“Sibuk tidak? Boleh aku masuk?”Suara ketukan pintu terdengar dengan suara yang sangat dikenali. Sashi menoleh ke pintu, dia melihat Nana yang berdiri di sana.“Nana, masuklah!” Sashi langsung mempersilakan.Nana memulas senyum, lantas berjalan masuk menghampiri Sashi.“Ada apa? Kamu merasa tak enak badan lagi? Kalau masih sakit, seharusnya ambil cuti,” ujar Sashi yang mencemaskan kondisi adik iparnya itu.“Sebenarnya masih agak pusing, juga ditambah rasanya mual saat mau makan,” jawab Nana.Sashi menatap iba melihat Nana yang tak seperti awal mereka kenal. Sebelumnya Nana begitu ceria, wajahnya cerah dan sangat segar, tapi akhir-akhir ini semenjak masalah yang terjadi di rumah, Nana jadi murung dan kurang sehat.“Coba berbaring, biar aku periksa,” kata Sashi sambil berdiri.Nana mengangguk, lantas berjalan ke ranjang yang tersedia.Sashi menarik tirai pembatas agar tidak terlihat dari luar. Dia kemudian mulai memeriksa adik iparnya itu.“Bagian mana yang kamu rasa sangat sakit?” tany
Baca selengkapnya