka pintu mobil. "Aku minta waktu sebentar, please!" Ujar Selvi dengan mata memohon. Rizal mentap lekat wanita ituLila hanya memperhatikan tingkah wanita yang sedang mengatupkan tangan memohon pada mantan suaminya itu. Rizal menatap ragu kemudian ia menoleh pada Lila. "Bilang Yuda agar ia mengantarnu pulang, aku ada urusan dengan Selvi."Pamit Rizal pada Lila. Lila hanya mematung saja tanpa mengiyakan. Toh, jika Lila menolak, Rizal akan tetap pergi dengan Selvi. Selvi merasa ingin bersorak. Ternyata semudah itu merayu Rizal. Ia hanya perlu bicara dengan nada manja dan
Baca selengkapnya

Bab 37

Hantaran Diminta Kembali"Kok, melamun? Kamu dengar ucapanku, nggak?"hardik Rizal dengan suara keras. Lila tersentak dari lamunannya. "Iya, dengar," sahut Lila ragu. Ia tidak yakin Rizal bicara apa. Tapi Lila hafal pria itu memang hanya ingin mengganggunya dan selalu mencari-cari kesalahannya saja. "Aku siapkan makan malam," ucap Lila singkat, gadis itu membungkuk dan mengemasi barang belanjaannya yang tergeletak di meja. Ia memasukkan kembali barang-barang itu ke dalam kantung kreseknya. "Tidak usah masak, aku sedang ingin makan enak hari ini," sahut Rizal sambil menaikkan kedua kakinya di sofa. "Kamu ingin makan apa? Aku masakkan," tanya Lila tidak bersemangat. Rasa nyeri itu masih terasa di kepalanya. "Aku pesan makanan saja, aku tidak ingin selera makanku hilang karena masakanmu nanti tidak sesuai ekspektasiku," Sahut Rizal dengan nada dingin. Lila hanya diam. Ia malas berdebat karena ia merasa lelah. Lila beranjak menuju kamarnya. Lila memandangi ranjang yang rapi
Baca selengkapnya

Bab 38

Hantaran Diminta Kembali Rizal membuka pintu kamar. Ia mendekati Lila. "Ada dokter Hendra kemari!" Kata Rizal. Lila membuka matanya. Mengerjap beberapa kali karena terasa panas. Ia merubah posisi tidurnya. Rizal kembali menuju pintu kamar dan membuka lebar, mempersilahkan Dokter Hendra masuk. "Masuk!" Perintah Rizal pada dokter itu. Dokter Hendra memasuki kamar yang luas itu dan mengembangkan senyum lebar. Tatapannya segera tertuju pada ranjang. Ia sedikit heran melihat wanita yang duduk bersandar di ranjang itu. Ada seorang wanita yang duduk bersandar di ranjang besar dan mewah itu. Ia masih muda, Dokter itu mengira usia gadis itu lebih muda sekitar enam tahun di bawah Rizal. Ia tidak mengira istri baru temannya itu seperti gadis muda dengan penampilan yang sederhana. Hendra sangat mengenal Rizal dan Selvi. Wanita itu dan Selvi seperti begitu berbeda, bagai langit dan bumi"Selamat sore nyonya Rizal!" Sapa dokter itu ramah. Lila mengangguk sambil tersenyum. Ia mengi
Baca selengkapnya

Bab 39

Hantaran Diminta Kembali"Ada apa?" tanya Rizal menyerbu masuk. Ia mendengar suara benda yang pecah.Rizal melihat Lila berjongkok sambil memunguti pecahan gelas. "Aku mau minum, tapi gelasnya malah jatuh,"Sahut Lila sambil menekan dahinya. "Berdirilah, biar aku bersihkan," Rizal menggamit lengan Lila dan membantunya bangkit. Lila mendesis merasakan nyeri di kepala dan perutnya. "Tidurlah!"Rizal membantu Lila kembali berbaring dan segera menyelimutinya.Lila kembali meringkuk dalam selimut, tubuhnya kembali menggigil. Rizal menghela nafas dalam melihatnya. Rizal segera keluar kamar. Dengan tergesa Rizal menuju dapur. Mencari sesuatu yang tak ditemuinya di dapur itu membuatnya kesal. "Ada apa?" tanya Dokter Hendra mendekat. Yuda mengikuti di belakang. "Lila menjatuhkan gelasnya," sahut Rizal sambil menuang air ke dalam gelas. Ia kembali ke kamar dan membawa minuman untuk Lila. Pelan Rizal meletakkan gelas di meja nakas. Rizal duduk di sisi ranjang. "Kamu mau minum?" Riza
Baca selengkapnya

Bab 40

Hantaran Diminta Kembali Rizal melangkah keluar dari ruang direksi dengan langkah lebar. Tangannya membawa tas kerja dan beberapa map, sementara tangan yang lain tetap memegang ponsel yang masih melekat di telinganya. Beberapa map itu lolos dari pegangannya dan berjatuhan di lantai. Yuda mendekati Bosnya dan membantu mengemasi map dan kertas itu. Yuda membantu membawa map menuju ruang kerja Rizal. "Yud, bisa kirim asisten rumah tangga hari ini, nggak?" tanya Rizal masih fokus dengan ponselnya. "Bisa, Pak. Mereka sudah siap," Jawab Yuda lugas. "Bagus nanti antar mereka ke rumah sepulang kerja, ya!" ucap Rizal sambil mendorong pintu ruang kerjanya dengan siku. Karena di tangannya membawa tas dan ponsel yang masih menempel di antara pipi dan telinganya. Yuda mengekori langkah Rizal dan meletakkan tumpukan map di meja. "Lila kemana saja, sih?" Omel Rizal sambil menatap ponselnya. Rizal seketika menoleh. Jadi bosnya itu sedang sibuk menelpon istrinya. "Kenapa, Pak?" tany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status