Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 381 - Bab 390

750 Bab

Bab 381

"Pak, silakan anggur Anda."Setelah mengatakan itu, sang pramugari tiba-tiba menyadari Maya yang berdiri di sisi Rizki dan raut wajahnya berubah.Setelah meletakkan gelas anggur iru di depan Rizki, dia segera meminta maaf."Mohon maaf, Pak. Apakah anak ini mengganggumu? Aku akan segera membawanya pergi."Setelah mengatakan itu, sang pramugari tersenyum pada Maya lagi."Adik, maafkan Kakak tadi, ya. Kakak sudah melupakanmu. Bagaimana kalau sekarang kamu kembali ke kursimu dengan Kakak?"Maya meliriknya, lalu melihat ke arah Rizki.Rizki merapatkan bibirnya dan merasa agak enggan.Akan tetapi, anak kecil tetaplah anak kecil. Maya sama sekali tidak ragu. Setelah mendengar perkataan sang pramugari, Maya mengangguk dengan patuh. Kemudian dia berbalik dan melambaikan tangannya pada Rizki."Paman, senang bertemu denganmu hari ini. Maya pergi dulu, ya."Rizki mengangguk, suaranya terdengar rendah dan berat."Hm, Paman juga sangat senang bertemu denganmu."Meskipun dia enggan untuk berpisah, Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-12
Baca selengkapnya

Bab 382

Saat dia mendengar suara anak laki-laki itu, dia merasa bahwa suara tersebut mirip dengan suara Satya.Akan tetapi, anak itu menghilang terlalu cepat, sehingga dia mengira dirinya hanya berhalusinasi.Pertemuannya dengan Maya di pesawat membuat Rizki sadar bahwa ucapan terima kasih di toilet itu sama sekali bukan halusinasinya dan merupakan kejadian sungguhan.Jadi setelah memikirkannya, Rizki sangat ingin bertemu dengan kedua anak itu.Jika kedua anak itu berdiri di depannya dengan mengenakan baju yang mirip, mereka pasti akan terlihat seolah berjalan keluar dari dalam siaran langsung.Namun, Rizki sudah sangat lama menunggu dan sama sekali tidak ada tanda-tanda kemunculan mereka dari depan sana.Hingga akhirnya, Cahya pun datang untuk mencarinya."Pak Rizki? Kita harus turun dari pesawat."".... Orang-orang di belakang sudah turun semua?" tanya Rizki."Sudah." Cahya mengangguk. Dengan sungguh-sungguh dia berkata, "Semua orang sudah turun. Pak Rizki sudah duduk di sini lumayan lama."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-13
Baca selengkapnya

Bab 383

Ketika Alya dibangunkan, hanya tinggal rombongan mereka yang tersisa di pesawat.Setelah turun dari pesawat, dia merasa sangat malu. Dia menggosok keningnya dan berkata, "Kenapa kalian nggak bangunkanku dari tadi?"Dia bangun dan menemukan bahwa hanya dirinya dan yang tersisa di pesawat sementara semua orang menunggunya.Bahkan ketika dia pergi, dia masih bisa melihat sang pilot menyaksikannya turun.Alya tidak ingin lagi malu seperti ini untuk yang kedua kalinya."Aku lihat Nona Alya sedang nggak enak badan, jadi aku memutuskan untuk membiarkanmu tidur sebentar. Lagi pula, orang lain juga membutuhkan waktu untuk turun dari pesawat.""Benar, Mama. Mama sedang nggak enak badan," ulang Maya. Kemudian, Satya juga mengangguk setuju. Jelas bahwa kedua anak ini memihak Hasan.Jika tidak, mereka tidak akan dengan patuh menunggu bersama Hasan.Melihat penampilan mereka, Alya terus menggosok-gosok keningnya dan memutuskan untuk tidak membicarakan masalah ini lagi.Meskipun sangat memalukan, lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Baca selengkapnya

Bab 384

Cahya terdiam.Kalau tidak ya tidak, kenapa sampai harus menyerangnya seperti ini?Namun, meskipun dia merasa tidak adil, Cahya masih sangat penasaran."Kalau nggak ada pertemuan romantis, kenapa Pak Rizki terus berlama-lama di pesawat? Bahkan sekarang kita masih menunggu di pintu keluar."Akan tetapi pada akhirnya, meskipun dia telah banyak bicara, Rizki hanya melemparkan satu kalimat padanya, "Urus saja urusanmu sendiri."Baiklah, sepertinya tidak ada informasi yang dia dapatkan.Cahya pun hanya bisa menemani atasannya di kursi dan terus menunggu.Entah sudah berapa lama mereka menunggu, seseorang dari Perusahaan Darmawan tiba-tiba menerima sebuah telepon. Mungkin karena tidak ada pergerakan di sini, perusahaan pun menelepon untuk bertanya.Karyawan itu menjawab telepon dengan suara kecil. Setelah menutup telepon tersebut, dia dengan hati-hati menoleh dan melirik Rizki. Bibirnya bergerak seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia menahan dirinya.Pada akhirnya, mereka masih tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-15
Baca selengkapnya

Bab 385

"Apa maksudmu bahwa selain Hana, nggak ada wanita lain di mataku? Dari mana kamu mendengar perkataan itu?"Felix sejujurnya tidak tahu bagaimana kalimat itu masih dapat membuat Rizki marah.Untuk sesaat, dia tidak tahu apakah Rizki marah karena tidak setuju dengan pernyataan itu atau karena orang lain membicarakan Hana.Beberapa waktu kemudian, dia pun hanya bisa memilih kata-katanya dengan hati-hati."Itu hanya rumor, semuanya hanya candaan orang-orang. Jangan terlalu diambil hati.""Rumor?" Rizki menatapnya dengan dingin. "Karena hanya rumor, kenapa kamu membicarakannya di depanku? Apa ini? Pewaris Perusahaan Darmawan juga mewarisi sikap suka gosip dari orang-orang?"Di depan ucapan ini, Felix tidak berani berbicara sembarangan lagi dan hanya bisa cepat-cepat berlutut memohon maaf."Oh, Rizki. Aku sudah salah bicara. Seharusnya aku nggak menggosipkan urusanmu. Aku yang salah karena terlalu banyak bicara. Bagaimana aku bisa meredakan amarahmu?"Rizki tidak mengatakan apa-apa lagi, tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-16
Baca selengkapnya

Bab 386

Mendengar ini, Felix menyipitkan matanya."Apa maksudmu? Kamu menyuruhku untuk menggodanya?""Hehe, lagi pula kamu sekarang baru menjabat. Kalau kamu ingin mengembangkan talentamu, kamu harus memprioritaskan gambaran besarnya.""Pergi kamu, bisakah kamu berhenti memberikan ide yang buruk?""Aku serius, Pak Felix. Aku nggak bercanda. Nona Alya nggak hanya cantik, tapi juga sangat kompeten. Lebih banyak orang yang ingin mengejarnya daripada yang ingin merekrutnya."Felix hanya pernah mendengar namanya dan belum pernah bertemu dengan Alya secara langsung.Namun, dia tahu bahwa apa yang dikatakan asistennya tidak salah.Akan tetapi, memintanya untuk mengorbankan pesonanya adalah hal yang mustahil.Felix tidak akan pernah melakukan hal penuh risiko seperti itu hanya untuk satu wanita.Terikat dengan wanita atau hanya mencintai satu wanita, dia tidak berani memikirkan hal semacam itu."Pikirkan lagi caranya. Coba lagi dari temannya dan terus naikkan gajinya.""Baik, Pak Felix."...Perumahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-17
Baca selengkapnya

Bab 387

Setelah meninggalkan Rizki, Alya menemukan bahwa hari-harinya terasa jauh lebih bahagia daripada dulu.Dulu saat masih menikah, dia tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama teman-temannya.Namun, setelah bercerai, Lisa dan Citra sering datang menemuinya. Mereka bertiga hidup tanpa rasa khawatir, mereka persis seperti tiga anak kecil. Mengobrol bersama sambil memandang bintang, lalu saling membisikkan rahasia sambil berbaring di tempat tidur.Dia sering mendengar Lisa dan Citra berdiskusi di kanan kirinya, mengenai pria mana yang tampan.Hasan membantu mereka membawa koper-koper ke lantai atas.Rumah ini memiliki dua tingkat. Di lantai atas, terdapat sebuah balkon yang dipenuhi dengan bunga dan tanaman.Karena banyak bunga dan tanaman, rumah ini dilengkapi dengan kawat nyamuk di jendela. Di atas kusen jendela pun terdapat banyak bungkus obat anti serangga.Begitu memasuki rumah, Alya segera jatuh cinta dengan suasana di dalamnya.Tadinya dia masih khawatir bahwa setelah sampai di si
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-18
Baca selengkapnya

Bab 388

Setelah Hasan pergi, Lisa membawa Alya ke balkon lantai dua dan segera membuatkan seteko teh melati.Aroma melati yang kuat pun menyebar bersamaan dengan uap panas teh.Lisa dulu adalah seorang peminum, tetapi sekarang dia malah minum teh melati.Alya pun tak tahan untuk menggodanya, "Aku kira kamu akan mengeluarkan beberapa botol alkohol dan dengan meriah bersulang denganku di balkon."Mendengar ini, Lisa tertegun sejenak. Kemudian dia tersenyum dan berkata, "Alkohol? Apakah hal itu cocok untuk diminum dengan pemandangan seperti ini? Aroma maupun penampilannya akan merusak suasana. Kemudian yang paling penting, aku sudah berhenti minum alkohol. Mulai sekarang aku nggak akan minum-minum.""Oh, mau memperbaiki diri dan kesehatanmu, ya? Dulu, bukankah Lisa kita ini sangat jago minum?"Membicarakan hal ini Lisa pun merasa menderita. "Jangan bicarakan itu. Aku sekarang punya penyakit lambung, jadi dokter melarangku minum alkohol lagi. Aku takut mati. Selain itu, tiba-tiba aku merasa teh me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-19
Baca selengkapnya

Bab 389

Sambil berbicara, Lisa tersenyum dan mengeluarkan ponselnya.Alya tersenyum sabar dan mendekat."Oke, perlihatkan padaku dan ayo kita lihat apakah pria ini pantas untuk Lisa kita tersayang."Lisa pun membuka album fotonya. Dia cukup lama mencari foto tersebut, tetapi dia tidak menemukannya."Aneh, waktu itu aku jelas-jelas mengambil fotonya. Meskipun fotonya diambil dari jauh dan nggak begitu jelas, suasananya sangat luar biasa. Alya, aku berani bilang kalau dari aura yang dia pancarkan, dia pasti bukan orang biasa."Alya sudah menunggu cukup lama, tetapi Lisa masih belum menemukan fotonya."Aaa! Di mana fotoku? Foto pria idaman yang sudah susah payah kudapatkan itu, kenapa nggak ada?"Melihatnya panik, Alya segera menggenggam tangan Lisa. "Sudahlah, kalau kamu nggak bisa menemukannya maka lupakan saja. Saat kamu berhasil mendapatkan orang itu, kamu bisa memfotonya kapan saja, 'kan?"Mata Lisa seketika dipenuhi dengan kesedihan."Aku nggak tahu kapan aku bisa mendapatkannya. Fotoku itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-20
Baca selengkapnya

Bab 390

Mendengar perkataan Lisa, Satya mengangkat kepala kecilnya."Bibi Lisa?"Lisa yang tadinya masih mengganggu Alya untuk pergi keluar, dalam sekejap tertangkap oleh wajah Satya yang menggemaskan ketika anak itu mendongak. Lisa pun tak dapat menahan dirinya dan berubah menjadi seorang bibi yang aneh."Hehehe, sini Bibi Lisa cium."Alya tak bisa berkata-kata.Pada sore hari, ketika Alya sedang memasak, Lisa datang setelah mengganti baju. Dia berencana untuk membantu Alya di dapur.Saat melewati ruang tengah, dia pun melirik ke dalam.Dengan tidak sengaja, dia melihat Satya yang sedang duduk di depan meja kecil. Langkahnya pun seketika terhenti.Malam hampir tiba dan langit di luar jendela sudah mendekati senja. Cahaya sore menyinari wajah samping Satya yang indah dan tampan.Satya yang kecil duduk di sana dan sedang memeriksa tugas sekolahnya dengan serius. Di wajahnya yang masih tampak kekanak-kanakan, juga ada kedewasaan dan ketidakacuhan yang tidak cocok dengan usianya.Lisa berdiri di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
75
DMCA.com Protection Status