Home / CEO / Hantaran Diminta Kembali / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Hantaran Diminta Kembali: Chapter 1 - Chapter 10

95 Chapters

Bab 1

"Saya ke sini hanya untuk menyampaikan pesan Dimas,"Ucap sang calon mertua itu seketika membuat Lila penasaran. Tak sabar Lila mendengar kabar dari calon suami yang sudah hampir dua minggu tak berkabar padanya. "Pesan apa, ya, Bu?"Tanya ibu dari Lila itu dengan mata berbinar saat mendengar nama calon mantunya disebut. "Begini, jadi tidak enak ngomongnya, tapi saya minta maaf sekali dan semua harap memaklumi, ya!" Ucap ibu Dimas dengan membingungkan. Lila dan ibu berpandangan. Tiba-tiba hatinya merasa gelisah tanpa sebab. "Begini, kami mau menyampaikan pesan anak kami, Dimas, ia ingin membatalkan lamaran pada Lila,"Ucap ibu Dimas dengan mantap.Lila terhenyak, sama halnya dengan ibu yang wajahnya seketika berubah tegang. Lila termangu, bayangan acara lamaran yang meriah karena semua saudara berkumpul. Mereka memuji ketampanan calon suaminya dan mereka kagum pada seserahan yang mewah dan ditata sangat cantik itu. "Wah, seserahannya mewah, lengkap dan bagus. Beruntung kamu puny
Read more

Bab 2

"Kenapa itu muka ditekuk, mending martabak manis, meski ditekuk masih ada rasanya, kalau yang ini, asem banget ngeliatnya,"tegur Yulia pada Lila yang hanya melamun sambil mengaduk makanannya. "Lupakan aja lelaki kayak gitu! dia nggak pantas buat kamu."Kata Yulia lagi sambil menatap sahabatnya itu. "Bagaimana bisa lupa? Pria itu sebentar lagi jadi suami adik sepupuku."sahut Lila sewot. "Ha! beneran?"Seru Yulia dengan mata dan bibir membulat tak percaya. "Masak aku bohong, sih?"sahut Lila menatap Yulia kesal. "Bagaimana bisa? Jangan-jangan, Dimas memutuskan pertunangan kalian karena ada sangkut pautnya dengan sepupumu!"Gumam Yulia sambil menatap Lila serius, seketika pikirannya terpengaruh dengan ucapan sahabatnya itu. "Entahlah, mungkin bukan jodoh." tepis Lila kemudian. "Ya kalau udah begitu kamu move on, dong. Tunjukkan kamu bisa dapat pengganti yang lebih baik dari Dimas."Ucap Yulia sambil tersenyum, berusaha menguatkan meski dia sendiri gemas luar biasa melihat sahaba
Read more

Bab 3

Lila berjalan menyusuri jalanan dengan wajah lesu. Ia menyipitkan mata saat sinar matahari itu seolah menembus kelopak matanya. Lila menghapus peluh yang menitik di dahinya. Ia merasa gerah, marah, lelah sekaligus kecewa. Ia mempercepat langkah ketika melewati rumah berlantai dua itu. Jika saja ada jalan lain menuju rumahnya selain melewati depan rumah itu, maka ia akan lebih memilih jalan itu. Dan sayangnya Lila harus melewati rumah besar milik keluarga Dimas itu. Lila terkejut ketika ada cipratan air yang mengenai celana dan sepatunya hingga basah.Lila segera menoleh ke rumah itu. Bu Mela tampak sedang menyirami tanaman koleksinya dengan selang air. Wanita itu tak menyapa atau minta maaf pada Lila karena telah membuat Lila terkena cipratan airnya. Dengan ragu Lila menganggukkan kepala sambil tersenyum. Tapi Bu Mela ternyata hanya melengoskan wajah, mengacuhkan Lila. Lila hanya bersikap sopan, setidaknya mereka pernah punya hubungan baik hingga terjadi pertunangan itu
Read more

Bab 4

Lila berusaha untuk memejamkan mata. Ia menguap beberapa kali tapi ia tak bisa memejamkan mata. Lila mendengkus kesal. Kepalanya makin pusing, apalagi suara dari sound system itu makin keras terdengar. Mereka meletakkan sound-sound ukuran besar itu di halaman rumah Lila. Bi Pur bahkan tidak ijin pada empunya rumah saat meletakkan empat buah sound besar itu di sana. Bagaimana bisingnya suasana rumah Lila saat itu. Pesta Pernikahan mewah di gedung saja tidak memakai sound besar yang berisik seperti itu. Lagu-lagu dangdut patah hati terdengar seperti konser sejak pagi, padahal pernikahan baru akan dilaksanakan keesokan harinya. Lila semakin geram saja melihat ulah keluarga Bibinya itu. Tapi bapak dan Ibu tidak pernah berusaha membalas atau memarahi keluarga Bi Pur. Mereka masih menghormati Bibi Purwati sebagai keluarga meski adik kandung ibu itu tidak pernah memperlakukan hal yang sama mereka. "Ayo, kamu ikut saja tidur di rumah Bu Anggraini!" Titah Ibu begitu menyibak pint
Read more

Bab 5

5. Hantaran Diminta Kembali"Zal, kamu bareng saja sama Lila berangkat kondangan,"Usul bu Anggraini ketika melihat putranya itu duduk di taman sambil menyesap teh pekat. Lila yang sedang menyiram tanaman itu seketika menoleh, gadis itu terkejut luar biasa. Ia tak menyangka Bu Anggraini malah menyuruh anaknya menemani Lila ke acara kondangan itu. Dada Lila rasanya sudah bergemuruh menahan kesal sekaligus malu. "Aku nggak bisa, Bu-" Suara pria itu terdengar sangat kesal."Jadi, selesai kondangan ke tempat pegawaimu, kalian langsung ke acara pernikahan sepupu Lila!" Potong Bu Anggraini cepat. "Kenapa harus aku, sih? Dia bisa berangkat sendiri, kan?"Balas Rizal kesal sambil menatap ibunya. Lila seketika meremas jari resah, malu luar biasa. Bu Anggraini keukeh merayu anaknya yang jelas menolak berangkat ke acara kondangan bersama Lila. Pergi ke acara kondangan saja dia tidak mau apalagi diajak ke pelaminan. Lila rasanya ingin menghilang saja saat itu karena malu yang luar biasa.
Read more

Bab 6

6. Hantaran Diminta Kembali Suasana riuh rendah dan sibuk terasa saat Lila memasuki tenda itu. Lila terkagum-kagum melihat dekorasi pesta yang mewah. Lampu gantung, kelambu satin dan aneka bunga artifisial ditata dengan apik menambah kemewahan dekorasi tenda pernikahan itu. "Wah, ini tamu agungnya baru saja datang," seru Bi Pur dengan nada sinis. Senyum lebar tersungging di bibir merahnya. Ia berjalan pelan karena terhambat oleh lilitan jarik prada dan kebaya pas badan yang membalut tubuh padatnya. "Ayo, Lila, kapan mau menyusul?" tanya Bi Pur berbasa-basi sambil tersenyum pada Lila. Senyum yang menjadi seringaian sinis saat wanita itu berpaling dari Lila. "Akad nikahnya sudah selesai, ya?" tanya Bapak sambil menghampiri Paman. "Belum, Kang," jawab Paman pelan. Pria itu tampak gugup."Mempelai lelaki masih berganti pakaian," lanjut paman sambil melirik ke pintu rumah. Bapak menatap ibu yang tampak mengamati ruangan pesta itu. "Pengantin prianya terlambat banget,"bisik i
Read more

Bab 7

Hantaran Diminta Kembali Lila melirik Bibi Purwati yang beranjak menjauh dengan langkah tergesa itu. Kakinya tidak bisa melangkah sempurna karena lilitan kain jarik yang terlalu sempit itu. Lila merasa heran kenapa bibinya berusaha membuatnya menjauh dari tempat pesta itu begitu Dimas keluar dari kamar pengantin dan menuju ke tempat pesta. Wanita itu bahkan selalu mengawasi gerak gerik Lila.Bi Pur dengan tergesa mendekatinya dan menyuruhnya melakukan berbagai pekerjaan. Pesta itu memang terkesan kurang persiapan. Minuman saja belum tertata rapi meski tamu sudah mulai berdatangan. Bahkan ada makanan yang belum selesai dimasak. Acara akad nikah juga mundur dari jadwal pernikahan. "Bu, gimana sih EO-nya kok tidak beres, ya?"tanya Lila ketika melihat ibunya datang membawa tumpukan piring itu. "Mereka itu tidak pakai jasa EO atau katering, mereka cuma mengandalkan bantuan tetangga kanan-kiri saja," ucap Paman Manto sambil membawa semangkuk besar soup merah dan menuangnya dal
Read more

Bab 8

Hantaran Diminta Kembali Rizal mengalihkan wajah jengah. Ia mengedarkan pandangannya. Kenapa orang harus ribut kalau ada seorang pria datang sendirian ke pesta pernikahan tanpa membawa pasangan. Apa hal itu tampak mengenaskan?Anggap saja Rizal memang terlalu sensitif."Itu dia, sebentar," seru Rizal ketika melihat seorang gadis memakai celemek dan membawa piring oval besar itu. Rizal segera meninggalkan keluarga Dimas yang merubung.Keluarga Dimas dan Sari seketika sibuk memperbaiki baju, letak sanggul dan juga mengintip rapinya riasan mereka dari kaca kecil yang selalu mereka bawa. Mereka harus tampil sempurna saat berfoto dengan Pak direktur tampan itu. "Salsa, rapikan riasanmu!" bisik Bi Pur pada putri bungsunya itu sambil menyerahkan cermin lipat itu. "Dimas! Apa direkturmu itu sudah menikah?" tanya Bi Pur pada menantunya itu. "Setahu saya belum, Bu," jawab Dimassambil menatap mertuanya yang sibuk membenahi riasan putrinya itu. "Sepertinya usianya sudah matang, ya!"u
Read more

Bab 9

Hantaran Diminta Kembali Lila melirik sekilas ke arah Rizal yang sedang fokus mengemudi. Hampir tiga puluh menit mereka di dalam mobil, tak ada obrolan apapun di antara mereka. "Orang aneh!"Maki Lila dalam hati. Ia tak akan mungkin mengatakan hal itu di depan Rizal. Bagaimana tidak aneh? Beberapa menit yang lalu pria itu membuat kejutan dengan bersikap manis saat di pelaminan Dimas dan Sari. Dan menit berikut, Rizal sudah bertingkah seolah Lila tidak ada di sampingnya saat ini.Yang terjadi di pesta pernikahan Dimas itu memang hanya sandiwara.Tampaknya mereka sukses membuat keluarga Sari dan Dimas tertampar melihat Lila malam itu. Apa yang Lila dapatkan? Tentu ia merasa tenang karena ada yang menemaninya saat itu. Seperti ada yang mendukungnya saat ia terlihat mengenaskan. Lila sudah hampir menangis karena kesal dengan perlakuan Bi Pur kepada keluarganya. Ia juga menebalkan telinga dengan gunjingan tetangga dan saudara mereka tentang mantan tunangan Lila yang kini tela
Read more

Bab 10

Hantaran Diminta Kembali Lila berjalan ragu-ragu mendekati lobby hotel. Seorang bellboy mendekati, membukakan pintu kaca itu. Pria berpakaian tapi itu bertanya pada Lila."Ada yang bisa dibantu?"Sapa Bellboy itu sopan. Sikap ramah itu malah membuat Lila sungkan."Ee, toiletnya sebelah mana, ya, Mas?" tanya Lila sambil tersenyum malu."Mbak jalan terus belok sebelah-""Kamu ngapain di sini?" tegur seseorang memotong ucapan pegawai hotel itu.Lila terkejut ketika mendengar suara berat bernada dingin itu. Gadis itu segera menoleh dan melihat Rizal sudah berdiri, menatap dengan pandangan tajam ke arahnya. "Terima kasih, ya Mas!" ucap Lila mengangguk ramah pada pegawai hotel itu sambil berjalan menuju toilet yang dimaksud. "Kamu mau kemana?"tanya Rizal menahan langkah Lila. "Saya mau ke toilet, Pak,"jawab Lila berjalan cepat menghindari Rizal. Ia sedikit takut melihat pria itu. Rizal memang melarangnya masuk hotel dan Lila kini justru berkeliaran di tempat itu. Dengan langka
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status