Semua Bab Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan : Bab 1 - Bab 10

253 Bab

Tragedi Pertemuan

Seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah tampan dengan hidung mancung sedang berdiri menatap sebuah lukisan. Aura dingin yang dipancarkan wajahnya, juga rahang tegas dan tatapan setajam elang itu semakin menunjukkan karismanya. Pria berkebangsaaan Indonesia itu berdiri di depan sebuah lukisan. Menatap lekat lukisan yang menggambarkan wanita yang memeluk anak laki-laki, terlihat jika wanita yang dilukis bukanlah dari kalangan kaya.Kananda Dayyan Mahendra terus memandang lukisan yang ada di hadapannya, seolah dia sedang mengenang sesuatu yang tak mampu diucapkan. Kananda membaca tulisan di lukisan itu.‘Kebahagiaan tidak selalu tentang, berapa banyak materi yang dimiliki, tapi tentang berapa banyak rasa syukur atas apa yang dimiliki.’~ SEA.“SEA.” Nanda menyebut lirih nama penulis yang ada di lukisan itu.“Pak Nanda.” Seorang pria memanggil nama pria itu.Nanda menoleh dan melihat asistennya sudah berdiri di sampingnya.“Utusan Tuan Amber sudah menunggu Anda untuk jamuan. Anda dihar
Baca selengkapnya

Awal Skandal

Darah menetes di atas salju yang menumpuk di trotoar. Nanda menatap pria yang mencoba menusuknya terlihat panik. Dia berhasil menghalau belati menembus perut dengan cara menggenggamnya, membuat benda silver itu menggores telapak tangan.Pria tadi panik, hingga akhirnya mereka semua kabur meninggalkan Sashi dan Nanda.Nanda membuang belati yang berlumuran darahnya. Dia memandang luka gores di telapak tangan yang baginya tidak terlalu dalam.“Tanganmu terluka. Ayo ke rumah sakit.” Sashi langsung menggandeng tangan kanan Nanda.“Tidak usah. Ini tidak dalam,” tolak Nanda membuat Sashi berhenti melangkah.“Lukamu dalam. Jelas itu perlu dua atau tiga jahitan. Jika tidak ditangani dengan tepat, bisa saja terjadi infeksi, lantas pembusukan, dan tanganmu bisa diamputasi.” Sashi malah menakut-nakuti Nanda agar mau diajak ke rumah sakit.Nanda menatap Sashi yang baginya sangat cerewet, belum lagi wanita itu fasih berbahasa indonesia, padahal dari segi wajah tampak wanita asing, membuat Nanda keh
Baca selengkapnya

Tidur Bersama?

“Siapa yang menghubungiku sepagi ini?”Sashi menutup kepala dengan bantal. Udara pagi itu sangat dingin, tapi ponselnya terus berdering tiada henti, membuat Sashi menggerutu karena malas bangun.Ponsel yang ada di nakas masih belum berhenti berdering, membuat Sashi akhirnya meraih benda pipih itu dan melihat siapa yang menghubungi.“Mommy!” Sashi panik karena yang menghubungi adalah orang tuanya.“Halo, Mommy.” Sashi menjawab dengan masih berbaring tengkurap.“Sashi, apa yang kamu lakukan?” Suara sang mommy terdengar panik dari seberang panggilan.“Aku bangun tidur, Mom. Memangnya sedang apa?” Sashi keheranan dengan pertanyaan sang mommy.Dia melihat ke layar ponsel dan melihat waktu baru menunjukkan pukul lima pagi.“Mom, kenapa tidak tidur? Di sana masih tengah malam, kan?” tanya Sashi kemudian dengan kelopak mata yang kembali menutup.“Sashi, kamu tidur dengan pria?”Pertanyaan sang mommy membuat Sashi langsung membuka kelopak mata lebar.“Pria apanya? Mommy jangan mengada-ada!” Sa
Baca selengkapnya

Perjanjian Nikah

Berita skandal tentang Sashi dan Nanda sudah menyebar di rumah sakit tempat Sashi bekerja. Dia sampai dipanggil kepala dokter untuk menanyakan kebenaran itu. Sashi tidak bisa mengelak, hingga memilih berbohong sama seperti dia membohongi kedua orang tuanya. Sashi kini duduk di ruang praktek. Dia bingung bagaimana caranya lepas dari masalah yang dibuatnya sendiri. “Apa setelah ini aku bilang saja kami putus?” Sashi sedang mencari solusi akan masalahnya. Dia tidak mungkin mencari Nanda, kemudian minta pria itu untuk menikahinya sesuai dengan permintaan sang ayah. Bisa-bisa dia dipermalukan pria itu karena memohon. Sashi mengembuskan napas kasar. Berbohong kalau putus pun akan membuat sang mommy semakin mencemaskan dirinya. Saat sedang berusaha mengabaikan masalah itu. Asisten perawatnya masuk dan langsung menghampiri Sashi. “Masih ada pasien?” tanya Sashi yang memang bekerja di poliklinik rumah sakit. Ini sudah jam dua siang, seharusnya jam prakteknya di poliklinik habis. “Bukan,
Baca selengkapnya

Sebatas Adik

[Sashi, ingat sore ini kita ke butik untuk memesan gaun pengantinmu.]Sashi membaca pesan dari sang Mommy. Dia sudah tidak bisa mengelak karena perjanjian nikah sudah ditandatangani antara dia dan Nanda.[Iya, Mom. Kita nanti ketemu di butik.]Sashi tidak bisa mematahkan keinginan sang mommy yang bersemangat menyiapkan pernikahannya. Kedua keluarga sepakat jika Nanda dan Sashi akan menikah sebulan lagi, sebagai bentuk pengelakan akan skandal yang beredar, membuktikan jika sebenarnya mereka sudah menjalin hubungan lama dan memang siap menikah.Saat Sashi baru saja meletakkan ponsel di meja, tiba-tiba saja pintu ruang prakteknya didorong keras, membuat Sashi dan asistennya terkejut.“Maaf, apa Anda sudah mendaftar untuk berobat?” tanya asisten Sashi.“Dia adik calon suamiku. Kamu keluarlah dulu, mungkin dia mau bicara denganku,” ujar Sashi ke perawat.Meski Clara masuk dengan cara tidak sopan, tapi Sashi bersikap tenang menghadapi bocah berumur 22 tahun itu.“Duduklah jika memang ada ya
Baca selengkapnya

Tidak Terlalu Penting

“Aku tidak ada urusan denganmu.” Nanda ingin mengakhiri panggilan dari orang yang tidak dikenalnya itu, tapi pria yang ada di seberang panggilan kembali bicara.“Tapi aku ada. Jangan menolak bertemu denganku, jika kamu ini seorang pria.”“Apa kamu pikir aku peduli. Kamu membuang waktuku.”Setelah mengatakan itu, Nanda mengakhiri panggilan itu secara sepihak. Dia tidak peduli pria itu mau mengatainya apa, yang jelas Nanda malas berhadapan dengan orang yang iseng.Nanda memilih segera pergi meninggalkan pelataran kampus menuju ke perusahaan.Sepanjang jalan menyetir, Nanda tiba-tiba memikirkan ucapan orang yang menghubunginya. Dia mendadak penasaran dengan apa yang ingin dibahas karena orang itu menyebut Sashi.Meski begitu, Nanda mengenyahkan pikiran yang berkeliaran di kepala, mengabaikan semua rasa penasaran karena baginya Sashi tidak terlalu penting, selain kerjasama di antara mereka.Saat baru saja akan sampai di perusahaan. Ponsel Nanda kembali berdering dan nama sang asisten terp
Baca selengkapnya

Beruntung dan Tidak Beruntung

[Ternyata tidak sepenting itu Sashi untukmu, sampai kamu tidak mau menemuiku untuk membahasnya.]Nanda baru saja keluar dari lift. Langkahnya terhenti saat membaca pesan dari nomor yang menghubunginya siang tadi. Nanda mengabaikan pesan itu, memilih kembali memasukkan ponsel ke saku jas.Dia tidak tahu, siapa yang menghubunginya dan dari mana orang itu tahu nomor ponsel pribadinya. Nanda pun mengabaikan sambil terus mengayunkan langkah, hingga dia kembali berhenti saat melihat siapa yang berdiri di depan lobi.“Bukankah dia adik angkat Sashi?” Nanda bertanya-tanya dalam hati saat melihat Bumi di sana.Nanda mengenal pemuda berumur 23 tahun yang memang diperkenalkan saat acara pertunangannya dengan Sashi.“Aku ingin bicara denganmu,” ucap Bumi sambil memandang Nanda.Nanda diam menatap Bumi, hingga menebak jika Bumilah yang menghubunginya.“Kamu yang menelponku?” tanya Nanda memastikan.“Terkejut?” Bumi terlihat tenang menghadapi Nanda.Nanda semakin tidak mengerti kenapa Bumi menghubu
Baca selengkapnya

Kawin Lari

“Kenapa kamu serakah?” Sashi sangat terkejut mendengar sang adik mengatainya serakah. Dia baru saja keluar dari kamar mandi, kemudian mendengar hujatan dari sang adik. “Kamu membahas apa, Runa? Apanya yang serakah?” tanya Sashi keheranan. “Tentu saja Bumi! Kamu akan menikah dengan pria kaya itu, tapi kenapa harus membelenggu Bumi juga!” amuk Aruna sambil menatap nyalang ke sang kakak. Sashi benar-benar tidak paham, dia menatap Aruna yang terlihat sangat emosi. “Runa, dengarkan aku. Kita duduk dan bicara dengan tenang, ya.” Sashi mencoba membujuk Aruna untuk bicara. “Jangan bicara manis kepadaku!” Aruna memukul vas yang ada di meja dekat dengan dirinya berdiri, membuat vas itu jatuh dan hancur berserakan di lantai. Sashi sangat terkejut dengan yang dilakukan Aruna, dia sampai mundur karena vas itu hampir menimpa kakinya. “Runa.” Sashi menatap nanar ke sang adik. “Kamu akan menikah dengan pria kaya, tapi masih memberi harapan ke Bumi. Apa kamu berniat bersuami dua?” Aruna semak
Baca selengkapnya

Hari Pernikahan

Hari pernikahan Sashi dan Nanda pun tiba. Pesta pernikahan keduanya diadakan di sebuah hotel bintang 5 milik orang tua Nanda.“Apa pengantinnya sudah selesai dirias?”“Ya, baru saja selesai.”Sashi mendengar perias yang baru saja minta izin keluar dari ruang ganti bicara dengan seseorang. Sashi memutar tubuh perlahan karena gaun yang menghalangi pergerakan langkahnya. Hingga dia melihat siapa yang baru saja bicara dengan perias.Sashi memandang Bumi yang baru saja menutup pintu. Dia terkejut karena pemuda itu di sana, bahkan kini Bumi sedang berjalan menghampiri Sashi.“Kamu benar-benar akan menikahi pria itu?” tanya Bumi yang berhenti melangkah tak jauh dari Sashi.Selama sebulan ini Sashi terus menghindari Bumi, bahkan pesan dan panggilan dari Bumi diabaikan wanita itu, membuat Bumi kalang-kabut kehilangan kedekatannya dengan Sashi.“Ya, tentu saja,” jawab Sashi yang terlihat sangat tenang bicara dengan Bumi.“Kamu yakin?” tanya Bumi lagi masih tidak percaya Sashi akan menikahi Nand
Baca selengkapnya

Ciuman Pengantin

Nanda menatap Sashi yang berhenti melangkah, hatinya diliputi kecemasan karena wanita itu terlihat ragu. Nanda melihat tamu yang hadir sudah saling bisik, mungkin mereka sudah mulai berspekulasi karena Sashi tidak melanjutkan langkah.“Awas saja kalau sampai kamu mengacaukan pernikahan ini.” Bibir Nanda bergerak mengucapkan kalimat itu, tapi tanpa suara hingga tak ada yang mendengar.Sashi memandang ke arah Nanda, melihat pria itu terlihat mulai panik, meski bersikap tenang.“Sashi, ada apa?” tanya Langit lagi karena putrinya tidak membalas pertanyaannya.Sashi menoleh, hingga kemudian tersenyum lebar. “Sepatuku menginjak gaun.”Itu hanya sebuah alasan untuk menutupi keraguan yang sempat muncul di hatinya.Langit merasa lega. Dia sempat berpikir putrinya berniat mengurungkan keinginan menikah dengan pria pilihan sendiri.Akhirnya Langit dan Sashi kembali melangkah, semua orang yang awalnya berpikir negatif pun membuang jauh pemikiran itu.Langit dan Sashi sampai di depan altar, dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status