“Kamu yakin itu Sella, Lin?” Langit mengulang pertanyaannya.“Aku sih lihatnya iya, tapi mending kamu pergi kesana pastikan. Jangan sampai kamu menyesal nantinya, Mas.”Meski masih ada di kota yang sama kalau memang belum ditakdirkan untuk berjumpa.Membayangkan putrinya hidup susah membuat Langit tak bisa tenang. Selama ini ia berpikir kalau Luna pasti akan hidup berkecukupan karena keluarga Sella orang berada.“Aku titip anak-anak bentar ya?”Alin mengangguk. “Tapi nanti kalau istrimu tanya, aku bilang apa, Mas?”“Bilang aja aku ada urusan. Jangan dulu bilang soal ini ya. Tania lagi sakit, jangan sampai dia banyak pikiran.”“Ya udah, cepet pergi sana.”Langit menyambar kunci mobil, melangkah lebar keluar dari rumah dengan tergesa-gesa.Alin bukan ingin ikut campur, ia hanya iba saja saat melihat Sella waktu itu. Tapi karena tidak benar-benar kenal, ia ragu untuk menegur. Lebih baik memang Langit yang mencari tahu karena lelaki itu yang lebih berhak. Bukan soal Sella tapi soal Luna y
Terakhir Diperbarui : 2024-04-02 Baca selengkapnya