Sashi mendorong dada Nanda, membuat pagutan bibir mereka terlepas.“Tunggu, aku kehabisan napas,” ucap Sashi dengan wajah memerah, napasnya tersengal hingga wanita itu meraup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi stok udara di dada.Nanda memandang Sashi dengan tatapan penuh gairah, ciuman pertama mereka sungguh membuatnya menginginkan sesuatu yang lebih dari istrinya itu.“Sashi,” ucap Nanda dengan suara berat.“Hm ….” Sashi menatap Nanda yang sudah memandangnya.“Boleh aku melakukannya?” tanya Nanda. Dia sadar ini terlalu cepat, tapi terus menahan diri saat bersentuhan dengan wanita itu cukup membuatnya tersiksa.Sashi terkejut mendengar pertanyaan Nanda. Namun, meski menolak sekarang, dia tidak akan bisa menolak di lain waktu. Lagi pula, bukankah mereka pasangan sah secara agama dan hukum, perjanjian mereka pun kini sudah tak berlaku lagi.“Boleh,” jawab Sashi meski sedikit ragu karena takut.Nanda memulas senyum mendapat jawaban dari Sashi. Dia menekan tengkuk istrinya itu, lanta
Read more